Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut ensiklopedia Indonesia Olahraga merupakan gerakan badan
yang dilakukan oleh perorangan atau lebih yang atau dapat dikenal regu.
`Sedangkan dalam kamus Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) adalah
ikut serta dalam aktivitas tubuh untuk memperoleh kesenangan,dan aktivitas
khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan athletic games di
USA. Olahraga Secara Umum merupakan sebuah aktivitas yang berguna
untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara
rohani. Ada beberapa ahli yang juga mengungkapkan tentang pengertian dari
olahraga.
Dalam dunia olahraga banyak terjadi perkembangan, dengan seiring
perkembangan itu banyak ditemukan berbagai cabang olahraga, salah satunya
cabang olahraga bola tangan (Hand Ball). Olahraga bola tangan dikanca
dunia sudah sangat dikenal sedangkan di indonesia sendiri masih tergolong
asing di telinga sebagian masyarakat. Olahraga ini memiliki usia paling tua
bahkan jauh sebelum olahraga bola kaki ditemukan dan berkembang cukup
pesat.
Sejarah bola tangan dunia, olahraga ini mulai berkembang dijerman
pada abad ke-11 masehi, dan dipopulerkan oleh seorang pria bernama
Walther Von Der Vgelweide, Federasi Bola Tangan Asia dibentuk pada saat
Asian Games di Taheran pada tahun 1974, Federasi Bola Tangan nternationa
l Handball Federation (IHF) adalah induk organisasi internasional olahraga
bola tangan.
Olahraga bola tangan atau handball pertama kali masuk di indonesia
sejak tahun 2007. Saat itu, olahraga bola tangan masih dilakukan di luar
ruangan (outdoor) lebih tepatnya dilakukan di pantai, sedangkan pada tahun
2015, Bola tangan mulai diperkenalkan sebagai olahraga indoor (dalam
ruangan). Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) adalah organisasi yang
2

mengatur kegiatan bola tangan di indonesia. Permainan bola tangan


(handball) merupakan olahraga beregu di mana dua regu dengan masing-
masing 7 pemain (6 pemain dan 1 penjaga gawang) berusaha memasukkan
sebuah bola ke gawang lawan. Permainan ini mirip dengan sepak bola, tapi
cara memindahkan bola adalah dengan tangan pemain, bukan kaki.
Olahraga bola tangan hampir sama dengan sepak bola, hanya saja
perbedaanya terletak pada cara memainkannya. Sepak bola dimainkan
menggunakan kaki, sedangkan sepak tangan menggunakan tangan untuk
memainkannya. Selain itu jumlah anggota tim atau pemain bola tangan lebih
sedikit dibanding sepak bola.
Dalam Permainan bola tangan ada beberapa teknik yang perlu
dipelajari, salah satunya yaitu passing, dribbling, dan shooting. Shooting
merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai dengan sangat baik
oleh setiap pemain bola tangan karna ini merupakan bagian penting dalam
permainan bola tangan, yang bertujuan untuk mencetak angka dan
memasukan bola ke arah gawang lawan
Kemampuan suatu regu dalam melakukan tembakan atau shooting
akan menentukan hasil yang dicapai dalam suatu pertandingan. Ada beberapa
teknik menembak dalam permainan bola tangan seperti yang dikemukakan
oleh Agus Mahendra (2000) sebagai berikut : 1) The Standing Throw Shoot;
2) The Jump Shoot; 3) The Dive Shoot; 4) The Fall Shoot; 5) The Side Shoot;
6) The Flying Shoot; 7) The Reserve Shoot.
Dalam permainan bola tangan pemain bisa menggunakan salah satu
teknik permainan diatas misal teknik the standing throw shoot (tembakan
berdiri), yang dimaksud dengan the standing throw shoot atau tembakan
berdiri adalah shooting dasar dalam permainan bola tangan. Tembakan ini
biasa digunakan untuk tembakan penalti dan merupakan dasar dari teknik
shooting.
Cara melakukan  The Standing Throw shot (Tembakan Berdiri)
Didahului dengan mendribble bola kemudian menangkap dengan kedua
tangan dan sedikit membungkukkan badan ke kanan (pelempar tangan kanan)
3

kemudian bola di shooting dengan keras lewat samping kepala sambil


membuka kaki agak lebar, dan kaki kanan sedikit agak terangkat dengan
bertumpuh oleh kaki kiri serta tangan kiri rileks disamping badan.
Didalam permainan bola tangan setiap pemain harus memiliki tingkat
kemampuan mencetak gol/melempar yang diatas rata-rata. Hal tersebut
karena setiap pemain dalam permainan bola tangan memiliki peluang untuk
mencetak gol/melakukan tembakan yang sama.
Beberapa faktor pendukung Dalam melakukan shooting yaitu fisik dan
teknik,kedua faktor ini menjadi faktor yang sangat dibutuhkan. Untuk
memaksimalkan kemampuan shooting harus dibekali dengan kemampuan
fisik dan teknik yang baik, pengetahuan akan fisik dan teknik yang
menunjang dalam kemampuan shooting sangat diperlukan.
Seorang atlet bola tangan dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang
baik. Shooting tersebut membutuhkan kemampuan. kecepatan, kekuatan otot
lengan,kelentukan,power,ketepatan dan koordinasi.Maka dengan adanya
komponen kondisi fisik power otot lengan sangat berpengaruh dalam
melakukan standing throw shoot.
power adalah kemampuan untuk mengerahkan kekuatan yang
maksimal dalam waktu yang singkat (Harsono,1988). Dalam melakukan
suatu tembakan diperlukan power lengan yang besar agar bola melaju dengan
cepat dan kuat sehinggah shooting akan lebih baik, hal ini sesuai dengan
pendapat Agus Mahendra (2000), yang berpendapat bahwa agar lemparan
berhasil harus dilakukan secara eksplosif dengan mengerahkan seluruh
kecepatan dan kekuatan dalam waktu yang sangat singkat sehingga
menghasilkan gerak laju bola yang cepat dan kuat.
Maka dengan adanya komponen kondisi fisik power otot lengan
sangat berpengaruh terhadap kemampuan standing throw shoot maka hasil
yang didapat adalah bola tersebut akan melesat dengan cepat dan kuat
dikarenakan lemparan dilakukan secara ekplosif dengan kekuatan yang
maksimal dalam waktu yang cepat. Power merupakan hasil kali antara
kekuatan dan kecepatan. Dengan latihan menggunakan kondisi fisik power,
4

akan memudahkan seorang atlet untuk melakukan standing trhow shoot dan
memasukkan bola kedalam gawang dengan baik, namun untuk terciptanya hal
tersebut tentu saja ini memerlukan latihan yang baik pula.
Berdasarkan pengamatan dilapangan oleh peneliti dalam melakukan
standing throw shoot pada permainan bola tangan sejauh mana keterkaitan
dengan kemampuan power otot lengan perlu diadakannya pembuktian secara
ilmiah,dan untuk memudahkan pelaksanaan penelitian maka penulis
menetapkan seluruh mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
angkatan (2019) sebagai objek penelitian, penetapan objek penelitian tersebut
atas dasar pertimbangan bahwa memiliki keterampilan dalam melakukan
standing throw shoot permainan bola tangan serta telah memprogram mata
kuliah bola tangan (Handball).
Faktor yang menjadi pertimbangan peneliti untuk mengadakan
penelitian adalah kemampuan shooting mahasiswa penjaskesrek angkatan
2019 karena masih banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk
memasukkan dalam bola ke dalam gawang lawan, karena Pemain kurang
mengandalkan power lemparan saat melakukan standing throw shoot. Alasan
lainnya penulis dalam melakukan penelitian pada mahasiswa penjaskesrek
angkatan 2019 karena mahasiswa belum maksimal dalam memanfaatkan
power otot lengan yang mereka miliki untuk melakukan standing throw shoot
kearah gawang, sehingga hal tersebut berpengaruh pada kurang maksimalnya
mahasiswa dalam melakukan standing throw shoot.
Berdasarkan pada uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara
power otot lengan dengan kemampuan standing throw shoot bola tangan pada
mahasiswa penjaskes-rek angkatan 2019 Universitas Halu Oleo.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam peneitian ini yaitu, Apakah Ada Hubungan Antara Power Otot Lengan
5

Dengan Kemampuan Standing Throw Shoot Bola Tangan pada mahasiswa


Penjaskesrek angkatan 2019 Universitas Halu Oleo.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara power otot lengan dengan kemampuan standing throw shoot bola
tangan pada mahasiswa Penjaskesrek angkatan 2019 Universitas Halu Oleo.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan pengetahuan untuk peneliti sendiri, bila kelak peneliti
menjadi seorang pelatih atau sebagai orang yang ahli di bidang olah raga
khususnya bola tangan.
2. Bagi mahasiswa sebagai penambah ilmu atau wawasan dalam bidang
permainan bola tangan
3. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Power Otot Lengan


1. Definisi Power
Daya ledak merupakan terjemahan dari kata explosive power atau
power (bahasa Inggris) dan schnelkraft (bahasa Jerman) power berarti
kemampuan untuk meraih kekuatan setinggi mungkin dalam waktu yang
tersingkat (Rothing, 1983:312 dalam buku Syafruddin, 2013:74). Power
sebagai produk dari dua kemampuan yaitu kekuatan (strenght) dan kecepatan
(speed) untuk melakukan force maksimum dalam waktu yang sangat
cepat.Power atau sering pula disebut daya explosive adalah suatu kemampuan
gerak yang sangat penting untuk menunjang setiap aktifitas pada setiap
cabang olahraga (widiastuti,11).
Power lengan merupakan kemampuan otot lengan dalam berkontraksi
untuk menghasilkan tenaga yang sebesar-besarnya, guna untuk menghasilkan
gerakan-gerakan yang eksplosif dalam melakukan suatu aktifitas. Power
merupakan dasar yang paling penting dalam melatih keterampilan gerak.
Sajoto (1988) power diartikan komponen kondisi fisik yang menyangkut
masalah kemampuan seorang pada saat menggunakan otot-ototnya, menerima
beban waktu bekerja. Jadi power merupakan otot dalam menahan beban dari
bekerja motorik dalam waktu tertentu secara maksimal.
Sajoto (1988) Power otot adalah komponen kondisi fisik yang dapat
ditingkatkan sampai batas sub maksimal, sesuai kebutuhan setiap cabang
olahraga yang memerlukan. Faktor-faktor yang harus benar-benar
diperhatikan secara matang melalui pembinaan secara dini serta
memperhatikan beberapa aspek yang harus meningkatkan prestasi adalah
struktur postur tubuh yang meliputi: a) ukuran tinggi dan panjang tubuh, b)
ukuran besar, lebar, dan berat tubuh, c) somato tipe (bentuk tubuh:
endomorphy, mesomorphy, dan ectomorphy).

7
8

Harsono, Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan


maksimal dalam waktu yang singkat (Harsono, 2001:24). Dari penjelasan di
atas dapat kita jelaskan kalau 2 orang individu masing-masing dapat
mengangkat beban yang beratnya 50 kg, akan tetapi yang seseorang dapat
mengangkatnya lebih cepat dari pada yang lain, maka orang itu dikatakan
mempunyai power yang lebih baik daripada orang yang menangkatnya lebih
lambat.
Menurut (Ismariyati, 2006) menyatakan bahwa Power menyangkut
kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan ekplosive serta
melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang
secepat-cepatnya.Sedangkan menurut (Sukadiyanto, 2002) menyatakan
bahwa power adalah hasil kali antara kekuatan dan kecepatan dengan kata
lain unsur dari power adalah kekuatan dan kecepatan. Power merupakan
produk dari dua kemampuan yaitu kekuatan strength dan kecepatan speed.
Didalam olahraga power dimanfaatkan misalnya pada cabang
olahraga lembing, tolak peluru, lari (tolakan saat star pada nomor lari jarak
pendek), lompat tinggi (spiker pada saat melompat), permainan bulutangkis
(saat pemain melakukan pukulan smash).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, power dapat diartikan
pengerahan tenaga otot atau sekelompok otot dalam melakukan kerja secara
eksplosif yang dipengaruhi oleh kecepatan kontraksi otot dalam memindahka
sebagian atau seluruh tubuh yang dilakukan pada saat bersamaan maupun
secara tiba-tiba untuk menghasilkan tenaga yang sebesar-besarnya. Power
adalah kekuatan dan kecepatan yang dilakukan secara bersama-sama dalam
melakukan suatu gerak. seperti dalam permainan bola tangan power
dibutuhkan untuk mengeluarkan tenaga yang sebesar-besarnya,dengan
gerakan yang cepat atau eksplosif guna menghasilkan shooting yang
berkualitas.
9

2. Macam-Macam Power
Macam-Macam Power Bompa (1994) bahwa power otot jika dilihat
dari sifat karakteristik cabang olahraga maka dapat diklasifikasi dua macam
yaitu daya ledak siklik dan daya ledak asiklik. Daya ledak siklik diperlukan
pada cabang olahraga yang memerlukan gerakan yang berulang-ulang atau
yang mengulang siklus, misalnya pada lari, renang dan balap sepeda.
Daya ledak asiklik adalah gerak yang kuat dan cepat dalam satu
gerakan seperti gerakan pada tolak peluru, lempar lembing, shooting bola
tangan. Dengan demikian gerakan seorang pemain dalam melakukan standing
throw shoot termasuk dalam kategori daya ledak asiklik, karena gerakannya
hanya sekali gerakan.
Daya ledak siklik diperlukan pada cabang olahraga yang memerlukan
gerakan yang berulang-ulang atau yang mengulang siklus, misalnya pada lari,
renang dan balap sepeda. Sedangkan daya ledak asiklik adalah gerak yang
kuat dan cepat dalam satu gerakan seperti gerakan pada tolak peluru, lempar
lembing, smash bulutangkis. Dengan demikian gerakan smash bola voli juga
termasuk dalam daya ledak asiklik.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Power
Usia Menurut Soekarman (1989), menjelaskan bahwa ada beberapa
faktor mempengaruhi tingkat kekuatan dan power otot, antara lain sebagai
berikut:
1. Aktifitas fisik
Kekuatan dan ketahanan otot yang sudah dicapai dapat dipertahankan
dengan latihan satu kali seminggu.Setahun tanpa latihan 45 persen kekuatan
masih dapat dipertahankan. Sedangkan bed rest selama 12 minggu dapat
menurunkan kekuatan otot sebesar 40 persen. Namun demikian, istirahat yang
cukup setiap malam dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat daya tahan
otot.
10

2. Kualitas otot
Tiap unit mikroskopis otot mempengaruhi kontraksi otot yang
ditimbulkan. Dengan kontraksi optimal otot akan dapat beraktivitas lebih
lama dibandingkan dengan ketika berkontraksi secara maksimal.
3. Kontraksi otot
Kontraksi berturut-turut secara maksimum akan mengurangi
cadangan sumber energi dalam otot. Lama-kelamaan hal tersebut
menyebabkan kemampuan kontraksi otot menurun.
4. Vascularisasi dan Innervasi
Vascularisasi berfungsi menyalurkan oksigen dan nutrisi untuk
metabolisme penghasil energi. Semakin banyak pasokan oksigen dan nutrisi,
akan semakin banyak energi yang dihasilkan, sehingga otot dapat beraktifitas
lebih lama. Rangsangan diterima saraf sensorik, lalu dijalarkan kepusat,
kemudian kesaraf motorik untuk mengerakan otot.Selama saraf masih mampu
bergerak ketika ada rangsang.
5. Kekuatan otot
Kombinasi antara kekuatan dan daya tahan akan menghasilkan daya
tahan kekuatan otot. Tingkat kekuatan otot berbanding lurus dengan tingkat
ketahanan otot, misalnya, atlet dengan bench-press maksimal 200 pon akan
melakukan pengulangan lebih banyak dengan beban 100 pon dari pada atlet
dengan bench-press maksimal 150 pon.
6. Cadangan glikogen
Waktu untuk menuju kelelahan salah satunya ditentukan oleh
beberapa banyak cadangan glikogen yang masih mampu diubah menjadi
glukosa.Pada akhirnya, glukosa digunakan sebagai energi untuk melakukan
aktivitas.
7. Berat badan
Berat badan yang rendah dapat menunjukkan massa otot yang rendah.
dengan demikian, metabolisme penghasil energi di otot akan lebih sedikit.
Hal ini menyebabkan jumlah cadangan energi untuk aktivitas menjadi lebih
kecil.
11

