Anda di halaman 1dari 3

Kasus 1

Audi anak perempuan, umur 7 bulan, berat badan 5,8 kg, Panjang badan 59 cm. Suhu
badan 38°C. Ibu berkata anaknya batuk selama 2 hari. Petugas kesehatan memeriksa
tanda-tanda bahaya umum. Ibu berkata bahwa Audi dapat menyusu. Ia tidak muntah dan
tidak kejang. Anak sadar dan tidak latergis.
Frekuensi pernapasan Audi : 58 x/menit. Ia tidak melihat tarikan dinding dada ke dalam
dan tidak mendengar stridor.

Instruksi
Lakukan Identifikasi Gejala, Klasifikasi dan tentukan Tindakan yang tepat pada Kasus 1
dengan menggunakan buku pedoman bagan MTBS
Catat pada lembar pencatatan yang sesuai.

Kasus 2
Meutia anak perempuan, menderita diare selama 5 hari. Tidak ada darah dalam tinjanya.
Ia rewel. Matanya cekung. Menurut ibu, mata Meutia cekung tidak seperti biasanya.
Petugas memberi minum anak. Ia minum dengan lahap. Cubitan kulit perut kembali
dengan lambat.

Instruksi
Lakukan Identifikasi Gejala, Klasifikasi dan tentukan Tindakan yang tepat pada Kasus 2
dengan menggunakan buku pedoman bagan MTBS
Catat pada lembar pencatatan yang sesuai.

Kasus 3
Annisa umur 3 tahun, berat badan 10 kg, tinggi badan 81 cm dan suhu 38°C. Ibu
membawa ke puskesmas karena batuk dan mempunyai ruam.
Ia bisa minum, tidak memuntahkan semuanya dan tidak kejang. Ia sadar dan tidak
letargis.
Ibu berkata anak batuk selama 2 hari. Hitung napas 42x/mnt, tidak ada tarikan dinding
dada ke dalam, tidak terdengar stridor ketika anak sedang tenang.
Annisa tidak diare, ia tinggal di daerah yang resiko rendah malaria dan tidak pergi ke luar
daerah. Ia demam selama 3 hari. Lehernya tidak kaku dan tidak pilek. Pada pemeriksaan
RDT hasilnya negatif untuk semua Plasmodium.
Ada ruam di seluruh tubuh Annisa. Matanya merah, tidak ada luka di mulut. Tidak ada
nanah keluar dari mata dan korneanya tidak keruh.

Instruksi
Lakukan Identifikasi Gejala, Klasifikasi dan tentukan Tindakan yang tepat pada Kasus 3
dengan menggunakan buku pedoman bagan MTBS. Catat pada lembar pencatatan yang
sesuai.
Kasus 4

Aditya anak laki-laki, umur 24 bulan, berat badan 9,5 kg. Tinggi badan 75 cm dan suhu
badan 37°C. Ibu berkata anak tidak mau makan akhir-akhir ini.
Petugas memeriksa tanda bahaya umum. Anak bisa minum, tidak muntah, tidak kejang
dan masih sadar serta tidak letargis.
Anak tidak batuk dan tidak diare.
Ibu berkata Aditya teraba panas selama 2 hari. Daerahnya resiko tinggi malaria. Anak
dibawa bepergian keluar kota, tetapi bukan ke daerah dengan risiko malaria. Anak tidak
menderita campak dalam 3 bulan terakhir. Pada pemeriksaan RDT hasilnya positif.
Tidak ditemukan kaku kuduk, tidak pilek dan tidak mempunyai ruam. Dia tidak
mempunyai gejala yang mengarah ke campak.
Tidak ada perdarahan dari hidung maupun gusi, tidak muntah dan beraknya normal, tidak
ada tanda syok.
Setelah diperiksa dengan teliti, petugas menemukan bintik perdarahan pada perut Aditya.
Selanjutnya petugas melakukan uji Tourniquet dan ternyata hasilnya positif.

Instruksi
Lakukan Identifikasi Gejala, Klasifikasi dan tentukan Tindakan yang tepat pada Kasus 4
dengan menggunakan buku pedoman bagan MTBS
Catat pada lembar pencatatan yang sesuai.

Kasus 5

Teguh, anak laki-laki umur 18 bulan, berat badan 9 kg, panjang badan 74 cm. Suhu 37°C.
Ibu berkata bahwa telinga anak mengeluarkan nanah selama 3 hari terakhir.
Teguh tidak menunjukkan tanda bahaya umum, tidak batuk atau sukar bernapas. Ia tidak
diare dan tidak demam.
Petugas kesehatan bertanya tentang masalah telinga. Ibu berkata bahwa Teguh tidak sakit
telinga tapi ada nanah yang keluar dari telinganya selama 3 atau 4 hari. Petugas melihat
nanah keluar dari telinga kanan anak. Ibu berkata bahwa nanah keluar sejak 4 hari yang
lalu. Ia tidak merasakan adanya pembengkakan yang nyeri belakang kedua telinga.

Instruksi
Lakukan Identifikasi Gejala, Klasifikasi dan tentukan Tindakan yang tepat pada Kasus 5
dengan menggunakan buku pedoman bagan MTBS
Catat pada lembar pencatatan yang sesuai.

Kasus 6
Hasan, anak laki-laki umur 37 bulan, berat badan 9,6 kg, tinggi badan 87 cm dan suhu
badan 37,5°C. Ia dibawa ibu ke klinik hari ini karena panas. Hasan terus menangis dan
menggosok telinga.

Petugas tidak melihat tanda bahaya umum. Ia tidak batuk atau sukar bernapas.
Ia tidak diare. Risiko malaria di daerah tersebut rendah. Tidak ada riwayat perjalanan
keluar daerah dalam 2 minggu terakhir. Demam Hasan sudah 3 hari. Ia tidak menderita
campak dalam 3 bulan terakhir. Lehernya bergerak dengan mudah. Hasan pilek dan tidak
ada gejala yang mengarah ke campak.

Petugas memeriksa tanda perdarahan termasuk bintik perdarahan di kulit yang ternyata
tidak ada. Hasan tidak mengeluh nyeri ulu hati dan tidak gelisah serta tidak ada tanda-
tanda syok atau tanda-tanda lain dari DBD.

Petugas menanyakan apakah anak mempunyai masalah telinga. Ibu mengatakan bahwa
Hasan mengeluh nyeri telinga. Ibu juga melihat nanah keluar dari telinga kira-kira selama
5 hari. Petugas melihat nanah keluar dari telinga Hasan dan tidak menemukan
pembengkakan yang nyeri di belakang kedua telinga.

Selanjutnya, petugas kesehatan memeriksa status gizi dan anemia. Anak terlihat kurus. Ia
tidak pucat. Tidak ada pembengkakan pada kedua kakinya. Petugas kesehatan
menentukan berat badan menurut tinggi badan.

Instruksi
Lakukan Identifikasi Gejala, Klasifikasi dan tentukan Tindakan yang tepat pada Kasus 6
dengan menggunakan buku pedoman bagan MTBS
Catat pada lembar pencatatan yang sesuai.

Kasus 7
Bayi perempuan Ny. Ati umur 5 hari diperiksa petugas kesehatan pada waktu kunjungan
rumah. Berat badan bayi 3100 gram, suhu 35,6°C. Ibu mengatakan seluruh tubuh bayi
kaku. Petugas tidak melihat tremor, tidak mendengar adanya suara melengking bayi.
Terlihat tangan bayi bergerak-gerak seperti petinju dan tidak berhenti ketika dielus-elus,
mulut bayi tidak mencucu. Seluruh tubuh bayi kaku tanpa rangsangan. Pada hitungan
napas pertama 65 x/mnt. Tidak ditemukan suara bayi merintih.

Instruksi
Lakukan Identifikasi Gejala, Klasifikasi dan tentukan Tindakan yang tepat pada Kasus 7
dengan menggunakan buku pedoman bagan MTBS.
Catat pada lembar pencatatan yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai