DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 12
TINGKAT 2/REGULER 1
PENDAHULUAN
Kematian anak di Indonesia sering dijumpai pada usia neonatal atau bayi muda. Rasionya
19 per 1000 anak meninggal pada usia neonatal-bayi muda. Bayi muda adalah bayi berusia 1
hari – 2 bulan. Pada usia ini, bayi sangatlah rentan terserang penyakit. Sekali terkena akan
sangat cepat mengalami perburukan bahkan kematian jika tidak mendapat penanganan yang
tepat dan segera. Berbagai upaya terus dilakukan di berbagai negara untuk meningkatkan
angka harapan hidup pada rentang usia ini. Mulai dari WHO, Kemenkes, dan berbagai
organisasi kesehatan anak lainnya membuat panduan dalam upaya peningkatan angka
harapan hidup anak. Di Indonesia sendiri sudah dibentuk peraturan mentri kesehatan dalam
manajemen terpadu bayi muda atau yang dikenal dengan MTBM atau MTBS.
1. Anamak
2. Hajfsjkd,ndn,khi
3. Hgsduijgdmb,mhkjd
4. Hdkjgjdg,ndakljl
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang terpadu
dalam tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat maupun yang sakit, baik yang
datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleh tenaga kesehatan pada saat
kunjungan neonatal.Pada Permenkes RI Nomor 70 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan
manajemen terpadu balita sakit berbasis masyarakat, disebutkan bahwa pada bayi muda usia
0 – 2 bulan harus mendapatkan 4 macam pelayanan yang termsuk dalam MTBS-M:
Pada bayi baru lahir jagalah bayi supaya tetap kering di ruangan yang hangat, hindarkan
aliran udara, selimuti dengan baik. Bila tidak ada kondisi bahaya pada bayi dan ibu telah
cukup stabil bayi bisa tetap bersama ibunya (rawat gabung). Lakukan inisiasi menyusui dini
dalam jam pertama kehidupan. Jika mampu mengisap, biarkan bayi minum ASI sesuai
permintaan. Jangan lupa untuk selalu menjaga tali pusar tetap bersih dan kering.
Selain itu beberapa obat, vitamin, maupun vaksin diberikan juga pada bayi yang baru
lahir, antara lain: memberikan tetrasiklin salep mata pada kedua mata satu kali. Berikan juga
vitamin K1 (fitomenadion) 1 mg intramuskular (IM) di paha kiri, dan vaksin hepatitis B 0.5
mL IM di paha kanan sekurangnya 2 jam sesudah pemberian vitamin K1. Jika bayi lahir di
rumah sakit, beri imunisasi BCG intrakutan dan vaksin polio oral 2 tetes ke mulut bayi saat
akan pulang dari rumah sakit.
2.3 Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir dan Bayi Muda
Tanda dan gejala adanya penyakit atau gangguan pada bayi baru lahir dan bayi muda
sering tidak spesifik. Tanda ini bisa dijumpai pada saat atau sesudah bayi lahir, saat bayi
baru lahir datang atau saat perawatan di rumah sakit. Berikut adalah beberapa tanda yang
dikategorikan bahaya jika ditemukan pada bayi baru lahir ataupun bayi muda:
Pada bayi muda, dianjurkan untuk melakukan kunjungan atau kontrol ke fasilitas
pelayanan kesehatan minimal 3 kali (6-24 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari setelah melahirkan).
Pada tiap kunjungan bayi muda ke rumah sakit perlu dilakukan beberapa pemeriksaan. Pada
kunjungannya yang pertama biasanya dilakukan pemeriksaan atau skrining awal. Pada
kunjungan berikutnya ada dilakukan pemeriksaan ulang sekaligus follow up kondisi bayi.
Berikut adalah pemeriksaan yang dilakukan saat kunjungan bayi muda ke fasilitas pelayanan
kesehatan:
1. Periksa kemungkinan adanya penyakit sangat berat atau infeksi bakteri, untuk kemudian
diklasifikasikan sesuai tanda dan gejalanya
Riwayat kejang
Napas cepat
Napas lambat
Merintih
Demam (≥ 37,5C)
Hipotermi ( <35,5C)
2. Menanyakan ibu apakah bayi muda mengalami diare dan tentukan derajat dehidrasinya
Tanda dan Gejala Klasifikas
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : Diare Dehidrasi Berat
Letargis atau tidak sadar
Mata Cekung
Mata Cekung
Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke atas)
Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
(< 24 jam)
dari 14 hari
/telapak kaki
4. Periksa adanya kemungkinan berat badan rendah atau masalah pemberian ASI.
Bila ditemukan bayi memiliki berat badan rendah, langsung lakukan penanganan atau
rujukan tanpa melihat ada/ tidaknya masalah pada pemberian ASI
5. Tanyakan dan tentukan status imunitas bayi muda, serta status pemberian Vit.K1.
Imunisasi pertama kali yang harusnya didapatkan oleh bayi muda adalah Hb 0 pada hari
0-7 kelahiran. Selain itu bayi juga harus mendapatkan imunisasi BCG dan polio setelah
lahir
6. Tanyakan adanya masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma lahir, ataupun
perdarahan tali pusat
7. Tanyakan adanya keluhan atau penyakit bayi yang disadari oleh ibu
2.4 Tatalaksana Kedaruratan Tanda Bahaya:
1. Beri oksigen melalui nasal prongs atau kateter nasal jika bayi muda mengalami sianosis
atau distres pernapasan berat.
2. Beri VTP dengan balon dan sungkup, dengan oksigen 100% (atau udara ruangan jika
oksigen tidak tersedia) jika frekuensi napas terlalu lambat (< 20 kali/menit).
3. Jika terus mengantuk, tidak sadar atau kejang, periksa glukosa darah. Jika glukosa < 45
mg/dL koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg BB dekstrosa 10% (2 ml/kg BB) IV
selama 5 menit, diulangi sesuai keperluan dan infus tidak terputus (continual) dekstrosa
10% dengan kecepatan 6-8 mg/kg BB/menit harus dimulai. Jika tidak mendapat akses IV,
berikan ASI atau glukosa melalui pipa lambung.
4. Beri fenobarbital jika terjadi kejang
5. Beri ampisilin (atau penisilin) dan gentamisin jika dicurigai infeksi bakteri berat.
6. Rujuk jika pengobatan tidak tersedia di rumah sakit ini.
7. Pantau bayi dengan ketat.
Rujukan dilakukan berdasarkan status warna pada kondisi bayi sebelumnya. Jika
termasuk dalam warna merah/ kondisi berat bisa langsung dilakukan perujukan bila tidak
tersedia pengobatan di faskes sebelumnya. Selain itu rujukan biasanya dilakukan jika kasus
yang dijumpai berupa keracunan dengan penurunan kesadaran, luka bakar di mulut dan
tenggorokan, sesak napas berat, sianosis, dan gagal jantung.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
WHO, 2014, Comprehensive Implementation Plan on Maternal, Infant, and Young Child
Nutrition, Geneva, Switzerland
WHO, 2013, Pocket of Hospital Care for Children: Guidelines for The Management of Common
Childhood Illnesses 2nd ed, Malta
Permenkes RI No. 70 tahun 2013, Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat