Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) UNTUK BAYI MUDA

KURANG DARI 2 BULAN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 12

TINGKAT 2/REGULER 1

AMANAH HIDAYATI 1814401035


ELITA 1814401036
DHEA MARCJOVA 1814401037

PRODI DIII KEPERAWATAN POLTEKKES TANJUNG KARANG


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kematian anak di Indonesia sering dijumpai pada usia neonatal atau bayi muda. Rasionya
19 per 1000 anak meninggal pada usia neonatal-bayi muda. Bayi muda adalah bayi berusia 1
hari – 2 bulan. Pada usia ini, bayi sangatlah rentan terserang penyakit. Sekali terkena akan
sangat cepat mengalami perburukan bahkan kematian jika tidak mendapat penanganan yang
tepat dan segera. Berbagai upaya terus dilakukan di berbagai negara untuk meningkatkan
angka harapan hidup pada rentang usia ini. Mulai dari WHO, Kemenkes, dan berbagai
organisasi kesehatan anak lainnya membuat panduan dalam upaya peningkatan angka
harapan hidup anak. Di Indonesia sendiri sudah dibentuk peraturan mentri kesehatan dalam
manajemen terpadu bayi muda atau yang dikenal dengan MTBM atau MTBS.

1.2 Rumusa masalah

1. Anamak
2. Hajfsjkd,ndn,khi
3. Hgsduijgdmb,mhkjd
4. Hdkjgjdg,ndakljl

1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian manajemen terpadu pada bayi sakit (MTBS)


Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood
Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita
sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. Suatu
manejemen untuk balita yang datang di pelayanan kesehatan, dilaksanakan secara terpadu
mengenai klasifikasi, status gizi, status imun maupun penanganan dan konseling yang
diberikan.
MTBS adalah suatu pendekatan yang digagas oleh WHO dan UNICEF untuk
menyiapkan petugas kesehatan melakukan penilaian, membuat klasifikasi serta memberikan
tindakan kepada anak terhadap penyakit-penyakit yang umumnya mengancam jiwa. MTBS
bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan petugas, memperkuat sistem kesehatan serta
meningkatkan kemampuan perawatan oleh keluarga dan masyarakat yang diperkenalkan
pertama kali pada tahun 1999, merupakan suatu bentuk strategi upaya pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan bayi dan anak
balita di negara-negara berkembang.MTBS merupakan suatu program pemerintah untuk
menurunkan angka kematian balita dan menurunkan angka kesakitan.

2.2 Pengertian Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)

Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang terpadu
dalam tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat maupun yang sakit, baik yang
datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleh tenaga kesehatan pada saat
kunjungan neonatal.Pada Permenkes RI Nomor 70 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan
manajemen terpadu balita sakit berbasis masyarakat, disebutkan bahwa pada bayi muda usia
0 – 2 bulan harus mendapatkan 4 macam pelayanan yang termsuk dalam MTBS-M:

1. Perawatan esensial bayi baru lahir


2. Pengenalan tanda bahaya bayi baru lahir dan persiapan rujukan bila memang diperlukan
3. Penatalaksanaan bayi berat lahir rendah (BBLR)
4. Penatalaksanaan infeksi pada bayi baru lahir
Keempat pelayanan ini diberikan tidak hanya sesaat setelah lahir saja, namun hingga bayi
mencapai usia 2 bulan bila suatu waktu mengalami keluhan tertentu yang termasuk dalam 4
pelayanan tadi wajib segera ditindaklanjuti.Manajemen standar pada bayi muda dilakukan
minimal 3 kali pada 6 – 24 jam, 3 – 7 hari, dan 8 – 28 hari setelah melahirkan. Sebagian
besar bayi hanya memerlukan perawatan sederhana pada saat dilahirkan, yaitu diberikan
kehangatan, jalan napas dibersihkan, dikeringkan, dan dinilai warna untuk menentukan
kondisi serta perlu tidaknya dilakukan rujukan.

Pada bayi baru lahir jagalah bayi supaya tetap kering di ruangan yang hangat, hindarkan
aliran udara, selimuti dengan baik. Bila tidak ada kondisi bahaya pada bayi dan ibu telah
cukup stabil bayi bisa tetap bersama ibunya (rawat gabung). Lakukan inisiasi menyusui dini
dalam jam pertama kehidupan. Jika mampu mengisap, biarkan bayi minum ASI sesuai
permintaan. Jangan lupa untuk selalu menjaga tali pusar tetap bersih dan kering.

Selain itu beberapa obat, vitamin, maupun vaksin diberikan juga pada bayi yang baru
lahir, antara lain: memberikan tetrasiklin salep mata pada kedua mata satu kali. Berikan juga
vitamin K1 (fitomenadion) 1 mg intramuskular (IM) di paha kiri, dan vaksin hepatitis B 0.5
mL IM di paha kanan sekurangnya 2 jam sesudah pemberian vitamin K1. Jika bayi lahir di
rumah sakit, beri imunisasi BCG intrakutan dan vaksin polio oral 2 tetes ke mulut bayi saat
akan pulang dari rumah sakit.

2.3 Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir dan Bayi Muda

Tanda dan gejala adanya penyakit atau gangguan pada bayi baru lahir dan bayi muda
sering tidak spesifik. Tanda ini bisa dijumpai pada saat atau sesudah bayi lahir, saat bayi
baru lahir datang atau saat perawatan di rumah sakit. Berikut adalah beberapa tanda yang
dikategorikan bahaya jika ditemukan pada bayi baru lahir ataupun bayi muda:

1. Tidak bisa menyusu


2. Kejang
3. Mengantuk atau tidak sadar
4. Frekuensi napas < 20 kali/menit atau apnu (pernapasan berhenti selama >15 detik)
5. Frekuensi napas > 60 kali/menit
6. Merintih dan terlihat tarikan dada bawah ke dalam yang kuat
7. Sianosis sentral.

Pada bayi muda, dianjurkan untuk melakukan kunjungan atau kontrol ke fasilitas
pelayanan kesehatan minimal 3 kali (6-24 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari setelah melahirkan).
Pada tiap kunjungan bayi muda ke rumah sakit perlu dilakukan beberapa pemeriksaan. Pada
kunjungannya yang pertama biasanya dilakukan pemeriksaan atau skrining awal. Pada
kunjungan berikutnya ada dilakukan pemeriksaan ulang sekaligus follow up kondisi bayi.
Berikut adalah pemeriksaan yang dilakukan saat kunjungan bayi muda ke fasilitas pelayanan
kesehatan:

1. Periksa kemungkinan adanya penyakit sangat berat atau infeksi bakteri, untuk kemudian
diklasifikasikan sesuai tanda dan gejalanya

Tanda atau Gejala Klasifikasi

 Tidak mau minum atau  Penyakit sangat berat atau infeksi


memuntahkan semua bakteri berat

 Riwayat kejang

 Bergerak hanya jika distimulasi

 Napas cepat

 Napas lambat

 Tarikan dinding dada ke dalam yang


kuat

 Merintih

 Demam (≥ 37,5C)

 Hipotermi ( <35,5C)

 Nanah yang banyak di mata

 Pusar kemerahan meluas sampai


dinding perut
 Pustul kulit ATAU  Infeksi bakteri lokal

 Mata bernanah ATAU

 Pusat kemerahan atau bernanah

 Tidak terdapat salah satu tanda diatas  Mungkin bukan infeksi

2. Menanyakan ibu apakah bayi muda mengalami diare dan tentukan derajat dehidrasinya
Tanda dan Gejala Klasifikas
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :  Diare Dehidrasi Berat
 Letargis atau tidak sadar

 Mata Cekung

 Cubitan kulit perut kembalinya sangat


lambat

Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :  Diare Dehidrasi Ringan /Sedang


 Gelisah atau rewel

 Mata Cekung

 Cubitan kulit perut kembali lambat

 Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau  Diare Tanpa Dehidrasi


ringan/sedang

3. Periksa adanya ikterus pada bayi, menggunakan metode KRAMER

Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher

Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke atas)

Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki

Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki

Tanda dan gejala Klarifikasi


 Timbul kuning pada hari pertama  Ikterus berat

(< 24 jam)

 Kuning ditemukan pada umur lebih

dari 14 hari

 Kuning sampai telapak tangan

/telapak kaki

 Tinja berwarna pucat

 Timbul kuning pada umur ≥ 24 jam  Ikterus


sampai ≤ 14 hari dan tidak sampai
telapak tangan/kaki
 Tidak kuning  Tidak ada ikterus

4. Periksa adanya kemungkinan berat badan rendah atau masalah pemberian ASI.
Bila ditemukan bayi memiliki berat badan rendah, langsung lakukan penanganan atau
rujukan tanpa melihat ada/ tidaknya masalah pada pemberian ASI
5. Tanyakan dan tentukan status imunitas bayi muda, serta status pemberian Vit.K1.
Imunisasi pertama kali yang harusnya didapatkan oleh bayi muda adalah Hb 0 pada hari
0-7 kelahiran. Selain itu bayi juga harus mendapatkan imunisasi BCG dan polio setelah
lahir
6. Tanyakan adanya masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma lahir, ataupun
perdarahan tali pusat
7. Tanyakan adanya keluhan atau penyakit bayi yang disadari oleh ibu
2.4 Tatalaksana Kedaruratan Tanda Bahaya:

1. Beri oksigen melalui nasal prongs atau kateter nasal jika bayi muda mengalami sianosis
atau distres pernapasan berat.
2. Beri VTP dengan balon dan sungkup, dengan oksigen 100% (atau udara ruangan jika
oksigen tidak tersedia) jika frekuensi napas terlalu lambat (< 20 kali/menit).
3. Jika terus mengantuk, tidak sadar atau kejang, periksa glukosa darah. Jika glukosa < 45
mg/dL koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg BB dekstrosa 10% (2 ml/kg BB) IV
selama 5 menit, diulangi sesuai keperluan dan infus tidak terputus (continual) dekstrosa
10% dengan kecepatan 6-8 mg/kg BB/menit harus dimulai. Jika tidak mendapat akses IV,
berikan ASI atau glukosa melalui pipa lambung.
4. Beri fenobarbital jika terjadi kejang
5. Beri ampisilin (atau penisilin) dan gentamisin jika dicurigai infeksi bakteri berat.
6. Rujuk jika pengobatan tidak tersedia di rumah sakit ini.
7. Pantau bayi dengan ketat.

Rujukan dilakukan berdasarkan status warna pada kondisi bayi sebelumnya. Jika
termasuk dalam warna merah/ kondisi berat bisa langsung dilakukan perujukan bila tidak
tersedia pengobatan di faskes sebelumnya. Selain itu rujukan biasanya dilakukan jika kasus
yang dijumpai berupa keracunan dengan penurunan kesadaran, luka bakar di mulut dan
tenggorokan, sesak napas berat, sianosis, dan gagal jantung.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Pediatric and American Heart Association Guidelines fo Neonatal


Resuscitation, 2015, NRP Pocket Card -7th Edition

WHO, 2014, Comprehensive Implementation Plan on Maternal, Infant, and Young Child
Nutrition, Geneva, Switzerland

WHO, 2013, Pocket of Hospital Care for Children: Guidelines for The Management of Common
Childhood Illnesses 2nd ed, Malta

Permenkes RI No. 70 tahun 2013, Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat

WHO, Guidelines on MATERNAL, NEWBORN, CHILD AND ADOLESCENT HEALTH:


Recomendations on Newborn He

Anda mungkin juga menyukai