Anda di halaman 1dari 5

LATIHAN STUDI KASUS MTBS

Baca soal-soal di bawah ini dengan teliti. Gunakan formulir pencatatan yang sesuai dengan
umur anak. Anggaplah semua kasus merupakan kunjungan pertama.

Kasus 1: ERNA  Dikerjakan 2 kelompok (Kelompok 1&2)

Erna, anak perempuan dari ibu Rini, berumur 1 tahun. Berat badan 7, 5 kg. Panjang badan
62 cm. Suhu badan 37°C. Ia dibawa ke puskesmas karena batuk selama 3 hari.
Petugas memeriksa tanda bahaya umum. Erna bisa minum, tidak muntah dan tidak kejang.
Ia sadar, tidak ada stridor, tidak tampak kebiruan, ujung tangan dan kakinya tidak pucat dan
tidak dingin.
Petugas kesehatan menghitung nafas 48x/ menit. Tidak ada tarikan dinding dada ke dalam
dan tidak terdengar wheezing. Saturasi oksigen tidak diperiksa karena puskesmas tidak
memiliki pulse oxymeter.
Ketika petugas bertanya apakah anak diare, ibu menjawab bahwa Erna tidak diare.

 Catat semua gejala yang ditemukan dalam formulir pencatatan.


 Tentukan KLASIFIKASI sesuai gejala yang ada dengan menggunakan Buku Bagan
MTBS.
Kasus ERNA (lanjutan)

Erna tidak demam dan tidak ada masalah telinga. Tidak kurus dan tidak ada edema di kedua
punggung kaki. Petugas kesehatan menentukan berat badan Erna berdasarkan panjang
badan, kemudian mengukur lingkar lengan atas 12, 5 cm. Telapak tangan Erna tidak pucat.

 Tentukan klasifikasi untuk demam, masalah telinga, status gizi dan anemia.

Kasus ERNA (lanjutan)

Ketika petugas bertanya kepada ibu tentang status HIV, bu Rini mengatakan bahwa ia
pernah di test HIV hasilnya negatif. Erna sudah memperoleh imunisasi dasar lengkap dan 3
bulan yang lalu diberi vit A di posyandu. Masalah atau keluhan lain tidak ada.

 Tentukan klasifikasi untuk status HIV.


 Lengkapi formulir pencatatan dengan status imunisasi, vitamin A dan masalah lain.

1
Kasus 2: HARI  Dikerjakan 1 kelompok (Kelompok 3)

Ibu Ria membawa anak laki-lakinya bernama Hari ke puskesmas karena diare dan rewel.
Hari berumur 17 bulan. Berat badannya 6 kg. Panjang badan 80 cm. Suhu badan 36,8°C.
Tanda-tanda bahaya umum tidak ditemukan. Hari tidak batuk ataupun sukar bernapas.
Diarenya sudah berlangsung selama 2 minggu, namun tidak ada darah dalam tinjanya. Anak
tampak gelisah dan rewel, matanya cekung. Ketika diberi minum, ia haus dan minum dengan
lahap. Cubitan kulit perutnya kembali lambat.

 Catat semua gejala yang ditemukan dalam formulir pencatatan.


 Tentukan KLASIFIKASI sesuai gejala yang ada dengan menggunakan Buku Bagan
MTBS.

Kasus HARI (lanjutan)

Hari tidak demam. Ibu berkata, dari telinga anak keluar cairan sejak ± 3 minggu y.l. Ketika
diperiksa tidak ada nyeri telinga dan tidak ada pembengkakan yang nyeri di belakang telinga.
Tampak cairan/nanah keluar dari telinga kanan.
Petugas memeriksa untuk status gizi dan anemia. Hari tampak sangat kurus, kedua
punggung kaki tidak bengkak, LiLA 11, 2 cm dan telapak tangannya agak pucat.

 Tentukan klasifikasi untuk demam, masalah telinga, status gizi dan anemia.

Kasus HARI (lanjutan)

Ketika petugas bertanya kepada ibu tentang status HIV, bu Ria mengatakan bahwa ia pernah
di test HIV hasilnya positif tetapi belum minum obat ARV. Sejak lahir sampai saat ini belum
pernah dilakukan tes HIV terhadap anaknya. Hari masih minum ASI sekarang tetapi tidak
diberi obat ARV profilaksis. Tidak ada riwayat pengobatan OAT dan tidak terdapat bercak
putih di mulut anak.
Hari sudah memperoleh imunisasi dasar lengkap tetapi tidak pernah mendapatkan vitamin
A dosis tinggi. Masalah atau keluhan lain tidak ada.

 Tentukan klasifikasi untuk status HIV.


 Lengkapi formulir pencatatan dengan status imunisasi, vitamin A dan masalah lain.

2
Kasus 3: YUNITA  Dikerjakan 2 kelompok (Kelompok 4&5)

Yunita umur 2 tahun 6 bulan. Berat badan 12 kg. Tinggi badan 83 cm. Suhu badan 38, 5°C.
Ibu Nancy membawa anaknya ke puskesmas karena demam dan ada ruam.
Petugas kesehatan tidak menemukan tanda bahaya umum.
Yunita tidak batuk dan tidak diare. Ia demam selama 2 hari. Daerah tempat tinggalnya
tergolong endemis malaria rendah. Yunita tidak pernah menderita malaria maupun riwayat
campak selama 3 bulan terakhir. Pada pemeriksaan, tidak ada kaku kuduk, namun terdapat
ruam kemerahan menyeluruh di kulit dan mata merah. Hasil tes malaria RDT negatif.
Petugas melanjutkan pemeriksaan mulut dan mata anak. Terlihat adanya luka dangkal di
mulut anak, mata tidak bernanah dan tidak ada kekeruhan pada kornea.
Tidak ditemukan tanda-tanda yang mengarah ke DBD.
Yunita tidak mempunyai masalah telinga. Ia tidak kurus, kedua punggung kaki tidak bengkak.
Lingkar lengan atas 12, 8 cm. Tidak ditemukan kepucatan pada telapak tangan.

 Catat semua gejala yang ditemukan dalam formulir pencatatan dan klasifikasikan.

Kasus YUNITA (lanjutan)

Ketika petugas bertanya kepada ibu tentang status HIV, bu Nancy mengatakan bahwa ia
belum pernah di test HIV. Ayah dan saudara kandung Yunita tidak terdiagnosa HIV.
Kemudian petugas kesehatan memeriksa mulut anak, ternyata tidak ditemukan bercak putih.
Yunita jarang ke posyandu tetapi ia sudah memperoleh imunisasi dasar lengkap di
puskesmas dan 2 minggu yang lalu memperoleh vit A dosis tinggi.
Ketika petugas menanyakan kemungkinan adanya masalah atau keluhan lain, ibu
mengatakan bahwa di leher anaknya terdapat bintik/benjolan kecil-kecil dan gatal yang
ternyata adalah biang keringat.

 Tentukan klasifikasi untuk status HIV.


 Lengkapi formulir pencatatan dengan status imunisasi, vitamin A dan masalah lain.

Ambil kembali formulir pencatatan kasus YUNITA yang sudah diisi lengkap ketika latihan
studi kasus sebelumnya. Gunakan lembar formulir pencatatan baru untuk mencatat hasil
pemeriksaan saat ini.

3
KASUS: YUNITA (lanjutan)
Setelah 3 hari, Yunita dibawa kembali oleh ibunya ke puskesmas untuk kunjungan ulang. Berat
dan tinggi badan tidak berubah, suhu badan 37,5°C. Saudara sebagai petugas kesehatan
bertanya tentang kondisi Yunita, ibu menjawab bahwa Yunita masih demam, sekarang ia pilek
dan tidak mau makan karena terasa sakit jika menelan.
 Catat identitas dan hasil pemeriksaan di atas dalam formulir pencatatan
 Rencana apa yang akan saudara lakukan untuk memeriksa Yunita ?

Pada pemeriksaan, tidak ditemukan tanda bahaya umum. Ibu mengatakan bahwa Yunita tidak
batuk dan tidak diare. Ruam kemerahan di kulit masih tampak, mata tidak merah lagi namun luka
di mulut terlihat lebih dalam dan tercium bau busuk.
Tidak ada tanda-tanda yang mengarah ke DBD. Yunita tidak mempunyai masalah telinga. Ketika
saudara memeriksa tenggorokan anak, tampak tanda-tanda radang.
 Tuliskan klasifikasi serta tindakan atau pengobatan yang akan saudara berikan.

Kasus 4. NIDA  Dikerjakan 2 kelompok (Kasus 6&7)

Nida, bayi perempuan umur 5 hari, lahir normal cukup bulan. Pada waktu Petugas kesehatan
berkunjung ke rumah Nida, ibu Tanti mengatakan bahwa Nida diare sejak 1 hari yang lalu. Berat
badan bayi 3000 gram, panjang 50 cm dan suhu badannya 37,4°C.
Bayi bisa menyusu, tidak ditemukan tanda/gejala kejang, gerakannya normal. frekuensi napas
pada hitungan pertama 60x/menit, hitungan kedua 58x/menit dan tidak ada tarikan dinding dada
kedalam yang sangat kuat. Mata bayi tidak bernanah, terdapat pustul di kulit. Pusar kemerahan
dan bernanah, tetapi tidak meluas ke dinding perut.
Hasil pemeriksaan diare: mata bayi tidak cekung dan cubitan kulit perut kembali segera. Petugas
bertanya kepada ibu apakah ibu telah diperiksa test darah untuk HIV. Ibu menjawab “sudah
hasilnya negatif”.
 Catat semua gejala yang ditemukan dalam formulir pencatatan.
 Tentukan KLASIFIKASI sesuai gejala yang ada dengan menggunakan Buku Bagan MTBS.

Selanjutnya petugas kesehatan menetapkan berat badan Nida berdasarkan umur pada grafik
untuk menentukan kemungkinan berat badan rendah dan melanjutkan penilaian kemungkinan
adanya masalah pemberian ASI. Ternyata bayi menyusu 8-9 x dalam 24 jam dan tidak mendapat

4
makanan atau minuman lain selain ASI. Tidak terdapat luka atau bercak putih di mulut dan tidak
ada celah pada bibir atau langit-langit.

Kemudian petugas menilai cara menyusui, tampak posisi benar tetapi tidak melekat dengan baik
dan bayi mengisap cepat dan dangkal.

Ketika petugas bertanya tentang pemberian vitamin K1 dan Imunisasi, ibu berkata bahwa setelah
bayi lahir bidan memberi suntikan di paha kiri dan paha kanan bayi, imunisasi lainnya belum.
Masalah atau keluhan lain pada bayi tidak ada, hanya ibu mengeluh putingnya lecet dan sakit.
 Tentukan klasifikasi untuk Kemungkinan Berat Badan Rendah dan Masalah Pemberian ASI.
 Lengkapi formulir pencatatan dengan hasil pemeriksaan status vitamin K1, Imunisasi dan
masalah/keluhan lain pada bayi maupun ibu.

Ambil kembali formulir pencatatan NIDA yang sudah diisi lengkap ketika latihan studi kasus
sebelumnya. Gunakan lembar formulir pencatatan baru untuk mencatat hasil pemeriksaan saat
ini.

Kasus: NIDA (Lanjutan)


Dua hari setelah diperiksa di rumah, Nida dibawa oleh ibunya ke puskesmas untuk kontrol.
Walaupun diare Nida sudah berhenti, bu Tanti merasa kuatir karena mulai kemarin bayi terlihat
kuning. Pada pemeriksaan, berat badan 3100 gram, panjang badan 50 cm, suhu badan 37°C,
tidak ditemukan tanda/gejala kejang, bayi bergerak normal, frekuensi napas 47x/menit, tidak ada
tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat, dan matanya tidak bernanah. Tampak pusar
masih agak kemerahan tetapi tidak bernanah lagi, dan pustul di kulit sudah berkurang. Kuning
ditemukan sampai leher. Ketika ibu diminta untuk menyusui bayi, posisi bayi benar, melekat
dengan baik dan mengisap dengan efektif. Ibu juga merasa nyaman menyusui karena putingnya
sudah sembuh.
 Tuliskan klasifikasi serta tindakan atau pengobatannya.

Anda mungkin juga menyukai