Anda di halaman 1dari 76

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN OVER

HEAD PASS PERMAINAN BOLA TANGAN PADA MAHASISWA


PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

SKRIPSI

OLEH

ALAMSYAH
A1F1 17 033

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN OVER
HEAD PASS PERMAINAN BOLA TANGAN PADA MAHASISWA
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi

OLEH

ALAMSYAH
A1F1 17 033

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN

iv
HALAMAN PERNYATAAN

v
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan power otot lengan
dengan kemampuan over head pass permainan bola tangan pada seluruh
mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang berjumlah 643
orang Selanjutnya yang telah memprogram mata kuliah bola tangan berjumlah
358 orang yang terdiri dari 274 putra 84 putri Teknik pengambilan sampel di
lakuakan dengan menggunakan teknik purposive sampling yakni berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 30 orang instrumen yang digunakan
untuk mengukur power otot lengan medicine ball throw sedangkan instrumen
yang di gunakan untuk mengukur kemampuan over head pass yaitu dengan tes
keterampilan passing 15 detik.Data power otot lengan diambil melalui tes
medicine ball throw sedangkan data kemampuan over head pass di ambil melalui
tes keterampilan passing over head pass teknik analisis yang di gunakan untuk
menganalisis hipotesis yang di ajukan adalah uji korelasi dengan menggunakan
SPSS versi 26.Hasil yang di peroleh dari pengujian hipotesis power otot lengan
dengan kemampuan over head pass permainan bola tangan dimana nilai korelasi
rxy= 0,575 nilai signifikan = 0, 001˂ 0,05 koefisien determinasi r² = 33 atau 33%.
power otot lengan berkontribusi terhadap kemampuan over head pass pada
permainan bola tangan. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa semakin baik power otot lengan maka akan semakin baik pula kemampuan
dalam melakukan over head pass permainan bola tangan pada mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Halu Oleo.

Kata Kunci : Power Otot Lengan Over Head Pass Bola Tangan.

vi
ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the relationship between arm muscle
power and the over head pass ability of handball in all 643 students of Physical
Education for Health and Recreation. Furthermore, 358 people who had
programmed handball courses consisted of 274 boys and 84 girls.The sample was
carried out using purposive sampling technique, namely based on predetermined
criteria, as many as 30 instruments were used to measure the muscle power of the
medicine ball throw arm, while the instrument used to measure the over head
pass ability was the 15 second passing skill test. Arm muscle power data was
taken through a medicine ball throw test, while data on the over head pass ability
were taken through a passing over head pass skill test.The analytical technique
used to analyze the proposed hypothesis was the correlation test using SPSS
version 26.The results obtained from testing the arm muscle power hypothesis
with the ability to over head pass handball where the correlation value rxy =
0.575 significant value = 0.001˂ 0.05, the coefficient of determination r² = 33 or
33%. Arm muscle power contributes to the ability to over head pass in handball
play. Based on the results of this analysis, it can be concluded that the better the
arm muscle power, the better the ability to over-head pass the handball game for
Health and Recreation Physical Education students, Halu Oleo University.

Keywords: Arm Muscle Power Over Head Pass Handball.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala limpahan
rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul, hubungan power otot lengan dengan kemampuan over head pass
permainan bola tangan pada Mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Universitas Halu Oleo dapat terselesaikan.
Skripsi ini sangatlah penting bagi mahasiswa khusunya di Universitas Halu
Oleo merupakan sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi pada Program
Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Halu Oleo, serta
merupakan suatu wadah dalam mengolah kemampuan diri membuat suatu karya
ilmiah melalui penelitian yang bersifat ilmiah.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan motivasi serta
petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih
kepada bapak Prof. Dr. H. Saifu. M. Kes. pembimbing utama, dan kepada/Ibu
Suhartiwi, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing kedua, yang telah memberikan
perbaikan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi dapat terselesaikan.
Ucapan terimakasih yang sama penulis menyampaikan kepada semua pihak
terutama kepada:
1. Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si.,M.Si.,M.Sc, selaku Rektor
Universitas Halu Oleo.
2. Dr. H Jamiludin, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Halu Oleo.
3. Bapak Dr. La Sawali, S.Pd, M.Kes selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi.
4. Drs Muhammad Rusli, M.Kes, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, yang selalu Memberikan motivasi.
5. Bapak dan Ibu Staf Pengajar dan Staf Tata Usaha Jurusan Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
6. Kedua orang tua saya yang tercinta, Bapak Aripin, dan ibunda Tina B.
yang banyak membantu saya dalam hal materi maupun moril, sehingga
anaknya dapat menyelesaikan studi.
7. Para mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang
merupakan subjek penelitian .
8. Seluruh mahasiswa/mahasiswi Program Studi Pendidikan Jasmani,
Kesehatan dan Rekreasi. Khususnya angkatan 2017.
9. Saudara dan saudari saya Sitti Aisyah S.Pd, Aliya Ramadani, Indri, Iren,
Samuel terimakasih atas dukungannya demi kelancaran perkuliahan, serta
ucapan terimakasih kepada seluruh keluarga yang banyak membantu
dalam penyelesaian studi.

viii
Akhirnya dengan rendah hati penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Olehnya itu
semua kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis sangat harapkan
demi kesempurnaan skripsi ini.

Kendari, Juni 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................. v
ABSTRAK............................................................................................................ vi
ABSTRAC............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
DAFTAR ISI........................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Power Otot Lengan................................................................... 5
B. Hakikat Kemampuan Passing Over Head Pass...................................... 11
C. Hakikat Permainan Bola Tangan............................................................ 14
D. Unsur Kemampuan Fisik yang Menunjang Kemampuan Passing Over
Head Pass pada Permainan Bola Tangan............................................... 20
E. Kerangka Berpikir................................................................................... 24
F. Hipotesis.................................................................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian.............................................................................. 26
B. Variabel Penelitian.................................................................................. 26
C. Definisi Operasional Variabel................................................................. 26
D. Populasi dan Sampel............................................................................... 27

x
E. Instrumen dan Alat Penelitian................................................................. 28
F. Teknik Pegumpulan Data..........................................................................29
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Deskripsi Variabel Penelitian.................................................................. 33
B Pembahasan............................................................................................. 38
C. Implikasi Penelitian terhadap Pembelajaran............................................ 39
BAB V Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan............................................................................................... 41
B. Saran......................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 42
LAMPIRAN....................................................................................................... 45
DOKUMENTASI PENELITIAN.................................................................... 51

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Otot lengan atas......................................................................... 8

Gambar 2.2 : Otot lengan bawah..................................................................... 9

Gambar 2.3 : Cara Melakukan Passing Over Head Pass................................ 14

Gambar 3.1 : Lapangan Permainan Bola Tangan ........................................... 17

Gambar 3.2 : Ukuran Bola Permainan Bola Tangan ....................................... 19

Gambar 3.3: Pelaksanaan Tes Power Otot Lengan......................................... 29

Gambar 4.1 Tes Kemampuan Over Head Pass................................................ 30

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Variabel Power Otot Lengan (X) dengan
Kemampuan Over Head Pass (Y)..................................................... 33

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Power Otot Lengan................................. 34

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Over Head Pass................. 35

Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Normalitas Data........................ 36

Tabel 4.5 Hasil Uji Linieritas ................................................................... 37

Tabel 4.6 Hubungan Power Otot Lengan (X) dengan Kemampuan Over Head

Pass pada Permainan Bola Tangan (Y) ........................................... 37

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran........................................ 1. Data Mentah Penelitian Power Otot Lengan


(X) dengan Kemampuan Over Head Pass (Y).....................................45

Lampiran 2. Data Hasil Penelitian Power Otot Lengan (X) dengan Kemampuan
Over Head Pass (Y)..............................................................................46

Lampiran 3. Data Uji T Score Power Otot Lengan (X) dengan Kemampuan Over
Head Pass (Y).......................................................................................47

Lampiran 4. Uji Normalitas Power Otot Lengan (X) dengan Kemampuan Over
Head Pass (Y).......................................................................................48

Lampiran 5. Uji Linieritas Power Otot Lengan (X) dengan Kemampuan Over
Head Pass (Y).......................................................................................49
Lampiran 6. Uji Hipotesis Power Otot Lengan (X) dengan Kemampuan Over
Head Pass (Y).......................................................................................50

xiv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui
aktivitas jasmani yang melibatkan fisik untuk meningkatkan kebugaran
jasmani,dan mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku
hidup sehat, aktif, sifat sportif, dan kecerdasan emosi. Pendidikan jasmani
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan pada umumnya
yang mempengaruhi potensi peserta didik dalam hal kognitif, efektif, dan
fsikomotor melalui aktifitas jasmani. Pendidikan jasmani membantu
meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan
penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas
jasmani serta keterampilan, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani, Pendidikan jasmani
tidak terfokus pada aspek motorik saja namun terdapat aspek kognitif
(pengetahuan) dan afektif (sikap).
Olahraga adalah suatu bentuk aktifitas fisik yang terencana dan
terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dengan tujuan
meningkatkan kebugaran jasmani. Olahraga saat ini sudah menjadi sebuah
gaya hidup bagi sebagian orang bahkan untuk sebagian orang yang lain
olahraga menjadi sebuah kebutuhan dalam hidupnya.
Olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional maupun meningkatkan
derajat kesehatan.
Di era zaman moderen sekarang manusia telah berhasil
mengembangkan berbagai macam-macam cabang olahraga contohnya adalah
cabang olahraga bola tangan dalam permainan cabang olahraga ini bisa di
sebut permainan

1
2

kombinasi antara permainan bola basket dan permainan sepak bola karena
teknik dasar pada saat bermain bola tangan lebih menyerupai teknik dasar
basket yakni terdiri dari passing dribbling dan shooting
Olahraga bola tangan merupakan salah satu olahraga yang sama halnya
dengan olahraga permainan sepak bola, dan bola basket dan lain sebagainya.
bola tangan adalah olahraga beregu dimana dua regu dengan masing masing 7
pemain (6 pemain dan 1 penjaga gawang) tujuan dari permainan ini yakni
berusaha memasukkan sebuah bola ke gawang lawan sebanyak banyaknya.
Menurut Mahendra (2000) bola tangan adalah olahraga permainan beregu
yang menggunakan bola sebagai alat yang di mainkan dengan menggunakan
satu tangan atau dua tangan. Bola tangan adalah salah satu cabang olahraga
yang sudah cukup lama di kenal oleh masyarakat Indonesia maka dalam
upaya peningkatan prestasi olahraga bola tangan perlu perlu terus di
laksanakan dengan pembinaan sedini mungkin melalui pencarian bibit yang
berbakat.
Olahraga permainan ini memiliki beberapa teknik dasar yakni teknik
dribble shooting dan passing. yang harus di kuasai pada saat bermain bola
tangan. Gerak dasar passing atau operan merupakan suatu keterampilan
memberikan bola kepada kawan dalam permainan bola tangan. Dimana
tujuan passing adalah untuk memberikan umpan kepada kawan yang
kemudian di lakukan shooting. Passing merupakan salah satu teknik dasar
untuk mengawali permainan bola tangan. Usaha untuk mencapai prestasi
yang di inginkan dalam kemampuan passing tentunya tidak terlepas dari
beberapa faktor pendukung yang berpengaruh terhadap hasil passing fisik dan
teknik menjadi faktor yang dibutuhkan untuk memaksimalkan kemampuan
passing harus dibekali dengan kemampuan passing yang baik, pengetahuan
akan fisik dan teknik yang menunjang dalam kemampuan passing sangat
diperlukan. Selain teknik seorang atlet bola tangan dituntut untuk memiliki
kondisi fisik yang baik pula. Passing tersebut membutuhkan kemampuan.
kecepatan, kekuatan otot lengan, daya ledak, kelentukan, ketepatan dan
koordinasi.
3

Maka dengan adanya komponen kondisi fisik power otot lengan sangat
berpengaruh terhadap over head pass yang di lakukan secepat-cepatnya dan
akurat agar tidak bisa di jangkau oleh tim lawan. Hal ini di kemukakan oleh
Sukadiyanto (2005) power adalah hasil kali antara kekuatan dan kecepatan.
Artinya bahwa latihan kekuatan dan kecepatan sudah di latih terlebih dahulu.
Walaupun dalam setiap latihan kekuatan dan kecepatan sudah ada unsur
latihan power. Dari permasalah ini perlu di atasi dengan mengupayakan
sebuah latihan power otot lengan yang dapat di maksimalkan sehingga hasil
over head pass juga lebih baik.
Berdasarkan pengamatan dilapangan oleh penulis, dalam melakukan over
head pass pada permainan bola tangan sejauh mana keterkaitan dengan
kemampuan power otot lengan perlu pembuktian secara ilmiah untuk
memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka penulis menetapkan seluruh
mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi sebagai objek
penelitian penetapan objek penelitian tersebut atas dasar pertimbangan
bahwa memiliki keterampilan dalam melakukan over head pass permainan
bola tangan serta telah memprogram mata kuliah bola tangan.
Berdasarkan pada uraian-uraian yang di kemukakan di atas maka penulis
mencoba merumuskan judul penelitian yaitu, hubungan power otot lengan
dengan kemampuan over head pass permainan bola tangan pada mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengemukakan
permasalahan yaitu apakah ada hubungan power otot lengan dengan
kemampuan over head pass permainan bola tangan pada mahasiswa Jurusan
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah di uraikan,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan
4

power otot lengan dengan kemampuan over head pass dalam permainan bola
tangan pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
D. Manfaat Penelitian
Dengan di adakannya penelitian ini maka di harapkan memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis yaitu sebagai tambahan referensi dan wawasan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi.
2. Manfaat Praktis Sebagai bahan informasi bagi peneliti yang relevan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


5

A. Landasan Teori

a. Pengertian Power Power

1. Hakikat Power Otot Lengan

merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang dibutuhkan hampir pada setiap
cabang olahraga, karena dengan memiliki power yang bagus maka seseorang
akan lebih mudah dalam penguasaan teknik dasar suatu cabang olahraga.
Powermerupakan produk dari kekuataan dan kecepatan.

Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam


waktu yang singkat (Harsono, 2001:24). Dari penjelasan di atas dapat kita
jelaskan kalau 2 orang individu masing-masing dapat mengangkat beban yang
beratnya 50 kg, akan tetapi yang seseorang dapat mengangkatnya lebih cepat
dari pada yang lain, maka orang itu dikatakan mempunyai power yang lebih
baik daripada orang yang menangkatnya lebih lambat.

Daya ledak merupakan terjemahan dari kata explosive power atau power
(bahasa Inggris) dan schnelkraft (bahasa Jerman) power berarti kemampuan
untuk meraih kekuatan setinggi mungkin dalam waktu yang tersingkat
(Rothing, 1983:312 dalam buku Syafruddin, 2013:74). Power sebagai produk
dari dua kemampuan yaitu kekuatan (strenght) dan kecepatan (speed) untuk
melakukan force maksimum dalam waktu yang sangat cepat.Power atau
sering pula disebut daya explosive adalah suatu kemampuan gerak yang
sangat penting

untuk menunjang setiap 8 aktifitas pada setiap cabang olahraga (Widiastuti,


2011:100). Kemampuan power/daya explosive ini akan menetukan hasil
gerak yang baik. Suatu contoh, jika seseorang memiliki daya explosive yang
baik akan menghasilkan tendangan yang keras, chest pass yang cepat, atau
seseorang pelari cepat akan menghasilkan lari yang lebih cepat jika memiliki
daya explosive yang lebih baik. Daya explosive memiliki dua komponen
yaitu kekuatan dan kecepatan, maka power/dayaexplosive dapat manipulasi
6

atau ditingkatkan dengan melalui meningkatkan kekuatan otot tanpa


mengbaikan kecepatan. Atau sebaliknya meningkatkan kecepatan tanpa
mengabaikan kekuatan, cara pendekatan seperti ini biasanya dengan
memanipulasi atau dengan melatih keduanya secara bersamaan sehingga
menghasilkan daya explosive yang baik. Power/daya explosive merupakan
suatu rangkayan kerja beberapa unsur gerak otot dan menghasilkan daya
ledak jika dua kekuatan tersebut bekerja secara bersamaan, power/daya
explosive memiliki banyak kegunaan pada suatu aktivitas seperti pada berlari,
melempar, memukul atau menendang. Gerak dari objek tersebut akan tercapai
dengan sempurna jika seorang tersebut menerapkan kekuatan secara
maksimal dengan satuan waktu yang singkat-singkatnya(Widiastuti,
2011:100). Dari penjabaran tersebut maka jelaslah bahwa power memiliki
banyak kegunaan dalam olahraga-olahraga tertentu. Batasan-batasan yang
baku dikemukakan oleh Hatfield, dalam Ismaryati, (2006:59) yaitu power
merupakan perkalian antara gaya (force) dan jarak (distance) dibagi dengan
waktu (time) atau dapat juga power nyatakan sebagai kerja dibagi waktu
kirkendal, dalam Ismaryati (2006: 59). Dengan demikian tes yang bertujuan
untuk mengukur power seharusnya melibatkan komponen gaya, jarak, dan
waktu. Dengan demikian sebelum ukur mengukurpower seseorang, maka
perlu dierhatikan terlebih dahulu bentuk tes yang kita gunakan. Adakalanya
tes yang digunakan tersebut tidak cocok dingunakan untuk mengukur power,
namun banyak digunakan untuk mengukur power, Tentu hal itu akan salah
hasilnya. Maka perlu ketelitian bagi seorang dalam memilih tes dalam
mengukur power seorang atlit. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, power
dapat diartikan sebagai kekuatan dan kecepatan yang dilakukan secara
bersama-sama dalam melakukan suatu gerak.Oleh sebab itu, urutan latihan
power diberikan setelah atlet dilatih unsur kekuatan dan kecepatan.Tetapi
pada dasarnya setiap bentuk dari latihan kekuatan dan kecepatan kedua-
duanya selalu melibatkan unsur power. Antara latihan speed dan power saling
mempengaruhi. Wujud gerak dari power adalah selalu bersifat
eksplosif.Latihan power dapat meningkatkan fisik karena melibatkan gerakan
7

dengan kecepatan tinggi dan dapat meningkat jika diberikan di awal latihan
sehingga menciptakan kondisi yang lebih baik dengan fungsi refleks yang
kuat. b. Macam-Macam Power Salah satu metode latihan power adalah
dengan metode plyometrics. Prinsip metode latihan plyometrics adalah otot
selalu berkontraksi baik saat memanjang (eccentric) maupun saat memendek
(concentric) secara eksplosif. Adapun latihan plyometrics dikelompokkan
menjadi 2 jenis antara lain sebagai berikut (Mylsidayu, 2015:137). 1. Latihan
dengan intensitas rendah (low impact) Latihan dengan intensitas rendah (low
impact) antara lain meliputi : (1) skipping, (2) pope jumps (lompat tali), (3)
lompat (jumps) rendah dan langkah pendek, (4) loncat-loncat (hops) dan
lompat-lompat, (5) melompat di atas bangku atau tali setinggi 25-35 cm, (6)
melempar ball medicine 1-3 kg, dan (7) melempar bola yang ringan. 2.
Latihan dengan intesitas tinggi (high impact) Latihan dengan intesitas tinggi
(high impact) antara lain meliputi : (1) lompat jauh tanpa awalan (standing
broad long jump), (2) tripple jumps (lompat tiga kali), (3) lompat (jumps)
tinggi dan langkah panjang, (4) loncat-loncat dan lompat-lompat, (5)
melompat di atas bangku dan tali setinggi di atas 35 cm, (6) melempar ball
medicine 5-6 kg, (7) drop jumps dan reactive jumps, dan (8) melempar benda
yang relatif berat. Untuk itu, berbagai macam latihan tersebut baik yang
intensitas rendah maupun intensitas tinggi dapat dilaksanakan diberbagai
tempat, tergantung jenis cabang olahraganya. Namun, latihan power
seringkali dilakukan di tempat yang datar, lapangan berumput atau berpasir
agar empuk untuk pendaratannya. c. Metode Latihan Power Metode latihan
power sebenarnya hampir sama dengan latihan kekuatan tetapi yang
membedakan adalah irama geraknya. Untuk latihan kekuatan iramanya
lambat, sedangkan power iramanya cepat mendadak (eksplosif) yang artinya
membutuhkan kekuatan dan kecepatan pada saat pelaksanaan latihannya.
Metode melatih powerdapat dengan cara pembebanan luar maupun hanya
dengan berat badan sendiri. Metode dengan penambahan beban luar bisa
menggunakan metode sirkuit, sedangkan metode latihan yang hanya
menggunakan berat badan sendiri bisa menggunakan metode latihan
8

plyometrics. Berikut ini beberapa contoh macam-macam latihan power


dengan menggunakan metode latihan plyometrics (Mylsidayu, 2015:138). 1.
Hexagon 2. Berjalan dengan kedua tangan 3. Lompat Katak 4. Side to side :
one legged or two legged 5. Angle hop : one lengged or two lengged 6. Squat
jump 7. Latihan dengan loncat membusur 8. Max vertical jump : one legged
or two legged 9. Lungging drills 10. Skipping drills 11. Saling menggendong
12. Melompat dengan satu kaki
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakekat Power Otot Lengan


1. Definisi Power
Power merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan
kondisi fisik seseorang secara keseluruhan. Latihan yang teratur dan terukur
dapat menghasilkan perubahan- perubahan struktur otot yang bermuara akan
bertambahnya kemampuan kontraksi otot. Menurut Sajoto (1988), bahwa
daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan
maksimum, dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-
pendeknya. Sedangkan Bompa (1994), mengatakan bahwa daya ledak adalah
kemampuan seseorang dalam menggunakan kekuatan tenaga secara eksplosif.
Meningkatkan power maka seseorang tidak cukup berlatih hanya
kekuatan otot saja tetapi harus dilatih pula kecepatan geraknya, Karena
keduanya merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan, dalam rumus
Power = F × T, dimana Force adalah tenaga/kekuatan, T adalah time (waktu).
Power otot lengan adalah komponen kondisi fisik yang didalamnya
terdapat dua usur yaitu kekuatan otot lengan dan kecepatan lengan. Otot
lengan juga berperan dalam anggota gerak atas yang terdiri seluruhlengan
sampai ujung jari tangan. Power otot lengan merupakan kemampuan otot
atlet untuk mengatasi tahan beban dalam kekuatan dan kecepatan maksimal
dalam satu gerak utuh, Sudjarwo (1993)
10

Power otot lengan yang maksimum yang dapata di pergunakan dengan


satu kontraksi maksimal ketahan mengacu kepada kontraksi maksimal yang
ditamplkan selama periode tertentu, power otot lengan sngat penting dalam
menigkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Sebagaimana yang di
kemukakan Sukadiyanto (2001) menerangkan bahwa power otot lengan
adalah kekuatan yang sangat penting dalam meningkatkan kondisi fisik secara
keseluruhan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa
power otot lengan adalah keampuan5 sekelompok otot pada lengan untuk
menggerakan kekutan maksimal dalam waktu yang sangat cepat dan
maksimal.
Dalam permainan bola tangan, membutuhkan gerakan-gerakan yang
lebih mudah misalnya, saat mengoper bola. Agar bola dapat di passing
dengan baik, maka di butuhkan power yang bagus, sehingga dapat
memudahkan teman untuk menangkap bola yang di umpankan. Power
dibutuhkan oleh anggota tubuh bagian atas pemaian bola tangan terutama
dalam melakukan umpan dari atas kepala (over head pass) Untuk dapat
melakukan gerakan passing over head pass dengan hasil yang baik maka
kekutan power otot lengan harus bagus.
2. Pengertian Power Otot Lengan
Power otot lengan adalah komponen kondisis fisik yang didalamnya terdapat
dua unsur pokok yaitu kekuatan otot lengan dan kecepatan lengan. Otot
lengan juga berperan penting dalam anggota gerak atas yang terdiri dari
seluruh lengan, mulai dari pangkal lengan sampai ujung jari tangan.Power
otot lengan merupakan kemampuan otot atlet untuk mengatasi tahan beban
dengan kekuatan dan kecepatan maksiamal dalam satu gerakan utuh,
Sudjarwo (1993).
Power otot lengan yang maksimum yang dapat dipergunakan dalam
satu kontraksi maksimal, ketahanan mengacu pada kontraksi maksimal yang
ditampilkan selama priode tertentu, power otot lengan mencerminkan
kemampuan seseorang dalam menghasilkan gerak secarah cepat. Dengan
11

demikian power otot lengan sangat penting dalam meningkatkan kondisi fisik
Secarah keseluruhan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukdianto (2001)
menerangkan bahwa power otot lengan adalah kekuatan yang sangat penting
dalam meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.
Power otot lengan adalah suatu kondisi fisik yang yang dominanyang
di perlukan dalam permaianan bola tangan. Kebanyakan keterampilan
bermain bola tangan bergantung pada kualitas fisik yang satu ini dalam hal
ini bahwa permainan bola tangan harus menggerakan tubuhnya atau bagian
tubuhnya secara cepat, sehingga memerlukan kekuatan dan kecepatan secara
stimulus. Mahendra (1999).
3. Komponen Otot Lengan
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat
berkontraksi. Otot kerangka biasanya di kaitkan pada dua tempat tertentu,
tempat terkuat di sebut origo (asal) dan yang lebih dapat bergerak di sebut
insiro. Origo di anggap sebagai tempat dari mana otot timbul, dan insiro
adalah tempat ke arah mana otot berjalan.
Sendi merupakan pertemuan antara dua tulang, tetapi tidak semua pertemuan
tersebut memungkinkan terjadi pergerakan Menurut Evelyn C. Pearce (1983)
“ sendi atau artikulasio adalah astilah yang di gunakan untuk menujukan
pertemuan pertemuan antara dua atau beberapa tulang kerangka” Sendi di
kategorikan menjadi tiga kelompok yaitu: (a) sendi fibrosa atau sendi mati
fixed (b) sendi kartilaginosa atau sendi bergerak sedikit dan (c) sendi
sinavoal atau sendi yang bergerak bebas. Kemudian Roger Watson dalam
wartono (2010) menegaskan bahwa pada lengan termaksut sendi ekstremitas
atas yang terdiri dari yaitu :
a. Sendi sternolaficularis dibentuk oleh ujung sternal calviculamanu brium
sterni dan tulang rawan iga bakar. Gerakan sendi ini meluncur pada
calvicula.
b. Sendi acromiociavicularis terletak di antara ujung acromial clavicula dan
acromiom scapula dan biasanya berhubungan dengan gerakan bahu.
12

c. Sendi bahu adalah sendi bola dan mangkuk dan merupakan sendi paling
bebas gerakannya pada tubuh manusia
d. Sendi siku adalah kombinasi sendi pelana ( antara humerus dengan radius
dan ulna ) dan sendi privot (antara radius dan ulna)
e. Sendi pergelangan tangan dibentuk oleh ujung bawag radius dengan
tulang-tulang skafoid, lunatum dan triuetrum, pada sendi ini dapat
digerakan fleksi, ekstensi, adukasi, abdukasi, dan sirkumduksi.
f. Sendi metacarpofalangeus dapat melakukan semua gerakan seperti sendi
pergelangan tangan, tetapi sendi-sendi interfalangeus merupakan sendi
pelana dan hanya memberikan gerakan fleksi dan ekstensi. Pada bagian
lengan terdapat dua bagian, yaitu lengan atas dan lengan bawah.
2. Otot Lengan
Dalam gerakan servis, otot lengan harus dikerahkan sebaik mungkin
pada teknik yang benar. Otot lengan yang terlibat dalam melakukan servis
dari Syaifuddin, yang di kutip oleh Muhammad Badawi (2011) adalah
sebagai berikut:
1. Otot Pangkal lengan atas
Otot pangkal lengan atas terdiri atas: otot-otot ketul (fleksor) dan otot-otot kedang
(ekstensor) yang terdiri atas:
a) Musculus biceps brachii atau otot lengan berkepala dua, Otot ini meliputi
dua buah sendi yang mempunyai dua buah kepala. Kepala yang panjang
dan melekat didalam sendi bahu, kepala yang pendek melekat di sebelah
luar dan yang ke dua disebelah dalam. Otot itu kebawah menuju ketulang
pengumpil. Dibawah uratnya terdapat bandung lender. Fungsi otot ini untuk
anteflaksi lengan atas dan adduksi lengan atas (Tim Anatomi UNY,2011).
b) Musculus Brachialis disebut juga otot lengan dalam otot ini berpangkal di
bawah otot segi tiga di tulang pangkal tulang hasta. Fungsinya untuk
membengkokkan lengan dibawah siku (syaifuddin,1997).
13

Gambar 2.1 Otot Lengan Atas (Syaifuddin,1997)


c) Musculus curacobrachialis. Otot ini berpangkal di processus corakoid
dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya anteflaksi lengan atas
adduksi lengan atas (Tim Anatomi UNY, 2011).
d) Muskulus tricep brachii atau otot lengan berkepala tiga
Kepala luar berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan
menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain. Kepala dalam
berawal dari tulang di bawah sendi ketiga-tiganya mempunyai sebuah
urat yang melekat di olekrani (Syaifuddin,1997)
2. Otot Lengan Bawah
Otot lengan bawah terbagi atas otot-otot yang sedang memainkan
perannya dalam pengetulan di atas sendi siku, sendi-sendi lengan, sendi-sendi
jari dan sebagian dalam gerak silang hasta.

(Syaifuddin,1997)

Menurut Syaifuddin (1997), otot-otot tersebut adalah:


14

1. Musculus Ekstensor Carpi Radialis Longus, Musculus Ekstensor Carpi


Radialis Brevis, dan Musculus Ekstensor Carpi Radialis Ulnalis. Ketiga otot
ini fungsinya sebagaiekstensi lengan (menggerakan lengan).
2. Musculus Digitorum Carpi Radialis, fungsinya untuk menggerakan jari
tangan kecuali ibu jari.
3. Musculus Ekstensor Policis Longus, fungsinya untuk menggerakan ibu jari.
4. Musculus Prenator Teres, fungsinya mengerjakan silang hasta dan
membengkokan lengan di bawah siku.
5. Musculus Palmaris Ulnaris, fungsinya menetulkan lengan.
6. Muskulus Palmaris Longus, Musculus Fleksor Carpi Radialis, Musculus
Fleksor Digitor Sublimis fungsinya menggerakan jari ke dua dan
kelingking.
7. Musculus Fleksor Digitorum Profundus fungsinya fleksi jari pertama,
kedua, ketiga dan keempat.
8. Musculus Fleksor Policic Longus fungsinya fleksi ibu jari.
9. Musculus Pronator Teres Equadratus, fungsinya pronasi dari tangan.
10. Musculus Supinator Brevis, fungsinya supinasi dari tangan.
Otot merupakan alat gerak aktif menghasilkan gaya yang dapat
menimbulkan gerakan. Kontraksi otot menimbulkan gaya yang
menggerakkan tulang yang satu dengan yang lainnya melalui ruang gerak
tertentu. Kontraksi otot pada dasarnya adalah memanjang dan memendek dan
biasanya terjadi pada persendian, seperti pada gerakan pembengkokkan
lengan saat melakukan servis atas bola voli.
Kaitannya dengan itu Harsono (1988), menjelaskan bahwa berdasarkan sifat
kontraksinya terdiri atas tiga macam yaitu kontraksi isometrik, kontraksi
isotonik dan kontraksi isokinetik.
a. Kontraksi Isometrik
Kontraksi isometrik biasa juga disebut kontraksi statis yaitu suatu bentuk
kontraksi otot dimana tidak terjadi pemendekan ataupun terjadi pemanjangan
otot tetapi otot memiliki tensi (tonus) pada saat menahan beban. Contoh dari
kontraksi isometrik seperti pada saat kita mendorong tembok.
15

b. Kontraksi isotonik
Disebut sebagai kontraksi dinamik yang terdiri dari kosentrik dan
eksentrik. Kontraksi kosentrik adalah kontraksi dimana otot bekerja
mengangkat beban yang ada pada lengan sehingga terjadi pemendekan sudut
pada siku. Sedangkan kontraksi eksentrik adalah sebaliknya yaitu terjadi pada
saat menurunkan beban yang berada pada siku, atau terjadi pembesaran sudut
lutut atau pada siku. Kontraksi isotonik adalah pada saat kita mengangkat dan
menurunkan beban yang ada pada lengan dimana sumbu gerakan terjadi pada
persendian lutut atau siku.
c. Kontraksi isokinetik
Kontraksi isokinetik, terjadi apabila otot memendek karena tegangan
ditingkatkan, melalui rentang gerak penuh dilakukan pada kecepatan yang
konstan. Kontraksi ini biasanya dilakukan dengan alat bantu mesin penggerak
otot.
Kesimpulannya adalah dari ke tiga kontraksi otot diatas, over head pass
pada permainan bola tangan termasuk dalam kontraksi isotonik atau biasa
disebut dengan kontraksi dinamik karena kontraksi ini yang terdiri dari
kosentrik dan eksentrik. Dimana kontraksi kosentrik adalah kontraksi otot
bekerja mengangkat beban yang ada pada lengan sehingga terjadi
pemendekan sudut pada siku, dalam melakukan over head pass kontraksi
kosentrik terjadi pada saat melakukan ancang-ancang untuk melempar bola.
Sedangkan kontraksi eksentrik adalah sebaliknya yaitu terjadi pada saat
menurunkan beban yang berada pada siku. dalam melakukan over head pass
kontraksi eksentrik terjadi pada gerakan lanjutan setelah melempar bola.

B. Hakikat Kemampuan Passing Over Head Pass Permainan Bola Tangan


1. Pengertian Over Head Pass
Menurut Mahendra (2000) over head pass merupakan passing yang
dilakukan dari atas kepala dengan tujuan untuk menghindari jangkauan atas
lawan. Passing ini juga merupakan awalan untuk pembelajaran teknik dasar
permainan bola tangan.
16

Gerak dasar passing atau operan merupakan suatu keterampilan memberikan bola
kepada kawan dalam permainan bola tangan. Dimana tujuan pasing adalah untuk
memberikan umpan kepada kawan yang kemudian di lakukan shooting.
Menurut Masyhur mustafa (2015 : 63 ) Passing adalah suatu teknik dasar yang
harus di kuasai oleh pemain bola tangan. Proses gerakan passing harus dilakukan
dengan tepat, karena ketepatan passing sangat mempengaruhi pola permaianan bola
tangan terutama dalam membangun sebuah serangan kedaerah pertahanan lawan
guna menghasilkan sebuah gol.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa passing


merupakan suatu keterampilan yang dilakukan untuk memberikan umpan kepada
kawan yang bertujuaan untuk menciptakan gol dan mengatur serangan pada
pertahanan lawan.
Pada permainan bola tangan over head pass merupakan suatu teknik
dasar yang paling ampuh dalam bola tangan dan cara passing ini adalah cara
yang efektif untuk memberi umpan jauh kepada pemain lainnya bila di
bandingkan dengan cara yang lain, aspek penting yang perlu di perhatikan
ialah sasaran atau penerima operan. Sebelum melakukan passing, pemain
harus memperhatikan terlebih dahulu sasaran tersebut, pemain harus dapat
mengkonsentrasikan diri untuk melakukan over head pass. Gerak dasar
passing atau operan merupakan suatu keterampilan memberikan bola kepada
kawan dalam permainan bola tangan. Dimana tujuan pasing adalah untuk
memberikan umpan kepada kawan yang kemudian di lakukan shooting.
Menurut Sujarwo (2015) Passing adalah suatu teknik dasar yang harus
di kuasai oleh pemain bola tangan. Proses gerakan passing harus dilakukan
dengan tepat, karena ketepatan passing sangat mempengaruhi pola
permaianan bola tangan terutama dalam membangun sebuah serangan ke
daerah pertahanan lawan guna menghasilkan sebuah gol.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa passing
merupakan suatu keterampilan yang dilakukan untuk memberikan umpan
kepada kawan yang bertujuaan untuk menciptakan gol dan mengatur
serangan pada pertahanan lawan.
17

Menurut Sujarwo (2015) ada beberapa teknik passing dalam permainan


bola tangan diantaranya yaitu: Chest pass, Over head pass, Under head
pass, Javeline pass, Side pass, Reverse pass.
Secara garis besar permainan bola tangan di lakukan dengan
mempergunakan tiga teknik dasar menjadi pokok permainan yakni:
mengoper dan menangkap (passing catcting) menggiring bola (dribbling)
serta menembak (shooting). Tiga teknik tersebut berkembang menjadi
berpuluh puluh teknik lanjutan yang memungkinkan permaianan bola tangan
menjadi hidup dan bervariasi. Misalnya dalam teknik mengoper dan
menangkap bola terdapat beberapa cara tolakan dada (chest pass )tolakan di
atas kepala (over head pass) tolakan pantulan (bounce pass) dan lain
sebagainya dalam rangkaian teknik ini di kenal pula sebutan pivot yakni saat
memegang bola, salah satu kaki bergerak dan satu kaki lainnya tetap di lantai
sebagai tumpuan. Menurut Menurut John Oliver (2007) menyebutkan
“umpan yang tepat adalah salah satu kunci keberhasilan serangan sebuah tim
dan sebuah unsur penentu tembakan-tembakan yang berpeluang besar untuk
mencetak angka” sementara itu Nuril Ahmadi berpendapat bahwa “dengan
mengoper bola akan menghasilkan kecepatan, ketepatan, serta kecermatan
suatu serangan” hal ini berarti semakin baik kita mengumpan bola maka
semakin besar pula peluang dalam mencetak angk a dengan tembakan.
2. Bentuk-Bentuk Teknik Over Head Pass
Dalam permainan bola tangan teknik over head pass, memiliki peran
yang cukup penting untuk meraih kemenangan dalam suatu pertandingan
operan ini berfungsi untuk mengoper dengan jarak yang jauh sehingga lawan
akan susah untuk meraih bola tersebut. Passing over head pass cara yang di
lakukan dalam mengoper bola yang setiap saat di lakukan selama bermain
pemain bola tangan harus memperhatikan kemampuan dalam hal
memberikan umpan kepada pemain lainnya guna dapat mempermudah
pemain lainnya menerima bola. Tahapan teknik operan over head pass
adalah sebagai berikut :
a.berdiri dengan posisi tegak.
18

b.bola di pegang sampai diatas bahu dan dibawah kearah belakang kepala
kemudian posisi siku yang memegang bola dibenkokkan dibagian sisi
kanan badan bagi yang biasa melakukan lemparan dengan menggunakan
tangan kanan dan sebaliknya jika tangan kiri maka bola berada di tangan
kiri.
c.kemudian bagian atas badan tegak kepala diangkat sedikit dan mata
memandang kesasaran,
d.lalu pemain mengambil langkah dengan kaki kiri yang mendahului
kedepan kemudian
e.memindahkan berat badan dan kaki belakang kedepan kaki
f.saat pemindahan berat badan, lengan membuat ayunan dengan kuat.
Pergelangan tangan dilepaskan kebawah diikuti dengan jari-jari saat
melepaskan bola, jari telunjuk mengarah ke sasaran diakhir gerakan.

Gambar: 2.3 Cara melakukan teknik over head pass


(https://www.beniherawan.xyz/2020/04/gerak-dan-teknik-dasar-permainan-bola.)

C. Permainan Bola Tangan


1. Hakikat Permainan Bola Tangan
Bola tangan atau handball adalah Olahraga bola yang menggunakan
tangan dalam permainannya. Olahraga ini termasuk permainan invasi,
karena merupakan permaianan perpaduan antara sepak bola dan bola basket
olahraga ini dimainkan oleh dua regu, di mana masing-masing regu terdiri
19

atas 7 orang pemain. Bola tersebut boleh dilemparkan, atau ditembakkan,


dan tujuan permainan ini adalah memasukan bola sebanyak-banyaknya
kedalam gawang lawan, dan mencegah agar tim lawan tidak dapat mencetak
gol, tim yang terbanyak mencetak gol menjadi pemenang. Dalam permainan
bola tangan ini lebih tepat disebut sebagai permainan kombinasi antara
permainan basket dan permainan sepak bola, karena keterampilan teknik
dasar ketika memainkan bola dengan tangan lebih menyerupai teknik dasar
basket yang terdiri dari passing, dribbling dan shooting. Berdasarkan
jumlah pemain, di dalam permainan bola tangan ini di bedakan menjadi dua
macam permainan. Bola tangan dengan 11 pemain biasanya di lakukan di
lapangan terbuka (outdoor), sedangkan pemain bola tangan dengan 7 orang
di mainkan di dalam ruangan atau (indoor), Mahendra (2000). permainan
bola tangan yang berada di dalam ruangan, setiap tim terdiri dari 12 pemain.
Menurut peraturannya hanya 7 pemain saja yang ada di dalam lapangan
termasuk dengan seorang penjaga gawang. Pemain pengganti masuk dan
meninggalkan lapangan permaianan dari daerah pergantian pemain.
Lamanya permainan bola tangan adalah 2 x 30 menit untuk putra dan untuk
putri 2 x 25 menit, Mahendra (2000). sedangkan untuk waktu istrahat untuk
masing-masing putra dan putri adalah 10 menit. Objek dari permaian ini
adalah melemparkan bola sampai masuk menjadi gol di gawang lawan. Bola
tangan ini dimainkan di atas lapangan dengan ukuruan 40 x 20 meter itu
untuk permainan bola tangan di dalam lapangan.
2. Sejarah Permainan Bola Tangan
Bola tangan sesungguhnya muncul dari tiga Negara yaitu Denmark,
Jerman, dan Swedia G Wallsom memperkenalkan bola tangan pada tahun
1910. Peraturan permainan bola tangan ini pertama kalinya di kembangkan
oleh seorang guru senam di Brandengburg Jerman yang bernama Max
Hauser pada tahun 1917 Olahraga bola tangan pertama kali di ajarkan pada
tahun 1917 dan di ajarkan kepada anak-anak putri dengan nama Torball.
Kemudian pada tahun 1919 di kota Berlin, Karl Scelenz,
membeperkenalkan bentuk permaianan bola tangan di lapangan besar
20

(outdoor) Di beberapa Negara di Eropa. Karl Scelenz mengubah


permaianan Torball menjadi Handball supaya dapat di mainkan oleh laki-
laki. Kemudian ia mengembangkan peraturan bola tangan dan sekarang di
kenal sebagai seorang pendiri bola tangan lapangan. Permainan bola tangan
berkembang pesat di Jerman, Pada tahun 1934 terbentuk persatuan bola
tangan Jerman yang beranggotakan 25 tim putra putri Hari A (2005)
Kemudian pada tahun 1928 Internasional Amateur Handball Federation
(IAHF) Telah dideklarasikan bertepatan dengan Olimpiade Amesterdam
dan di ketuai oleh Avery Brundsge daru USA. Pada tahun 1938 di Berlin di
adakan turnamen bola tanan sedunia yang pertama. Namun pada tahun 1946
dalam kongres di Kopenhagen IAHF di bubarkan karena terjadi
perselisihan faham antara anggotanya, namun demikian di bentuk federasi
baru dengan nama Internasional Handball Federation atau di singkat IHF.
IHF di prakarsarai Denmark, Swedia, Firlandia, Prancis, Belanda,
Norwegia, Polandia, dan Swiss. IHF dan Federasi Benua lainnya secara
aktif mempromosikan bola tangan melalui pembinaan prestasi dan
kompetisi internasional. Asosiasi bola tangan Indonesia (ABTI) adalah
induk organisasi bola tangan di Indonesia yang menjadi anggota dari
Internasional Handball Federation (IHF) sejak tahun 2007. Pada tanggal 5
Juni 2009, ABTI resmi sebagai Full Member Internasional Handball
Federation (IHF) Yang di ketahui oleh Arie P. Ariotedjo.
3. Peraturan dan Teknik Dasar Permainan Bola Tangan
Lapangan permainan serta bentuk-bentuknya lebih mirip lapangan
sepak bola, terdiri dari gawang berjaring, serta daerah - daerah yang dibatasi
oleh peraturan yang membatasi peluang gerak pemain, termasuk mekanisme
permainannya.
Permainan bola tangan sendiri merupakan perrmainan yang
menggunakan bola kecil. Lapangan bola tangan berukuran 40 m x 20 m
dengan garis pemisah di tengah dan di sekeliling gawang di buat garis untuk
menandai daerah yang hanya boleh di masuki penjaga gawang. Bola yang di
gunakan lebih kecil dari sepak bola. Bola tangan di mainkan selama 2 x 30
21

menit. Penalti dilakukan dari jarak 7 meter, dan gawang berukuran 2 x 3 m.


Bola tangan adalah olahraga beregu yang dimainkan 7 orang pemain (6
pemain dan 1 penjaga gawang) dengan tujuan berusaha memasukan sebuah
bola sebanyak - banyaknya ke gawang lawan. Sujarwo, (2015).

a. Sarana dan Prasarana Permainan Bola Tangan


1) Lapangan
Lapangan bola tangan berbentuk persegi panjang Spesifikasi
lapangan adalah sebagai berikut:
a. Olahraga bola tangan dimainkan dilapangan berukuran 40 meter x 20
meter dengan gawang berukuran 3 meter x 2 meter dan tiang gawang
berukuran 8 cm x 8 cm.
b. Lapanga di belah dengan garis tengah yang membagi lapangan
menjadi dua sama besar.
1
c. Di depan gawang terdapat daerah gawang yang berbentuk busur
4
lingkaran. Jari-jari busur daerah gawang yaitu 6 meter diukur daring
tiang/garis gawang
d. Di dalam daerah gawang terdapat garis yang berjarak 4 meter dari
tiang/garis gawang. Garis tersebut batas pertahanan penjaga gawang.
Artinya, ketika terjadi penalti, penjaga gawang tidak boleh maju
melebihi garis 4 meter tersebut untuk menghadang lemparan penalti
lawan.
1
e. Di depan daerah gawang terdapat daerah lingkaran dengan garis
4
lemparan bebas. Busur garis lemparan bebas memiliki jari-jari 9 meter
diukur dari tiang/gawang.
f. Diantara daerah gawang dan garis lemparan bebas terdapat garis
penalti. Garis pinalti dibuat sepanjang 1 meter. Jaraknya dari
tiang/garis gawang sebesar 7 meter.
22

Gambar: 3.1 Lapangan Permainan Bola Tangan (Ermawan Susanto 2007)


2) Jumlah Pemain Bola Tangan
Setiap tim olahraga Bola tangan terdiri dari 12 pemain, namun
hanya 7 pemain yang berada di lapangan termasuk seorang penjaga
gawang. Selebihnya adalah pemain pengganti selama permainan
berlangsung. Mereka masuk dan meninggalkan lapangan permainan dari
daerah pergantian pemain. Berikut ini adalah posisi dari masing-masing
pemain :
Attacking Positons : Defending Positions
- LW - Left Wing OD - Outside Defender
- LB - Left Back HD - Half Defender
- CB – Center Backor Playmaker FD – Floward Defender
- RB – Right Bacck GK – Goal Kiper
- RW – Right Wing
3.) Waktu Permaian
Waktu atau durasi pertandingan adalah 2 x 30 menit untuk usia 16
tahun keatas, 2 x 25 menit untuk 12 – 16 tahun dan 2 x 20 menit untuk
usia 8 – 12 tahun, dengan waktu istirahat 10 menit.
4.) Ukuran Bola
Bola yang digunakan menggunakan bola yang terbuat dari kulit atau
berbahan sintetis dengan ukuran bola (keliling lingkaran dan berat) yang
digunakan dibedakan ke dalam kategori yang berbeda yaitu :
1. Keliling lingkaran 58-60 cm dan berat 425-475 gram (IHF ukuran 3)
untuk putra (diatas usia 16 tahun).
23

2. Keliling lingkaran 54-56 cm dan berat 325-375 gram (IHF ukuran


untuk putri (diatas usia 14 tahun), dan putra (usia 12-16 tahun).
3. Keliling lingkaran 50-52 cm dan berat 290-330 gram (IHF ukuran 1)
untuk putra (usia 8-12 tahun), dan putri (usia 8-14 tahun).

Gambar: 3.2 Bola Tangan (https://www.google.com/search?


q=gambar+bola+tangan)

5). Cara Bermain Bola Tangan


Cara memainkan Bola Tangan hampir sama seperti cara memainkan
sepak bola. Kedua regu yang berbeda saling berhadapan dengan
memainkan bola dengan tangannya, dengan cara dilempar (passing),
digiring (dribble), dan mencoba memasukkan bola ke gawang dengan cara
menembaknya (shooting). Kunci keberhasilan agar dapat bermain dengan
baik, seseorang harus mengerti dan benar-benar dapat mengasai teknik-
teknik dasar tersebut.
a) Melempar atau (passing) adalah pola gerak dasar yang di maksutkan
untuk melepaskan suatu objek menjauhi tubuh pelempar. Gaya
melempar memang berbeda beda sesuai keperlunnya tetapi pola
dasarnya tetap konsisiten atau sama bola di lempar kemudian bola
tersebut harus di tangkap. Pada dasarnya posisi tubuh untuk
menangkap harus memungkinkan hal ini di lakukan agar bola datang
langsung ke arah penangkap, agar tercapai sikap menangkap yang
benar-benar memungkinkan
24

b) Menggiring atau (dribble) adalah keterampilan untuk menguasai dan


membawa bola dengan cara memntulkkan setiap kali ke lantai, dengan
satu tangan menggiring bola merupakan keterampilan yang cukup sulit
karena memrlukan koordinasi mata dan tangan yang sangat tinggi.
Perlu di ingat bahwa arah pantulan bola akan tergantung pada arah
dating dari bola itu ke lantai cepat atau lambannya pegerakan bola
berasal dari kuat atau lemahnya seorang menggiring bola tersebut.
c) Menembak atau (shooting) merupakan salah satu teknik terpenting
dalam permainan bola tangan karena dengan teknik shooting peluang
untuk dapat mencetak gol sangat besar. Beberapa teknikk shoting yang
ada iyalah flying shoot drive shoot jump shoot dan straigth shoot
setiap regu berusaha dengan sekuat tenaga untuk memasukan bola ke
gawang sebanyak-banyaknya agar kemenangan dapat di raih Gol dapat
diciptakan menggunakan taktik pola penyerangan, sedangkan untuk
mencegah terjadinya gol digunakan taktik pola pertahanan.

D. Unsur Kondisi Fisik yang Menunjang dalam Kemampuan Over Head


Pass Permainan Bola Tangan
Kemampuan over head pass pada permainan bola tangan tidak hanya
di tunjang oleh power saja akan tetapi harus dengan kemampuan fisik yang
lain Kondisi fisik merupakan unsur yang sangat penting dan menjadi dasar
dalam mengembangkan teknik, taktik, maupun strategi dalam bermain suatu
cabang olahraga.
Harsono, (1988) menyatakan kondisi fisik merupakan unsur
yang sangat penting hampir diseluruh cabang olahraga. Oleh karena itu
latihan kondisi fisik perlu mendapat perhatian yang serius direncanakan
dengan matang dan sistematis sehingga tingkat kesegaran jasmani dan
kemampuan fungsional alat-alat tubuh lebih baik. Apabila kodisi fisik
baik, maka Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan
kerja jantung, Terjadi peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina,
kecepatan, dan komponen kondisi fisik lainnya, Akan meningkatkan
25

efektifitas dan efisiensi gerak kearah yang lebih baik. Hal serupa
disampaikan oleh Sugiyanto (1996) kondisi fisik adalah kemampuan
memfungsikan organ-organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik.
Beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan unsur kondisi
fisik adalah suatu landasan titik tolak yang harus dimiliki seorang atlet
dalam usaha peningkatan prestasi yang melibatkan organ-organ tubuh dalam
melakukan aktivitas fisik. Sehingga dalam usaha meningkatkan kondisi fisik
seorang atlet harus mengembangkan seluruh komponen tersebut.
1.) Kekuatan dan Kecepatan (Power)
Power adalah kapasitas seorang atlet untuk mengontraksikan otot
secara maksimal. Daya ledak atau power adalah kemampuan sebuah otot
atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan
tinggi dalam satu gerakan yang utuh (Harsono dalam Akhmad Dimyati.
2016). Sementara menurut Bompa dalam Taheri Akhbar (2017),
exsplosive power adalah produk dari kemampuan kekuatan dalam
kecepatan untuk melakukan tenaga maksimum dalam waktu yang cepat.
Dari uraian yang dipaparkan oleh beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa power adalah suatu ledakan aksi yang menghasilkan kecepatan
dalam waktu singkat dari hasil kerja otot. Kerja dari power ini adalah
untuk mengatasi beban/tahanan dengan kecepatan kontraksi tinggi.
Kebanyakan cabang olahraga membutuhkan kekuatan dan kecepatan
(power). Kekuatan dan kecepatan terutama dibutuhkan pada cabang
olahraga bola tangan untuk menunjang performance atlet agar dapat
tampil secara maksimal khususnya pada saat melakukan passing.
2.) Kelincahan (Agility)
Kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran jasmani yang
sangat diperlukan pada semua aktifitas yang membutuhkan kecepatan
perubahan posisi tubuh dan bagian - bagiannya di samping itu kelincahan
merupakan perasyarat untuk mempelajari dan memperbaiki ketrampilan
gerak dan teknik olahraga, terutama gerakan - gerakan yang membutuhkan
koordinasi gerak. Kelincahan bukan merupakan kemampuan fisik tunggal,
26

akan tetapi tersusun dari komponen koordinasi, kekuatan, kelentukan


waktu reaksi, dan power. Kelincahan dalam motorik seorang atlet
dinyatakan oleh kemampaun tubuh atlet untuk mengubah arah secara cepat
dan tepat. Kelincahan juga dapat menjadi standar ukuran kualitas tes
kemampuan para atlet dalam bergerak cepat dari satu posisi ke posisi yang
lain atau dari saat gerakan kegerakan yang lain. Menurut Jensen dan Fisher
dalam Andika Priya Pertama (2017) mengatakan “Kelincahan tersusun
atas komponen - komponen koordinasi, kekuatan, kelentukan, waktu
reaksi dan kecepatan. Kelincahan berkenaan dengan gerakan - gerakan
khusus, merupakan bagian dari komponen kecepatan. Hal serupa
disampaikan oleh Wilmore dalam Feby Elra Perdima (2017) menyatakan
kelincahan adalah “Kemampuan seseorang untuk dapat merubah arah
dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan
keseimbangan”.
Dari kedua pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa
kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh
dengan cepat yang dilakukan bersama-sama dengan gerakan lainnya
dalam olahraga bola tangan unsur kelincahan sangat dibutuhkan pada saat
melakukan gerakan-gerakan yang dinamis seperti halnya pada saat
melakukan passing.
3.) Kelenturan (Fleksibility)
Secara sederhana kelenturan atau fleksibility dapat diartikan sebagai
rangkaian gerakan dalam sebuah sendi, yang dalam hal ini berkaitan
dengan pergerakan dan keterbatasan tubuh atau bagian tubuh yang bisa
ditekuk atau di putar dengan alat fleksion dan pergerakan otot. Gerakan
tersebut tergantung bagaimana kelenturan dan pergerakan otot
disekitarnya. Kelenturan atau flexibility dapat diukur dengan tes rangkaian
gerakan pada sendi khusus. Misalnya fleksometer dan tes menyentuh
ujung jari ke lantai.
Kelenturan atau flexibility menurut William dalam Imran Akhmad
(1993) merupakan kemampuan dari berbagai macam sendi tubuh untuk
27

bergerak melalui luas gerak sendi mereka secara penuh. Hal serupa
diutarakan oleh Rusli lutan dalam Imran Akhmad (2000) mendefinisikan
kelentukan sebagai kemampuan dari sebuah sendi dan otot, serta ligamen
sekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam ruang gerak
yang diharapkan.
Dari kedua uraian yang telah di paparkan oleh para ahli diatas maka
dapat di simpulkan bahwa kelenturan merupakan kemampuan suatu sendi
dalam menghasilkan gerakan secara penuh untuk bergerak dengan leluasa
dan nyaman dalam ruang gerak yang diharapkan.
Dalam olahraga bola tangan unsur kelenturan merupakan salah satu
unsur biomotorik yang berperan dalam menunjang performance para atlet
untuk menghasilkan gerakan yang maksimal saat melakukan passing.
4). Ketepatan (Accuracy )
Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan atau
mengendalikan gerakan - gerakan bebas terhadap suatu sasaran. Ketepatan
yang dimaksud disini adalah suatu usaha untuk mengendalikan arah bola
saat melakukan passing sesuai dengan tujuan atau arah yang ingin dicapai.
Ketepatan disini berhubungan dengan keinginan seseorang untuk memberi
arah kepada sasaran dengan maksud dan tujuan tertentu.
Ketepatan merupakan faktor yang diperlukan seseorang untuk
mencapai target yang diinginkan teknik passing sering digunakan untuk
mengumpan kepada pemainnya lainnya. Passing adalah suatu gerakan
yang dilakukan untuk memberikan umpanan pada pemain dengan cara
melempar bola dan tepat pada pemain lainnya.
5). Koordinasi (Coordination)
Barrow & McGee (1979) berpendapat bahwa koordinasi adalah
kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan kedalam satu
atau lebih pola gerak khusus. Sedangkan menurut Costill (1988),
koordinasi adalah kemampuan untuk mengkombinasikan beberapa
gerakan tanpa ketegangan dengan urutan yang benar dan melakukan
28

gerakan yang kompleks secara mulus tanpa menegeluarkan energi yang


berlebihan.
Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa koordinasi adalah
perpaduan atau kombinasi gerak dari dua atau lebih persendian, yang satu
sama lainnya saling berkaitan dalam menghasilkan satu keterampilan
gerak yang efektif dan efisien.
Menurut Sri Haryono (2009) ketepatan atau akurasi dapat diartikan
sebagai kemampuan menempatkan suatu obyek pada sasaran tertentu.
Kemampuan ketepatan ini sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh faktor
koordinasi seperti yang dijelaskan diatas, koordinasi memadukan berbagai
macam gerak kedalam satu atau lebih. Menurut Suharjana (2013)
koordinasi merupakan kemampuan menjalankan tugas gerak dengan
melibatkan unsur mata tangan, dalam kemampuan passing over head pass
pada permaianan bola tangan membutuhkan koordinasi antara mata,
tangan, dan kaki.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti ingin memfokuskan dalam
menelitian ini faktor power otot lengan dalam kemampuan over head pass
karena power otot lengan berpengaruh dalam kemampuan over head pass
pada permaianan bola tangan.

E. Kerangka Berpikir
Sebuah cabang olahraga memiliki karakteristik yang berbeda baik itu
dalam peraturan maupun sarana dan prasarananya serta pelaksanaanya
namun kondisi fisik dari setiap atlet cabang olahraga yang di tekuni harus
dimiliki sebagai kemampuan dasar dari setiap atlet mengingat pentingnya
kondisi fisik yang baik untuk sebuah olahraga dalam melakukan
pertandingan atau perlombaan. Namun pada kenyatannya yang ada di
lapangan bahwa kondisi fisik pemain memiliki perbedaan secara anatomis
maupun fungsional pun sudah pasti memiliki perbedaan. Dengan perbedaan
kondisi fisik tersebut maka akan dapat mempengaruhi hasil over head pass
yang di laksanakan dengan kata lain kondisi fisik yang baik mampu
29

menunjang kemampuan pemain saat melakukan sebuah pertandingan atau


perlombaan. over head pass juga memerlukan power yang baik sehingga
hasil lemparan pada saat bermain tepat pada sasaran di samping itu harus di
iringi dengan penguasan serta teknik yang baik pula.
Peneliti menyimpulkan bahwa seorang atlet memerlukan kualitas fisik
yang baik seperti kelentukan, kekuatan, power dan daya tahan dll.terlebih
lagi seorang atlet memiliki power mumpuni dikarekan dalam melakukan
permainan bola tangan sangat memerlukan kekuatan dan kecepatan yang
dapat di keluarkan secara bersamaan terlebih dalam melakukan passing.
Uraian di atas menunjukkan hubungan power merupakan faktor yang
memberi pengaruh besar terhadap keberhasilan dalam pelaksanaan over head
pass, penulis mencoba melakukan sebuah penelitian apakah kondisi fisik
power otot lengan memiliki hubungan terhadap hasil over head pass.

Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah, ada hubungan yang signifikan
antara power otot lengan dengan kemampuan over head pass permainan
bola tangan pada mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
30

BAB III

METODE PENELTIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif yang dimana penulis ingin
mengetahui hubungan power otot lengan dengan kemampuan over head pass
dalam permainan bola tangan mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi. Adapun rancangan penelitian ini adalah korelasional yang dapat
digambarkan sebagai berikut:

X Y
Keterangan :

X : Variabel bebas power otot lengan.

Y : Variabel terikat kemampuan over head pass.

: Hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat

B. Identifikasi Variabel
Adapun variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas yaitu power otot lengan (X).
2. Variabel terikat yaitu kemampuan over head pass (Y)
31

C. Definisi Operasional Variabel


Agar tidak memberikan penafsiran yang keliru tentang variabel yang
di maksud dalam penelitian ini maka perlu di berikan definisi secara
operasional. Adapun definisi operasional variabel yang di maksut adalah :
1. Power otot lengan lengan yang di maksut dalam penelitian ini adalah
kemampuan testee melakukan lempar bola seberat 3kg dengan kedua
tangan dalam posisi duduk yang di ukur dalam satuan meter.
2. Kemampuan over head pass yang dimaksut dalam keterampilan ini
26 bola secara terus menerus selama
adalah testee melempar dan menangkap
15 detik dengan jarak 160 cm apabila pada waktu melakukan lemparan,
salah satu atau dua kaki testee menginjak garis maka lemparan tersebut
dianggap tidak sah dan tidak diberi angka.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 0-0-pl,


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang berjumlah 643 orang
Selanjutnya yang telah memprogram mata kuliah bola tangan berjumlah
358 orang yang terdiri dari 274 putra 84 putri sampel yang di ambil
berdasarkan teknik purposive sampling yakni berdasarkan
pertimbangan jenis kelamin laki-laki serta telah memprogram mata
kuliah bola tangan yakni 274 orang setelah di lakukan seleksi
berdasarkan beberapa kriteria tersebut yang bersedia di jadikan sampel
di peroleh 30 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakter yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Menurut Arikunto (2006). Mengatakan bahwa
“apabila subyeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan populasi. Tetapi, jika subyeknya
besar, dapat diambil antara 10-15 % atau 15 – 25 % atau lebih”.
Berdasarkan pendapat diatas penulis mengambil sampel laki-laki
32

sebesar 25% dari 130 populasi. Dengan demikian jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 30 orang.
menurut arikunto (2006) bahwa “pengambilan sampel di lakukan
dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan strata, random atau
daerah tetapi atas adanya tujuan tertentu dan teknik ini biasanya
dilakukan karena beberapa pertimbangan misalnya alasan keterbatasan
waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang
besar dan jauh”.jumlah sampel yang layak dalam penelitian adalah
mulai 30 sampai 500.
Adapun sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang dengan
menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan pertimbangan
jenis kelamin laki-laki serta telah memprogram mata kuliah bola
tangan yang bersedia di jadikan sampel penelitian.

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data


1. Instrumen penelitian.
a. Tes medicine ball throw,yaitu untuk mengukur power otot lengan.
Nurhasan (2012)
b. Tes kemampuan passing over head pass permainan bola tangan.
Saifu (2019)
2. Alat penelitian
Adapun alat-alat yang di gunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Tembok atau dinding
b. Bola berbeban (medicine ball) 3 kg
c. Meteran
d. formulir
e. Lakban
f. Stopwatch.
g. Bola tangan
h. Alat tulis
33

i. Kursi
j. Perhitungan power otot lengan
jarak x berat badan
P=
percepatan grafitasi
Keterangan :
P : power
Jarak : Lemparan terjauh bola medicine (m)
Berat badan : Berat badan testee (kg)
Percepatan grafitasi : 9.8 m/s

F. Teknik Pengumpulan Data


1. Tes power otot lengan (medicin ball throw) prosedur pelaksanaannya
dilakukan sebagai berikut :
A. Testee duduk sandar di kursi, badan di tahan dengan tali agar saat
melempar bola tidak ada bantuan dorongan togok.
B. Dengan aba-aba dari tester, testee segera melakukan lemparan pada
medicine ball dengan kedua tangan ke arah depan.
C. Tes dilakukan 3 kali
D. Untuk mengetahui kemampuan power otot lengan adalah di ukur
jarak lemparan terjauh dari 3 kali kesempatan mulai dari kaki kursi
sampai pada bekas jatuhnya bola saat di lemparkan.
34

Gambar: 3.3 Pelaksanaan Tes medicine ball (Nurhasan 2012)

2. Tes kemampuan passing over head pass


Adapun pelaksanaan tes kemampuan passing over head pass tersebut
adalah dengan cara memantulkan bola ke dinding/tembok tujuannya untuk
mengukur keterampilan melempar bola.

Gambar: 4.1 Tes Kemampuan Over Head Pass (Saiful 2019


1. Pelaksanan Tes :
35

A. Pada aba- aba “SIAP”, Testee berdirii di belakang garis (e),mengarah ke


ke arah sasaran atau dinding tembok daerah sasaran A (Perhatikan
gambar 1), sambil memegang bola dengan kedua tangan (lihat gambar 2).
keterangan :
A= adalah daerah sasaran dengan ukuran 60 x 120 cm
B= adalah daerah di bbawah sasaran dan berukuran 60 x 90
C= adalah lantai (rata), jarak antara dinding tembok dengan garis batas
(e) ialah 160 cm.
a. Jarak garis f dan garis g adalah 120 cm
b. Jarak garis f dan garis f 120 cm
c. Jarak garis c dan garis f adalah 90 cm
d. iyalah garis batas antara dinding tembok dan lantai dengan ukuran
160 cm
e. jarak atas antara dinding tembok dengan garis batas e dengan
ukuran 160 cm (testee) berdiri di belakang garis ini pada waktu tes
f. garis batas dengan ukuran 60 cm tempat testee berdiri.

Gambar: 4.2 Tes Kemampuan over head pass (Saifu 2019)

B. Pada aba-aba “Ya” bola di pantulkan ke arah sasaran A gambar 1 dan


testee memantulkannya kembali demikian seterusnya (testee) berusaha
memantulkan bola sebanyak mungkin dalam waktu 15 detik. apabila bola
36

tidak di kuasainya atau menggelinding jauh dari batas “e” maka testee
mengambil bola tersebut kemudian ia segera kembali ke belakang garis
batas “e” untuk segera melanjutkan test sampai batas waktu yang di
tentukan habis. Bagi pengambil waktu bersamaan dengan aba-aba “YA”
stop watch di jalankan.
C. Aba-aba “STOP” diberikan tepat pada detik ke 15 dan stopwatch di
hentikan. Pada waktu testee melakukan tes pengawas mengamati
pantulan bola pada sasaran A dan menghitung berapa kali testee dapat
memantulkan bola ke sasaran.
Catatan :
1. Pada pelaksanan “ tes memantulkan bola ke dinding tembok “ ini
bola tidak boleh di volley
2. Pada saat memantulkan bola testee dengan tangan kanan kemudian
menangkap menggunakan tangan kiri begitupun sebaliknya.
3. Pantulan yang sah apabila bola di pantulkan /di lemparkan dengan
satu tangan dari belakang garis batas “e” dan mengenai sasaran A
atau batas daerah sasaran A.

G. Teknik Analisis Data


Data terkumpul dari kedua variabel yang di teliti tersebut selanjutnya
penulis mengujidan menganalisa data tersebut dengan menggunakan SPSS
versi 26, Menurut Agus Mhika Widiyanto (2013).
Untuk mengetahui tingkat korelasi yang di peroleh digunakan skala peta
korelasi sebagai berikut :
0,0 - 0,20 = korelasi sangat rendah
0,21 - 0,40 = korelasi rendah
0,41 - 0,60 = korelasi sedang
0,61 - 0,80 = korelasi tinggi
0,81 - 1,00 = korelasi sangat tinggi
(Arikunto 1998)
37

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian


Hasil analisis statistik deskripsi yang dimaksud adalah rata-rata, standar
deviasi, nilai maximum dan nilai minimum dari tiap variabel penelitian. Data
statistik deskriptif dapat dilihat pada lampiran 3. Adapun hasil statistik
deskriptif variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rata-Rata dan Standar Deviasi Variabel Power Otot Lengan (X)
dengan Kemampuan Over Head Pass (Y)
Variabel Rata-rata Standar Nilai Maximum Nilai
Deviasi Minimum
38

X 28,689 3,88926 35,65 20,93


Y 18,37 2,076 22 14

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 4.1 dapat diketahui:


1. Rata-rata dari power otot lengan (X) adalah 28,689 dengan standar deviasi
3,88926.
2. Rata-rata dari kemampuan over head pass pada permainan bola tangan (Y)
adalah 18,37 dengan standar deviasi 2,076.
3. Skor kemampuan maximal dari power otot lengan (X) adalah 35,65 kg m/s
sedangkan kemampuan minimalnya adalah 20,93 kg m/s.
4. Skor maximal kemampuan over head pass pada permainan bola tangan
adalah 22 sedangkan kemampuan minimalnya adalah 14.
1. Tabel Distribusi Frekuensi dan Histogram Power Otot Lengan
Untuk melihat distribusi frekuensi data power otot lengan dapat dilihat
pada tabel dan grafik berikut.

Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi Data Power Otot Lengan

33 Frekuensi
Frekuensi Frekunsi
Kelas interval relatif %
absolut Kumuklatif

20,93-23,38 4 13,3 13,3%


23,39-25,84 3 23,3 10%
25,85-28,30 7 46,7 23,3%
28,31-30,76 6 66,7 20%
30,77-33,22 6 86,7 20%
33,23-35,68 4 100 13,3%
Total 30 100%
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kelompok mahasiswa yang
memiliki power otot lengan adalah:
a) Ada4 orang (13,3%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 20,93-23,38
39

b) Ada 3 orang (10%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 23,39-25,84
c) Ada 7 orang (23,3%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 25,85-28,30
d) Ada 6 orang (20%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 28,31-30,76
e) Ada 6 orang (20%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 30,77-33,22
f) Ada 4 orang (13,3%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 33,23-35,68
Secara grafik, distribusi frekuensi sebaran data power otot lengan
yang ditujukan pada tabel 4.2, dapat dilihat pada gambar histogram berikut.

Histogram
25.00%

20.00%

15.00%

10.00%

5.00%

0.00%
20,93-23,38 23,39-25,84 25,85-28,30 28,31-30,76 30,77-33,22 33,23-35,68

Gambar 4.1: Histogram sebaran distribusi frekuensi data power otot lengan.
2. Tabel Distribusi Frekuensi dan Histogram Data Kemampuan Over Head
Pass
Untuk melihat distribusi frekuensi data kemampuan over head pass
pada permainan bola tangan dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut.
Tabel 4.3 :Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Over Head Pass pada
Permainan Bola Tangan
40

Kelas Frekuensi Frekunsi Frekuensi


interval absolut Kumuklatif relatif %
14-15 4 13,3 13,3%
16-17 4 26,7 13,3%
18-19 13 70 43,3%
20-21 7 93,3 23,3%
22-23 2 100 6,7%
Total 30 100%
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa kelompok mahasiswa yang
memiliki kemampuan over head pass adalah:
a) Ada4 orang (13,3%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 14-15
b) Ada 4 orang (13,3%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 16-17
c) Ada 13 orang (43,3%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 18-19
d) Ada 7 orang (23,3%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 20-21
e) Ada 2 orang (6,7%) mahasiswa yang berada pada rentang nilai 22-23

Histogram
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
14-15 16-17 18-19 20-21 22-23

Secara grafik, distribusi frekuensi sebaran data kemampuan over head


pass permainan bola tangan yang ditujukan dapat dilihat pada gambar
histogram berikut:

Gambar 4.2: Grafik sebaran distribusi frekuensi data kemampuan over head pass
pada permainan bola tangan.

a. Hasil Uji Prasyarat


41

Sebelum melakukan analisis statistik terlebih dahulu dilakukan uji


asumsi atau uji prasyaratan meliputi uji normalitas dan uji linieritas.
Penggunaan uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal apa tidaknya
sebuah data sedangkan uji linieritas di gunakan untuk mengetahui apakah ada
hubungan yang linear.

1. Uji Normalitas
Dari hasil uji kolmogorov-smirnov test yang dilakukan, diperoleh hasil
sebagaimana terlampir. Data hasil pengujian normalitas power otot lengan
dengan kemampuan over head pass pada permainan bola tangan mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi di rangkum dalam tabel berikut
ini :
Table 4.4 Hasil uji normalitas data power otot lengan dengan
kemampuan over head pass pada permainan bola tangan mahasiswa
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Normalitas Data

Kolmogorov-
Variabel Df AsympSig. Α Keterangan
Smirnov
Power otot lengan 30 0,084 0,200 0,05 Normal
Over head pass 30 0,115 0,064 0,05 Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas yang diperoleh pada tabel di atas
diperoleh data power otot lengan dengan nilai kolmogorov-smirnov sebesar
0,084 dan tingkat signifikan sebesar 0,200> 0,05 dan kemampuan over head
pass diperoleh nilai kolmogorov-smirnov sebesar 0,115 dan tingkat signifikan
sebesar 0,064> 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
hubungan power otot lengan dengan kemampuan over head pass pada
permainan bola tangan mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
terdistribusi normal.

2. Uji Linearitas
42

Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui sifat hubungan linear atau


tidak antara variabel bebas dan variabel terikat, dikatakan linear apabila
siginifkan selebih besar dari 0,05.Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.5 Hasil Uji Linearitas
No. Variabel Asymp.Sig Kesimpulan

1 Power otot lengan-over head pass 0,405 Linear

Berdasarkan hasil uji linearitas, diketahui bahwa nilai signifikansi X


dengan Y sebesar 0,405. Oleh karena nilai signifikansi 0,405> 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data variabel power otot lengan (X) dengan kemampuan
over head pass (Y) adalah linear. Oleh karena uji prasyarat datanya
berdistribusi normal dan linear maka dilanjutkan pada pengujian hipotesis
dengan analisis statistik parametrik yaitu uji korelasi.

3. Uji Hipotesis
Tabel 4.6 Hubungan Power Otot Lengan (X) dengan Kemampuan
Over Head Pass pada Permainan Bola Tangan (Y)
Korelasi Variabel Koefisien Koefisien Sig
Korelasi (r) Determinasi (r²)

X dengan Y 0,575 0,33 0,001

pada tabel 4.6, diketahui bahwa ada korelasi atau hubungan antara
power otot lengan dengan kemampuan over head pass yang di peroleh
nilai korelasi rxy = 0,575 nilai signifikansi = 0, 001˂ 0,05 koefisien
determinasi r² = 33 atau 33%. Sedangkan Hasil koefisien korelasi jika
dibandingkan dengan interval korelasi berada pada interval korelasi sedang
karena koefisien korelasinya adalah 0,575 artinya hubungan dalam ketegori
cukup.

B. Pembahasan
43

Penelitian ini menggunakan metode uji korelasi menggunakan bantuan,


SPSS Versi 26. yang dimana peneliti ingin mengetahaui hubungan power otot
lengan dengan kemampuan over head pass pada permainan bola tangan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiwa Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Secara teori dalam melakukan over head
pass pada permainan bola tangan ditentukan oleh beberapa aspek biomotorik
seperti power, ketepatan, kecepatan, kekuatan, flexibilitas dan koordinasi.
Aspek lain adanya postur tubuh yang ideal, akan tetapi yang menjadi fokus
penelitian ini adalah aspek psikomotor khususnya komponen kondisi fisik
mengenai power otot lengan.
Power otot lengan merupakan kemampuan otot atlet untuk mengatasi
tahan beban dalam kekuatan dan kecepatan maksimal dalam satu gerak utuh,
Sudjarwo (1993) Power otot lengan yang maksimum yang dapata di
pergunakan dengan satu kontraksi maksimal ketahan mengacu kepada
kontraksi maksimal yang ditamplkan selama periode tertentu, power otot
lengan sngat penting dalam menigkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.
Sebagaimana yang di kemukakan Sukadiyanto (2001) menerangkan bahwa
power otot lengan adalah kekuatan yang sangat penting dalam meningkatkan
kondisi fisik secara keseluruhan.
Dari penjelasan di atas bahwa power sangat berpengaruh terhadap
over head pass sehingga menghasilkan lemparan yang baik pula.
Berdasarkan analisis statistik dengan uji korelasi menggunakan bantuan
SPSS 26 pada tabel 4.6, diketahui bahwa ada korelasi atau hubungan antara

power otot lengan dengan kemampuan over head pass yang di peroleh nilai
korelasi rxy = 0,575 nilai signifikansi = 0, 001˂ 0,05 koefisien determinasi r²
= 33 atau 33%. Sedangkan selebihnya sebesar 67% ditentukan oleh variabel
lain. Data 67% ini tidak diukur namun ikut menunjang dalam keberhasilan
melakukan passing over hand pass. Semakin besar nilai power otot lengan
maka akan semakin besar pula hasil yang diperoleh dari kemampuan over head
pass. Besaran presentase kontribusi yang diberikan oleh power otot lengan
44

menggambarkan adanya hubungan atau korelasi antara variabel x dan variabel


y yang sangat signifikan.
Deskriptif hasil penelitian yang telah diuraikan dipastikan bahwa power
otot lengan memiliki peran yang penting dalam kemampuan over head pass
pada permainan bola tangan. Dengan demikian benar adanya bahwa power otot
lengan memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan over head pass
pada permainan bola tangan mahasiswa Pendidikkan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi.
Berdasarkan penjelasan di atas maka jelas bahwa dalam kemampuan
over head pass pada permainan bola tangan tentunya seorang pemain
memerlukan power otot lengan yang baik, kontraksi otot menimbulkan
kecepatan dan kekuatan selama menerima beban sehingga menghasilkan
passing over head pass yang optimal maka merujuk dari hasil penelitian yang
telah di lakukan dan berdasarkan teori yang telah di kemukakan sebelumnya
maka dapat di simpulkan bahwa salah satu unsur yang menunjang kemampuan
over head pass pada permainan bola tangan di antaranya oleh unsur power otot
lengan sehingga semakin baik unsur power otot lengan maka akan semakin
tinggi keakuratan dan ketepatan saat melakukan passing ke rekan satu tim.

C.Implikasi Hasil Penelitian terhadap Pembelajaran


Over head pass merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan
bola tangan. Dalam melakukan over head pass secara maksimal dibutuhkan
adanya beberapa unsur kondisi fisik, diantaranya yaitu kekuatan dan
kecepatan. Kekuatan dan kecepatan yang dimaksud adalah kemampuan
melempar bola ke daerah yang diinginkan dengan kecepatan tinggi. Hal ini
didukung adanya hasil penelitian yang menyatakan adanya hubungan yang
signifikan anatara power otot lengan dengan kemampuan over head pass
dalam permainan bola tangan.
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan, benar adanya bahwa ada
hubungan antara power otot lengan dengan kemampuan over head pass
permainan bola tangan. Dari hasil penelitian tersebut, jika dilihat dari proses
45

dalam melakukan over head pass, dimana over head pass dilakukan dengan
kekuatan dan kecepatan sehingga dapat mengontrol bola pada saat melakukan
over head pass.
Bola tangan salah satu olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat.
Selain itu, olahraga ini telah menjadi salah satu mata kuliah mahasiswa
pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi. Sehubungan dengan hal tersebut,
dari hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai referensi
tambahan bagi mahasiswa atau peneliti.
41

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data, pengolahan data, dan hasil
penelitian yang diperoleh dan telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa Power otot lengan memiliki hubungan yang bermakna
dengan kemampuan over head pass pada permainan bola tangan, korelasi
yang di peroleh nilai= 0,575 nilai signifikansi = 0, 001 ˂ 0,05 koefisien
determinasi r² = 33 atau 33%. power otot lengan berkontribusi terhadap
kemampuan over head pass pada permainan bola tangan. Dalam interval
korelasi nilai 0,575 berada dalam korelasi sedang, dengan hasil statistik diatas
dapat disimpulkan bahwa semakin baik power otot lengan maka akan
semakin baik pula kemampuan mereka dalam melakukan over head pass
permainan bola tangan pada mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi, Universitas Haluoleo.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh maka, ada beberapa saran
yang dapat disampaikan, yaitu:
1. Disarankan kepada para pelatih cabang olahraga bola tangan kiranya dalam
melatih atlet dapat memperhatikan unsur biomotorik power otot lengan dalam
melatih teknik dasar over head pass pada permainan bola tangan untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
2. Disarankan kepada peneliti lain yang relevan kiranya dapat meneliti lebih jauh
dengan melibatkan variabel-variabel lain yang berperan dalam melakukan
kemampuan over head pass pada cabang olahraga bola tangan

41
42

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur penelitian : Suatu pendekatan praktik


(Edisi. Revisi) , Jakarta : Rineka Cipta

Hasan. 2017. correlation among power of limb muscles, flexibility of back muscle
and dynamic balance with smash skill kedeng on sepaktakraw. Volume
IVNomorITahun2017.https://pengetahuanolahraga.wordpress.com/2016/1
1/02/peraturan-permainan Bola-tangan diakses jam 9.13 Tanggal 12 Bulan
10 Tahun 2017

Mustafa. 2008. Hand Ball Rules of the Game. Jogjakarta.

Pravasta Fadingga Nanda. 2014. Hubungan Antara Kelincahan, Kecepatan, Dan


Daya Ledak, Dengan Kemampuan Flying Shoot Dalam Permainan Bola
tangan. Jogjakarta.

Saiful M.Kes. 2019. Tes Pengukuran dan Evaluasi dalam Pendidikan Jasmani
dan Olahraga. Kendari.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Barrow & McGee,1979.Training for Sport and Activity ThePhysiological Basis


of The Conditioning Process, Third Edition.

Bompa, 1994, Theory and Methodology of Training, Dubuque, IOWA


:Kendal Hunt Publishing Company.

Costill, 1988. Physiology Of Exercise Respons and Adaptation.New York Mc.


Millan Publishing Company.

42
43

Fisher,1990.Applied Kinesiology and Bionergetics, New York, Mc Grow Hill.

Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, Dirjen


Dikti, Depdikbud. Jakarta.

Johnson, & K.Nelson,1986. Practical Measurement For Evaluation in


PhysicalEducation. New York:McMillan Publishing Company.

Nossek, 1982.General Theory of Training,Lagos National Institut For Sport. Pan


Africa Press.

Nurhasan, 2008. Penilaian dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani


Universitas Terbuka, Jakarta.

Pate & Rotella 1984.Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan.Terjemahan Kasiyo Dwijo


Winoto, IKIP Semarang Press.

Sajoto, 1988. Kondisi fisik dalam Cabang Olahraga,Depdikbud Dirjen Dikti


Jakarta.

Sudjana, 1992. Metode Statisitik. Penerbit Tarsito Bandung.

Wilmore, 1988, Training for Sport and Activity The Physiological Basis of
The ConditioningProcess,Third Edition,C.Brown Publishers.

Mahendra (2000) Pengembangan Permainan bola tangan untuk Pembelajaran


Penjasorkes, Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan rekreasi Volume
3, akses senin, 17 september 2018

Olive, Jon (2007) Dasar- dasar Bola Tangan


44

Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologis Untuk Para Medis, Cetakan kedua
puluh Sembilan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka utama, 2006. p. 141-142

Arikunto (1998) Prosedur penelitian Rineka Cipta : Jakarta.


45

Lampiran 1. Data Mentah Penelitian Power Otot Lengan (X) dengan


Kemampuan Over Head Pass (Y) pada Mahasiswa Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

No. BB I II III Nilai Power OverHea


(kg (m) (m) (m) Terbai (kg m/s) d Pass
) k (15 detik)
1. 60 3,6 3,3 3,7 3,77 23,0
16
7 0 7 8
2. 65 3,87 3,9 3,5 3,91 25,9
18
1 2 3
3. 70 4,2 4,7 4,1 4,71 33,6
19
7 1 5 4
4. 60 3,6 3,5 3,5 3,62 22,1
14
2 5 7 6
5. 83 4,2 3,8 3,7 4,21 35,6
20
1 7 7 5
6. 59 383 3,7 3,9 3,93 23,6
16
7 3 6
7. 60 4,5 421 4,6 4,60 28,1
18
7 0 6
8. 68 4,0 3,8 3,9 4,02 27,8
18
2 3 7 9
9. 55 3,2 3,6 3,7 3,73 20,9
15
3 5 3 3
10. 74 4,0 4,3 3,9 4,31 32,5
21
7 1 7 4
11. 70 4,7 4,7 4,5 4,75 33,9
22
0 5 2 2
12. 68 3,3 3,6 3,6 3,61 25,0
20
5 1 0 4
13. 60 4,2 4,5 4,7 4,72 28,8
17
7 2 2 9
14. 59 4,7 4,8 4,6 4,82 29,0
19
2 2 1 1
15. 60 3,9 4,1 4,5 4,51 27,6
15
8 2 1 1
16. 65 4,8 4,9 4,7 4,91 32,5
19
3 1 1 6
17. 70 4,1 4,2 4,3 4,30 30,7
20
3 1 0 1
18. 68 3,8 3,7 3,8 3,83 26,5
18
3 1 0 7
46

19. 69 4,1 3,2 4,2 4,20 29,5


21
1 9 0 7
20. 71 4,2 4,3 4,5 4,57 33,1
19
5 0 7 0
21. 72 3,7 3,8 3,9 3,90 28,6
20
0 1 0 5
22. 75 4,1 4,2 4,1 4,21 32,2
18
3 1 8 1
23. 68 3,8 4,0 3,8 4,01 27,8
22
7 1 9 2
24. 70 4,3 4,2 4,3 4,36 31,1
17
1 1 6 4
25. 69 4,1 3,9 4,1 4,12 29,0
18
1 8 2 0
26. 68 4,8 4,8 4,7 4,89 33,9
19
5 9 9 3
27. 60 3,6 3,7 3,7 3,73 22,8
19
0 1 3 3
28. 73 3,9 4,0 4,1 4,15 30,9
18
7 5 5 1
29. 64 4,1 4,3 4,2 4,31 28,1
20
9 1 9 4
30. 70 3,5 3,2 2,4 3,56 25,4
15
6 0 9 2

Lampiran 2. Data Hasil Penelitian Power Otot Lengan (X) dengan


Kemampuan Over Head Pass (Y) pada Mahasiswa Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

No. Power Otot Lengan(X) Kemampuan Over Head


Pass(Y)
1. 23,08 16
2. 25,93 18
3. 33,64 19
4. 22,16 14
5. 35,65 20
6. 23,66 16
7. 28,16 18
47

8. 27,89 18
9. 20,93 15
10. 32,54 21
11. 33,92 22
12. 25,04 20
13 28,89 17
14 29,01 19
15 27,61 15
16 32,56 19
17 30,71 20
18 26,57 18
19 29,57 21
20 33,1 19
21 28,65 20
22 32,21 18
23 27,82 22
24 31,14 17
25 29 18
26 33,93 19
27 22,83 19
28 30,91 18
29 28,14 20
30 25,42 15

Lampiran 3. Data Uji T ScorePower Otot Lengan (X) dengan Kemampuan


Over Head Pass (Y) pada Mahasiswa Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi

Kemampuan
PowerOtot
No. OverHead Pass T Score X T ScoreY
Lengan(X)
(Y)
1 23,08 16 36 39
2 25,93 18 43 48
3 33,64 19 63 53
4 22,16 14 33 29
5 35,65 20 68 58
6 23,66 16 37 39
7 28,16 18 49 48
48

8 27,89 18 48 48
9 20,93 15 30 34
10 32,54 21 60 63
11 33,92 22 63 68
12 25,04 20 41 58
13 28,89 17 51 43
14 29,01 19 51 53
15 27,61 15 47 34
16 32,56 19 60 53
17 30,71 20 55 58
18 26,57 18 45 48
19 29,57 21 52 63
20 33,1 19 61 53
21 28,65 20 50 58
22 32,21 18 59 48
23 27,82 22 48 68
24 31,14 17 56 43
25 29 18 51 48
26 33,93 19 63 53
27 22,83 19 35 53
28 30,91 18 56 48
29 28,14 20 49 58
30 25,42 15 42 34
∑(Jumlah
) 860,67 551
18,3666666
Mean
28,689 7
3,88925784
SD
1 2,07586016
Maximal 35,65 22
Minimal 20,93 14

Lampiran 4. Uji Normalitas Power Otot Lengan (X) dengan Kemampuan


Over Head Pass (Y) pada Mahasiswa Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Power
Over head pass
ototlengan
49

N 30 30
a,b
Normal Parameters Mean 50,07 49,97
Std. Deviation 9,920 9,943
Most Extreme Differences Absolute ,084 ,155
Positive ,073 ,080
Negative -,084 -,155
Test Statistic ,084 ,155
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d ,064c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Lampiran 5. Uji Linieritas Power Otot Lengan (X) dengan Kemampuan Over
Head Pass (Y) pada Mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi

ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
50

Over head pass * Between (Combined) 2393,300 21 113,967 1,925 ,172


Power ototlengan Groups Linearity 948,273 1 948,273 16,016 ,004
Deviation from 1445,027 20 72,251 1,220 ,405
Linearity
Within Groups 473,667 8 59,208
Total 2866,967 29

Lampiran 6. Uji Hipotesis Power Otot Lengan (X) dengan Kemampuan Over
Head Pass (Y) pada Mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi

Correlations
Power
Over head pass
ototlengan
Power ototlengan Pearson Correlation 1 ,575**
51

Sig. (2-tailed) ,001


N 30 30
**
Over head pass Pearson Correlation ,575 1
Sig. (2-tailed) ,001
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Over head pass * Power ,575 ,331 ,914 ,835
ototlengan

DOKUMENTASI PENELITIAN
52

Gambar 1. Berdoa

Gambar 2. Melakukan Pemanasan


53

Gambar 3. Melakukan Tes medicine ball throw

Gambar 5. Mengukur Jarak Lemparan


54

Gambar 6. Tes keterampilan passing over head pass


55

Gambar. 7 Menimbang Berat Badan

Gambar 8. Alat2 penelitian


56
57

Anda mungkin juga menyukai