Anda di halaman 1dari 3

Tugas Mahasiswa mengisi formulir MTBS sesuai 10 kasus yang diberikan.

Pilihlah Tiga kasus dari 10 kasus yang disediakan, isi kan pada format MTBS
(ada tiga format yang dilaporkan ke pembimbing)

Kasus 1: Audi anak perempuan, umur 7 bulan, Berat badan 5,8 kg. Panjang badan 59
cm. Suhu badan 38°C. Ibu berkata anaknya batuk sela ma 2 hari. Petugas kesehatan
memeriksa tanda-tanda bahaya umum. Ibu berkata bahwa Audi dapat menyusu. Ia
tidak muntah dan tidak kejang. Anak sadar dan tidak letargis. Frekuensi pernapasan
Audi : 58 kali per menit. Ia tidak melihat tarikan dinding dada ke dalam dan tidak
mendengar stridor. Catat gejala-gejala Audi dan klasifikasinya pada Formulir
Pencatatan.

Kasus 2 : Anindita anak perempuan, umur 22 bulan. Berat badan 11 kg, Panjang
badan 83 cm dan suhu badan 37°C. Ibu berkata anak batuk selama 3 hari. Petugas
kesehatan memeriksa tanda bahaya umum. Ibu berkata bahwa anak bisa minum, tidak
muntah dan tidak kejang. Anak sadar dan tidak letargis. Petugas kesehatan
menghitung napas : 38 kali per menit, tidak melihat tarikan dinding dada ke dalam
dan tidak mendengar stridor ketika mendengarkan napas anak itu. Catat gejala-gejala
Anindita pada Formulir Pencatatan berikut ini. Klasifikasikan penyakit Anindita dan
tulis jawaban saudara dalam kolom klasifikasi.

Kasus 3 : Ratri anak perempuan, umur 14 bulan. Berat badan 12 kg. Panjang badan 94
cm. Suhu badan 37.5°C. Ibu berkata bahwa anak mende rita diare selama 3 minggu,
tidak ada tanda-tanda bahaya umum, tidak batuk atau sukar bernapas. Petugas
kesehatan memeriksa diare Ratri. Ibu mengatakan bahwa tidak ada darah dalam tinja
anak. Anak tampak selalu rewel dan gelisah. Matanya tidak cekung. Ia minum dengan
lahap. Cubitan kulit perut kembali segera. Catat gejala pada Ratri dan klasifikasikan
pada Formulir Pencatatan.

Kasus 4 : Andi anak laki-laki, umur 3 tahun. Berat badan 10 kg. Tinggi badan 75 cm.
Suhu badan 370C. Ibu datang hari ini karena Andi batuk dan diare. Andi tidak
menunjukkan tanda bahaya umum dan batuk selama 3 hari. Ia menghitung napas: 36
kali per menit. Tidak ada tarikan dinding dada ke dalam atau stridor. Ibu mengatakan
bahwa Andi diare sudah 2 minggu lebih. Tidak ada darah dalam tinja, anak tampak
rewel dan gelisah. Mata tidak cekung, ia dapat minum tetapi tidak haus. Cubitan kulit
perut segera kembali. Catat gejala Andi dan klasifikasikan pada Formulir Pencatatan.

Kasus 5 : Aditya anak laki-laki, umur 24 bulan, berat badan 9.5 kg Tinggi badan 75
cm. dan suhu badan 370 C. Ibu berkata anak tidak mau makan akhir-akhir ini. Petugas
memeriksa tanda bahaya umum. Anak bisa minum, tidak muntah, tidak kejang dan
masih sadar serta tidak letargis. Anak tidak batuk dan tidak diare. Ibu berkata Aditya
teraba panas selama 2 hari. Daerahnya risiko tinggi malaria. Anak tidak menderita
campak dalam 3 bulan terakhir. Pada pemeriksaan RDT hasilnya positif Tidak
ditemukan kaku kuduk, tidak pilek dan tak mempunyai ruam. Dia tidak mempunyai
gejala yang mengarah ke campak. Tidak ada perdarahan dari hidung maupun gusi,
tidak muntah dan beraknya normal, dan tidak ada tanda syok. Setelah diperiksa
dengan teliti, petugas menemukan bintik perdarahan pada perut Aditya. Selanjutnya

Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak D-3 Poltekkes Tanjungkarang Page 1


petugas melakukan uji Tourniquet dan ternyata hasilnya positif. Catat gejala pada
Aditya dan klasifikasinya pada Formulir Pencatatan berikut ini :

Kasus 6 : Nabilla, anak perempuan umur 3 tahun, berat badan 13 kg, tinggi badan 86
cm. suhu badan 37.50C. Ibu datang ke klinik hari ini karena Anak demam selama 2
hari terakhir. Ia menangis tadi malam dan berkata bahwa telinganya sakit.
Petugas kesehatan memeriksa dan tidak menemukan tanda bahaya umum. Anak tidak
batuk atau sukar bernapas dan tidak diare. Risiko malaria di daerah tersebut tinggi.
Demamnya diklasifikasikan sebagai MALARIA. Tidak ditemukan gejala yang
mengarah ke DBD, oleh karena itu ia di klasifikasikan sebagai DEMAM :
MUNGKIN BUKAN DBD Ibu berkata bahwa ia merasa pasti telinga Nabilla sakit.
Hampir sepanjang malam anak menangis karena telinganya sakit. Petugas tidak
menemukan cairan/nanah yang keluar dari telinga anak. Ia meraba bagian belakang
telinga dan merasakan pembengkakan yang nyeri di belakang salah satu telinga. Catat
gejala-gejala masalah telinga Nabilla dan klasifikasikan pada formulir Pencatatan

Kasus 7 : Rafli, anak laki-laki umur 18 bulan, berat 6 kg, panjang badan 68 cm dan
suhu 38.5°C. Ibu membawanya hari ini karena anak demam d an ada ruam. Petugas
kesehatan melihat Rafli kelihatan seperti tulang tertutup kulit, anak bisa minum, tidak
muntah, tidak kejang, sadar dan tidak letargis. Ia tidak batuk atau sukar bernapas dan
tidak diare. Rafli tinggal di daerah risiko rendah malaria. Ibu membawa anak
mengunjungi keluarga yang tinggal di daerah risiko malaria tinggi sekitar 1 minggu
yang lalu. Anak demam selama 5 hari, mempuyai ruam kemerahan menyeluruh dan
matanya merah. Ia menderita campak. Lehernya tidak kaku dan tidak ada pilek.
Petugas kesehatan memeriksa gejala komplikasi campak. Anak tidak mempunyai luka
di mulut. Tidak ada nanah keluar dari matanya dan tidak ada kekeruhan pada kornea.
Tidak ada tanda perdarahan termasuk bintik perdarahan di kulit, dan tidak ada tanda-
tanda syok atau gejala DBD yang lain. Rafli tidak mempunyai masalah telinga
Selanjutnya petugas memeriksa status gizi dan anemia. Rafli tampak sangat kurus,
tidak pucat, kedua kakinya tidak bengkak. Pada pemeriksaan RDT hasilnya positif
falsiparum. Catat gejala-gejala Rafi dan klasifikasinya dalam Formulir Pencatatan

Kasus 8 : Hasan, anak laki-laki umur 37 bulan, berat badan 9.6 kg, tinggi badan 87 cm
dan suhu badan 37.5°C. Ia dibawa ibu ke klinik hari ini karena panas. Hasan terus
menangis dan menggosok telinganya. Petugas tidak melihat tanda bahaya umum. Ia
tidak batuk atau sukar bernapas. Ia tidak diare. Risiko malaria di daerah tersebut
rendah. Tidak ada riwayat perjalanan keluar daerah dalam 2 minggu terakhir. Demam
Hasan sudah 3 hari. Ia tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir. Lehernya
bergerak dengan mudah. Hasan pilek dan tidak ada gejala yang mengarah ke campak.
Petugas memeriksa tanda perdarahan termasuk bintik perdarahan di kulit yang
ternyata tidak ada. Hasan tidak mengeluh nyeri ulu hati dan tidak gelisah serta tidak
ada tanda-tanda syok atau tanda-tanda lain dari DBD. Petugas menanyakan apakah
anak mempunyai masalah telinga. Ibu mengatakan bahwa Hasan mengeluh nyeri
telinga. Ibu juga melihat nanah keluar dari telinga kira-kira selama 5 hari. Petugas
melihat nanah keluar dari telinga Hasan dan tidak menemukan pembengkakan yang
nyeri di belakang kedua telinga. Selanjutnya, petugas kesehatan memeriksa status gizi
dan anemia. Anak terlihat kurus, tetapi tidak ceking. Ia tidak pucat. Tak ada
pembengkakan pada kedua kakinya. Petugas kesehatan menentukan berat badan
menurut tinggi badan. Pada pemeriksaan RDT hasilnya negatif untuk semua
plasmodium. Catat gejala-gejala Hasan dan klasifikasinya dalam Formulir Pencatatan.

Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak D-3 Poltekkes Tanjungkarang Page 2


Kasus 9: Erna, bayi perempuan umur 1 bulan dibawa ibunya karena diare selama 3
hari. Berat badan 3700 gram, suhu 35.90C. Hitung napas 58 kali / menit. Erna masih
bias minum, tidak muntah dan tidak ada riwayat kejang. Pada pemeriksaan tidak
ditemukan tarikan dinding dada kedalam yang kuat, tidak merintih, mata tidak
bernanah dan pusarnya normal. Anak tampak letargis, matanya cekung, cubitan kulit
perut kembalinya lambat. Catat gejala-gejala Erna dan klasifikasinya dalam Formulir
Pencatatan.

Kasus 10 : Eva Waktu kunjungan rumah, petugas memeriksa bayi perempuan Eva,
umur 5 hari, berat badan 2.500 gram, suhu 36,1oC. Menurut ibu, tangan kanan bayi
tidak bergerak sejak lahir dan mulai kemarin bayi tampak kuning. Pada pemeriksaan,
hitung napas 57 kali/menit, tidak ada tanda/gejala kemungkinan penyakit sangat berat
atau infeksi bakteri. Petugas melihat warna kuning yang meluas sampai dada, warna
tinja tidak pucat. Tidak ada diare. Bayi disusui 3 - 4 kali sehari dan mendapat susu
formula 2 botol sehari. Ketika menilai cara menyusui, didapatkan: badan bayi
tersangga dengan baik, kepala dan tubuh bayi lurus, badan bayi menghadap ke dada
ibu dan dekat ke ibu. Dagu bayi menempel payudara, mulut bayi kurang terbuka
lebar, bibir bawah kurang membuka keluar dan areola bagian atas tampak lebih
banyak. Bayi mengisap dengan cepat dan dangkal. Eva sudah mendapat imunisasi
Hepatitis B saat lahir. Ibu juga mengatakan payudaranya bengkak dan terasa sakit
waktu disentuh. Pada pemeriksaan, terlihat payudara kiri ibu bengkak, kemerahan dan
puting masuk ke dalam. Catat gejala-gejala Eva dan klasifikasinya dalam Formulir
Pencatatan.

Tugas Mahasiswa menilai Tumbuh kembang anak dengan formulir Kuesioner


Pra Skrining Perkembangan (KPSP).

Mahasiswa mengisi format KPSP sesuai usia anak yang ada di keluarga mahasiswa,
lakukan rekam video saat melakukan penilaian KPSP.
Isian formulir KPSP beserta video dikirim ke pembimbing.

Semua penugasan:
1. Laporan pendahuluan (1 kasus)
2. Askep (1 kasus)
3. Form MTBS (3 kasus)
4. Form KPSP dan video (satu)
5. Video terapi bermain individu
6. Video imunisasi
Harap di kirim melalui email/WA ke pembimbing masing-masing paling lambat hari
Selasa tanggal 21 April 2020 pukul 16.00 WIB.

SELAMAT MENGERJAKAN

Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak D-3 Poltekkes Tanjungkarang Page 3

Anda mungkin juga menyukai