PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem integumen, khususnya kulit, merupakan organ terluas permukaannya yang
membungkus seluruh bagian luar tubuh. Kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya
bahan kimia, bahaya fisik, maupun oleh bakteri, dan yang lain-lainnya. Cahaya matahari
mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga
keseimbangan tubuh terhadap lingkungan.Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk
memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada kulit,
misalnya menjadi pucat, kekuning-kuningan, kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat,
memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh atau gangguan kulit karena
penyakit tertentu.Mengingat posisina yang paling luar dan yang paling luas, maka kulit
sangat rentan sekali menderita penyakit. Gangguan biologis, fisik, maupun psikis juga
dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada kulit, misalnya karena stres, ketakutan
atau dalam keadaan marah, akan terjadi perubahan pada kulit wajah. Salah satu penyakit
pada kulit adalah pioderma atau orang awam mengatakan bisul. Pioderma (bisul) pada
umunya terjadi pada anak-anak tapi bisa juga terjadi pada orang dewasa,yang menjadi
penyebabnya adalah kurang bersihnya kulit dan bisa juga disebabkan karena menderita
penyakit infeksi disaluran pernafasan. Gejala klinik bisul sangat bervariasi.Gejala ini
biasanya disertai nyeri pada daerah pembengkakan dan demam seluruh tubuh.Walupun
dianggap sebagai penyakit yang ringan, namun bisul dapat menyebabkan demam dan
radang yang parah hingga infeksi. Untuk itu, kita perlu mengetahui bagaimana teori dari
pioderma sehingga nantinya dapat melakukan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien
dengan pioderma.
1.2
Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah
dibebankan kepada kami dalam mata kuliah Sistem Integumen.Selain itu, tugas ini juga
bertuuan untuk membuat kami paham tentang bagaimana konsep teori dan konsep dasar
asuhan keperawatan pada pasien dengan pioderma.
1.3
Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tentang bagaimana konsep dasar penyakit pioderma yang meliputi
pengertian, penyebab, klasifikasi, patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan
diagnostik, dan penanganan.
2. Mengetahui tentang bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan yang dapat
diberikan kepada pasien dengan pioderma
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Pioderma adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus aureus
atau streptococcus beta hemoliticus.Pioderma itu berasal dari kata pio dan derma. Pio
berarti nanah, dan derma berarti kulit, dengan kata lain artinya kulit bernanah. Nanah
dalam pioderma berisi bakteri hidup dan bisa menular.Pioderma yang merupakan
2
infeksi bakteri pada kulit ini dapat bersifat superficial (hanya sebatas di epidermis)
atau profunda (lebih dalam mencapai dermis).Pioderma adalah penyakit kulit yang
disebabkan infeksi bakteri pada folikel (akar) rambut di kulit yang disebabkan oleh
bakteri staphylococcus.Jadi pioderma adalah terminologi umum untuk penyakitpenyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman (bakteri), terutama Streptococcus
beta hemolyticus atau Staphylococcus aureus.( Suddarth dan Brunner . 2002 : 935 ) .
2.2 Struktur kulit
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai
lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan
penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkutis)
1.
air
dan
sangat
resisten
terhadap bahan-bahan
lagi
berbutir.
jelas
pada
kulit
berbentuk
keberadaan
jangat,
memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masingmasing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan
fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf
perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat
merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau
sangat
tegang,
yang
menempel di kandung
rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk
berdiri. Kelenjar palit yang menempel di kandung rambut memproduksi
minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi
minyaknya dikeluarkan melalui muara
a.
Kelenjar keringat,
emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
1)
dan
Kelenjar palit,
ke
kandung
rambut
(folikel).
Folikel
rambut
rambut. Pada
kulit kepala,
kelenjar
palit
atau
kelenjar
dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan
lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.
2.3 Epidemiologi
b. Folikuitis
12
Erispelas adalah infeksi pada kulit yang umumnya didahului oleh luka
atau trauma, baik nyata maupun mikroskopis. Pada bayi umumnya terjadi di
pusar. Ciri-cirinya, yaitu di kulit terlihat kemerahan berbatas tegas, disertai gejala
berupa demam dan kelesuan. Pengobatan dapt dilakukan dengan; obat topikal:
tungkai di elevasi, kompres dengan antiseptik topikal, PK dengan konsentrasi 1:
10000 (larutkan dalam air sampai warnanya pink), obat sistemik: Klosasilin (50
mg/KgBB/hari dibagi dalam 4 dosis) 4 x 250-500 mg sebelum makan.
f. Selulitis
14
i. Pionika
15
antara
ketiga
faktor
tersebut.
Staphylococcus
mengandung
polisakarida dan protein yang bersifat antigen yang merupakan substansi penting di
dalam struktur dinding sel. Peptidoglikan, suatu polimer polisakarida yang mengandung
subunit-subunit yang terangkai, merupakan eksoskeleton kaku pada dinding sel.
Peptidoglikan dihancurkan oleh asam kuat atau lisozim. Hal ini merupakan penting dalam
potogenitas infeksi : zat ini menyebabkan monosit membuat interleukin-1 (pirogen
endogen) dan antibodi opsonik, dan zat ini juga menjadi zat kimia penarik (kemotraktan)
untuk leukosit polimorfonuklear, mempunyai aktifitas mirip endotoksin, mengaktifkan
komplement. Patologi prototipe lesi staphylococcus adalah furunkel atau abses setempat
lainnya. Kelompok-kelompok S. aureus yang tinggal dalam folikel rambut menimbulkan
nekrosis jaringan. Koagulase dihasilkan dan mengkoagulasi fibrin disekitar lesi dan
didalam saluran getah bening, mengakibatkan pembentukan dinding yang membatasi
proses dan diperkuat oleh penumpukan sel radang dan kemudian jaringan fibrosis. Di
tengah-tengah lesi, terjadi pencairan jaringan
17
nekrotik (dibantu oleh hipersensitivitas tipe lambat) dan abses mengarah pada
daerah yang daya tahannya paling kecil, setelah jaringan nekrotik mengalir keluar, rongga
secara perlahan-lahan diisi dengan jaringan granulasi dan akhirnya sembuh. Bakteri
masuk ke dalam folikel rambut sehingga menimbulkan folikulitis dan perifolikulitis,
tampak sebagai nodus kemerahan dan sangat nyeri. Pada keadaan yang berat dapat
disertai gejala demam, malaise, dll. Setelah 2-4 hari terjadi proses supurasi dan terbentuk
abses ini dapat diketahui dengan adanya fluktuasi. Pada bagian tengah lesi terdapat
formasi tidak adekuat pengungkapan tidak mengetahui penyakit dan penanganan
bintik kekuningan yang merupakan jaringan nekrotik, dan disebut mata bisul (core). Bila
abses pecah inti jaringan nekrotik tersebut akan keluar. Perawatan khusus ialah pada
GANGGUAN CITRA TUBUK
furunkel maligna
yaitu PENGETAHUAN
furunkel yang timbul pada daerah segitiga yang dibatasi oleh
KURANG
bibir atas dan pinggir lateral kedua mata, oleh karena dapat meluas ke dalam intra kranial.
Masalah lain yaitu bisaulkus
terjadi penyebaran bakteri yang lebih dalam atau lebih luas
sehingga bisa juga terjadi selulitis atau bakterimia. Dan apabila higinis penderita jelek
atau menderita diebetes militus, furunkel menjadi sering kambuh. Predileksi penyakit ini
biasanya pada daerah yang berambut misalnya pada wajah, punggung, kepala, ketiak,
bokong dan ekstrimitas, dan terutama pada daerah yang banyak bergesekan. (Pathway
terlampir)
Abses pecah
2.8 WOC
18
PIODERNIA
Bakteri masuk
s.aureustinggal dirufaoliel
Kelainan pada ku
2.10 Pengobatan
Pada pengobatan umum kasus pioderma , faktor hygiene perorangan dan
lingkungan harus diperhatikan. untuk pengobatan secara sistemik, ada berbagai obat yang
dapat digunakan, meliputi:
a. Penisilin G prokain dan semisintetiknya 1)
1) Penisilin G prokain, Dosisnya 1,2 juta/ hari, I.M. Dosis anak 10000
unit/kgBB/hari. Penisilin merupakan obat pilihan (drug of choice), walaupun di
rumah sakit kota-kota besar perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya
resistensi. Obat ini tidak dipakai lagi karena tidak praktis, diberikan IM dengan
dosis tinggi, dan semakin sering terjadi syok anafilaktik.
2) Ampisilin Dosisnya 4x500 mg, diberikan 1 jam sebelum makan. Dosis anak 50100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
3) Amoksisilin Dosisnya sama dengan ampsilin, dosis anak 25-50 mg/kgBB/hari
dibagi dalam 3 dosis. Kelebihannya lebih praktis karena dapat diberikan setelah
makan. Juga cepat absorbsi dibandingkan dengan ampisilin sehingga konsentrasi
dalam plasma lebih tinggi.
4) Golongan obat penisilin resisten-penisilinase Yang termasuk golongan obat ini,
contohnya: oksasilin, dikloksasilin, flukloksasilin. Dosis kloksasilin 3 x 250
mg/hari sebelum makan. Dosis flukloksasilin untuk anak anak adalah 6,25-11,25
mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
b. Linkomisin dan Klindamisin Dosis linkomisin 3 x 500 mg sehari. Klindamisin
diabsorbsi lebih baik karena itu dosisnya lebih kecil, yakni 4 x 300-450 mg
sehari. Dosis linkomisin untuk anak yaitu 30-60 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3-4
dosis, sedangkan klindamisin 8-16 mg/kgBB/hari atau sapai 20 mg/kgBB/hari
pada infeksi berat, dibagi dalam 3-4 dosis. Obat ini efektif untuk pioderma
disamping golongan obat penisilin resisten- penisilinase. Efek samping yang
disebut di kepustakaan berupa colitis pseudomembranosa, belum pernah
ditemukan. Linkomisin gar tidak dipakai lagi dan diganti dengan klindamisin
karena potensi antibakterialnya lebih besar, efek sampingnya lebih sedikit, pada
20
pemberian pe oral tidak terlalu dihambat oleh adanya makanan dalam lambung.
c.
c. Eritromisin Dosisnya 4x 500 mg sehari per os. Efektivitasnya kurang
dibandingkan dengan linkomisin/klindamisin dan obat golongan resistenpenisilinase. Sering member rasa tak enak dilambung. Dosis linkomisin untuk
anak yaitu 30-5mg/kgBB/hari dibagi dalam 3-4 dosis.
d. Sefalosporin Pada pioderma yang berat atau yang tidak member respon dengan
obat-obatan tersebut diatas, dapat dipakai sefalosporin. Ada 4 generasi yang
berkhasiat untuk kuman positif-gram ialah generasi I, juga generasi IV.
Contohya sefadroksil dari generasi I dengan dosis untuk orang dewasa2 x 500 m
sehari atau 2 x 1000 mg sehari (per oral), sedangkan dosis untuk anak 25-50
mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis. Selain obat sistemik, obat-obatan topikal
(salep) juga sering diberikan. Bermacam-macam obat topikal dapat digunakan
untuk pengboatan pioderma. Obat topical anti mikrobial hendaknya yang tidak
dipakai secara sistemik agar kelak tidak terjadi resistensi dan hipersensitivitas,
contohnya ialah basitrasin, neomisin, dan mupirosin. Neomisin juga berkhasiat
untuk kuman negatif-gram.Neomisin, yang di negeri barat dikatakan sering
menyebabkan sensitisasi, jarang ditemukan. Teramisin dan kloramfenikol tidak
begitu efektif, banyak digunakan karena harganya murah. Obat-obat tersebut
digunakan sebagai salap atau krim. Sebagai obat topical juga kompres terbuka,
contohnya: larutan permangas kalikus 1/5000, larutan rivanol 1% dan yodium
povidon 7,5 % yangndilarutkan 10 x. yang terakhir ini lebih efektif, hanya pada
sebagian kecil mengalami sensitisasi karena yodium. Rivanol mempunyai
kekurangan karena mengotori sprei dan mengiritasi kulit.
2.12 prognosis
Prognosis penyakit ini biasanya baik, asalkan mendapatkan penanganan yang
adekuat dan faktor penyebab dapat dihilangkan, dan prognosis menjadi kurang baik bila
terjadi komplikasi.
2.13 Komplikasi
a. Furunkel malignan : yaitu furunkel yang timbul pada daerah segitiga yang dibatasi
oleh bibir atas dan pinggir lateral kedua mata, oleh karena dapat meluas ke dalam
intra kranial melalui vena facialis dan anguular emissary dan juga pada vena tersebut
tidak mempunyai katup sehingga menyebar ke sinus cavernosus yang nantinya bisa
menjadi meningitis.
b. Selulitis bisa terjadi apabila furunkel menjadi lebih dalam dan meluas.
c. Bakterimia dan hematogen : bakteri berada di dalam darah dapat mengenai katup
jantung, sendi, spine, tulang panjang, organ viseral khususnya ginjal.
d. Furunkel yang berulang, hal ini disebabkan oleh hygiene yang buruk
22
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Anamnase
Nama
Umur
Pekerjaan
Penanggung jawab
Agama
Status perkawinan :
Alamat
No . medical record
Tanggal masuk
Diagnose medic
Tanda tanda vital
Nadi
Tekanan darah
:
Pernafasan
:
Suhu
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
3.3 Diagnosa
1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
23
2.
3.
4.
5.
3.3 Intervensi
NO
1.
DIAGNOSA
Hipertermi berhubungan
Definisi :
Peningkatan suhu tubuh
NOC
NOC:
Termoregulation
NIC
NIC
Fever treatment
Monitor suhu sesering
rentang normal
kemerahan
2. Nadi dan RR dalam
Peningkatan suhu
rentang normal
tubuh diatas
3. Tidak ada perubahan
normal
warna kulit dan tidak ada
Kejang
pusing, merasa nyaman
Takikardi
Takipneu
Kulit terasa
hangat
Faktor faktor yang
respirasi
Dehidrasi
Pemajanan
lingkungan napas
Penyakit
Pemakaian
kulit
Monitor tekanan darah,
nadi dan RR
Monitor penurunan tingkat
kesadaran
Monitor WBC, HB dan
HCT
Monitor intake dan output
Berikan antipiretik
Berikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab
berhubungan :
Anestesia
Penurunan
mungkin
Monitor IWL
Monitor warna dan suhu
demam
Selimuti pasien
Lakukan tapit sponge
Berika cairan intravena
Kompres pasien pada lipat
pakaian yang
menggigil
tidak sesuai
24
dengan suhu
lingkungan
Peningkatan laju
metabolisme
Medikasi
Trauma
Aktivitas berlebih
Temperature regulation
Monitor suhu minimal
2jam
Rencanakan monitoring
kulit
Monitor tanda-tanda
dan nutrisi
Selimuti pasien untuk
mencegah hilangan
kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
Diskusikan tentang
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif
dari kedinginan
Berikan indikasi tentang
keletihan dan penanganan
emergency yang
diperlukan
Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
Berikan antipiretik jika
perlu
dan RR
Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
Monitor VS saat pasien
setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan
irama pernafasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernafasan
abnormal
Monitor suhu warna dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya chusing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradi kardi,
2.
Kerusakan integritas
NOC
kulit
Tissue integrity : skin
Definisi :
and mucous
Perubahan atau gangguan
membranes
Hemodialysis akses
epidermis dan atau
dermis
Kritaria hasil :
Batasan karakteristik :
Integritas kulit yang
Kerusakan
baik bisa
dipertahankan
lapisan kulit
(sensasi, elastisitas,
(dermis)
Gangguan
temperature, hidrasi,
pigmentasi)
permukaan kulit
26
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari
(epidermis)
Invasi struktur
tubuh
Faktor yang
berhubungan :
Eksternal :
Zat kimia,
radiasi
Usia yang
ekstrim
Kelembab
an
Hiperterm
ia,
hipotermi
a
Faktor
mekanik
(mis.,gaya
gunting
[shearing
force]
Medikasi
Lembab
Imobilitas
i fisik
Internal
Perubahan
status
cairan
Perubahan
pigmentas
i
Perubahan
turgor
Faktor
perkemba
ngan
Kondisi
ketidaksei
mbangan
27
sekali
Monitor kulit akan
adanya kemerahan
Oleskan lotion atu
minyak/baby oil pada
daerah yang tertekan
Monitor aktivitas dan
mobilisasi px
Monitor status nutrisi
px
Memandikan px
dengan sabun dan air
hangat
Insision site care
Membersihkan,
memantau dan
meningkatkan proses
penyembuhan pada
luka yang ditutup
jahitan, klip atau
straples
Monitor proses
kesembuhan area insisi
Monitor tanda dan
gejala infeksi pada
area insisi
Bersihkan area sekitar
jahitan atau staples,
menggunakan lidi
kapas steril
Gunakan preparat
antiseptic, sesuai
program
Ganti balutan pada
interval waktu yang
sesuai atau biarkan
luka tetap terbuka
(tidak dibalut) sesuai
program
Dialysis acces maintenence
3.
nutrisi
(mis.,obes
itas,
emasiasi)
Penurunan
imunologi
s
Penurunan
sirkulasi
Kondisi
gangguan
metabolik
Gangguan
sensasi
Tonjolan
tulang
Nyeri Akut
Definisi : Pengalaman
sensori yang tidak
menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan
jaringan yang aktual atau
potensial atau
digambarkan dalam hal
kerusakan sedemikian
rupa (international
association for the study
of pain):
Awitan yang tiba-tiba
atau lambat dari
intensitas ringan hingga
berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau
NOC
NIC
Pain level
Pain control
Comfort level
Pain management
nyeri secara
Kriteria Hasil:
komprehensif
Mampu mengontrol
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi
Lakukan pengkajian
faktor presipitasi
Observasi reaksi
untuk mengurangi
nonverbal dari
nyeri, mencari
ketidaknyamanan
Gunakan tehnik
bantuan)
Melaporkan bahwa
komunikasi terapeutik
nyeri berkurang
untuk mengetahui
dengan menggunakan
managemen nyeri
Mampu mengenali
diprediksi dan
nyeri (skala,
berlangsung <6bln.
intensitas, frekuensi,
28
pengalaman nyeri
pasien.
Kaji kultur yang
mempengarui respon
nyeri
Batasan Karakteristik :
Evaluasi pengalaman
Perubahan selera
makan
Perubahan
tekanan darah
Perubahan
frekuensi jantung
Perubahan
ketidakefektifan
frekuensi
pernafasan
Laporan isyarat
Diaforesis
Perilaku distraksi
mencari dan
menemukan dukungan
Kontrol lingkungan
mondar-mandir
yang dapat
mencari orang
mempengarui nyeri
aktifitas lain,
pencahayaan dan
aktivitas yang
kebisingan.
Kurangi faktor
presipitas nyeri
Pilih dan lakukan
berulang)
Mengekspresikan
perilaku (mis :
penanganan nyeri
gelisah,
(farmakologi, non
merengek,
lampau
Bantu pasien dan
keluarga untuk
(mis : berjalan
menangis)
Masker wajah
personal)
Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk
bercahaya,
tampak kacau,
menentukan intervensi
Ajarkan tentang tehnik
non farmakologi
Berikan analgetik
gerakan mata
berpancar atau
tetap pada satu
untuk mengurangi
fokus meringis)
nyeri
29
Sikap melindungi
nyeri
Fokus menyempit
(mis: gangguan
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
persepsi nyeri
hambatan proses
berfikir,
penurunan
pasien tentang
interaksi dengan
orang dan
lingkungan)
Indikasi nyeri
manajemen nyeri.
Analgesic
administration
Tentukan lokasi,
yang dapat
karakteristik, kualitas,
diamati
Perubahan posisi
untuk
menghindari
nyeri
Sikap tubuh
melindungi
Dilatasi pupil
Melaporkan nyeri
secara verbal
Gangguan tidur
obat.
Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
Faktor yang
analgesik ketika
berhubungan:
biologis, zat
satu
Tentukan pilihan
analgesik tergantung
kimia, fisik,
psikologis)
30
optimal
Pilih rute pemberian
secara IV, IM, untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
Monitor vital
signsebelum dan
sesudah pemberian
4.
NOC:
NIC:
Citra tubuh: persepsi
yang positif terhadap
penampilan dan
pasien tentang
gambaran tubuh
didistorsi:
perkembangan
Tentukan apakah
kemampuan untuk
berdasarkan tahap
menahan diri
terhadap gangguan
Tentukan harpan
pasien
Identifikasi budaya,
agama, ras, jenis
kelamin, dan usia dari
orang penting bagi
pasien menyangkut
citra tubuh
31
Pantau frekuensi
keterlambatan pada
pernyataan yang
perkembangan anak,
mengkritik diri
Dengarkan
secara konsisten
menunjukkan distorsi
pasien/keluarga secara
berduka.
pengakuan terhadap
adanya perhatian
perubahan aktual
kemajuan dan
pada penmpilan
prognosis
Berikan perawatan
buruk
memelihara
terhadapa perawatan,
menghakimi, pelihara
personal.
pasien.
Beri dorongan kepada
pasien untuk:
- Pertahankan
kebiasaan
berpakaian seharihari yang rutin
-
dilakukan
Mengungkapkan
perhatian tentang
hubungan personal
yang dekat
Mengungkapkan
konsekuensi
perubahan fisik
dan emosional
yang dapat
mempengaruhi
konsep diri
32
Identifikasi cara-cara
untuk mengurangi
dampak dari segala
kesalahan
penggambaran melalui
berpakaian, rambut
palsu, atau kosmetik,
sesuai dengan
kebutuhan
5.
Kurang Pengetahuan
NOC :
NIC :
Definisi :
kurangnya informasi
KriKriteria Hasil :
kognitif sehubungan
Berikan penilaian
tentang tingkat
pengetahuan pasien
menyatakan
tentang proses
Batasan karakteristik :
pemahaman tentang
memverbalisasikan
penyakit, kondisi,
adanya masalah,
prognosis dan
ketidakakuratan
program pengobatan
Pasien dan keluarga
mampu
melaksanakan
: keterbatasan kognitif,
prosedur yang
interpretasi terhadap
dijelaskan secara
tepat.
Gambarkan tanda dan
benar
Pasien dan keluarga
mengikuti instruksi,
kurangnya keinginan
untuk mencari informasi,
tidak mengetahui
sumber-sumber
informasi.
berhubungan dengan
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim
yang tepat
Identifikasi
kesehatan lainnya
33
kemungkinan
yang tepat
Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
Hindari harapan yang
kosong
Sediakan bagi
keluarga informasi
tentang kemajuan
pasien dengan cara
yang tepat
Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang dan
atau proses
pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan
diindikasikan
Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan
cara yang tepat
34
35
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pioderma yang merupakan infeksi bakteri pada kulit ini dapat bersifat superfisial
(hanya sebatas di epidermis) atau profunda (lebih dalam mencapai dermis). pioderma
memang kebanyakan menyerang anak-anak namun orang dewasa juga dapat
mengalaminya. Ada beberapa jenis pioderma, dimana tiap jenisna memiliki ciri-ciri dan
juga pengobatan yang berbeda. seseorang dapat terkena pioderma jika ia memiliki
hygiene yang buruk, kondisi kesehatan yang menurun, dan juga tinggal di lingkungan
yang kotor. Tanda dan gejala pioderma meliputi gatal, nyeri, kulit kemerahan, dan juga
terdapat benjolan yang didalamnya berisi nanah. pada tahap yang sudah parah,
penderitanya dapat mengalami demam, nyeri, dan malaise. Prognosis penyakit ini
umumnya baik, namun dapat memburuk jika perawatan hygiene kurang baik. Asuhan
keperawatan yang dapat diberikan kepada pasien dengan pioderma meliputi pengkajian,
diagnosa, rencana tindakan, implementasi, dan terakhir
4.2 Evaluasi
Saran Diharapkan kepada mahasiswa perawat agar lebih memahami konsep dasar
penyakit Pioderma dan konsep dasar asuhan keperawatan sehingga dapat meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan mahasiswa serta mempersiapkan mahasiswa dalam
menghadapi pasien dengan pioderma
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/187177589/askep-PIODERMA-utik
36
37