Anda di halaman 1dari 12

MENGATASI MONEY POLITICS

di INDONESIA

Nama : Eka Junita Maharani Utomo

Nim : 112019030108

Kelas : 2B

Program Studi : S1 Keperawatan

Fakultas : Kesehatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AJARAN 2019/2020

Jln.Ganesha 1,Purwosari Kudus 59316,Telp/Fax, 0291442993/437218

Website : http://www.umkudus.ac.id

Email :Sekretariat@umkudus.ac.id

i
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL MAKALAH :
“Mengatasi Money Politics di Indonesia’’
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan Tahun Akademik
2019/2020

Disusun Oleh :
Eka Junita Maharani Utomo

Makalah ini telah diperiksa dan disahkan :


Hari,tanggal :
Tempat :
Pukul :
Oleh :

Kudus,9 Juni 2020


Menyetujui; Mengetahui;
Dosen Kewarganegaraan Penyusun,

Supardi,S.E., M.Kes. Eka Junita Maharani Utomo

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan inayah-Nya. Sehingga penulisan makalah ini dapat
diselesaikan dengan baikdengan judul “Mengatasi Money Politics di Indonesia”
Sebagai tugas mata kuliah Kewarganegaraan. Dalam penulisan makalah ini saya banyak
menerima bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali
ini saya tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu agar penulisan makalah ini selesai pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Karena masih banyak kekurangan dam kesalahan, maka penulis menerima kritik dan
saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Dengan makalah ini
penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis
serta pembaca pada umumnya.

Kudus, 9 Juni 2020

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………i

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………ii

KATA PENGANTAR.................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Politik dan Money Politics.................................................... 3

2.2 Penyebab terjadinya money politics di Indonesia................................... 3

2.3 Dampak yang ditimbulkan money politics terhadap masyarakat............5

2.4 Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memberantas money politics..........6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………….................................................................…. 7

DAFTAR PUSTAKA………........................................................................8

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah demokrasi merupakan istilah ambigouos,1 pengertiannya tidak tunggal


sehingga berbagai Negara mengklaim diri sebagai Negara demokratisi telah menempu
rute-rute yang berbeda. Kerap kali terjadi manupilasi terhadap konsep demokrasi 2
sehingga pemaksaan, penyiksaan, dan pelanggaran hak asasi manusia, seperti yang
kerapkali terjadi pada saat menjelang pemilihan umum adalah praktik money politics.

Money politics merupakan praktik kotor yang merusak pemilu, dan tentu saja
merusak demokrasi sebagai bangunan yang ditopang oleh pemilu itu sendiri. Money
politik merupakan kejahatan dalam kehidupan berdemokrasi. Kejahatan yang dampaknya
sangat luas. Kejahatan yang memicu mata rantai perilaku korup dan demoralisasi dalam
kehidupan berpolitik. Politik yang dibangun dengan praktik kotor Money politik akan
selalu menghadirkan politikus-politikus kotor.
fenomena ini sangat berdampak terhadap perilaku masyarakat saat ini. Dampak yang
paling mononjol adalah ketergantungan masyarakat dalam memilih caleg berdasarkan
uang yang diberikan bukan visi misi, serta latar belakang para caleg.
Peristiwa ini sangat bertolak belakang dengan undang-undang nomor 3 tahun 1999
tentang pemilihan umum, yang berbunyi :
“Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”3

Dampak perilaku yang materialis akibat money politik dimasyarakat adalah seseorang
memilih caleg bukan karena idealismenya tetapi berdasarkan lingkungan disekitarnya
yang memberikan uang dan pengaruh dari tetangganya. Dengan kata lain, masyarakat
gampang ikut ikutan dengan lingkungannya. Temannya ke barat dia ikut ke barat,
temennya masuk sumur, dia juga ikut masuk sumur. Hal ini terjadi karena fikiran itu
terbentuk karena pengaruh lingkungan di sekitarnya. Karena lingkungan tersebut juga
dikategorikan materi. Jika terbentuk pola pola seperti ini masyarakat indonesia yang tidak
memiliki jati diri, sehingga mudah terombang ambing oleh keadaan disekelilingnya. Jika
masyarakat mudah dikendalikan maka tinggal kita lihat siapa yang mengendalikan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1.      Pengertian Politik secara umum serta menurut para ahli dan pengertian money politics
2.      Penyebab terjadinya praktik money politics di Indonesia
3.      Dampak yang ditimbulkan money politics terhadap masyarakat di Indonesia
4.      Hal-hal yang perlu kita lakukan untuk memberantas praktik money politics

1.3 Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui pengertian Politik secara umum serta menurut para ahli
2.      Mengetahui Penyebab terjadinya praktik money politics di Indonesia
3.      Mengetahui Dampak yang ditimbulkan money politics terhadap masyarakat di
Indonesia
4.      Mengetahui Hal-hal yang perlu kita lakukan untuk memberantas praktik money politics

1.4 Manfaat Penulisan

1.      Dapat Mengetahui pengertian Politik secara umum serta menurut para ahli
2.      Dapat Mengetahui Penyebab terjadinya praktik money politics di Indonesia
3.      Dapat Mengetahui Dampak yang ditimbulkan money politics terhadap masyarakat di
Indonesia
4.     Dapat Mengetahui Hal-hal yang perlu kita lakukan untuk memberantas praktik money
politics

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Politik dan Money Politics

Kata politik bersal dari bahasa Yunani yaitu Polis dan teta arti dari kata Polis itu
sendiri yaitu kota/Negara sedangkan untuk kata Teta yaitu urusan.
Pengertian atau denfenisi makna politik secara umum yaitu sebuah tahapan
dimana untuk membentuk atau membangun posisi-posisi kekuasaan didalam masyarakat
yang berguna sebagai pengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan kondisi
msyarakat. Sehingga hakikat politik itu sendiri merupakan sebuah usaha untuk mengelola
dan menata sistem pemerintahan untuk mewujudkan kepentingan atau cita-cita dari suatu
Negara.
Pandangan dari para ahli terkait dengan politik :
1.      Aristoteles, usaha yang ditempuh oleh warga Negara untuk mewujudkan kebaikan
bersama.
2.      Joice Mitchel, Politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijakan
umum untuk masyarakat seluruhnya.
3.      johan kaspar bluntchi, ilmu politik memerhetikan masalah kenegaraan yang mencakup
paham,situasi,dan kondisi Negara yang bersifat penting.
Jika dilihat secara etimologi yaitu kata “Politik” ini masih memiliki keterkaitan
dengan kata-kata seperti “polis” dan “kebijakan” tadi maka”politik” berhubungan erat
dengan perilaku-perilaku yang terkait dengan suatu pembuatan kebijakan sehingga
“politisi” adalah orang yang mempelajari , menekuni, mempraktekkan perilaku-perilaku
didalam politik tersebut.3

Kata politik mengacu pada segala sesutu yang berkaitan dengan kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah. Karena politik uang cenderung terjadi pada saat-saat pemilu,
maka pengertian politik uang adalaa semua tindakan yang di sengaja oleh seseorang atau
kelompok dengan memberi  atau menjanjikan uang atau materi lainnya kepada seseorang
supaya menggunakan hak pilihnya dngan cara tertentu atau tidak menggunakan
hak pilihnya untuk memilih calon tertentu atau dengan sengaja menerima atau memberi
dana kampanye dari atau kepada pihak-pihak tertentu.

2.2 Penyebab terjadinya money politics di Indonesia

Dalam pelaksaanya, pemilu di Indonesia sering terlihat tidak sehat.


Pemilihan umum yang dinilai sebagai pesta demokrasipun ternyata belum bisa
mengimplementasikan sistem demokrasi yang sesungguhnya. Karena didalam proses
pelaksanaannya, pemilu masih disuguhi kecurangan yang dilakukan oleh kandidat pemilu
maupun partai nya sendiri. Salah satu kecurangan pemilu adalah politik uang yang
memaksa masayarakat untuk memilih peserta pemilu yang melakukan politik uang
tersebut.
Faktor penyebab politik uang
Ada dua subjek yang menyebabkan terlaksananya praktik politik uang, yaitu
peserta pemilu (calon anggota legislatif) dan masyarakat sebagai pemilih. Salah satu
alasan mengapa para caleg melakukan politik uang adalah mereka takut kalah bersaing
dengan caleg lain. Caleg yang baru bersaing masih mencari bentuk serangan fajar.
Mereka berpotensi melakukan politik uang. Para caleg yang pernah mencalonkan diri

3
pada pemilu sebelumnya tentu lebih ahli dalam politik uang dan dipastikan akan
mengulang hal yang sama.
Alasan lainnya adalah adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap para calon
pemimpin. Hal tersebut memberikan efek negatif bagi para elit dengan menghambur-
hamburkan uang dalam waktu sekejap, demi kekuasaan semata. Begitupun sebaliknya,
adalah sangat menggiurkan juga bagi masyarakat meskipun sesaat, karena itu juga
masyarakat merasa "berhutang budi” pada caleg yang memberikan uang tersebut.
Biasanya peserta pemilu yang tidak memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat
akan membuat program-program yang didalamnya terindikasi politik uang.
Jika dilihat dari masyarakatnya, ada beberapafaktor mengapa banyak rakyat yang
terlibat dalam politik uang, antara lain :
a. Masyarakat miskin.
Sebagai mana yang kita telah ketahui, angka kemiskinan di Indonesia ini sudah
sangat tinggi.. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan.Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh
kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjan.
Kondisi miskin tersebut seperti memaksa dan menekan sebagian masyarakat untuk segera
mendapat uang.Money politic pun menjadi ajang para rakyat untuk berebut uang. Mereka
yang menerima uang terkadang tidak memikirkan konsekuensi yang akan diterima yaitu,
tindakan suap dan jual beli suara yang jelas melanggar hukum. Yang terpenting adalah
mereka mendapat uang dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

b. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang politik.

Tidak semua orang tahu apa itu politik, bagaimana bentuknya, serta apa yang
ditimbulkan dari politik. Itu semua bias disebabkan karena tidak ada pembelajaran
tentang politik di sekolah-sekolah atau masyarakatnya sendiri yang memang acuh
terhadap politik di Indonesia. Sehingga ketika ada pesta politik, seperti pemilu,
masyarakat tersebut akan bersikap acuh dengan pemilu. Tidak mengenal partai, tidak
masalah.Tidak tahu calon anggota legislatif, tidak masalah. Bahkan mungkin, tidak ikut
pemilu pun tidak masalah.
Kondisi seperti ini menyebabkan maraknya politik uang. Rakyat yang acuh dengan
pemilu dengan mudah menerima pemberian dari para peserta pemilu.Politik uang pun
dianggap tidak masalah bagi mereka. Mereka tidak akan berpikir jauh ke depan bahwa
uang yang diberikan itu suatu saat akan 'ditarik' kembali oleh para caleg yang nantinya
terpilih menjadi anggota legislatif. Mereka tidak menyadari adanya permainan politik
yang sebenarnya justru merugikan diri mereka sendiri.
c. Kebudayaan.
Saling memberi dan jika mendapat rejeki, tidak boleh ditolak.Begitulah ungkapan
yang nampaknya telah melekat dalam diri bangsa Indonesia.Uang dan segala bentuk
politik uang dari peserta pemilu dianggap sebagai rejeki bagi masyarakat yang tidak
boleh ditolak. Dan karena sudah diberi, secara otomatis masyarakat harus memberi
sesuatu pula untuk peserta pemilu, yaitu dengan memilih, menjadi tim sukses, bahkan
ikut menyukseskan politik uang demi memenangkan peserta pemilu tersebut. Hal itu
semata-mata dilakukan sebagai ungkapan terimakasih dan rasa balas budi masyarakat
terhadap caleg yang memberi uang.
Dalam hal ini kebudayaan yang sejatinya bersifat benar dan baik, telah melenceng dan
disalahartikan oleh masyarakat.Saling memberi tidak lagi dalam hal kebenaran melainkan

4
untuk suatu kecurangan. Masyarakat tradisional yang masih menjunjung tinggi budaya ini
menjadi sasaran empuk bagi para caleg untuk melakukan politik uang tanpa dicurigai.4
2.3. Dampak yang ditimbulkan money politics terhadap masyarakat

Dalam konsep demokrasi kita kenal istilah dari rakyat, oleh rakyat,dan ntuk rakyat.Ini
berarti rakyat berhak menentukan pilihannya kepada calon yang di khendakinya tanpa
ada intervensi dari pihak lain.
Namun dengan adanya praktek pplitik uang maka semua itu solah dalam teori
belaka.Karena masyarakat terikat oleh sebuah parpol yang memeberinya uang dan
semisalnya. Karena sudah diberi uang masyarakat merasa berhutang budi kepada parpol
yang memberinya uang tersebut, dan satu-satunya cara untuk membalas jasa tersebut
adalah dengan memilih/mencoblos parpol tersebut.Sehingga motto pemilu yang bebas,
jujur, dan adil hanya sebuah kata-kata yang terpampang di tepi-tepi jalan tanpa pernah di
realisasikan

Pemilihan umum (pemilu) merupakan wujud dari pesta demokrasi, di mana saat itu
rakyat terlibat langsung dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia pasal 22 E ayat (2) dikatakan bahwa pemilihan
umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, serta Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. Dari penjelasan di atas kita bisa tafsirkan bahwa dalam Pemilhan Umum kita
akan memilih wakil wakil rakyat yang akan menyelenggarakan pemerintahan.
Namun penerapan demokrasi itu sendiri seringkali dinodai dengan penyimpangan-
penyimpangan seperti praktik money politics (politik uang). Satu usaha yang dilakukan
oleh para kandidat maupun partai politik agar memenangkan perolehan suara yakni
dengan transaksi jual beli suara atau dikenal dengan istilah money politics. Praktik
semacam itu jelas bersifat ilegal dan merupakan kejahatan.

Kita sebagai bagian dari masyarakat juga harus cerdas dalam memilih para calon
pemimpin kita. Maka kita harus bersikap tegas dan menolak upaya-upaya money politics.
Melalui pemilu, sebenarnya rakyat telah belajar dari pengalaman dan dituntut menjadi
cerdas dalam memilih pemimpin dan wakil rakyat berdasarkan pengalaman-pengalaman
pemilu terdahulu. Sebenarnya, ada beberapa tipe pemilih. Pertama, pemilih cerdas yang
memilih berdasar hati nurani dan tak mau menerima suap. Kedua, pemilih yang hanya
mengambil money politics tapi belum tentu memilih dan ketiga, pemilih yang memilih
berdasarkan kandidat yang telah memberinya uang atau imbalan. Tipe pemilih yang
terbaik adalah tipe pemilih murni dan cerdas yang memilih berdasarkan hati nurani dan
anti menerima suap. Tipe pemilih murni ini sadar bahwa suara rakyat sangat menentukan
nasib negara. Oleh sebab itu, tipe ini hanya memberikan suaranya kepada para calon
pemimpin atau wakil rakyat yang benar-benar memperjuangkan nasib rakyat kecil dan
kebutuhan masyarakat. Mereka juga akan memilih calon pemimpin yang mengedepankan
moral dan kualitas.
Dampak money politics adalah melatih masyarakat untuk bertindak curang. Pelakunya
pun bila terpilih, mungkin sekali melakukan penyalahgunaan jabatan dan terlibat kasus
korupsi. Sementara mereka yang gagal menjabat, bisa-bisa terganggu secara psikologis
atau depresi. Di sisi lain, kerugian berjalannya money politics bagi pemerintah adalah
terciptanya produk perundangan atau kebijakan yang kolutif dan tidak tepat sasaran.
Pasalnya mereka yang menjabat tidak sesuai dengan kapasitas atau bukan ahli di
bidangnya. Tak hanya berimbas buruk bagi masyarakat, pelaku, dan pemerintah, praktik

5
money politics ini berakibat pada pencitraan yang buruk serta terpuruknya partai politik.
Melalui pendidikan dan sosialiasi politik, lama-kelamaan masyarakat akan sadar mana
parpol yang bersih dan santun. Sosialisasi politik adalah suatu proses agar setiap individu
atau kelompok dapat mengenali sistem politik dan menentukan sifat persepsi-persepsinya
mengenai politik serta reaksi-reaksinya terhadap fenomena-fenomena politik.
Untuk mengatasi politik uang “money politic” ini dibutuhkan penanganan yang serius. 
Kita harus berfikir jauh ke depan untuk menanganinya
2.4 Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memberantas money politics

a. Menanamkan niali-nilai keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa sejak dini
Dengan semakin kuatnya keimanan kita bahwa Tuhan akan membalas setiap amal
perbuatan yang berbuat baik akan dibalas dengan kebaikan dan yang berbuat jahat akan
dibalas dengan azab atau siksa, maka akan semakin besar pula rasa takut kita untuk
berbuat tidak baik seperti menyuap, tidak jujur, dan sebagainya.
b. Hukuman yang tegas bagi oknum-oknum yang menyuap dan koruptor.

Tidak di pungkiri lagi bahwa hokum di Indonesia ini sangat lemah bagi mereka
yang berkedudukan dan sangat tegas bagi masyarakat lemah, berapa banyak sudah
koruptor yang hukumannya lebih ringan daripada pencuri ayam. Oleh karena itu jika kita
hendak memberantas korupsi di negeri ini maka cara yang sangat efektif di antaranya
adalah dengan memebrikan hukuman yang berat dan tegas tanpa pandang bulu kepada
para koruptor .agar merek yang sudah melakuakan korupsi bias jera dan bagi mereka
yang belum tidak berani melakukan korupsi.

c. Transparansi

Ini merupakan salah satu penopang terwujudnya pemerintahan yang bersih,


menurut para ahli akibat dari tidak adanya transparansi Indonesia telah terjamab kedalam
kubangan korupsi yang berkepanjangan. Maka untuk keluar dari kubangan korupsi
transparansi mutlak harus dilakukan baik pemerintah pusat maupun di bawahnya.

d. Dukungan dari semua pihak

Karena praktek politik uang dan korupsi merupakan masalah yang sangat
besar,kara-akarnya telah menjalar keseluruh lapisan masyarakat, maka untuk
memberantasnya diprlukan kerjasama,usaha,dan dukungan dari semua pihak baik
pemerintah, penegak hokum, dan masyarakat. Jika salah satu dari komponen tersebut
tidak mendukung, maka pemerintahan yang bersih dari politik uang dan korupsi akan
sulit terwujud.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Money politic atau politik uang itu merupakan tindakan penyimpangan dari
kampanye yang bentuknya dengan cara memberikan uang kepada simpatisan ataupun
masyarakat lainnya agar mereka yang telah mendapatkan uang itu agar mengikuti
keinginan orang yang memliki kepentingan tersebut. Selain itu juga money politic bukan
hanya uang, namun juga bisa berbentuk bahan-bahan sembako.
Banyak sekali penyebab terjadinya Money politic diantaranya disebabkan karena
masyarakat  masih belum siap untuk hidup berdemokrasi secara utuh. Selain itu money
politic bisa terjadi karena masih kurang di tegakkannya hukum di Indonesia.. Tetapi dari
alasan penyebab terjadinya money politic yang terpenting yaitu karena masih kurang
iman dan taqwanya para politisi maupunn masyarakatnya itu sendiri.

Dampak dari adanya money politic tentunya banyak sekali. Dampak bagi para
caleg yang lolos maupun para caleg yang tidak berhasil lolos. Dampak bagi caleg yang
berhasil lolos tentunya akan berdampak juga terhadap pemerintahan karena yang berhasil
menduduki kursi legisatif tidak bisa dipungkiri masih banyak yang tidak kompeten, “Jika
urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”.
Itulah yang tidak di inginkan oleh kita sebagai warga negara Indonesia, selain itu dampak
bagi masyarakatnya sendiri akan timbul perpecahan, karena saking fanatiknya dan merasa
harus balas budi karena mereka telah di beri bentuk penyuapan oleh para caleg, sehingga
menganggap caleg yang lainnyna rendah dibandingkan yang mereka dukung. Namun
yang tidak di inginkan apabila para pendukung melakukan cara apapun agar yang mereka
dukung lolos.

Money politics juga dapat berpengaruh pada suara masyarakat pada saat pemilu.
masyarakat tentunya akan bimbang apabila telah mendapatkan money politic karena
mereka berhutang budi kepada mereka, padahal dalam lubuk hatinya mereka tidak mau
memilih caleg tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia, 1997), hlm. 50

M. Amien Rais,”Pengantar”, dalam Demokrasi dan Proses Politik, LP3ES, Jakarta, 1986

Undang-Undang Nomor 10 tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah

Prof. Moeljatno, S.H. 2016 Kitab UndangUndang Hukum Pidana, Bumi Aksara, Jakarata

Purnomo, Teguh dan Sukarno. 2016.Mengawal Demokrasi Dengan Ikhlas. DI


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purnomo, Teguh dkk. 2016. Potret Pengawas Pilkada Tahun 2015. DI Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai