Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit
2.1.1 Definisi Kulit

Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh manusia yang merupakan organ
terbesar dan terluas pada tubuh manusia, 16% dari berat tubuh manusia adalah
kulit. Kulit dikatakan normal dan baik jika permukaan kulit mengandung 10% air.
Kulit memiliki banyak fungsi penting sebagai pertahan tubuh manusia dari elemen
yang berasal dari luar tubuh, dan juga dapat melindungi tubuh dari paparan sinar
ultraviolet, dan mengatur suhu tubuh (Sayogo, 2017).
Kulit dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan kadar air dan minyak didalam
kulit manusia, yaitu : kulit kering, kulit normal, dan kulit berminyak. Pertama
kulit kering disebut kulit kering dikarenakan kandungan air dan minyaknya yang
rendah. Selanjutnya disebut kulit normal karena kandungan airnya dan minyaknya
rendah sampai normal. Yang terakhir disebut kulit kering karena kandungan air
dan minyaknya tinggi. Pada dunia kosmetika dikenal dengan sebutan kulit
kombinasi atau daerah T yaitu terdiri dari : dahi, hidung, dan dagu (Sari &
Setyowati, 2014).
2.1.2 Strutur Kulit
Fungsi spesifik dari kulit tergantung pada sifat epidermis. Kulit terdiri dari
2 lapisan yaitu bagian superfisial yang tipis yang disebut epidermis dimana
epidermis merupakan lapisan terluar, aksesoris-aksesorisnya seperti : rambut,
kuku, kelenjar, sebasea dan kelenjar keringat yang berasal dari lapisan ektoderm
embrio. Dan dermis yang berasal dari mesoderm (Robin & Brown, 2005).
2.1.2.1 Epidermis
Epidermis adalah epitel gepeng atau skuamosa berlapis dengan beberapa
lapisan yang dapat terlihat jelas. Jenis sel utama adalah keratinosit. Keratinosit
adalah hasil dari pembelahan sel pada lapisan epidermis yang paling dalam
stratum basale atau lapisan basal, tumbuh terus kearah permukaan kulit. Ketika
bergerak keatas keratinosit mengalami proses diferensiasi terminal yang
membentuk sel-sel pada lappisan permukaan atau disebut juga stratum korneum
(Robin & Brown, 2005).

8
9

 Lapisan basal (Stratum Basale)


Lapisan basal terletak paling dalam, terdiri dari satu lapis sel yang tersusun
berderet diatas membran basal dan melekat pada dermis. Sel-selnya silindris. Pada
lapisan ini dapat terlihat gambaran mitotik sel, Proliferasi selnya berfungsi
sebagai regenerasi epitel.
 Lapisan taju (Stratum Spinosum)
Pada lapisan taju ini terdiri dari beberapa sel yang besar dan memiliki bentuk
polygonal dengan intinya yang lonjong, sitoplasmanya berwarna kebiruan. Pada
lapisan taju inilah terletak desmosome yang bertugas untuk melekatkan sel satu
dengan sel lainya pada lapisan laju. Semakin ke atas maka semakin gepeng.
 Lapisan Berbutir (Stratum Granulosum)
Pada lapisan ini terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng yang mengandung banyak
granula basofilik yang sering disebut dengan granula keratohialin yang dengan
mikroskop elektron merupakan partikel amorf tanpa membrane tetapi dikelilingi
oleh ribosom.
 Lapisan Bening (Stratum Lusidum)
Pada lapisan bening ini terbentuk dari 2-3 sel gepeng yang tembus cahaya dan
agak eosinofilik. Lapisan bening ini tidak memiliki inti dan juga organel pada sel-
sel lapisan ini. Tetapi lapisan bening ini memiliki sedikit desmosome, tetapi
lapisan ini adhesi kurang sehingga seringkali tampak garis celah yang
memisahkan stratum korneum yang berasal dari lapisan dibawahnya.
 Lapisan Tanduk (Stratum Korneum)
Lapisan ini merupakan lapisan yang terdiri dari lapisan sel-sel mati, pipih dan
juga tidak memiliki inti dan sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Sel-sel paling
permukaan merupakan sisik zat tanduk yang terdehidrasi dan selalu terkelupas
(Kalangi, 2014).

