BAB I
PENDAHULUAN
akan memudahkan seorang atlet untuk melakukan standing trhow shoot dan
memasukkan bola kedalam gawang dengan baik, namun untuk terciptanya hal
tersebut tentu saja ini memerlukan latihan yang baik pula.
Berdasarkan pengamatan dilapangan oleh peneliti dalam melakukan
standing throw shoot pada permainan bola tangan sejauh mana keterkaitan
dengan kemampuan power otot lengan perlu diadakannya pembuktian secara
ilmiah,dan untuk memudahkan pelaksanaan penelitian maka penulis
menetapkan seluruh mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
angkatan (2019) sebagai objek penelitian, penetapan objek penelitian tersebut
atas dasar pertimbangan bahwa memiliki keterampilan dalam melakukan
standing throw shoot permainan bola tangan serta telah memprogram mata
kuliah bola tangan (Handball).
Faktor yang menjadi pertimbangan peneliti untuk mengadakan
penelitian adalah kemampuan shooting mahasiswa penjaskesrek angkatan
2019 karena masih banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk
memasukkan dalam bola ke dalam gawang lawan, karena Pemain kurang
mengandalkan power lemparan saat melakukan standing throw shoot. Alasan
lainnya penulis dalam melakukan penelitian pada mahasiswa penjaskesrek
angkatan 2019 karena mahasiswa belum maksimal dalam memanfaatkan
power otot lengan yang mereka miliki untuk melakukan standing throw shoot
kearah gawang, sehingga hal tersebut berpengaruh pada kurang maksimalnya
mahasiswa dalam melakukan standing throw shoot.
Berdasarkan pada uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara
power otot lengan dengan kemampuan standing throw shoot bola tangan pada
mahasiswa penjaskes-rek angkatan 2019 Universitas Halu Oleo.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam peneitian ini yaitu, Apakah Ada Hubungan Antara Power Otot Lengan
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara power otot lengan dengan kemampuan standing throw shoot bola
tangan pada mahasiswa Penjaskesrek angkatan 2019 Universitas Halu Oleo.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan pengetahuan untuk peneliti sendiri, bila kelak peneliti
menjadi seorang pelatih atau sebagai orang yang ahli di bidang olah raga
khususnya bola tangan.
2. Bagi mahasiswa sebagai penambah ilmu atau wawasan dalam bidang
permainan bola tangan
3. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
2. Macam-Macam Power
Macam-Macam Power Bompa (1994) bahwa power otot jika dilihat
dari sifat karakteristik cabang olahraga maka dapat diklasifikasi dua macam
yaitu daya ledak siklik dan daya ledak asiklik. Daya ledak siklik diperlukan
pada cabang olahraga yang memerlukan gerakan yang berulang-ulang atau
yang mengulang siklus, misalnya pada lari, renang dan balap sepeda.
Daya ledak asiklik adalah gerak yang kuat dan cepat dalam satu
gerakan seperti gerakan pada tolak peluru, lempar lembing, shooting bola
tangan. Dengan demikian gerakan seorang pemain dalam melakukan standing
throw shoot termasuk dalam kategori daya ledak asiklik, karena gerakannya
hanya sekali gerakan.
Daya ledak siklik diperlukan pada cabang olahraga yang memerlukan
gerakan yang berulang-ulang atau yang mengulang siklus, misalnya pada lari,
renang dan balap sepeda. Sedangkan daya ledak asiklik adalah gerak yang
kuat dan cepat dalam satu gerakan seperti gerakan pada tolak peluru, lempar
lembing, smash bulutangkis. Dengan demikian gerakan smash bola voli juga
termasuk dalam daya ledak asiklik.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Power
Usia Menurut Soekarman (1989), menjelaskan bahwa ada beberapa
faktor mempengaruhi tingkat kekuatan dan power otot, antara lain sebagai
berikut:
1. Aktifitas fisik
Kekuatan dan ketahanan otot yang sudah dicapai dapat dipertahankan
dengan latihan satu kali seminggu.Setahun tanpa latihan 45 persen kekuatan
masih dapat dipertahankan. Sedangkan bed rest selama 12 minggu dapat
menurunkan kekuatan otot sebesar 40 persen. Namun demikian, istirahat yang
cukup setiap malam dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat daya tahan
otot.
10
2. Kualitas otot
Tiap unit mikroskopis otot mempengaruhi kontraksi otot yang
ditimbulkan. Dengan kontraksi optimal otot akan dapat beraktivitas lebih
lama dibandingkan dengan ketika berkontraksi secara maksimal.
3. Kontraksi otot
Kontraksi berturut-turut secara maksimum akan mengurangi
cadangan sumber energi dalam otot. Lama-kelamaan hal tersebut
menyebabkan kemampuan kontraksi otot menurun.
4. Vascularisasi dan Innervasi
Vascularisasi berfungsi menyalurkan oksigen dan nutrisi untuk
metabolisme penghasil energi. Semakin banyak pasokan oksigen dan nutrisi,
akan semakin banyak energi yang dihasilkan, sehingga otot dapat beraktifitas
lebih lama. Rangsangan diterima saraf sensorik, lalu dijalarkan kepusat,
kemudian kesaraf motorik untuk mengerakan otot.Selama saraf masih mampu
bergerak ketika ada rangsang.
5. Kekuatan otot
Kombinasi antara kekuatan dan daya tahan akan menghasilkan daya
tahan kekuatan otot. Tingkat kekuatan otot berbanding lurus dengan tingkat
ketahanan otot, misalnya, atlet dengan bench-press maksimal 200 pon akan
melakukan pengulangan lebih banyak dengan beban 100 pon dari pada atlet
dengan bench-press maksimal 150 pon.
6. Cadangan glikogen
Waktu untuk menuju kelelahan salah satunya ditentukan oleh
beberapa banyak cadangan glikogen yang masih mampu diubah menjadi
glukosa.Pada akhirnya, glukosa digunakan sebagai energi untuk melakukan
aktivitas.
7. Berat badan
Berat badan yang rendah dapat menunjukkan massa otot yang rendah.
dengan demikian, metabolisme penghasil energi di otot akan lebih sedikit.
Hal ini menyebabkan jumlah cadangan energi untuk aktivitas menjadi lebih
kecil.
11
8. Usia
Pada orang-orang terlatih, ketahanan otot akan terus meningkat dan
mencapai ketahanan otot maksimal di usia 20 tahun. Setalah itu, tingkat
ketahanan otot akan menetap 3-5 tahun yang kemudian akan berangsur-
angsur turun.
9. Jenis kelamin
Kekuatan otot yang dimiliki oleh perempuan kira-kira 2 per 3 dari
kekuatan otot yang dimiliki oleh laki-laki.Selain itu, otot perempuan lebih
kecil dari pada otot laki-laki. Saat awal pubertas, testosteroneakan
meningkatkan massa otot, sedangkan estrogen cenderung menambah jaringan
lemak. Sehingga secara umum daya tahan otot perempuan lebih rendah dari
laki-laki. 10. Nutrisi Cadangan glikogen sebagian besar bergantung pada
dukungan nutrisi yang tepat. Diet tinggi karbohidrat akan memberikan lebih
banyak cadangan dalam otot dibanding diet campuran maupun tinggi.
4. Pengertian Power Otot Lengan
Power otot lengan adalah suatu kondisi fisik yang dominan yang di
perlukan dalam permaianan bola tangan. Kebanyakan keterampilan bermain
bola tangan bergantung pada kualitas fisik yang satu ini dalam hal ini bahwa
permainan bola tangan harus menggerakan tubuhnya atau bagian tubuhnya
secara cepat, sehingga memerlukan kekuatan dan kecepatan secara stimulus.
Mahendra (1999)
Power otot lengan yang maksimum,dapat dipergunakan dalam satu
kontraksi maksimal, ketahanan mengacu pada kontraksi maksimal yang
ditampilkan selama priode tertentu, power otot lengan mencerminkan
kemampuan seseorang dalam menghasilkan gerak secara cepat dalam waktu
yang singkat. Dengan demikian power otot lengan penting dalam
meningkatkan kondisi fisik Secara menyeluruh.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukdianto (2001) menerangkan
bahwa power otot lengan adalah kekuatan yang sangat penting dalam
meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.
12
Gambar: 3.1
Lapangan Permainan Bola Tangan (Ermawan Susanto 2007)
Gambar: 3.2
Bola Tangan (https://www.google.com/search?q=gambar+bola+tangan)
Poerwadarminto (1979: 1055) tepat adalah betul atau lurus arahnya dan
jurusannya. Dalam konteks olahraga Suharno H. P. (1980/1981: 32)
mengemukakan bahwa ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk
mengarahkan sesuatu gerak ke sesuatu sasaran sesuai dengan tujuannya.
Menurut Mochamad Sajoto (1988: 59) ketepatan adalah kemampuan
dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Ketepatan
merupakan faktor yang diperlukan seseorang untuk mencapai target yang
diinginkan. Ketepatan berhubungan dengan keinginan untuk memberikan
arah kepada sasaran dengan maksud dan tujuan tertentu. Tepat berarti sesuai
dengan harapan atau keinginan yang dikehendaki. Ketepatan merupakan
kemampuan mengarahkan sesuatu dengan sadar kepada obyek yang
dikehendaki. Menurut Poerwadarminto (1979: 1055) ketepatan dapat
diartikan sebagai ketelitian atau kejutan. Dalam konteks olahraga Suharno
(1982: 35) mengemukakan bahwa ketepatan adalah kemampuan untuk
mengarahkan sesuatu gerak ke sesuatu sasaran sesuai dengan tujuannya.
Berdasarkan uraian tentang ketepatan melempar di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa ketepatan melempar merupakan kemampuan
seseorang melakukan lemparan menuju sasaran yang dilihat dan mengenai
sasaran tersebut pada jarak-jarak lempar tertentu.misalnya dalam melakukan
shooting bola tangan.
4. Koordinasi (Coordination)
Menurut Ismail Solihin (2009: 91 ), karateristik pertama dari
organisasi adalah adanya koordinasi upaya dari sumber daya manusia yang
terlibat dalam organisasi. Penggabungan yang terkoordinasi dengan baik akan
menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik dibandingkan upaya perseorangan.
Hasibuan (2009 : 85) berpendapat bahwa : “koordinasi adalah kegiatan
mengarahkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan unsur-unsur
manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan
organisasi”. Menurut Yohanes Yahya (2006 : 95), koordinasi adalah proses
pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada satuan yang terpisah pada suatu
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
29
E. Kerangka berpikir
Salah satu teknik dasar dalam permainan bola tangan adalah shooting,
untuk melakukan shooting yang baik pemain haruslah memiliki lemparan
yang keras, agar lebih mudah melakukan lemparan yang baik maka seorang
31
atlet juga harus memiliki kondisi fisik yang baik pula dengan rutin melakukan
latihan yang baik dan benar.Power otot lengan adalah kemampuan
sekelompok otot pada lengan untuk melawan beban pada saat satu
usaha,dalam hal ini usaha dalam melakukan teknik shooting permainan bola
tangan.teknik shooting bola tangan akan lebih baik karena adanya
sumbangan otot lengan karena merupakan gerakan lanjutan lengan yang
membuat hasil tehadap bola lebih kuat.
Dengan demikian jelas bahwa kekuatan kekuatan otot lengan
mempunyai hubungan yang erat dan mempunyai peranan penting dalam
menunjang keberhasilan pelaksanaan teknik shooting bola tangan.tanpa
memiliki kekuatan otot lengan yang baik ,maka seorang atlet tidak akan
mungkin memiliki teknik shooting yang baik pula.power otot lengan yang
baik memberikan dampak positif berkaitan dengan penggunaan daya dalam
melakukan suatu pukulan.dengan memiliki daya yang lebih besar,akan lebih
menguntungkan pada saat akan melakukan shooting.berdasarkan uraian diatas
maka dapat dikatakan bahwa dalam melakukan shooting bola tangan
memerlukan kekuatan power otot lengan yang baik untuk menghasilkan
lemparan shooting bola tangan yang lebih optimal.
F. Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan
kerangka berpikir yang dikemukakan, maka penulis dapat merumuskan
hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan power otot lengan dengan
kemampuan shooting dalam permainan bola tangan pada mahasiswa
penjeskes-rek angkatan 2019 Universitas Halu Oleo.
BAB III
]METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang masuk dalam
jenis penelitian kuantitatif, dimana akan diuji mengenai hubungan power otot
lengan dengan kemampuan shooting dalam permainan bola tangan pada
mahasiswa penjaskes-rek angkatan 2019 UHO desain penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
rxy
X Y
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu bebas dan
variabel terikat, sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau
independent variabel.variabel bebas dalam penelitian ini adalah power otot
lengan.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat independent adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas atau disebut independent variabel.Variabel terikat dalam
penelitian ini yaitu kemampuan shooting dalam permainan bola tangan.
46
47
kedepan sejauh mengkin. Tes dilakukan sebanyak tiga kali dan diambil
tes yang paling terbaik.
2. Kemampuan standing throw shoot yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kemampuan testee melakukan tembakan sambil ke arah
sasaran/gawang yang telah diberi angka-angka dari 3 tempat atau pos
dengan masing-masing jarak 3,5 meter, 5 meter, dan 7 meter dengan
menolak digaris batas tolakan yang telah ditentukan sebanyak 2 kali
kesempatan dari tiap-tiap pos.
‘
49
Gambar 3.1 Tes Power Otot Lengan (Overhead Medicine Ball Throw)
(Widiastuti, 2017)
d. Lapangan
e. Bola berbeban 2 sampai 5 kg
f. Alat ukur / rol meter
pengujian ini digunakan tabel Anova dengan meloihat nilai probability pada
derajat linieri (deviation from liniearity). Hasil rangkuman uji linieritas.
c. Uji hipotesis
Hasil analisis hopotesis menggunakan uji korelasi yaitu bertujuan
untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan power otot lengan dengan
kemampuan shooting bola tangan.
Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan
adalah uji korelasi. Uji korelasi dilakukan menggunakan sistem komputer
dengan program SPSS Versi 23 dengan bantuan tabel correlation.
A. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik statistic deskriptif dan statistic inferensial. Statistic
deskriptif, dimaksudkan untuk mengetahui nilai rata - rata standar deviasi
dari setiap variabel. Sedangkan untuk statistic inferensial, dimaksudkan
untuk menguji hipotesi dengan menggunakan statistic uji korelasi product
moment.
B. Adapun rumus uji korelasi product moment adalah sebagai berikut :
C. Statistic uji korelasi product moment, Arikunto (2010), merumuskan
sebagai berikut :
D. N ∑ X Y – (∑X) (∑Y)
E. rxy =
F. √{ [(N∑X2 - ∑Y)2] [N∑Y2 - ∑Y)2}
G. Keterangan :