PSORIASIS
DISUSUN OLEH :
ANDI ASRIZAL NINGRAWAN
NIM. 201901003
R3A KEPERAWATAN
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karuniaNya tugas ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Adapun materi yang dibahas
tentang penyakit ‘Psoriasis’. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan pembaca mengenai penyakit Kanker Kulit tersebut. Selain itu semoga dengan
adanya makalah ini penderita Kanker Kulit di Indonesia tidak terus meningkat. Selain itu,
diharapkan Dinas Kesehatan mampu menanggulangi kenaikan penderita Kanker Kulit di
Indonesia ini.
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Tujuan.................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................
A. Anatomi Fisiologi...............................................................................
B. Definisi...............................................................................................
C. Klasifikasi...........................................................................................
D. Etiologi...............................................................................................
E. Manifestasi Klinis...............................................................................
F. Patofisiologi........................................................................................
G. Penatalaksaan.....................................................................................
H. Komplikasi.........................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN............................................................
A. Pengkajian........................................................................................
B. Diagnosa...........................................................................................
C. Intervensi..........................................................................................
BAB IV PENUTUP..........................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psoriasis merupakan penyakit infeksi noninfeksius yang kronik pada kulit
dimana produksi sel-sel epidermis terjadi dengan kecepatan kurang lebih enam hingga
Sembilan kali lebih besar daripada kecepatan yang normal. Sel-sel dalam lapisan
basal kulit membagi diri terlalu cepat, dan sel-sel yang baru terbentuk bergerak kebih
cepat ke permukaan kulit sehingga tampak sebagai sisik atau plak jaringan epidemis
yang profus. Sel epidermis yang mengalami psoriasis dapat berjalan dari lapisan basal
epidermis ke stratum korneum (permukaan kuli) dan melepaskan diri dalam waktu
tiga hingga empat hari sehingga sangat berbeda dalam waktu26 hingga 28 hari yang
normal. Sebagai akibat dari peningkatan jumlah sel basal dan pergerakan sel yang
cepat, kejadian maturasi dan pertumbuhan yang normal tidak dapat berlangsung.
Proses yang abnormal ini tidak memungkinkan terbentuknya lapisan protektif kulit
yang normal.
Sebagai salah satu penyakit kulit yang paling sering ditemukan, psoriasis
menjangkiti kurang lebih 2% populasi. Diperkirakan bahwa keadaan ini berasal dari
cacat herediter yang menyebabkan over produksi keratin. Meskipun penyebab
primernya tidak diketahuii, kombinasi susunan genetic yang spesifik dan rangsangan
dari lingkungan dapat memicu terjadinya penyakit tersebut. Ada beberapa bukti yang
menunjukkan bahwa proliferasi sel di antarai oleh system imun. Periode stress
emosional dan ansietas turut memperburuk keadaan, sementara trauma, infeksi serta
perubahan musim dan hormonal merupakan factor pemicu. Awitan psoriasis dapat
terjadi pada segala usia kendati lebih seing di jumpai di antara usia 10 dan 30 tahun
B. Rumusan Masalah
Bagaimana proses asuhan keperawatan Psoriasis?
C. Tujuan
Memahami dan mengetahui proses asuhan keperawatan psoriasis?
BAB II
TINJAUAN TEORI
C. Etiologi
Secara pasti belum dapat diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu :
1. Genetik/herediter
Penyakit ini diturunkan melalui suatu gen yang dominan
2. Defek pada epidermis
Ditemukan adanya peningkatan dari ribonuklease dan penurunan dari
deoxyribonuklease pada sel-sel epidermis
3. Defek enzim pada kulit.
Pada epidermis yang normal prpses keratinisasi berlangsung dalam 24 hari,
sedangkan pada psoriasis proses tersebut berlangsung dalam 3-4 hari.
4. Hormonal
Hal ini terlihat terutama pada wanita tetapi belum jelas hubungannya. Pada
wanita, insidens psoriasis meningkat pada masa pubertas dari pada masa
klimakterium.
5. Tekanan mental terutama pada orang dewasa.
6. Infeksi
Infeksi merupakan faktor pencetus dan faktor yang memperberat timbulnya
psoriasis, biasanya infeksi akut seperti tonsilitis. Pada anak-anak serung
ditemukan psoriasis yang timbul 2 minggu setelah tonsilitis.
7. Sinar matahari
Pada bangsa-bangsa yang sering terkena sinar matahari jarang terkena
psoriasis.
D. Patofisiologi
Lesi muncul sebagai bercak-bercak merah benjol pada kulit yang ditutupi oleh
sisik berwarna perak. Bercak-bercak bersisik tersebut terbentuk karena penumpukan
kulit yang hidup dan mati akibat peningkatan kecepatan pertumbuhn serta pergantian
sel-sel kulit yang sangat besar. Jika sisik tersebut dikerok, maka terlihat dasar lesi
yang berwarna merah gelap dengan titik-titik perdarahan. Bercak-bercak ini tidak
basa dan bisa terasa gatal atau tidak gatal.
Lesi dapat tetap berukuran kecil sehingga terbentuk psoriasis gutata. Biasanya
lesi melebar secara perlahan-lahan, tetapi setelah beberapa bulan kemudian, lesi-lesi
tersebut akan menyatu sehingga terbentuk bercak irreguler yang lebar. Psoriasis dapat
menimbulkan permasalahan mulai dari masalah kosmetika yang mengganggu hingga
keadaan yang menimbulkan cacat dan ketidak mampuan fisik.
Tempat-tempat tertentu pada tubuh cenderung terkena kelainan ini. Termpat-
tempat tersebut mencakup kulit kepala, daerah sekitar siku serta lutut, punggung
bagian bawah dan genitalia. Psoriasis juga dapat ditemukan pada permukaan
ekstensor lengan dan tungkai, daerah disekitar sakrum serta lipatan intergluteal.
Distribusi simetri bilateral merupakan ciri khas psoriasis. Pada kurang lebih
seperempat hingga separuh dari pasien-pasien, kelainan tersebut mengenai kuku yang
menyebabkan terjadinya pitting, perubahan warna kuku serta penggumpalan pada
ujung bebas dan pemisahan lempeng kuku. Kalau psoriasis terjadi pada telapak kaki
dan tangan keadaan ini bisa menimbulkan lesi pustuler.
E. Penatalaksanaan
Karena penyebab psoriasis belum diketahui dengan pasti, maka belum ada
obat pilihan psoriasis sebaiknya diobati secara topikal, jika hasilnya tidak memuaskan
baru dipertimbangkan pengobatan sistemik, karena efek sampimg pengobatan
sistemik lebih banyak.
1. Terapi Topikal
Banyak obat – obatan bisa digunakan cara topikal untuk
menimbulkan remisi atau perbaikan. Sebagaian besar aman, tetapi membuat
pasien menjadi bosan untuk menggunakannya, karena obat – obatan ini harus
terus dipakai berbulan – bulan, bahkan tidak dapat ditentukan sampai kapan.
a. Emolion
b. Asam salisilat
c. Steroid topikal
2. Terapi Sistemik
a. Psoralen+ ultraviolet A (PUVA
psoralen’ memebentuk ikatan kimia dengan DNA jika ada radiasi UV.
Yang paling bayak digunakan adalah 8-metoksipso-ralen, yang biasanya
diminum 2 jam sebelum dilakukan dengan sinar UV gelombang panjang
(UVA), yang pada awalnya dilakukan 2 kali seminggu. Kacamata pelindung
dipakai untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mata.
b. Obat –obatan sisitokoksik
Sisitokoksik yang paling efektif dan digunakan secara luas adalah
metotreksat, yang merupakan antagonis dari asam folat. Sebagian besar
psoriasis berhasil diobati dengan dosis 7,5-20 mg sekali seminggu. Obat –
obat yang lain mencangkup azatioprin dan hidroksikarbamid atau
hidroksiurea. Semua obat – obat sitotoksik mempunyai efek samping yang
tidak diharapkan, terutama supresi pada sumsum tulang.
F. Pencegahan
Tidak ada cara untuk mencegah psoriasis, namun tips berikut mungkin
memperbaiki gejala atau membantu mengurangi jumlah psoriasis flare-up.
1. Mempertahankan kelembapan kulit dan dilumasi
2. Hindari dingin dengan menggunakan baju/jaket hangat, waspada pada iklim
kering
3. Hindari menggaruk luka/lesi kulit, mengambil kulit dan luka kulit (luka atau
goresan). Termasuk cedera kuku/kulit terdekat saat memangkas kuku
4. Hindari stress dan kecemasan
5. Hindari infeksi
6. Cobalah untuk menghindari obat tertentu. Beberapa termasuk beta-blocker (obat-
obatan untuk jantung), dan lthium dapat memperburuk gejala psoriasis
7. Hindari minuman yang mengandung alcohol
8. Kurangi merokok/berhenti merokok.
G. Komplikasi
1. Eritroderma
Beberapa psoriasis dapat berubah menjadi eritroderma. Hal ini disebabkan oleh :
a. Tekanan mental
b. Obat-obatan diantaranya pemakaian obat-obat kuinidin (derivat dari kinina)
c. Terapi berlebihan.
Pemakaian preparat terapi yang berlebihan misal konsentrasi yang
lebih dari 20 %.
d. Fokal infeksi
Umumnya kalau terjadi komplikasi eritroderma prognosisnya kurang
baik dan sering sukar disembuhkan meskipun telah diberi bermacam-macam
pengobatan termasuk kortikosteroid.
2. Artritis
Dapat monoartritis maupun poliartritis dan dapat menyerang sendi kecil dan
sendi besar. Pada kedaan ini perlu di DD/ dengan artritis rematoid.
BAB III
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
2. Keluhan Utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi,
yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas
bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Penderita penyakit psoriasis menampakkan gejala Penderita biasanya
mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi, yakni pada kulit
kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor
terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.
Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan
skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis,
kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang sama
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien dan keluarga pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami
penyakit yang sama
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal
sekunder akibat psoriasis
2. Ketakutan berhubungan dengan perubahan penampilan
3. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat
penyakit psoriasi
C. Intervensi Keperawatan
No. Dx Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan 1. Kaji keadaan kulit 1. Mengetahui dan
intervensi selama 2. Kaji keadaan umum mengidetifikasi
3x24 jam, diharapkan dan observasi TTV kerusakan kulit
Kerusakan integritas 3. Kaji keadaan umum untuk melakukan
kulit dapat teratasi dan observasi TTV intervensi yang
dengan kriteria hasil : 4. Pertahankan agar tepat.
- Area terbebas dari daerah yang terinfeksi 2. Mengetahui
infeksi lanjut. tetap bersih dan kering. perubahan status
- Kulit bersih, 5. Kolaborasi dengan kesehatan pasien.
kering, dan dokter dalam 3. Megetahui
lembab pemberian obat- keefektifan sirkulasi
obatan. dan mengidentifikasi
terjadinya
komplikasi.
4. Membantu
mempercepat proses
penyembuhan.
5. Untuk mempercepat
penyembuhan.
2 Setelah dilakukan 1. Kaji ulang perubahan 1. Reaksi fisik kronis
intervensi selama biologis dan fisiologis. terhadap stresor-
3x24 jam, diharapkan 2. Gunakan sentuhan stresor menunjukkan
Ketakutan teratasi sebagai toleransi adanya penyakit
dengan kriteria hasil : 3. Dukung jenis koping kronis dan ketahanan
- Klien menyatakan yang disukai ketika rendah.
peningkatan mekanisme adaftif 2. Kadang-kadang
kenyamanan digunakan. dengan memegang
psikologis dan 4. Anjurkan untuk secara hangat akan
fisiologis. mengekspresikan menolongnya
- Dapat menjelaskan perasaannya. mempertahankan
pola koping yang 5. Anjurkan untuk control.
efektif dan tidak menggunakan 3. Marah merupakan
efektif. mekanisme koping respon yang adaptif
- Mengidentifikasi yang normal. yang menyertai rasa
respons kopingnya 6. Anjurkan klien untuk takut.
sendiri. mencari stresor dan 4. Dapat mengurangi
menghadapi rasa stres pada pasien.
takutnya 5. Ketepatan dalam
menggunakan
koping merupakan
salah satu cara
mengurangi
ketakutan.
6. Kesadaran akan
faktor penyebabkan
ketakutan akan
memperkuat kontrol
dan mencegah
perasaan takut yang
makin memuncak.
3 Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat ansietas 1. Identifikasi masalah
intervensi selama dan diskusikan spesifik akan
3x24 jam, diharapkan penyebab bila mungkin meningkatkan
Ansietas dapat 2. Kaji ulang keadaan kemampuan individu
diminimalkan sampai umum pasien dan TTV untuk
dengan diatasi dengan 3. Berikan waktu pasien menghadapinya
kriteria hasil : untuk mengungkapkan dengan lebih realistis
- Pasien tampak masalahnya dan 2. Sebagai indikator
rileks dorongan ekspresi awal dalam
- Pasien yang bebas, misalnya menentukan
mendemonstrasika rasa marah, takut, ragu intervensi berikutnya
n/ menunjukan 4. Jelaskan semua 3. Agar pasien merasa
kemampuan prosedur dan diterima
mengatasi masalah pengobatan 4. Ketidaktahuan dan
dan menggunakan 5. Diskusikan perilaku kurangnya
sumber-sumber koping alternatif dan pemahaman dapat
secara efektif tehnik pemecahan menyebabkan
- Pasien melaporkan masalah timbulnya ansietas
ansietas berkurang 5. Mengurangi
sampai tingkat kecemasan pasien
dapat diatasi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psorisis merupakan penyakit inflamasi non infeksius yang kronik pada kulit
dimana produksi sel-sel epidermis terjadi dengan kecepatan ± 6 hingga 9 kali lebih
besar dari pada kecepatan yang normal. Hingga saat ini belum ada obat pasti
mengenai kasus psoriasis namun ada beberapa terapi dan obat untuk membantu
pengobatan penyakit ini.
B. Saran
Saya sebagai penulis membutuhkan saran dan kritik terhadap makalah ini
dikarenakan masih kurang dari kata sempurna.
DAFTAR ISI
Judith. M Wilcoknson. 2016. Diagnosis Keperawatan : diagnosis Nanda-I, Intervensi
NIC, Hasil NOC. Ed. 10. Jakarta : EGC
Shafiyah. Nada. 2019. Insidensi Psoriasis Vulgaris Di Poliklimil Dermatologi dan
Venereologi RSUP DR. Mohammad Hoesin Palembang.