Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LEBAKWANGI
Jl. H. Isyam No.1 Kp. Lebakwangi RT 02/03 Desa Rengasjajar Kec. Cigudeg Kab. Bogor
Kode Pos16660 Tlp : 085715779176 Email : puskesmaslebakwangi@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM MTBS MANAJEMEN
TERPADU BALITA SAKIT
PUSKESMAS LEBAKWANGI
TAHUN 2022

A. KONSEP DASAR MTBS


Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah intervensi yang cost
effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh
ISPA, diare, campak, malaria, kurang gizi, yang sering merupakan kombinasi
dari keadaan tersebut.
MTBS yang diperkenalkan WHO dan UNICEF di Indonesia pada tahun
1997. Penerapan MTBS diharapkan tenaga kesehatan dibekalli cara untuk
mengenali seecara dini dan cepat semua gejala anak sakit sehingga dapat
ditentukan apakah anak sakit ringan berat dan perlu rujukan. Jika
penyakitnya tidak parah petugas dapat memberikan pengobatan/tindakan
sesuai pedoman MTBS dan diuraikan juga tentang konseling dan tindak lanjut.

B. PELAKSANAAN PADA BAYI UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN


Hampir semua fasilitas kesehatan mempunyai prosedur untuk
pendaftaran dan penentuan apakah anak sakit atau alasan lain misalkan
kunjungan anak sehat, kunjungan imunisasi atau kunjungan untuk perawatan
cedera akibat kecelakaan. Pemilihan bagan tergantung dari pengelompokan
umur dan kunjungan pertama atau lanjutan. Tentukan anak dalam kelompok
mana umur 2 bulan sampai 5 tahun (sebelum ulang tahun ke 5) atau bayi
muda umur 2 bulan.
Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang
memperlihatkan urutan langkah-langkah dan penjelasan cara
pelaksanaannya
1. Penilaian dan klasifikasi
2. Tindakan dan Pengobatan
3. Konseling bagi ibu
4. Pelayanan Tindak lanjut
Pemahaman tentang :
1. Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik Klasifikasi membuat keputusan mengenai
kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya dan
merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan bukan sebagai
diagnosis spesifik penyakit.
2. Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi
pengobatan difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.
3. Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencangkup
bertanya,
mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu
memecahkan masalah dan mengecek pemahaman.
4. Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan
pada saat anak datang untuk kunjungan ulang.

Dalam pendekatan MTBS tersedia “Formulir Pencatatan” untuk Bayi


umur 2 bulan sampai 5 tahun :
1. Memeriksa tanda bahaya umum kemungkinan tidak bisa minum atau
menyusui, memuntahkan semuanya, kejang, latargis atau tidak sadar
2. Menanyakan empat keluhan utama yaitu batuk atau sukar bernapas,
diare, demam dan masalah telinga
3. Memeriksa dan mengklasifikasi status gizi
4. Memeriksa dan klasifikasi anemia
5. Memeriksa status imunisasi dan pemberian Vitamin A dan menentukan
apakah anak membutuhkan imunisasi dan vitamin A pada kunjungan
tersebut
6. Menilai masalah atau keluhan lain yang dihadapi anak

C. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BAYI UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Langkah- langkah pada bagan penilaian dan klasifikasi menggambarkan


apa yang harus dilakukan apabila seorang anak dibawa keklinik dan bagan ini
tidak digunakan bagi anak sehat yang imunisasi atau bagi anak dengan
keracunan, kecelakaan atau luka bakar.
Klasifikasi bukan merupakan diagnosis tapi merupakan indikator yang
menuju ke arah diagnostik klinik
Lajur warna klasifikasi :
Lajur Merah : kondisi yang harus segera dirujuk
Lajur Kuning : kondisi yang memerlukan tindakan khusus
Lajur Hijau : kondisi yang tidak memerlukan tindakan khusus tetapi
penyuluhan pada ibu
Menggunakan keterampilan TANYA, LIHAT, DENGAR dan RABA
1. Menanyakan masalah anaknya
Tanyakan umur anak untuk menentukan bagan penilaian dan
klasifikasi sesuai dengan kelompok umur, lakukan pemeriksaan BB,
PB/TB dan suhu
Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya dan
tentukan ini
kunjungan pertama atau ulang
2. Memeriksa tanda bahaya
umum Tanda bahaya
umum adalah :
a. Apakah anak tidak bisa minum atau menyusu
b. Apakah anak selalu memuntahkan semua sama sekali tidak dapat
menelan apapun.
c. Apakah anak kejang, pada saat kejang lengan dan kaki anak
menjadi kaku karena otot-ototnya berkontraksi
d. Apakah anak letargis atau tidak sadar tidak bereaksi ketika
disentuh, digoyangkan atau bertepuk tangan.
3. Batuk atau sukar bernapas
Infeksi saluran pernapasan dapat terjadi pada bagian mana saja dari
saluran pernapasan seperti hidung, tenggorokan, laring, trakea, saluran
udara atau paru Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin
menderita Pneumonia atau infeksi saluran pernapasan berat lainnya.
Menilai batuk atau sukar bernapas:
a. Apakah anak sukar bernapas dimana pola pernapasan yang tidak
biasa cepat atau berbunyi atau terputus-putus dan sudah berapa lama ;
jika lebih 3 minggu berarti batuk kronis, kemungkinanan TBC, asma ,
batuk rejan.
b. Hitung napas dalam 1 menit pada bayi tenang
Jika umur anak 2 sampai 12 bulan dikatakan bernapas cepat jika
frekuensi 50 kali permenit atau lebih dan jika umur anak 12 bulan
sampai 5 tahun dikatakan bernapas cepat 40 kali permenit.
c. Amati gerak napas pada dada atau perut anak itu, dinding dada bagian
bawah masuk ke dalam ketika anak menarik napas.
d. Dengar adanya stridor bunyi yang kasar saat anak menarik napas dan
stridor terjadi apabila ada pembengkakan pada laring, trakea sehingga
menyebabkan sumbatan masuknya udara kedalam paru-paru.

KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS


Tanda dan Gejala Klasifikasi
a. Tanda bahaya umum ATAU PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT
SANGAT BERAT
b. Tarikan dingding dada ke dalam
ATAU Stidor PNEUMONIA
c. Nafas cepat
d. Tidak ada tanda Pneumonia atau BATUK BUKAN PNEUMONIA
penyakit sangat berat

4. Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak
seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan
biasanya. Diare terjadi apabila tinja mengandung air yang lebih banyak
dari normal. Sebagian besar diare yang menyebabkan dehidrasi berat
adalah diare karena kolera. Jika diare berlangsung selama 1 hari atau
lebih disebut DIARE PERSISTEN dan diare denagn darah dalam tinja
dengan atau tanpa lendir disebut DISENTERI yang disebabkan oleh
shigella
Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi
menjadi letargis atau tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan matanya
menjadi cekung anak malas minum jika ia lemah dan tidak bisa minum
tanpa dibantu dan jika dicubit kulit akan kembali dengan lambat atau
sangat lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk
lihat apakah kulit itu kembali lagi dengan sangat lambat (lebih dari 2 detik),
lambat atau segera.
KLASIFIKASI DERAJAT DEHIDRASI

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Terdapat 2 atau lebih tanda DIARE DEHIDRASI BERAT
berikut :
 Letargis atau tidak sadar
 Mata Cekung
 Tidak bisa
 Cubitan kulit perut

DIARE DEHIDRASI RINGAN


sangat /SEDANG
lambat
Terdapat 2 atau lebih tanda
berikut :
 Gelisah atau rewel
 Mata
HausCekung
minum dengan
lahap
 Cubitan kulit perut DIARE TANPA DEHIDRASI
Tidak cukup tanda dehidrasi
berat atau
ringan/sedang

KLASIFIKASI DIARE PERSISTEN


Ada dehidrasi DIARE PERSISTEN BERAT
Tanpa dehidrasi DIARE PERSISTEN

KLAIFIKASI DISENTRI
Darah dalam tinja DISENTRI

5. Demam
Anak dengan demam mungkin menderuta malaria, campak, demam
berdarah atau penyakit berat lainnya
a. Malaria
Demam merupakan tanda utama malaria dan anak dengan malaria
mungkin menderita anemia kronis. Malaria berat adalah malaria
dengan komplikasi seperti malaria serebral atau anemia berat.Harus
mengetahui risiko malaria di daerah anda tinggi, rendah, atau tanpa
resiko.Pada risiko rendah tanyakan apakah anak dapat berkunjung
keluar dalam 2 minggu terakhir. dan pemeriksaan malaria dapat
dilakukan dengan alat diagnostik cepat, praktis dan tepat. Ambil
sediaan darah periksa RDT jika belum dalam 28 hari dan periksa
mikroskopis darah jika pernah dilakukan RDT dalam 28 hari terakhir
(tidak dilakukan untuk daerah tanpa resiko malaria)
Kemudian lanjutkan penilaian anak demam :
 Sudah berapa lama anak itu demam
 Jika lebih dari 7 hari apakah demam setiap hari
 Apakah pernah mendapat obat anti malaria dalam 2 minggu terakhir
 Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir
 Apakah ada kaku kuduk
 Apakah ada pilek
 Lihat ada tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh
dan salah satu dari batuk, pilek atau mata merah
b. Campak
Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda utama
campak. Campak disebabkan oleh virus yang merusak sistem
kekebalan.
Jika anak sedang sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir
periksa adanya gejala komplikasi campak seperti : luka dimulut, nanah
pada mata dan kekeruhan pada kornea
c. Demam Berdarah Dengue
DBD adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
yang jumlah kasus maupun daerah yang terjangkit cenderung
meningkat. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti
Lakukan penilaian untuk DBD hanya jika demam 2 hari sampai dengan 7
hari.
 Apakah anak mengalami bintik merah dikulit atau perdarahan akibat
trombositopeni. Perdarahan dari hidung dan gusi sangat
dimungkinkan disebabkan DBD
 Apakah sering muntah bercampur darah /berwarna kopi
 Apakah beraknya berwarna hitam
 Apakah ada nyeri ulu hati
 Apakah ada tanda syok ujung ekstermitas teraba dingin, nadi
teraba lemah atau tidak teraba.
 Bintik perdarahan di kulit (petekie)
 Uji torniket (+) ditemukan sebanyak 10 /lebih petekie pada daerah
seluas diameter 2,8 cm

KLASIFIKASI RISIKO TINGGI MALARIA teraba panas


Tanda dan Gejala a tau suh u ≥
Ada tanda bahaya 37,5C)
umum Kaku kuduk
Demam (pada anamnesa
atau teraba panas
a tau suh u ≥ 37,5C)
Rapid Diagnostic test (RDT) positif
Demam (pada anamnesa atau
Klasifikasi
PENYAKIT BERAT DENGAN
DEMAM MALARIA

DEMAM MUNGKIN BUKAN


MALARIA
Rapid Diagnostic test (RDT)
KLASIFIKASI RISIKO RENDAH MALARIA

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Ada tanda bahaya umum PENYAKIT BERAT DENGAN
Kaku kuduk DEMAM
Tidak ada pilek dan MALARIA
Tidak ada campak
Tidak ada penyebab lain dari
demam
DEMAM MUNGKIN BUKAN
Ada pilek atau
MALARIA
Ada campak
atau
Ada penyebab lain
dari
demam

KLASIFIKASI TANPA RISIKO MALARIA


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum atau PENYAKIT BERAT DENGAN
Kaku kuduk DEMAM
Tidak ada tanda bahaya umum DEMAM BUKAN MALARIA
atau tidak ada kaku kuduk

KLASIFIKASI DEMAM UNTUK CAMPAK

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Ada tanda bahaya umum CAMPAK
ATAU Kekeruhan pada
kornea mata ATAU DENGAN KOMPLIKASI
Lika BERAT
di mulu t yan g d alam atau

CAMPAK DENGAN
luas Mata bernanah ATAU KOMPLIKASI PADA MATA
Luka dimulut DAN/MULUT
Tidak ada tanda-tanda diatas CAMPAK

KLASIFIKASI DEMAM UNTUK DBD


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda –tanda syok atau gelisah DBD
ATAU Muntah bercampur
darah/seperti kopi ATAU Berak
berwarna hitam ATAU
Bintik-bintik perdarahan dikulit
(petekie) dan uji torniket positif
ATAU
Sering muntah ATAU
Demam mendadak tinggi dan terus-
meneru
s ATAU
Nyeri ulu hati atau gelisah ATAU
Bintik perdarahan di

Tidak ada tanda-tanda DEMAM MUNGKIN BUKAN


DBD

6. Masalah telinga
Jika anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang
telinga yang menyebabkan nyeri dan sering kali demam dan jika tidak
diobati gendang telinga mungkin pecah.
 Tanyakan apakah telinga anaknya sakit jika sakit ada infeksi telinga
 Adakah nanah /cairan yang keluar dari telinga merupakan tanda
infeksi dan tanyakan sudah berapa lama
 Lihat adanya cairan /nanah keluar dari telinga
 Raba adanya pembengkakan yang nyeri dibelakang telinga

KLASIFIKASI MASALAH TELINGA


Tanda dan Gejala
Klasifikasi

Pembengkakan yang MASTOIDITIS


nyeri di
belakang telinga
Tampak cairan /nanah dari INFEKSI TELINGA
telinga dan telah terjadi AKUT
dari 14 hari ATAU
Nyeri telinga

Tampak cairan /nanah INFEKSI TELINGA


dari telinga dan telah KRONIS
dari 14 hari ATAU lebih
Nyeri telinga

Tidak sakit telinga DAN


TIDAK ADA
cairan/nanah keluar dari telinga
INFEKSI TELINGA

7. Memeriksa Status Gizi


Anak yang kurang gizi mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk
berbagai jenis penyakit dan kematian. Menilai status gizi
 Apakah anak kurus nampak tidak berlemak, seperti tulang
dibungkus kulit (marasmus)
 Raba pembengkakan pada kedua punggung kaki akibat dari
sejumlah besar cairan terkumpul dalam jaringan tubuh anak
(kwashiokor)
 Tentukan BB menurut panjang badan atau tinggi badan, apakah
- BB/PB <-3 SD
- BB/PB ≥ -3 SD - <-2 SD
- BB/PB -2 SD - +2 SD
Menggunakan indikator
- > +3 SD : obesitas
- >+ 2 SD : gemuk
- >+1 SD : risiko gemuk
- O : median gizi baik
- < -1 SD : normal atau gizi baik
- <-2 SD : kurus atau gizi kurang
- < -3 SD : sangat kurus atau gizi buruk

KLASIFIKASI STATUS GIZI


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Badan sangat kurus SANGAT KURUS DAN
ATAU
BB/PB (TB) < -3 SD ATAU ANEMIA
ATAU
Bengkak pada kedua
kaki
Badan kurus ATAU KURUS
B B /PB (TB ) ≥ -3 SD -
< -2 SD
BB/PB (TB) – 2 SD - + 2 NORMAL
SD
Tidak ditemukan tanda-
kelainan gizi diatas

8. Anemia
Kekurangan zat besi pada makanan dapat menyebabkan anemia atau dari
penyakit malaria yang dapat menghancurkan sel darah merah dan parasit
seperti cacing yang dapat terjadi perdarahan
Menilai Anemia
 Lihat tanda kepucatan pada telapak tangan yang merupakan tanda
anemia dan bandingkan telapak tangan anak dengan telapak tangan
anda dikatakan agak pucat jika kulit telapak tangan anak itu pucat dan
dikatakan sangat pucat jika telapak tangan kelihatan putih. Kepucatan
dapat dilihat juga melalui konjungtiva

KLASIFIKASI ANEMIA
Tanda dan Gejala

Telapak tangan sangat ANEMIA BERAT


Telapak tangan agak ANEMIA
Tidak ditemukan TIDAK ANEMIA
kepucatan pada telapak
Klasifikasi
9. Status Imunisasi Anak
Sesudah diterbitkannya SK Menkes RI no 1611/MENKES/SK/XI/2005
tentang pedoman penyelenggaraan imunisasi, jadwal pemberian imunisasi
berbeda untuk kelahiran di rumah dan sarana kesehatan dimana vaksin
DPT dan Hepatitis B tercampur dalam satu suntikan yang disebut combo.

JADWAL IMUNISASI DI RUMAH


UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT
0-7 hari HB 0 Ruma
h
1 bulan BCG, Polio 1 Posyandu
2 bulan DPT/HB1, Polio 2 Posyandu
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 Posyandu
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 Posyandu
9 bulan Campak Posyandu

JADWAL IMUNISASI DI TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN

UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT


0 hari HB 0, BCG, Polio 1 RS/RB/Bidan
2 bulan DPT/HB1, Polio 2 RS/RB/Bidan
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 RS/RB/Bidan
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 RS/RB/Bidan
9 bulan Campak RS/RB/Bidan

10. Pemberian Vitamin A


Untuk pemberian Vitamin A periksa status pemberian vitamin A pada
semua anak yang berumur 6 bulan – 5 tahun dan catat pada kolom KMS,
tidak ada kontra indikasi
JADWAL PEMBERIAN VITAMIN A
Pemberian setiap Pebruari dan Agustus
Umur 6 bulan – 11 bulan : 100.000 IU (warna
biru) Umur 12 bulan-5 tahun : 200.000 IU
(warna merah)

D. TINDAKAN DAN PENGOBATAN


1. Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera
Rujukan untuk klasifikasi berat dengan lajur berwarna merah muda
- Pneumonia berat/penyakit berat
- Diare dehidrasi berat
- Diare persisten berat
- Penyakit berat dengan demam
- Campak dengan komplikasi berat
- DBD
- Mastoiditis
- Sangat kurus dan atau edema
- Anemia berat

2. Menentukan tindakan /pengobatan pra rujukan


Bila anak memerlukan rujukan segera harus cepat ditentukan tindakan
yang paling dibutuhkan dan segera diberikan
- Beri dosis pertama antibiotik
- Beri dosis suntikan artemeter untuk malaria berat (daerah risiko
tinggi atau rendah)
- Beri dosis pertama vitamin A
- Beri cairan intravena pada anak DBD dengan syok
- Cegah agar gula darah tidak turun (termasuk pemberian ASI, susu
atau air gula)
- Beri dosis pertama suntikan antibiotik
- Beri dosis pertama obat antimalaria oral
- Beri dosis pertama parasetamol jika demam tinggi (38,5C atau
lebih) atau nyeri akibat mastoiditis
- Beri tetes /salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol tanpa kortikosteroid
(bila
ada kekeruhan kornea atau mata bernanah)
- Beri ASI dan larutan oralit selama perjalanan ke RS

3. Merujuk anak
- Menjelaskan pentingnya rujukan dan minta persetujuan untuk
membawa anaknya ke RS
- Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap masalah
- Tulis surat rujukan untuk dibawa ke RS
- Membawa peralatan yang diperlukan selama perjalanan ke RS

4. Menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan


rujukan Anak yang tidak memerlukan rujukan dapat ditangani di klinik
saudara yaitu yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
- Batuk : bukan pneumonia
- Diare dehidrasi ringan /sedang
- Diare tanpa dehidrasi
- Diare persisten
- Anemia
- Kurus
- Infeksi telinga kronis
- Demam : bukan DBD
- Demam : bukan malaria
- Campak dengan komplikasi dimulut dan mata

Tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan


a. Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosisnya dan jadwal
pemberian
- Memberi antibiotik oral yang sesuai
- Memberi obat anti malaria artemisin combination therapi (ACT)
- Parasetamol pada demam tinggi > 38.5 C dan nyeri telinga
- Memberi vit A pada campak tanpa komplikasi hanya pada hari 1
sebagai suplemen pada semua balita umur 6 bulan. Kapsul biru
(100.000 IU) pada umur 6 bln – 11 bulan, kapsul merah (200.000 IU)
pada umur 12 bulan – 5 tahun. Diberikan setiap 6 bulan sekali
(Pebruari dan Agustus)
- Memberi Zat besi dalam bentuk tablet dan sirup

b. Memberikan cairan tambahan dan tablet zinc untuk diare dan melanjutkan
pemberian makanan (Zinc adalah zat mikro yang penting untuk kesehatan
dan pertumbuhan dan zinc sangat diperlukan dalam proses kesembuhan)
kecuali pada bayi muda
- Rencana terapi A (penanganan diare di rumah) diare tanpa dehidrasi
dengan memberi cairan semaunya, beri tablet zinc, lanjutkan
pemberian makan, dan kunjungan ulang
- Rencana terapi B (penanganan dehidrasi ringan /sedang dengan oralit)
dengan pemberian oralit 3 jam pertama dan segera dirujuk
- Rencana terapi C (penanganan di RS) dengan rehidrasi melalui
intravena/menggunakan pipa nasogastrik pada dehidrasi berat
- Menangani diare persisiten dengan memerlukan makanan khusus
- Mengobati disentri yaitu dengan kotrimoksasol/asam nalidiksat
- Tindakan dan pengobatan infeksi lokal salep mata dengan
tetrasiklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan kertas penyerap,
luka dimulut dengan Gentian violet
- Memberi imunisasi setiap anak sakit sesuai kebutuhan
c. Kunjungan ulang

E. KONSELING BAGI IBU


Sangat penting menyediakan waktu untuk menasehati ibu dengan cermat dan
menyeluruh. Konseling memerlukan keterampilan komunikasi, menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti dan mengecek pemahaman ibu. Konseling
yang dapat diberikan:
1. Mengajari ibu cara pemberian obat di rumah
2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah
3. Mengajari ibu cara mencampur dan memberi oralit
4. Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit
5. Menilai cara pemberian makan anak
6. Menentukan masalah pemberian makan anak
7. Menasehati ibu tentang masalah pemberian makan anak
8. Menasehati ibu tentang pemberian cairan selama anak sakit
9. Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan

F. KUNJUNGAN ULANG UNTUK PELAYANAN TINDAK LANJUT


Untuk kunjungan ulang gunakan kotak pelayanan tindak lanjut yang sesuai
klasifikasi sebelumnya
Jika anak mempunyai masalah baru, lakukan penilaian klasifikasi dan
tindakan terhadap masalah baru tersebut seperti pada bagan PENILAIAN,
KLASIFIKASI DAN TINDAKAN/PENGOBATAN ANAK SAKIT UMUR 2
BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Kunjungan ulang sesudah 2 hari pada masalah :


1. Pneumonia
2. Diare persisiten
3. Disentri
4. Malaria,
5. Demam mungkin bukan malaria
6. Demam bukan malaria
7. Campak dengan komplikasi pada mata dan mulut
8. Mungkin DBD,
9. Demam mungkin bukan DBD
10. Infeksi telinga akut
Kunjungan ulang setelah 5 hari
1. Infeksi telinga kronis
2. Masalah pemberian makan
Kunjungan ulang setelah 14 hari
1. Anak kurus
2. Anemia

Anda mungkin juga menyukai