Anda di halaman 1dari 2

KASUS MTBS

Petunjuk:
1. Lakukan small group Discussion (SGD) role play dan simulasi cara tata
laksana balita sakit dengan pendekatan MTBS.
2. Lakukan pencatatan dengan menggunakan formulir pencatatan balita sakit
yang secara tidak langsung memberi petunjuk langkah-langkah yang
seharusnya dilaksanakan selama pelaksanaan role play dan simulasi

KASUS I

Dina seorang anak perempuan umur 18 bulan. Berat badannya 7 kg. Panjang
badan 76 cm. Suhu badannya 38.5°C. Ibunya membawa ke klinik hari ini
karena Dina teraba panas dan mempunyai ruam. Petugas kesehatan melihat
bahwa Dina terlihat seperti tulang berbalut kulit.
Petugas kesehatan memeriksa tanda bahaya umum: Dina bisa minum, tidak
muntah, tidak kejang, sadar dan tidak letargis, tidak batuk atau sukar bernapas
dan tidak diare.
Petugas kesehatan menilai untuk demamnya. Dina tinggal di daerah risiko
tinggi malaria. Hasil pemeriksaan RDT positif falsiparum. Demam berlangsung
selama 5 hari, ada ruam kemerahan yang menyeluruh dan matanya merah,
tidak kaku kuduk dan tidak pilek
Petugas kesehatan kemudian menilai tanda untuk komplikasi campak: tidak
ada luka di mulut, mata tidak bernanah, tidak ada kekeruhan kornea, tidak
mempunyai masalah telinga dan tidak ada tanda yang mengarah DBD.
Hasil pemeriksaan status gizi didapatkan telapak tangannya agak pucat dan
tidak ada edema pada kedua punggung kaki.

KASUS II

An. Narti dibawa ke Puskesma karena dia diare selama 2 hari, frekuensi 10-15
kali . Dia berumur 18 bulan dan berat badannya 12 kg. Suhu badannya 37.0°C.
Narti tidak mempunyai tanda bahaya umum. Dia tidak batuk atau sukar
bernapas. Petugas kesehatan menanyakan kepada ibu: "Ketika Narti diare,
apakah ada darah dalam tinjanya?" Ibu menjawab: "Tidak." Petugas kesehatan
memeriksa tanda dehidrasi: anak letargis, matanya cekung, tidak bisa minum
dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat (lebih dari 2 detik)

KASUS III

Samira seorang bayi perempuan berumur 4 minggu. Berat badannya 3 kg.


Ketika ditanya, ibu Samira menjawab bahwa Samira meyusu ASI 3 kali sehari.
Ia juga minum susu formula menggunakan botol 3 kali sehari. Petugas
kesehatan mengukur berat badan Samira berdasarkan umurnya. Petugas
kesehatan melihat ke dalam mulutnya dan tidak melihat ada luka atau bercak
putih di mulut.
Berhubung Samira tidak mempunyai indikasi untuk rujukan segera, petugas
kesehatan memutuskan untuk menilai cara menyusui. Samira belum minum
selama beberapa jam. Ibunya setuju untuk menyusuinya sekarang. Petugas
kesehatan melihat dagu Samira tidak menempel pada payudara ibu. Mulutnya
tidak terbuka lebar dan bibirnya tertarik ke dalam. Areola bagian atas dan
bawah terlihat sama. Isapannya cepat dan tidak dalam.

KASUS IV

Sasha berusia 5 minggu. Beratnya 4 kg. Suhu aksilarnya 37°C. Ibu membawa
Sasha ke klinik karena dia memiliki bercak kemerahan. Petugas kesehatan
menilai tanda untuk penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat dan infeksi
bakteri lokal pada Sasha. Ibu mengatakan bahwa tidak ada kejang. Frekuensi
napas Sasha 55 kali per menit. Tidak ditemukan tarikan dinding dada ke dalam.
Tali pusat normal. Petugas kesehatan memeriksa keseluruhan tubuhnya dan
menemukan bercak kemerahan dengan sedikit pustula di daerah pantat. Sasha
sadar dan gerakannya normal.

Anda mungkin juga menyukai