Gambar 2.1 Struktur kulit


10

2.1.2.2 Dermis
Dermis merupakan lapisan jaringan yang berada dibawah epidermis, dan
dermis merupakan lapisan terbesar dari kulit manusia. Dermis dan epidermis
selalu saling mengikat dimana melalui penonjolan pada epidermis ke bawah (Rete
ridge) dan penonjolan dermis ke atas (Dermal papillae). Garmbar paling utama
dari dermis adalah anyaman serat yang saling mengikat, yang sebagian besarnya
adalah kolagen dan sebagianya lagi adalah serat elastin. Dari serat-serat inilah
yang membuat dermis sangat kuat dan elastis. Serat-serat dari elastin dan kolagen
merupakan protein yang terbenam pada substansi dasar yang tediri dari
mukopolisakarida (Glikosaminoglikan). Elemen seluler utama dari dermis adalah
fibroblast, sel mast, dan makrofag. Fibroblast membentuk matriks jaringan pada
dermis, sel mast adalah sel penghasil sekret yang khusus dan terdapat pada
seluruh dermis tetapi lebih banyak terdapat di sekitar pembuluh darah dan di
asesoris dermis. Dalam sel mast mengandung granula-granula yang kandunganya
mencakup mediator-mediator seperti : prostaglandin, histamine, leukotrein dan
juga factor-faktor kematoksis eosinofil dan neutrofil. Dan makrofag adalah sel
fagositik yang berasal dari sumsum tulang yang berperan sebagai pengumpul
debris sel kotoran dan bahan estraseluler. Di bawah dermis terdapat lapisan lemak
subkutan yang dapat memisahkan kulit dengan fascia dan juga otot yang ada
dibawahnya (Robin & Brown, 2005).

Gambar 2.2 Struktur Kulit (Robin & Brown, 2005).


11

2.1.3 Fungsi Kulit


Kulit merupakan selimut yang menutupi seluruh bagian tubuh manusia
karena fungsi utama dari kulit yaitu sebagai pelindung tubuh dari berbagai macam
gangguan dan rangsangan luar. Luas kulit manusia pada rata-ratanya ± 2 meter
persegi . Pada permukaan kulit adalah lapisan lemak yang berasal dari kelenjar
sebasea dan lemak sel-sel epidermis yang disebut sebagai “mantel lemak”.
Fungsi kulit :
1. Proteksi
Serabut elastis yang berasal dari dermis dan jaringan lemak subkutan memiliki
fungsi untuk mencegah trauma mekanik langsung terhadap interior tubuh. Lapisan
tanduk dan mantel lemak kulit menjaga kadar air tubuh dengan mencegah
masuknya air dari luar tubuh manusia dan mencegah penguapan air, dan juga
berfungsi sebagai barrier terhadap racun-racun yang berasal dari luar tubuh
manusia.
2. Thermoregulasi
Kulit dapat mengatur suhu tubuh manusia melalui mekanisme dilatasi dan
konstriksi pembuluh kapiler dan melalui perspirasi, keduanya dipengaruhi oleh
saraf otonom. Pada saat suhu tubuh meningkat terjadi vasodilatasi untuk
meningkatkan pembuangan panas, sedangakn ketika suhu tubuh menurun terjaid
vasokonstriksi.
3. Persepsi Sensori
Kulit memiliki tanggung jawab sebagai indera terhadap rangsangan dari luar
berupa raba, tekanan, suhu, dan nyeri melalui beberapa reseptor. Rangsangan dari
luar diterima oleh reseptor-reseptor dan diterusan ke system saraf pusat.
4. Absorbsi
Ada beberapa bahan yang dapat diabsobsi oleh kulit masuk kedalam tubuh
melalui dua jalur yaitu epidermis dan kelenjar sebasea. Material yang larut dalam
lemak lebih mudah diabsorbsi air dan material yang larut dalam air.
5. Fungsi lain
Kulit dapat menggambarkan emosional seseorang seperti ketika marah atau
malu kulit memerah, ketika memucat, maupun kontraksi otot penegak rambut
(Iswari & Fatma, 2007).
12

2.2 Acne vulgaris


Perkembangan masa remaja menuju ke masa dewasa awal merupakan
periode transisi dimana menyebabkan perubahan hormonal, psikologis, fisik, dan
social. Perubahan tersebut memicu timbulnya masalah-masalah kesehatan salah
satunya adalah timbulnya A.vulgaris (Lema et al., 2019). A.vulgaris atau jerawat
adalah salah satu penyait kulit pada pilosebaseus yang bersifat multifactorial dan
merupakan kondisi dimana pada kkulit terjadi ketika folikel rambut tersumbat
oleh sel-sel minyak dan juga kulit mati, jerawat sangat sering muncul di leher,
wajah, dada, punggung, dan juga bahu dan mengenai sekitar kurang lebih 85%
dari remaja (Narayenah & Suryawati, 2017).
Jerawat merupakan salah satu penyait kulit yang tidak satupun orang
didunia tidak pernah mengalaminya, yang dapat mengurangi rasa percaya diri,
menyebaban kecemasan seseorang, malu dan juga rasa takut (Lema et al., 2019).
 Ada beberapa factor yang berkaitan dengan pathogenesis acne seperti :
- Perubahan pola keratinisasi
- Produksi sebum yang meningkatt
- Meningkatnya hormone androgen
- Stress psikis
- Dan juga beberapa factor lain yaitu :
• Usia
• Ras
• Familial
• Makanan
• Dan juga Cuaca
Tumbuhnya jerawat juga dapat diakibatkan karena pemakaian kosmetik
tertentu yang berlebihan dan dalam jangka waktu yang panjang. Beberapa
kosmetik yang dapat memicu pertumbuhan jerawat seperti : Krim wajah,
Foundation, moisturizer, dan sunscreen. Penyebabnya karena terdapat unsur
minyak yang berlebih yang dimasukkan dalam formula kosmetik untuk
mendapatkan hasil yang lebih halus. Kandungan dalam minyak ini dapat
menyumbat pori-pori dan menyebabkan timbulnya jerawat (Ramdani & Sibero,
2015).
13

2.2.1 Pencegahan Acne vulgaris


Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya jerawat dengan
melakukan perawatan dengan benar, memperbaiki pola hidup sehingga lebih
sehat, dengan menjaga pola makan, sering melakukan olahraga, dan hindari
terjadinyas stress (Ramdani & Sibero, 2015).
2.3 Tinjauan Minyak Lemon
2.3.1 Karakteristik Minyak Lemon
Jeruk adalah tanaman yang telah ratusan tahun lalu tumbuh secara alami di
Indonesia dan telah dibudidayakan. Indonesia adalah Negara tropis sehingga ada
beberapa macam jeruk sering dijumpai. Lemon memiliki pohon yang berukuran
sedang dengan ketinggianya dapat mencapai 6 m. Tumbuhan ini sangatlah cocok
didaerah iklim tropis karena dapat tumbuh dengan baik pada suhu 15-30oC
(Suryafly & Aziz, 2019).
Klasifikasi tanaman lemon (Suryafly & Aziz, 2019).
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnolopsida
Ordo : Sapindalus
Familia : Rutaceae
Genus : Citrus
Species : Citrus lemon

Gambar 2.3 Morfologi buah jeruk lemon (Citrus limon)


14

2.3.2 Kandungan Minyak Lemon


Dalam lemon memiliki kandungan vitamin C, minyak atsiri (monoterpen
dan sisquiterpen) seperti limonene yang memiliki aktivitas antibakteri, asam sitrat,
kumara, bioflavonoid, polifenol, flavonoid juga memiliki aktifitas antibakteri, dan
minyak volatin pada kulitnya, α-pinen, α-terpenin, β-pinen, polifenol serta
kumarin (Krisnawan et al., 2017). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan zat
yang berperan sebagai antibakteri di dalam buah jeruk lemon adalah asam sitrat
yang merupakan asam organik utama yang terkandung dalam perasan air lemon
yang mampu sebagai antibakteri, pada buah jeruk lemon juga memiliki
kandungan minyak atsiri yaitu limonene, dan juga memiliki komponen flavonoid
dimana flavonoid memiliki antivitas antibakteri (Druyvesteyn et al., 1974).
2.3.3 Manfaat Minyak Lemon
Minyak lemon memiliki banyak manfaat sebagai antibakteri, anti stress
dengan cara mengirup aromanya,dan mengatasi masalah pencernaan. Tidak hanya
itu minyak lemon juga dapat digunakan dalam pembuatan wangi-wangian, obat-
obatan, dan juga kosmetik, dalam perawatan kulit minyak lemon sangat cocok
untuk kulit wajah yang berminyak, tetapi untuk kulit yang sensitive harus berhati-
hati ketika menggunakan minyak lemon. Selain itu, minyak lemon ini digunakan
juga untuk menutupi bau tidak enak dari kefir (Druyvesteyn et al., 1974).

Gambar 2.4 Struktur senyawa limonene (Hidayati, 2012).


2.4 Kefir
Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat, susu mengandung kalori sebanyak 66 kkal, protein 3,2 gr, lemak 3,7
gr, latosa 4,6 gr, zat besi 0,1 mg, vitamin A 100 IU dan kalsium 120 mg. Menurut
SNI No. 3244.1 : 2011 syarat mutu segar adalah cemaran, residu antibiotika,
kandungan mikroba maksimum, dan cemaran logam berbahaya maksimum yang
15

masuk dalam persyaratan yang telah dibuat. Tidak hanya sebagai bahan pangan,
susu juga dapat digunakan sebagai kosmetik dengan difermentasi terlebih dahulu
agar tidak cepat rusak (Navyanti & Adriyani, 2015).
Kefir merupakan salah satu jenis susu hasil fermentasi yang ketika dibuat
menggunakan starter granula kefir. Kekentalan kefir seperti krim dan mempunyai
rasa yang asam dan beralkohol. Pembuatanya dilakukan dengan kultur kefir atau
kefir grain yaitu koloni bakteri yang besimbiotik bersama dengan unsur lain
sehingga membentuk jaringan padat yang terdiri dari bakteri asam laktat. Kefir
memiliki banyak manfaat untuk kulit manusia, kefir memiliki kandungan sulfur
yang memiliki aktivitas penghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium
acne, dan dapat membuat sel kulit mati terlepas. Selain itu pada lemaknya dapat
bermanfaat untuk melembabkan dan mengencangkan. Kandungan asam laktat
atau asam alfa hidroksi (AHA) dalam kefir dengan rentang 0,8% - 1,1% ini dapat
membantu dalam mencegah dan mengurangi jumlah lesi jerawat. Dan pada kefir
juga terdapat alkohol atau etanol dimana kandungan ini seperti astringen yang
bersifat mengeringkan, menyegarkan dan membunuh bakteri. kefir juga
mengandung senyawa aktif polisakarida, peptidan dan asam organik yang efektif
untuk menghambat kerja dari enzim pada saat proses pembentukan pigmen kulit
(melanin). Dan sangat efektif untuk mencegah keruskan kulit, dan dapat
mengobati jerawat dengan mengaplikasikan kefir sebagai masker (Dewi et al.,
2018).
2.5 Kosmetik
2.5.1 Definisi Kosmetik
Kosmetik adalah suatu bahan yang digunakan untuk mempercantik diri,
dahulu kosmetik dibuat dari bahan-bahan alami disekitar manusia, tetapi sekarang
dibuat juga dari bahan buatan kimia yang dapat menambah kecantikan seseorang.
Kosmetik modern adalah kosmetik yang telah dibuat dengan diproduksi oleh di
industri dan telah dilakukan formulasi di laboratorium. Di buat dari bahan-bahan
kimia untuk menambah kecantikan dan juga mengandung bahan-bahan pengawet
untuk mengawetkan kosmetik tersebut (Destria & Dina, 2019).
Tidak dapat dipungkiri bahwa produk kosmetik sekarang sangat
dibutuhkan oleh manusia, tidak hanya perempuan melainkan juga dengan laki-laki
16

dan dari berbagai usia. Penggunaan kosmetik dapat dilakukan berulang setiap hari
dan pada seluruh tubuh manusia, sehingga penggunaan kosmetik tetap harus
terdapat persyaratan aman untuk dipakai (Iswari & Fatma, 2007).
2.5.2 Kegunaan Kosmetik
Kegunaan kosmetik menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, Menurut
kegunaan bagi kulit, Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetic) :
1. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser) : cleansing cream, penyegar
kulit (freshener), sabun, cleansing milk
2. Kosmetik untuk melembabkan kulit (Moisturizer) : night cream, day cream, dll
3. Kosmetik pelindung kulit : Sunscreen foundation, sun block cream/lotion,
sunscreen cream
4. Kosmetik untuk mengamplas kulit atau menipiskan kulit : scrub cream yang
berisi butiran-butiran yang dapat menghaluskan kulit wajah (Iswari & Fatma,
2007).
2.6 Masker Gel Peel-off
Seiring dengan bertambahnya usia, kulit manusia akan mengalami proses
penuaan. Banyak faktor yang membuat cepat proses penuaan seperti terpapar sinar
matahari. Proses kerusakan kulit ditandai dengan munculnya keriput, noda hitam,
dan lain-lain. Salah satu solusi terbaik untuk hal tersebut adalah dengan
menggunakan masker. Ada beberapa macam tipe masker wajah, diantaranya :
Sheet mask, masker bilas, masker gel pell-off dan masker hidrogel (Kusumawati
& Cahyono, 2019).kusu
Jenis masker yang sangat mudah untuk diaplikasikan adalah masker gel
peel-off karena pengaplikasianya yang mudah yaitu langsung dioleskan ke wajah
dan di tunggu beberapa menit, setelah kering dapat langsung dikelupas. Masker
gel peel-off memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan masker lainya
yaitu sediaannya yang berbentuk gel yang sejuk dapat memberikan efek relaksasi
dan mampu membersihkan wajah secara maksimal, mengecilkan pori-pori,
melemaskan otot, melembabkan dan penggunaan masker gel peel-off ini
diharapan dapat mencerahkan kulit wajah (Muflihunna et al., 2019).
17

2.7 Komponen Bahan


2.7.1 Polivinil Alkohol
Polivinil Alkohol (PVA) adalah polimer sintesis yang larut dalam air, yang
diwakili oleh rumus (C2H4). Polivinil Alkohol memiliki beberapa nama lain yaitu
Alcotex, Airvol, Elvanol, Celvol, Gohsenol, Gelvatol, Lemol, Poli (Alkohol
Vinilicus), Mowiol, Polivinol, Vinil Alkohol, PVA, dan Polimer. PVA digunakan
paling utama dalam obat-obat topical, dapat digunakan juga sebagai zat peningkat
viskositas, dan berfungsi sebagai agen pelapis, lubrikan, zat penstabil, dan pengiat
viskositas. Karakteristik dari Polivinil Alkohol sendiri yaitu berbentuk granul
berwarna putih sampai krem, dapat mudah larut dalam air, tidak memiliki bau,
sedikit larut dalam etanol (95%), dan tidak larut dalam pelarut organik. PVA
dapat disimpan di suhu sejuk dan kering serta dalam wadah tertutup rapat (Rowe
et al., 2015).

Gambar 2.5 Struktur senyawa Polivinil (Rowe et al., 2015).


2.7.2 Propilen Glikol
Propilene Glikol merupakan bahan yang sering digunakan sebagai pelarut,
humektan, ekstraktan, dan juga pengawet dalam berbagai parenteral dan
nonparenteral formulasi farmasi. Propilene Glikol memiliki beberapa nama lain
yaitu : 2-hidroksipropanool, metil etilen glikol, metil glikon, propane-1,2-diol, dan
propylenglicolum. Karakeristik dari propilen glikol yaitu bening, tidak berwarna,
kental, praktis tidak berbau, cair, rasa manis, dan agak tajam menyerupai gliserin.
Kelarutan propilen glikol dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol
(95%), gliserin, dan air, larut pada 1 dalam 6 bagian eter, tidak tercampur dengan
minyak mineral ringan atau minyak tetap tetapi akan melarutkan sebagian minyak
esensial. Propilen glikol digunakan dalam sediaan ini sebagai humektan dimana
dapat mempertahankan kelembapan kulit sehingga kulit tidak kering dan juga
18

dapat mengikat air. Propilen glikol dapat disimpan pada suhu dingin, stabil dalam
kondisi tertutup baik wadah, tetapi pada suhu tinggi, di tempat terbuka (Rowe et
al., 2015).

Gambar 2.6 Struktur senyawa Propilen glikol (Rowe et al., 2015).


2.7.3 Metil Paraben
Dalam formulasi farmasi metil paraben sering digunakan sebagai
pengawet antimikroba di dalam sediaan kosmetik. Paraben efektif pada rentang
pH yang luas, dan khasiat pengawet metil paraben akan meningkat jika dengan
penambahan propilen glikol. Metil paraben memiliki beberapa nama lain yaitu
Metil Chemosept, Methylis parahydroxybenzoas, metil parasept, metil p-
hidrosibenzoat dan Nipagin. Karakteristik dari metil paraben sendiri berbentuk
Kristal tidak berwarna atau Kristal putih bubuk, tidak berbau, dan memiliki rasa
sedikit terbakar (Rowe et al., 2015).

Gambar 2.7 Struktur senyawa Metil Paraben (Rowe et al., 2015).


2.7.4 Propil Paraben
Propil paraben memiliki beberapa nama lain yaitu Aseptoform P, Propil
asam 4-hidroksibenzoat ester, propagin, dan Nipasol. Propil paraben sering
digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam pembuatan kosmetik. Propil
paraben dan metil paraben sering digunakan bersama sebagai pengawet untuk
pembuatan kosmetik, telah dilakukan diberbagai formulasi farmasi parenteral.
19

Karakteristik dari propil paraben sendiri yaitu kristal putih, tidak berbau, dan tidak
memiliki rasa. Propil paraben disimpan di dalam wadah tertutup baik, tempat
yang kering dan sejuk (Rowe et al., 2015).

Gambar 2.8 Struktur senyawa Propil (Rowe et al., 2015).


2.7.5 Dimeticon
Dimeticon digunakan dalam pembuatan sediaan kosmetik sebagai
antifoaming agent. Dimeticon memiliki beberapa sinonim yaitu dimeticonum,
dimetilpolisiloksan, metil polisiloksan. Pemerian dimeticon adalah cairan bening,
tidak berwarna yang tersedia dalan berbagai variasi viskositas. Dimeticon larut
dalam etil asetat, metil etil keton, minya mineral, eter, kloroform, dan toluene.
Sangat sedikit larut dalam etanol (95%), dan praktis tidak larut dalam gliserin, air
dan propilenglikol. Dimeticon harus disimpan di dalam wadah kedap udara di
tempat sejuk, kering (Rowe et al., 2015).

Gambar 2.9 Struktur senyawa Dimeticon (Rowe et al., 2015).


2.7.6 Tween 80
Tween 80 berbentuk cair, berwarna kekuningan serta berminyak dengan
nilai HLBnya 15, dengan rumus molekul C64H124O26 dan berat molekul 1310
g/ml. Tween 80 biasanya digunakan sebagai solubilizing agent dan surfaktan.
Tween 80 memiliki nama lain yaitu Polisorbat 80 dan polioksietilen 20 sorbitan
monooleat (Rowe et al., 2015).

Gambar 2.10 Struktur senyawa Tween 80 (Rowe et al., 2015).


20

2.7.7 Etanol 96%


Etanol 96% terutama sering digunakan sebagai pelarut, juga digunakan
sebagai desinfektan dan dalam larutan sebagai pengawet antimikroba, untuk
etanol topical solusi digunakan dalam pengembangan pengiriman obat
transdermal. Etanol 96% memiliki beberapa sinonim diantaranya Etanolum, etil
alcohol, etil hidroksida, gandum alcohol dan metil karbinol. Pemerian etanol 96%
cairan bening, tida berwarna, bergerak, dan mudah menguap dengan sedikit bau
khas dan rasa terbakar (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
2.7.8 HPMC
HPMC memiliki beberapa sinonim diantaranya Hydroxypropyl Methyl
Cellulose, Metil selulosa propilen glikol eter, Metolosa, metil hidroksipropil
selulosa, dan Methocel dan Hipromelosum. HPMC digunakan dalam industry
farmasi sebagai pengemulsi, zat pensuspensi, dan juga zat penstabil dalam gel dan
salep topical. HPMC tidak memiliki bau, tidak berasa, dan berwarna putih atau
putih krem (Rowe et al., 2015).
2.7.9 Aquadestilata
Aquadestilata memiliki sinonim air murni, aquadest, Purified Water dan
memiliki rumus kimia H2O dan berat molekulnya 18,02. Air murni digunakan
untuk pembuatan sediaan atau bisa juga untuk pengujian dan penetapan kadar.
Pemeriannya cairan jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau. Penyimpanan air
murni jika dikemas, digunakan kemasan wadah non reaktif yang dirancang untuk
mencegah masuknya mikroba (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
2.8 Uji Stabilitas
Pengujian stabilitas pada produk-produk kosmetik, dan obat-obatan
umumnya dilakukan oleh industri atau laboratorium penguji menggunakan
climatic chamber. stabilitas sering didefinisikan sebagai kemampuan produk
untuk mempertahankan kualitas sesuai spesifikasi kualitas yang ditetapkan
sepanjang periode waktu penggunaan dan penyimpananya. Uji stabilitas ini
dilakukan untuk menjamin kekuatan, identitas, kualitas, dan kemurnian produk
yang telah diluluskan dan telah diedarkan dipasaran sehingga aman dikonsumsi
oleh konsumen. Hasil penelitian pada uji stabilitas menyatakan bahwa pengaruh
factor lingkungan seperti suhu dan kelembapan terhadap parameter stabilitas
21

produk seperti pH, kadar zat aktif, bau, warna, berat jenis, dan lainya sehingga
dapat menentukan waktu kadaluarsa yang sebenarnya. Pada sediaan kosmetik
lebih ditunjukkan pada kemampuan produk tersebut untuk mempertahankan sifat
karakteristik pada sediaan kosmetik tersebut dari awal dibuat hingga batasan
penggunaan dan penyimpanan, uji stabilitas biasanya dilakukan untuk produk-
produk yang baru dibuat (Rismana, Kusumaningrum, Rosidah, & Yulianti, 2013).
Berdasarkan lama penyimpanannya, uji stabilitas dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Uji stabilitas jangka pendek (dipercepat). Pada uji stabilitas dipercepat
penelitiannya dilakukan selam 6 bulan dengan kondisi ekstrim yaitu
suhu 40±20oC.
2. Uji stabilitas panjang (real time). Pada uji stabilitas real time penelitianya
dilakukan sampai dengan waktu kadaluwarsa produk yang terter pada
kemasan (Rismana, Kusumaningrum, Rosidah, Nizar, & Yulianti., 2013).

Anda mungkin juga menyukai