8. Usia
Pada orang-orang terlatih, ketahanan otot akan terus meningkat dan
mencapai ketahanan otot maksimal di usia 20 tahun. Setalah itu, tingkat
ketahanan otot akan menetap 3-5 tahun yang kemudian akan berangsur-
angsur turun.
9. Jenis kelamin
Kekuatan otot yang dimiliki oleh perempuan kira-kira 2 per 3 dari
kekuatan otot yang dimiliki oleh laki-laki.Selain itu, otot perempuan lebih
kecil dari pada otot laki-laki. Saat awal pubertas, testosteroneakan
meningkatkan massa otot, sedangkan estrogen cenderung menambah jaringan
lemak. Sehingga secara umum daya tahan otot perempuan lebih rendah dari
laki-laki. 10. Nutrisi Cadangan glikogen sebagian besar bergantung pada
dukungan nutrisi yang tepat. Diet tinggi karbohidrat akan memberikan lebih
banyak cadangan dalam otot dibanding diet campuran maupun tinggi.
4. Pengertian Power Otot Lengan
Power otot lengan adalah suatu kondisi fisik yang dominan yang di
perlukan dalam permaianan bola tangan. Kebanyakan keterampilan bermain
bola tangan bergantung pada kualitas fisik yang satu ini dalam hal ini bahwa
permainan bola tangan harus menggerakan tubuhnya atau bagian tubuhnya
secara cepat, sehingga memerlukan kekuatan dan kecepatan secara stimulus.
Mahendra (1999)
Power otot lengan yang maksimum,dapat dipergunakan dalam satu
kontraksi maksimal, ketahanan mengacu pada kontraksi maksimal yang
ditampilkan selama priode tertentu, power otot lengan mencerminkan
kemampuan seseorang dalam menghasilkan gerak secara cepat dalam waktu
yang singkat. Dengan demikian power otot lengan penting dalam
meningkatkan kondisi fisik Secara menyeluruh.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukdianto (2001) menerangkan
bahwa power otot lengan adalah kekuatan yang sangat penting dalam
meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.
12

Power otot lengan adalah komponen kondisis fisik yang didalamnya


terdapat dua unsur pokok yaitu kekuatan otot lengan dan kecepatan lengan.
Otot lengan juga berperan penting dalam anggota gerak atas yang terdiri dari
seluruh lengan, mulai dari pangkal lengan sampai ujung jari tangan.Power
otot lengan merupakan kemampuan otot atlet untuk mengatasi tahan beban
dengan kekuatan dan kecepatan maksiamal dalam satu gerakan utuh,
Sudjarwo (1993).
Power lengan merupakan kemampuan otot lengan dalam berkontraksi
yang bertujuan menghasilkan tenaga yang sebesar-besarnya, yang berguna
untuk menghasilkan gerakan-gerakan yang eksplosif dalam melakukan suatu
aktifitas, Power merupakan dasar yang penting dalam melatih keterampilan
gerak. Sajoto (1988) power diartikan komponen kondisi fisik yang
menyangkut masalah kemampuan seorang pada saat menggunakan otot-
ototnya, menerima beban waktu bekerja. Jadi power merupakan otot dalam
menahan beban dari bekerja motorik dalam waktu tertentu secara maksimal.
Sajoto (1988) Power otot adalah komponen kondisi fisik yang dapat
ditingkatkan sampai batas sub maksimal, sesuai kebutuhan setiap cabang
olahraga yang memerlukan. Faktor-faktor yang harus benar-benar
diperhatikan secara matang melalui pembinaan secara dini serta
memperhatikan beberapa aspek yang harus meningkatkan prestasi adalah
struktur postur tubuh yang meliputi: a) ukuran tinggi dan panjang tubuh, b)
ukuran besar, lebar, dan berat tubuh, c) somato tipe (bentuk tubuh:
endomorphy, mesomorphy, dan ectomorphy).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, power dapat diartikan sebagai
kekuatan dan kecepatan yang dilakukan secara bersama-sama dalam
melakukan suatu gerak.
5. Manfaat Power Dalam Olahraga
Mengembangkan kinerja yang maksimal dalam olahraga khususnya
olahraga prestasi, maka unsur kekuatan dan kecepatan merupakan salah satu
faktor unsur biomotorik yang cukup penting. power merupakan kualitas yang
13

memungkinkan pengembangan ketegangan otot dalam kontraksi yang


maksimal Agus Mahendra (1999).
Harsono (1988), mengemukakan bahwa manfaat power antara lain:
a. Merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik.
b. Melindungi diri dari kemungkinan cedera.
c. Dengan kekuatan atlit dapat berlari dengan cepat, melempar lebih jauh
dan memukul dengan keras dapat memperkuat stabilitas sendi.
d. Mempermudah atlit dalam mempelajari tehnik-tehnik olahraga.
e. Merupakan pendukung dari berbagai komponen kemamapuan fisik
lainnya.
Suharno (1985), adapun manfaat power adalah: 
a. Untuk mencapai prestasi maksimal, 
b. Dapat mengembangkan teknik bertanding dengan tempo cepat dan gerak
mendadak, 
c. Memantapkan mental bertanding atlet, 
d. Simpanan tenaga anaerobik cukup besar
Dari uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan
adanya manfaat power maka seorang atlet/pelatih dapat mengetahui hal-hal
apa yang perlu dilakukan untuk mengembangkan power guna memberikan
kontribusi pada pelaksanaan berbagai keterampilan cabang olahraga
khususnya dalam melakukan shooting bola tangan.
6. Komponen Otot Lengan
1. Otot Lengan
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh
dapat bergerak/berkontraksi. sebagian otot pada tubuh ini melekat pada
kerangka otot yang dapat bergerak secara aktif sehingg dapat
menggerakkan bagian bagian kerangka dalam suatu letak tertentu.
Otot dapat mengadakan kontraksi dengan cepat apabila ia
mendapatkan rangsangan dari luar berupa rangsangan arus listrik,
benturan keras, suhu dingin, dan sebagainya.
14

Dengan demikian otot-otot lengan dan pergelangan tangan yang


di gunkan pada saat melakukan adalah sebagai berikut:
1. Otot penggerak lengan atas yang terdiri dari :
a. M. pectoralis mayor berfungsi untu menekuk dan mengaduksi
b. M. Doltoideus fungsinya adalah aduksi lengan dan membentuk
ekstensi dan fleksi lengan
c. M. teres major fungsinya untuk membantu ekstensi lengan
d. M. teres minor fungsinya untuk membantu gerakan rotasi
lengan.
2. Otot penggerak lengan bawah terdiri dari:
a. M. biceps brachi, berfungsi untuk fleksi supinasi lengan bawah.
b. M. brachialis, berfungsi untuk fleksi pronasi lengan bawah
c. Tricheb brachi berfungsi membantu fleksi lengan bawah
d. Pronator teres berfungsi untuk pronasi lengan bawah
e. Pronatur quadratus berfungsi untuk supinasi lengan bawah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.1: Otot-Otot Lengan


Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa otot lengan
adalah kemampuan sekelompok otot pada lengan untuk mengarahkan
kekuatan dan kecepatan semeksimal mungkin dalam waktu yang cepat saat
melakukan gerakan.sehingga ini menjadi salah satu faktor penentu
keberhasilan dalam melakukan shooting bola tangan agar dapat melaju
dengan cepat dan tepat pada melempar bola.
15

7. Hakikat kemampuan shooting bola tangan


1. Pengertian Shooting
Salah satu teknik dasar yang sangat penting untuk dapat
berlangsungnya suatu permainan bola tangan adalah shooting.
Shooting adalah usaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan guna
untuk mendapatkan angka/mencetak gol. Pada umumnya pemain
melakukan shooting dengan cara atau teknik yang mereka kuasai.
Seperti tujuan permainan bola tangan yaitu memasukan atau
menembak bola ke gawang sebanyak-banyaknya dan menciptakan
angka atau nilai untuk regu sendiri juga mempertahankan gawang
sendiri agar tidak memberikan nilai untuk lawan atau pula kemasukan.
Menembak (shoot) bola juga merupakan keterampilan yang
harus dimiliki oleh setiap pemain. Keterampilan dalam olahraga bola
tangan selalu berkaitan dengan tugas gerak. Pada umumnya menembak
sama dengan melempar tapi menembak adalah suatu teknik untuk
menciptakan gol pada gawang lawan, tetapi kekuatan yang besar,
ketepatan dan kecepatan lah yang dibutuhkan dalam menembak. Jadi
tugas gerak dalam bola tangan membutuhkan ketepatan dan kecepatan.
Sedangkan melempar hanya untuk mengumpan, mengoper, membuang
bola, juga untuk membuang bola dan kekuatan dan kecepatan yang
dibutuhkanpun tidak terlalu besar.
8. Teknik Shooting Dlm Permainan Bola Tangan
Shooting merupakan bentuk gerak yang ditujukan untuk memasukkan
bola ke gawang lawan. agar berhasil, lemparan yang dilakukan harus
bertenaga dan memiliki daya ledak (Eksplosif Power) dengan artinya
mengarahkan seluruh kecepatan dan kekuatan dalam waktu yang sangat
singkat sehingga menghasilkan gerak laju bola yang cepat.
Menembakkan bola harus dilakukan dengan upaya yang sungguh-
sungguh sehingga menghasilkan perbedaan sikap tubuh yang disesuaikan.
Yang paling menarik adalah pelaksanaan tembakan fliying shot yang
memerlukan irama tiga langkah.
16

Teknik shooting dapat dilakukan dengan berbagai cara, hal itu


diungkap oleh Haris (1987, hlm. 35) sebagai berikut :
1. The jump shoot (menembak pada saat melompat ke atas)
Hampir sama dengan standing throw shot, Cuma yang
membedakan adalah dilakukan dengan lompatan setelah bola di dribble,
kemudian menangkap dengan kedua tangan, posisi tubuh dimiringkan,
kemudian bola di shooting dengan keras lewat samping kepala sambil
membuka kaki dan kedua dan kedua kaki terangkat, dada dibusungkan
seiring dengan di shootingnya bola.
2. The dive shoot (menembak pada saat melompat ke depan)
Tembakan dengan posisi tubuh seperti melayang, posisi awal
tembakan ini membelakangi gawang, kemudian meloncat dengan
bertumpuh di kedua kaki kemudian menembakkan bola dengan posisi
condong ke depan. Setelah melakukan tembakan, kedua telapak tangan
menyentuh lantai secara langsung. Kedua kaki harus membentuk sudut
90o,dada, perut dan kaki depan menggelincir ke lantai sambil kedua
tangan mendorong ke atas menjauhi lantai.
3. The fall shoot (menembak sambil menjatuhkan diri kesamping atau
kedepan)
Tembakan sambil menjatuhkan badan ke depan, dimulai dari
shooting bola disamping telinga kemudian melompat ke depan sambil
menjatuhkan badan kedepan, diakhiri dengan posisi terlentang.
4. The side shoot (menembak dari samping badan)
Tembakan dari samping dengan membuka tangan da kaki lebar
sambil badan dimiringkan kekanan bagi penembak dengan tangan kanan,
dengan sedikit kaki kanan diangkat dan dibungkukkan bola di shoot
dengan keras dari samping setinggi paha.
5. The flying shoot (menembak pada saat melayang)
Tembakan dengan posisi tubuh seolah-olah terbang(melayang) di
muali dengan berlari, bawa bola setinggi bahu langkah ketiga kuat dan
lebar di udarah, pinggang sebaiknya di tarik ke belakang bersamaan
17

dengan lengan lempar. Tarik kedua kaki keatas secara horizontal.


Pinggang tarik kebelakang lengan mengikuti  gerakan kedepan dengan
tangan kuat mendarat dengan kedua kaki secara bersamaan menembak
dengan tangan kanan meloncat dengan kaki kiri, penembak kaki kiri
meloncat dengan kaki kanan.
6. The reverse shoot (menembak membalik/memutar)
Tembakan membelakang, diawali dengan posisi badan
membelakangi arah tembakan kemudian bola dipegang dengan kedua
tangan kalau shoot dengan tangan kanan, maka posisi tangan kiri bedara
di bawah bola sebagai penyeimbang, dan tangan kanan memegang bola
lewat samping dengan posisi menjepit dengan menggeser kakai kanan ke
belakang bersamaan dengan bola di shoot dengan keras, sambil
membalikkan tubuh.
7. The standing throw shoot (menembak dalam posisi berdiri)
Standing throw shot merupakan teknik menembak bola dengan
sikap berdiri.Tembakan tersebut, begitu sangat sederhana dan dalam
sebuah peluang atas keberhasilannya yakni sangat tipis, karena lemparan
ini memberi lawan peluang untuk mempertahankan gawangnya. Pada saat
penembakan, pemain harus menggunakan power dan disarankan untuk
menembak di atas panggul dan memantulkan bola di depan gawang
sehingga kiper sulit untuk menangkap bola.teknik ini biasa dilakukan
pada saat pinalti.
Dalam peraturan permainan dijelaskan  The Standing Throw shot
tembakan berdiri Didahului dengan mendribble bola kemudian
menangkap dengan kedua tangan dan sedikit membungkukkan badan ke
kanan pelempar tangan kanan kemudian bola di shooting dengan keras
lewat samping kepala sambil membuka kaki agak lebar, dan kaki kanan
sedikit agak terangkat dengan bertumpuh oleh kaki kiri serta tangan kiri
rileks disamping badan. Tembakan standing throw shoot selain baik
digunakan dalam tembakan penalti, biasanya dilakukan bila pemain
penyerang memiliki kesempatan yang baik.
18

B. Pengertian Bola Tangan


Sebagaimana cabang olahraga permainan yang lain, bola tangan juga
mempunyai beberapa macam teknik dasar yang perlu di pelajari. Namun pada
umumnya bola tangan berjalan dengan tempo yang cepat. Oleh karena itu
seorang pemain bola tangan harus memiliki teknik yang tinggi. Pemain harus
dapat melakukan start lari dengan cepat, memiliki kelincahan (agility) dapat
menangkap bola dengan mantap, melempar (mengoper) bola dengan tepat
sasaran. Selain itu juga pemain harus memiliki kordinasi tubuh yang baik
serta menguasai beberapa teknik menembakkan bola ke gawang lawan.
Olahraga bola tangan hampir sama seperti sepak bola, hanya saja
perbedaanya terletak pada cara memainkannya. Sepak bola dimainkan
menggunakan kaki, sedangkan sepak tangan jelas menggunakan tangan untuk
memainkannya. Selain itu jumlah anggota tim/pemain bola tangan lebih
sedikit dibanding sepak bola. Adapun pengertian bola tangan adalah cabang
olahraga bagian bola besar beregu yang saling berlawanan satu sama lain,
diamana  dalam satu tim terdiri dari 7 pemain inti dengan beberapa pemain
cadangan.
Menurut Haris (1991:12) permainan bola tangan juga memiliki
prinsip-prinsip seperti cabang olah raga pada umumnya. Yang mana prinsip-
prinsip tersebut seperti permainan bola tangan merupakan permainan tim,
menggunakan tangan untuk memainkannya, serta hasil pertandingan
ditentukan dengan banyaknya goal yang terjadi. Olah raga ini dikatakan
sebagai bentuk modifikasi/gabungan dari sepak bola dan bola basket.
Menurut Mahendra (2000:9) Permainan bola tangan umumnya
melatih kemampuan gerak dasar untuk membentuk kemampuan kecepatan
gerak dan kekuatan selain tentunya adalah koordinasi dan kolektivitas.
Permainan ini memerlukan gerak dasar yang menyerupai permainan bola
basket, seperti kemampuan berlari cepat, lari mengubah arah dengan,
melompat, melempar dan bergerak ekplosif.
19

1. Sejarah Bola Tangan


Sejarah bola tangan sudah ada sejak zaman Yunani Kuno yakni pada
130-200M. pada zaman dahulu olahraga ini lebih dikenal dengan sebutan
Urania, dengan peraturan dan cara bermain yang memiliki sedikit perbedaan
dengan olahraga bola tangan yang ada saat ini.Olahraga ini memiliki usia
paling tua bahkan jauh sebelum olahraga bola kaki ditemukan, dan telah
berkembang cukup pesat baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Sejarah Bola Tangan Dunia :
Olahraga ini mulai berkembang di Jerman pada abad ke 11 Masehi,
dipopulerkan oleh seorang pria bernama Walther Von Der Vgelweide dengan
sebutan Fangballspiel dan masih dilakukan oleh 11 pemain. Lantas pada abad
ke 14 Masehi permainan ini tersebar dengan cepat ke berbagai negara di
benua Eropa serta Amerika.
Pada abad ke 17 Masehi permainan ini telah dimainkan di Denmark
dan Perancis serta suku Eskimo yang merupakan penduduk asli Amerika
Serikat. Puncaknya pada abad ke 19 Masehi dilakukan perubahan pada
peraturan yang mana jumlah pemain dikurangi menjadi 7 orang serta
namanya yang diubah menjadi bola tangan lapangan. Perubahan-perubahan
ini dipelopori oleh orang Jerman yang bernama Hirscman dan Dr. Karl
Schelenz yang sekaligus dikenal sebagai penemu olahraga bola tangan
lapangan modern.Perkembangan olahraga ini semakin tersebar ke seluruh
dunia, yang tampak dari banyaknya kompetisi-kompetisi yang
diselenggarakan secara resmi. Kemudian dibentuklah induk federasi dari bola
tangan dunia pada tahun 1946 dengan nama International Handball
Federation (IHF), sekaligus pengadaan kejuaraan bola tangan di tahun 1954.
Organisasi ini tercatat telah memiliki jumlah anggota sebanyak 160 negara.
Sedangkan di Indonesia sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak zaman
penjajahan Belanda namun tidak banyak orang yang tahu. Olahraga ini
pernah diikutkan pada kejuaraan PON ke 2 di Jakarta pada tahun 1951 dan
hanya diikuti oleh 4 grup yakni Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur serta
Jawa Tengah.Federasi Bola Tangan Asia telah dibentuk pada saat Asian
20

Games di Taheran pada tahun 1974, kemudian didirikan secara resmi di


Kuwait pada tahun 1979. Sayangnya Indonesia belum memiliki organisasi
induk yang menaungi olahraga ini.
2. Peraturan dan Teknik Dasar Permainan Bola Tangan
Lapangan permainan serta bentuk-bentuknya lebih mirip lapangan
sepak bola, terdiri dari gawang berjaring, serta daerah - daerah yang dibatasi
oleh peraturan yang membatasi peluang gerak pemain, termasuk mekanisme
permainannya.
Permainan bola tangan sendiri merupakan perrmainan yang
menggunakan bola kecil. Lapangan bola tangan berukuran 40 m x 20 m
dengan garis pemisah di tengah dan di sekeliling gawang di buat garis untuk
menandai daerah yang hanya boleh di masuki penjaga gawang. Bola yang di
gunakan lebih kecil dari sepak bola. Bola tangan di mainkan selama 2 x 30
menit. Penalti dilakukan dari jarak 7 meter, dan gawang berukuran 2 x 3 m.
Bola tangan adalah olahraga beregu yang dimainkan 7 orang pemain (6
pemain dan 1 penjaga gawang) dengan tujuan berusaha memasukan sebuah
bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan (Sujarwo, 2015). Adapun teknik
dasar permainan bola tangan, yaitu sebagai berikut:
a. Teknik Dasar Lempar Tangkap Bola (Passing)
Passing merupakan salah satu tehnik dasar yang bertujuan untuk
memberikan umpan/operan kepada kawan dalam permainan. Teknik dasar
lempar tangkap bola ada dua macam sebagai berikut.
1. Passing dengan dua tangan terdiri atas
a. Operan setinggi dada (the two hand chest pass)
b. Operan atas kepala (the overhead pass)
c. Operan pantulan (the bounce pass)
d. Operan ayunan bawah (the underhand pass)
e. Operan bergulir di tanah (the underhand pass)
2. Passing dengan satu tangan terdiri atas
a. Operan samping (the side arm pass);
b. Operan belakang (reverse pass);
21

c. Operan lompat (the jump hand pass).


b. Teknik Menangkap Bola
Tehnik menangkap ini bertujuan untuk menerima bola atau biasa
disebut recive the ball. Dalam permainan bola tangan tehnik ini sama
dengan tehnik control dalam permainan sepak bola atau futsal.
Menangkap bola umumnya menggunakan dua tangan. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menangkap bola adalah, sebagai
berikut:
1. Posisi menghadap kearah sasaran atau bola. 
2. Posisi kedua tangan dijulurkan lurus ke depan. 
3. Posisi badan agak condong ke depan. 
4. Posisi kaki agak sedikit dibuka. 
Macam-macam jenis tangkapan dalam bola tangan:
1. Tangkapan dua tangan dari atas
2. Tangkapan dua tangan dari didepan
c. Teknik Dasar Menggiring (Dribbling)
Menggiring atau mendribel bola adalah upaya membawa bola dengan
cara memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu atau dua tangan. Pada
permainan bola tangan seorang pemain diperkenankan melangkah sebanyak 3
langkah sambil memegang bola setelah memantulkan bola pada saat berlari.
Namun, diperbolehkan juga menggiring seperti pada permainan bola basket.
Kegunaan menggiring adalah untuk mencari peluang serangan, menerobos
pertahanan lawan, dan memperlambat tempo permainan.
Latihan dribbling harus dilakukan secara sistematis, maksudnya
diawali dengan gerakan yang lambat ke gerakan yang lebih cepat atau dari
yang mudah, kemudian setelah gerakan tersebut sedah dikuasai gerakan
ditambah dengan gerakan-gerakan yang lebih sulit. Suatu bentuk sistematika
dribbling antara lain:  
1. Drible harus dengan satu tangan
2. Drible harus dengan berganti-ganti tangan yang memenatulkan bola. 
3. Drible zig-zag. 
22

4. Drible – vivot – drible zig-zag. 


5. Bodweaving – drible zig-zag 
Cara melakukan gerakan drible:
1. Bola dipantulkan dengan satu tangan.
2. Bola dipantulkan kira-kira 1meter di depan pemain yang sedang
bergerak atau berlari kedepan
3. Memantulkan bola dengan cara melecutkan pergelangan tangan
yang terakhir menyentuh ujung-ujung jari tangan.
d. Teknik Dasar Menembak (Shooting)
Menembak (shooting) adalah upaya seorang pemain untuk
memasukkan bola ke gawang. Ditinjau dari posisi badannya terhadap papan
maka shooting dibedakan sebagai berikut.
a. Menembak dengan sikap berdiri (standing shoot).
b. Menembak dengan sikap melayang (fling shoot).
c. Menembak sambil menjatuhkan badan ke depan (dive shoot).
d. Menembak dari samping badan (the side throw)
e. Menembak sambil membalik (reverse shoot).
f. Menembak saat bola keatas (the jump shot)
3. Sarana dan Prasarana Permainan Bola Tangan
a. Lapangan
Lapangan bola tangan berbentuk persegi panjang Spesifikasi
lapangan adalah sebagai berikut:
1. Olahraga bola tangan dimainkan dilapangan berukuran 40 meter x
20 meter dengan gawang berukuran 3 meter x 2 meter dan tiang
gawang berukuran 8 cm x 8 cm.
2. Lapanga di belah dengan garis tengah yang membagi lapangan
menjadi dua sama besar
1
3. Di depan gawang terdapat daerah gawang yang berbentuk busur
4
lingkaran. Jari-jari busur daerah gawang yaitu 6 meter diukur
daring tiang/garis gawang
23

4. Di dalam daerah gawang terdapat garis yang berjarak 4 meter dari


tiang/garis gawang. Garis tersebut batas pertahanan penjaga gawang.
Artinya, ketika terjadi penalti, penjaga gawang tidak boleh maju
melebihi garis 4 meter tersebut untuk menghadang lemparan penalti
lawan.
1
5. Di depan daerah gawang terdapat daerah lingkaran dengan garis
4
lemparan bebas. Busur garis lemparan bebas memiliki jari-jari 9 meter
diukur dari tiang/gawang.
6. Diantara daerah gawang dan garis lemparan bebas terdapat garis
penalti. Garis pinalti dibuat sepanjang 1 meter. Jaraknya dari
tiang/garis gawang sebesar 7 meter.

Gambar: 3.1
Lapangan Permainan Bola Tangan (Ermawan Susanto 2007)

b. Jumlah Pemain Bola Tangan


Setiap tim olahraga Bola tangan terdiri dari 12 pemain, namun
hanya 7 pemain yang berada di lapangan termasuk seorang penjaga
gawang. Selebihnya adalah pemain pengganti selama permainan
berlangsung. Mereka masuk dan meninggalkan lapangan permainan dari
daerah pergantian pemain. Berikut ini adalah posisi dari masing-masing
pemain :
Attacking Positons : Defending Positions
- LW - Left Wing OD - Outside Defender
- LB - Left Back HD - Half Defender
24

- CB – Center Backor Playmaker FD – Floward Defender


- RB – Right Bacck GK – Goal Kiper
- RW – Right Wing
c. Waktu Permaian
Waktu atau durasi pertandingan adalah 2 x 30 menit untuk usia 16
tahun keatas, 2 x 25 menit untuk 12 – 16 tahun dan 2 x 20 menit untuk
usia 8-12 tahun, dengan waktu istirahat 10 menit.
d. Ukuran Bola
Bola yang digunakan menggunakan bola yang terbuat dari kulit
atau berbahan sintetis dengan ukuran bola (keliling lingkaran dan berat)
yang digunakan dibedakan ke dalam kategori yang berbeda yaitu :
1. Keliling lingkaran 58-60 cm dan berat 425-475 gram (IHF ukuran 3)
untuk putra (diatas usia 16 tahun).
2. Keliling lingkaran 54-56 cm dan berat 325-375 gram (IHF ukuran
untuk putri (diatas usia 14 tahun), dan putra (usia 12-16 tahun).
3. Keliling lingkaran 50-52 cm dan berat 290-330 gram (IHF ukuran 1)
untuk putra (usia 8-12 tahun), dan putri (usia 8-14 tahun).

Gambar: 3.2
Bola Tangan (https://www.google.com/search?q=gambar+bola+tangan)

C. Unsur Kondisi Fisik yang Menunjang dalam Kemampuan standing throw


shoot Permainan Bola Tangan
Kemampuan standing throw shoot pada permainan bola tangan tidak
hanya di tunjang oleh power saja akan tetapi harus dengan kemampuan fisik
yang lain Kondisi fisik merupakan unsur yang sangat penting dan menjadi
25

dasar dalam mengembangkan teknik, taktik, maupun strategi dalam bermain


suatu cabang olahraga.
Harsono, (1988) menyatakan kondisi fisik merupakan unsur yang
sangat penting hampir diseluruh cabang olahraga. Oleh karena itu latihan
kondisi fisik perlu mendapat perhatian yang serius direncanakan dengan
matang dan sistematis sehingga tingkat kesegaran jasmani dan
kemampuan fungsional alat-alat tubuh lebih baik. Apabila kodisi fisik baik,
maka Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja
jantung, Terjadi peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina,
kecepatan, dan komponen kondisi fisik lainnya, Akan meningkatkan
efektifitas dan efisiensi gerak kearah yang lebih baik. Hal serupa disampaikan
oleh Sugiyanto (1996) kondisi fisik adalah kemampuan memfungsikan organ-
organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik.
Beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa unsur
kondisi fisik harus dimiliki seorang atlet dalam usaha peningkatan prestasi
yang melibatkan organ-organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik. Sehingga
dalam usaha meningkatkan kondisi fisik seorang atlet harus mengembangkan
seluruh komponen-komponen tersebut.

D. Unsur Kondisi Fisik Yang Mendukung Kemampuan Shooting Bola


Tangan
Dalam meningkatkan kemempuan shooting seorang atlet harus
menguasai teknik dasar yang benar atlet bola tangan juga harus mempunyai
kondisi fiisik yang baik.dalam mingkatkan kondisi fisik maka perlu dilatih
beberapa konsi fisik Suhano (1985).kondisi fisik aadalah satu kesatuan
komponen fisik yang dimiliki oleh seseorang.kondisi fisik merupakan
prasarat yang harus dimiliki seorang atlet didalam meningkatkan dan
mengembangkan prestasi olahraga yang optimal, sehingga segenap kondisi
fisik harus dikembangkan dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing cabang olahraga (Dwikusworo,2000).
26

Dalam mencapai suatu prestasi cabang olahraga pada permainan bola


tangan (handball) tidak cukup dicapai hanya dengan penguasaan suatu teknik
saja.tetapi juga harus dicapai dengan latihan yang rutin,karna latihan
mempunyai dampak terhadap perkembangan fisik dari seorang atlet. kondisi
fisik olahraga merupakan suatu kesatuan komponen yang tidak dapat
dipisahkan baik peningkatan maupun pemeliharaanyan. Adapun penerapam
kondisi fisik dalam penelitian ini disesuaikan dengan kondisi fisik yang
dibutuhkan pada saat latihan.komponen kondisi tersebut menurut (Sajoto)
antara lain:
1. Kekuatan (Strengt)
Merupakan salah satu elemen penting yang menunjang kemampuan
keterampilan setiap cabang olahraga. Latihan kekuatan umumnya dilakukan
untuk meningkatkan kekuatan dan massa otot, memperkuat sendi, serta
menambah stamina,Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang
tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban
sewaktu bekerja maksimal (Nuril Ahmadi, 2007: 65).
Sedangkan menurut Nurhasan (2005: 3) kekuatan adalah kemampuan
sekelompok otot dalam menahan beban secara maksimal. Jadi kekuatan otot
adalah kemampuan kondisi fisik seseorang dalam menahan beban sewaktu
bekerja secara maksimal.
Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang
kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban 12
sewaktu bekerja maksimal (Nuril Ahmadi, 2007: 65). Menurut Agus
Mahendra yang dikutip Duwiyanto (2009: 11) kekuatan adalah sejumlah daya
yang dapat dihasilkan oleh suatu otot ketika otot itu berkontraksi. Menurut
Len Kravitz (2001: 6) kekuatan otot adalah kemampuan otot yang
menggunakan tenaga maksimal, untuk mengangkat beban. Otot yang kuat
dapat melindungi persendian yang dikelilinginya dan mengurangi
kemungkinan terjadinya cidera karena aktivitas fisik.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kekuatan otot lengan adalah kemampuan segenap otot lengan untuk
27

menggerakkan suatu benda. Sehingga bisa melempar lebih jauh, lebih


keras,mengangkat lebih berat, menarik, mendorong, memukul. Hal ini sangat
berguna dalam melakukan shooting dan menghindari kemungkinan cidera
pada atlet.
2. Kecepatan (Agility)
Kecepatan dalam banyak cabang olahraga merupakan inti dan sangat
diperlukan agar dapat dengan segera memindahkan tubuh atau menggerakkan
anggota tubuh dari satu posisi ke posisi lainnya. dalam aktivitas olahraga,
unsur kecepatan merupakan salah satu unsur yang penting dalam mencapai
hasil optimal. Pengertian kecepatan menurut Harsono (2001:36), adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-
turut dalam waktu sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh
suatu jarak dalam waktu yang cepat. Abdul Kadir Ateng (1997:67),
menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan individu untuk melakukan
gerakan yang sama berulang-ulang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Kemudian menurut Dick (1989) dalam Yunyun Yudiana,dkk
(2011:10), kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian
dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan dari seluruh tubuh
yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat. Berdasarkan pada beberapa
pendapat tentang kecepatan yang disampaikan oleh para ahli di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa kecepatan merupakan suatu komponen kondisi fisik
yang diperlukan untuk melakukan gerakan secara berturut-turut atau
memindahkan tubuh dari posisi tertentu ke posisi yang lain pada jarak tertentu
pada waktu yang sesingkat-singkatnya. Misalnya dalam melakukan shooting
bola tangan.
3. Ketepatan (Accuracy)
 Ketepatan merupakan sebuah gerakan yang menuju sebuah sasaran
yang bisa diukur dengan waktu atau sasaran. Latihan ketepatan bisa dilakukan
dengan gerakan melempar bola medicine dan juga melompat dengan tangan
yang meraih sasaran yang digantung. Ketepatan merupakan kemampuan
mengarahkan sesuatu dengan sadar kepada objek yang dikehendaki. Menurut
28

Poerwadarminto (1979: 1055) tepat adalah betul atau lurus arahnya dan
jurusannya. Dalam konteks olahraga Suharno H. P. (1980/1981: 32)
mengemukakan bahwa ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk
mengarahkan sesuatu gerak ke sesuatu sasaran sesuai dengan tujuannya.
Menurut Mochamad Sajoto (1988: 59) ketepatan adalah kemampuan
dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Ketepatan
merupakan faktor yang diperlukan seseorang untuk mencapai target yang
diinginkan. Ketepatan berhubungan dengan keinginan untuk memberikan
arah kepada sasaran dengan maksud dan tujuan tertentu. Tepat berarti sesuai
dengan harapan atau keinginan yang dikehendaki. Ketepatan merupakan
kemampuan mengarahkan sesuatu dengan sadar kepada obyek yang
dikehendaki. Menurut Poerwadarminto (1979: 1055) ketepatan dapat
diartikan sebagai ketelitian atau kejutan. Dalam konteks olahraga Suharno
(1982: 35) mengemukakan bahwa ketepatan adalah kemampuan untuk
mengarahkan sesuatu gerak ke sesuatu sasaran sesuai dengan tujuannya.
Berdasarkan uraian tentang ketepatan melempar di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa ketepatan melempar merupakan kemampuan
seseorang melakukan lemparan menuju sasaran yang dilihat dan mengenai
sasaran tersebut pada jarak-jarak lempar tertentu.misalnya dalam melakukan
shooting bola tangan.
4. Koordinasi (Coordination)
Menurut Ismail Solihin (2009: 91 ), karateristik pertama dari
organisasi adalah adanya koordinasi upaya dari sumber daya manusia yang
terlibat dalam organisasi. Penggabungan yang terkoordinasi dengan baik akan
menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik dibandingkan upaya perseorangan.
Hasibuan (2009 : 85) berpendapat bahwa : “koordinasi adalah kegiatan
mengarahkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan unsur-unsur
manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan
organisasi”. Menurut Yohanes Yahya (2006 : 95), koordinasi adalah proses
pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada satuan yang terpisah pada suatu
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
29

Menurut Handoko (2003 : 195), koordinasi adalah proses


pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang
terpisah (departemen-departemen atau bidang-bidang fungsional) pada suatu
organisasi untuk mencapai tujuan secara efesien dan efektif. Menurut G.R
Terry dalam Hasibuan ( 2009 : 85) berpendapat bahwa koordinasi adalah
suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu
yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan
yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.Berdasarkan
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa koordinasi merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhui keberhasilan shooting.
5. Kelenturan
Berbicara mengenai kelenturan biasanya mengacuh pada ruang gerak
sendi atau sendi-sendi tubuh.lentur tidaknya seseorang ditentukan oleh luas
sempitnya ruang gerak sendi-sendinya,jadi kelenturan adalah kemampuan
untuk melakukan gerakan dalamruang gerak sendi.disamping itu kelenturan
juga ditentukan oleh elastisitas otot-otot,tedon dan ligament. Factor suhu
tubuh dan usia juga sangat mempengaruhi luasnya ruang gerak. Kelentukan
merupakan efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala
aktivitas dengan penguluran tubuh pada bidang sendi yang luas. Kelentukan
sangat di perlukan sekali hampir di semua cabang olahraga yang banyak
menuntut banyak ruang gerak sendi seperti senam, loncat indah, beberapa
nomor atletik, permainan-permainan dengan bola, anggar, gulat, dan
sebagainya (Harsono, 1988: 163).
Menurut Sukadiyanto (2005: 128) kelentukan mengandung
pengertian, yaitu luas gerak satu persendian atau beberapa persendian. Lebih
lanjut Sukadiyanto (2005: 128) menyatakan ada dua macam kelentukan, yaitu
(1) kelentukan statis, dan kelentukan dinamis. Pada kelentukan statis
ditentukan   oleh ukuran dari luas gerak (range of motion) satu persendian
atau beberapa persendian.sedangkan kelentukan dinamis adalah kemampuan
seseorang dalam bergerak dengan kecepatan yang tinggi..
30

Menurut Sukadiyanto (2005: 129) secara gari besar faktor-faktor yang


berpengaruh terhadap tingkat kemampuan kelentukan seseorang antara lain
adalah: elastisitas otot, tendo dan ligamenta, susunan tulang, bentuk
persendian, suhu atau temperatur tubuh, umur, jenis kelamin, dan bioretme.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa lentur
tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-
sendinya,jadi kelenturan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam
ruang gerak sendi.disamping itu kelenturan juga ditentukan oleh elastisitas
otot-otot,tedon dan ligament. Factor suhu tubuh dan usia juga sangat
mempengaruhi luasnya ruang gerak.

Gambar 2.8. Kemampuan Biomotorik (biomotor ability)

Sumber: Tudor O. Bompa, Periodization Training for Sport Third Edition

Human Kinetics, 2015

E. Kerangka berpikir
Salah satu teknik dasar dalam permainan bola tangan adalah shooting,
untuk melakukan shooting yang baik pemain haruslah memiliki lemparan
yang keras, agar lebih mudah melakukan lemparan yang baik maka seorang
31

atlet juga harus memiliki kondisi fisik yang baik pula dengan rutin melakukan
latihan yang baik dan benar.Power otot lengan adalah kemampuan
sekelompok otot pada lengan untuk melawan beban pada saat satu
usaha,dalam hal ini usaha dalam melakukan teknik shooting permainan bola
tangan.teknik shooting bola tangan akan lebih baik karena adanya
sumbangan otot lengan karena merupakan gerakan lanjutan lengan yang
membuat hasil tehadap bola lebih kuat.
Dengan demikian jelas bahwa kekuatan kekuatan otot lengan
mempunyai hubungan yang erat dan mempunyai peranan penting dalam
menunjang keberhasilan pelaksanaan teknik shooting bola tangan.tanpa
memiliki kekuatan otot lengan yang baik ,maka seorang atlet tidak akan
mungkin memiliki teknik shooting yang baik pula.power otot lengan yang
baik memberikan dampak positif berkaitan dengan penggunaan daya dalam
melakukan suatu pukulan.dengan memiliki daya yang lebih besar,akan lebih
menguntungkan pada saat akan melakukan shooting.berdasarkan uraian diatas
maka dapat dikatakan bahwa dalam melakukan shooting bola tangan
memerlukan kekuatan power otot lengan yang baik untuk menghasilkan
lemparan shooting bola tangan yang lebih optimal.

F. Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan
kerangka berpikir yang dikemukakan, maka penulis dapat merumuskan
hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan power otot lengan dengan
kemampuan shooting dalam permainan bola tangan pada mahasiswa
penjeskes-rek angkatan 2019 Universitas Halu Oleo.
BAB III
]METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang masuk dalam
jenis penelitian kuantitatif, dimana akan diuji mengenai hubungan power otot
lengan dengan kemampuan shooting dalam permainan bola tangan pada
mahasiswa penjaskes-rek angkatan 2019 UHO desain penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

rxy
X Y

Gambar 3.1: Rancangan Penelitian Paradigma Sederhana


(Sugiono, 2009)
Keterangan :
X = Power otot lengan
Y = Kemampuan melakukan standing throw shoot
= Hubungan

B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu bebas dan
variabel terikat, sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau
independent variabel.variabel bebas dalam penelitian ini adalah power otot
lengan.

2. Variabel Terikat
Variabel terikat independent adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas atau disebut independent variabel.Variabel terikat dalam
penelitian ini yaitu kemampuan shooting dalam permainan bola tangan.

46
47

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa penjaskes-
rek Angkatan 2019 UHO yang jumlah keseluruhannya disini peneliti
menggunakan purposive sampling dengan mengambil jenis kelamin putra
karena peneliti menyadari perbedaan power otot lengan antara putra dan
putri. Dimana power otot lengan putra lebih maksimal dibandingkan
dengan putri.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik penarikan sampel dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan proposive sampling yaitu dengan kriteria
berjenis kelamin putra. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa yang telah memprogram mata kuliah bola tangan yang
berjumlah 30 orang.

D. Definisi Oprasional Variabel


Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan peneliti untuk di pelajari sehingga dapat diperoleh informasi
tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2011).
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel utama yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Menurut (Sugiyono, 2011) menyatakan bahwa variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Lebih terarahnya tentang variabel yang terdapat dalam penelitian ini
maka perlu diberi definisih secara oprasional sebagai berikut:
1. Power otot lengan yang dimana peserta tes terdiri disebuah garis dengan
kaki di buka selebar bahu,dan menghadap dimana bola harus dilempar.
Bola diletakkan dibelakang, bola kemudian dilempar dengan keras
48

kedepan sejauh mengkin. Tes dilakukan sebanyak tiga kali dan diambil
tes yang paling terbaik.
2. Kemampuan standing throw shoot  yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kemampuan testee melakukan tembakan sambil ke arah
sasaran/gawang yang telah diberi angka-angka dari 3 tempat atau pos
dengan masing-masing jarak 3,5 meter, 5 meter, dan 7 meter dengan
menolak digaris batas tolakan yang telah ditentukan sebanyak 2 kali
kesempatan dari tiap-tiap pos.

E. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data


Instrumen pokok yang digunakan dalam pengambilan data umtuk
masing-masing variabel adalah:
1. Tes Power Otot Lengan
Instrumen untuk mengukur power otot lengan yaitu dengan tes
overhead medicine ball throw.
a. tujuan: tes untuk mengukur power tubuh bagian atas.
b. peralatan yang dibutuhkan: 2 sampai 5 kg bola medicine (tergantung
pada kelompok usia yang diuji) dan meter
c. petunjuk pelaksanaan: subjek berdiri di sebuah garis dengan kaki agak
di buka selebar bahu dan menghadap arah mana bola harus
dilempar.tangan ditempatkan di belakang, bola kemudian dilemparkan
dengan keras kedepan sejauh mungkin. Subjek di izinkan untuk jatuh
kedepan di atas garis setelah bola dilepaskan (pada saat melekukan
gerak lenjutan). Tes dilakukan sebanyak 3 kali lemparan.
d. skor: jarak posisi awal ke tempat bola jatuh di tanah dicatat.


49

Gambar 3.1 Tes Power Otot Lengan (Overhead Medicine Ball Throw)
(Widiastuti, 2017)

2. Tes Kemampuan Shooting Bola Tangan


1. Cara Pelaksanaan.
a. Sampel terlebih dahulu diberikan contoh mengenai prosedur tes
kemampuan melakukan standing throw shoot.
b. Sebelum tes sampel terlebih dahulu melakukan pemanasan dan
melakukan percobaan standing throw shoot 1 kali.
c. Setelah percobaan selesai maka sampel melakukan standing throw
shoot dari 3 tempat atau pos dengan masing-masing jarak 3,5
meter, 5 meter, dan 7 meter dengan menolak digaris batas
tolakan yang telah ditentukan pada sasaran yang telah ditetapkan.
d. Testee diperbolehkan melakukan dribling terlebih dahulu sebelum
melakukan tembakan..
e. Testee diberikan dua kali kesempatan untuk melakukan tembakan
dari masing-masing tempat atau pos dan diambil skor yang tertinggi.
f. Tembakan dianggap berhasil apabilabla secara langsung mengenai
sasaran
g. Data penelitian diambil jumlah keseluruhan skor dari hasil tembakan
terbaik pada tiap-tiap pos
2. Alat Kelengkapan
a. Alat tulis
b. Kapur
c. Bola tangan
50

d. Lapangan
e. Bola berbeban 2 sampai 5 kg
f. Alat ukur / rol meter

Gambar 3.2: Lapangan pelaksanaan tes shooting


Sumber: (Taryono, 2013) dalam Rahardjo Poernomo, (2016)

F. Teknik Analisis Data


1. Hasil Uji Prasyarat
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya
distribusi data yang diperoleh sedangkan penggunaan uji linieralitas untuk
mengetahui apakah veriabel bebas mempunyai hubungan yang linear atau
tidak dengan variabel terikat.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas menggunakan uji one-kolmogorof-sminorv tes,
dalam uji normalitas ini, akan menguji hipotesis sampel berasal dari data
berdistribusi normal, untuk menerima atau menolak hipotesis dengan
membandingkan harga Asymp. Sig dengan 0,05 kriterianya menerima
hipotesis apabila Asymp. Sig lebih besaqr dari 0,05. Apabila tidak memenuhi
kriteria tersebut maka hipotesis ditolak dan data dari analisis dengan bantuan
SPSS versi 23.
b. Uji Linieralitas
Uji linieralitas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat linier (garis lurus) atau tidak untuk
51

pengujian ini digunakan tabel Anova dengan meloihat nilai probability pada
derajat linieri (deviation from liniearity). Hasil rangkuman uji linieritas.
c. Uji hipotesis
Hasil analisis hopotesis menggunakan uji korelasi yaitu bertujuan
untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan power otot lengan dengan
kemampuan shooting bola tangan.
Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan
adalah uji korelasi. Uji korelasi dilakukan menggunakan sistem komputer
dengan program SPSS Versi 23 dengan bantuan tabel correlation.
A. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik statistic deskriptif dan statistic inferensial. Statistic
deskriptif, dimaksudkan untuk mengetahui nilai rata - rata standar deviasi
dari setiap variabel. Sedangkan untuk statistic inferensial, dimaksudkan
untuk menguji hipotesi dengan menggunakan statistic uji korelasi product
moment.
B. Adapun rumus uji korelasi product moment adalah sebagai berikut :
C. Statistic uji korelasi product moment, Arikunto (2010), merumuskan
sebagai berikut :
D. N ∑ X Y – (∑X) (∑Y)
E. rxy =
F. √{ [(N∑X2 - ∑Y)2] [N∑Y2 - ∑Y)2}
G. Keterangan :

H. Rxy = Koefisien korelasi variabel X dan Y


I. ∑XY = Jumlah hasil kali antara X dan Y
J. ∑ X = Jumlah skor variabel X
K. ∑ Y = Jumlah skor variabel Y
L. ∑ X2 = Jumlah pangkat dua skor variabel X
M. ∑ Y2 =Jumlah pangkat dua skor variabel Y
N. Kriteria peta korelasi :
O. 0,00 - 0,20 = korelasi sangat rendah
P. 0,20 - 0,40 = korelasi rendah
Q. 0,40 - 0,60 = korelasi sedang
52

R. 0,60 - 0,80 = korelasi tinggi


S. 0,80 - 1,00 = korelasi sangat tinggi

Tabel 3.1 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koofisien Korelasi

Koefisien Korelasi Interpretasi

Kurang dari 0,20 Kontribusi dianggap tidak ada

Antara 0,20 – 0,40 Kontribusi ada tetapi rendah

Antara 0,40 - 0,70 Kontribusi cukup

Antara 0, 70 – 0,90 Kontribusi tinggi

Antara 0,90 – 100 Kontribusi sangat tinggi

Sumber: Sudijono (2009:193)


Sedangkan menurut (T. Bompa and Carlo, 2015) menerangkan bahwa
kemampuan biomotor (biomotor ability) dalam latihan secara khusus terdiri
dari kekuatan, daya tahan (ketahanan), kecepatan, koordinasi, serta kelentukan
(fleksibilitas). Untuk memperjelas, berikut ini adalah gambar keterkaitan antar
kemampuan biomotor (biomotor ability), yaitu sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai