Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelayanan kesehatan untuk bayi baru lahir dan anak balita merupakan salah satu
program kesehatan anak yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup, tumbuh
kembang anak secara optimal dan perlindungan khusus dari kekerasan dan diskriminasi. Hal
ini dilakukan dalam rangka mewujudkan anak Indonesia yang sehat, cerdas ceria, berahlaq
mulia dan terlindungi sebagai modal dasar bagi pembangunan bangsa.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menegaskan bahwa
seorang anak berhak untuk hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal, terhindar dari
kekerasan, dan diskriminasi. Selain itu, Undang-Undang Perlindungan Anak juga
megamanahkan bahwa pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak; Pemerintah wajib
meyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak
agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan.
Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus), lahir melalui jalan
lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur, berat badan antara 2500-4000 gram. Neonatus (BBL) adalah masa
kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir pada semua system.
Angka Kematian Bayi (AKB) menurut World Health Organization (WHO, 2016)
di beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura angka kematian bayi sudah di bawah 10
per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia masih tinggi yaitu 25 kematian setiap
1.000 bayi yang lahir. Bila dibandingkan dengan target dari target SDGs (Sustainable
Development Goals) tahun 2016 yaitu 12 per 1000 kelahiran hidup maka dapat dilihat angka
kematian bayi di Indonesia masih cukup tinggi (Kemenkes RI, 2016). Bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah penyebab utama kematian bayi di Indonesia yaitu 29
%, diikuti oleh asfiksia 27 %, tetanus neonatorum 10 %, masalah gangguan pemberian ASI
9,5 %. (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2016).
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan
dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi (Depkes RI,
2014). Bayi dengan BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (kurang dari 37 minggu usia
kehamilan) atau pada usia cukup bulan (intrauterine growth retriction) (Wong, 2012).
Salah satu cara perawatan pada bayi untuk meningkatkan berat badan pada bayi
dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) dan prematur yaitu dengan cara metode kanguru,
dengan cara ini detak jantung bayi stabil dan pernapasannya lebih teratur, sehingga
penyebaran oksigen ke seluruh tubuhnya pun lebih baik. Selain itu cara ini mencegah bayi
kedinginan. Bayi lebih tenang, lebih jarang menangis, dan kenaikan berat badannya menjadi
lebih cepat.
Anak merupakan harapan masa depan, oleh karena itu mereka perlu dipersiapkan
agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, sehat dan cerdas. Program
kesehatan anak merupakan salah satu kegiatan dari penyelenggaraan perlindungan anak di
bidang kesehatan, yang dimulai sejak bayi berada di dalam kandungan, masa bayi, balita,
usia sekolah dan remaja. Pemerintah wajib meyediakan fasilitas dan menyelenggarakan
upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak agar setiap anak memperoleh derajat
kesehatan yang optimal dalam rangka meningkatkan kualitas hidup anak yang akan menjadi
sumber daya pembangunan bangsa di masa mendatang.

1.2. Tujuan
1. Mengetahui tentang pemeriksaan setelah lahir menggunakan MTBS
2. Mengetahui tentang pemeriksaan neonatus menggunakan MTBS
3. Mengetahui mengenai penilaian dan klasifikasi pada bayi neonatus
4. Mengetahui tindakan dan pengobatan yang diberikan pada bayi neonatus
5. Memahami Perawatan Metode Kanguru
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PEMERIKSAAN SETELAH LAHIR MENGGUNAKAN MTBS

Pada prinsipnya waktu yang sangat penting untuk melakukan pemeriksaan setelah bayi lahir
adalah:

1) Sebelum bayi dipulangkan


Pengertian bayi dipulangkan dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Apabila bayi lahir di rumah, pengertian dipulangkan berarti pada saat petugas
meninggalkan rumah tempat ibu bersalin. Petugas meninggalkan rumah tempat bersalin
minimal 2 jam setelah lahir.
b. Apabila bayi lahir di fasilitas kesehatan, bayi dipulangkan minimal 24 jam setelah lahir

Pemeriksaan ini menggunakan formulir bayi baru lahir seperti dijelaskan pada bab
sebelumnya.

2) Pada saat kunjungan ulang


Pengertian kunjungan ulang juga terbagi menjadi 2 pengertian, yaitu:
a. Apabila bayi dibawa oleh keluarga ke fasilitas kesehatan karena suatu masalah.
b. Sesuai jadwal kunjungan neonatus .

Pemeriksaan yang dilakukan mengacu pada Manajemen Terpadu Balita Sakit khususnya
pada kelompok umur kurang dari 2 bulan.

2.2 PEMERIKSAAN NEONATUS MENGGUNAKAN MTBS


Untuk mengetahui apakah seorang bayi baru lahir dalam keadaan sehat atau sakit dapat
dilakukan dengan memeriksa tanda dan gejala utama pada bayi. Pemeriksaan tersebut
menggunakan bagan bayi muda pada pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit. Tanda atau
gejala pada bayi muda sakit kadang merupakan suatu masalah tersendiri atau bagian dari
suatu penyakit. Untuk membantu petugas kesehatan supaya dapat menangani masalah bayi
muda dibuat suatu bagan yang dapat digunakan untuk mengklasifiasikan penyakit. Klasifiasi
bukan merupakan diagnosis tetapi dengan klasifiasi ini petugas bisa melakukan langkah-
langkah untuk melakukan pertolongan pada bayi sakit.

Dengan bagan ini petugas kesehatan diharapkan mampu mengklasifiasikan bayi sakit,
melakukan tindakan atau pengobatan, memberikan konseling dan memberikan pelayanan
tindak lanjut. Petugas akan menulis hasil pemeriksaannya di formulir MTBS dan
menggunakan buku bagan MTBS sebagai alat bantunya.

Dalam setiap kunjungan rumah petugas harus mampu:

1. Menanyakan kepada ibu masalah yang dihadapi oleh bayinya


2. Apabila menemukan bayi sakit, harus mampu mengklasifiasikan penyakit bayi
untuk:
a. Kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi bakteri
b. Diare
c. Ikterus
d. Kemungkinan berat badan rendah
3. Menangani masalah pemberian ASI
4. Menentukan status imunisasi
5. Menentukan masalah atau keluhan lain
6. Menentukan tindakan dan memberikan pengobatan bila diperlukan
7. Bila perlu, merujuk bayi muda dan memberi tindakan pra rujukan
8. Melakukan konseling bagi ibu
9. Memberikan pelayanan tindak lanjut.

Keterampilan tersebut diatas secara lengkap dipelajari dalam pelatihan MTBS di bagian
Bayi Muda. Pada buku ini akan dibahas cara memberikan tatalaksana bayi muda menurut
MTBS.

2.3 PENILAIAN DAN KLASIFIASI


Jika seorang anak atau bayi muda dibawa ke klinik, petugas kesehatan menggunakan
keterampilan komunikasi yang baik untuk:
 menanyakan kepada ibu tentang masalah anaknya
 memeriksa adakah tanda bahaya umum yang menunjukkan kondisi yang mengancam
jiwa.
 Memeriksa bayi muda untuk tanda dan gejala, pemberian vitamin K1 dan imunisasi

Membuat klasifiasi berdasarkan algoritma pada buku bagan :

 Dalam buku bagan terdapat 3 warna


- Merah muda : bayi sakit berat dan harus dirujuk segera setelah diberi pengobatan pra
rujukan
- Kuning : Bayi dapat berobat jalan dan membutuhkan pengobatan medis spesifi dan nasihat
- Hijau : bayi sakit ringan dan cukup diberi nasihat sederhana tentang penanganan di rumah.

2.3.1. Menilai dan Mengklasifiasikan untuk Kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau
Infeksi Bakteri
Periksalah untuk kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi bakteri untuk
semua bayi yang dibawa ke tempat pelayanan kesehatan atau setiap melakukan
kunjungan rumah dengan memeriksa tanda dan gejala berikut ini. Seorang bayi akan
diklasifiasikan apabila didapatkan salah satu tanda pada lajur yang sesuai.
Cara mengklasifiasikan Kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau Infeksi Bakteri
2.3.2 Memeriksa dan Mengklasifiasikan Kemungkinan Berat Badan Rendah dan/atau
Masalah Pemberian ASI
Gunakan standar WHO 2005 untuk menentukan berat badan berdasarkan umur.
Untuk mengetahui masalah pemberian ASI, lakukan penilaian tentang cara menyusui
jika terdapat kondisi di bawah ini:
 Ada kesulitan pemberian ASI ATAU
 Diberi ASI kurang dari 8 kali dalam 24 jam ATAU
 Diberi makanan/minuman lain selain ASI ATAU
 Berat badan rendah menurut umur
DAN
 Tidak ada indikasi dirujuk

Setelah mengklasifiasikan berat badan menurut umur dan menilai cara menyusui,
klasifiasikan kemungkinan berat badan rendah dan/atau masalah pemberian ASI,
sesuai tanda dan gejala di bawah ini. Seorang bayi muda akan diklasifiasikan pada
klasifiasi tertentu apabila didapatkan satu atau lebih tanda atau gejala di lajur yang
sesuai.
Cara mengklasifiasikan Kemungkinan Berat Badan Rendah dan/atau
Masalah Pemberian ASI
2.4 TINDAKAN DAN PENGOBATAN
Tentukan tindakan dan beri pengobatan untuk setiap klasifiasi sesuai dengan yang
tercantum dalam kolom tindakan/pengobatan pada buku bagan, kemudian catat dalam
Formulir Pencatatan. Jenis pengobatan yang mungkin akan diberikan:
 Memberi tindakan pra-rujukan untuk anak sakit yang dirujuk.
 Memberi dosis pertama dari obat yang sesuai kepada anak yang membutuhkan
pengobatan khusus dan mengajari ibu cara meminumkan obat, cara pemberian makan dan
cairan selama anak sakit dan cara menangani infeksi lokal di rumah.
 Memberi nasihat tentang penatalaksanaan anak sakit di rumah.
Bayi muda yang termasuk klasifiasi merah muda memerlukan rujukan segera ke
fasilitas pelayanan yang lebih baik. Sebelum merujuk, lakukan tindakan/pengobatan pra
rujukan. Jelaskan kepada orang tua bahwa tindakan/ pengobatan pra rujukan diperlukan
untuk menyelamatkan kelangsungan hidup anak. Minta persetujuan orang tua (informed
consent) sebelum melakukan tindakan/pengobatan pra rujukan.
Bayi muda dengan klasifiasi kuning dan hijau tidak memerlukan rujukan. Lakukan
tindakan/pengobatan dan nasihat untuk ibu termasuk kapan harus segera kembali serta
kunjungan ulang, sesuai dengan buku bagan.

2.4.1. Menentukan Perlunya Rujukan Bagi Bayi Muda


Bayi muda yang membutuhkan rujukan adalah yang mempunyai klasifiasi berat
(berwarna merah muda) seperti:
 Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat
 Ikterus berat
 Diare dehidrasi berat
Khusus untuk klasifiasi DIARE DEHIDRASI BERAT, jika tidak ada klasifiasi
berat lainnya dan tempat kerja saudara mempunyai fasilitas dan kemampuan terapi
intravena, maka dapat dilakukan langkah rehidrasi dengan Rencana Terapi C terlebih
dahulu sebelum merujuk. Jika fasilitas tersebut tidak ada, RUJUK SEGERA.

2.4.2. Tindakan dan Pengobatan Pra Rujukan


Berikan semua tindakan pra rujukan yang sesuai dengan klasifiasinya sebelum
merujuk bayi muda. Beberapa tindakan yang memperlambat rujukan dan tidak sangat
mendesak tidak diberikan sebelum rujukan, seperti mengajari ibu mengobati infeksi
lokal

.
Lakukan tindakan/pengobatan pra rujukan sebagai berikut sebelum merujuk bayi
muda dengan klasifiasi merah:
 Membebaskan jalan napas dan memberi oksigen (jika ada).
 Menangani kejang dengan obat anti kejang.
 Mencegah agar gula darah tidak turun.
 Memberi cairan intravena.
 Memberi dosis pertama antibiotik intramuskular.
 Menghangatkan tubuh bayi segera.
 Menasihati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan ke tempat
rujukan dengan Metoda Kanguru.
 Menyertakan contoh darah ibu jika bayi mempunyai klasifiasi Ikterus Berat.
 Memasang pipa lambung pada bayi dengan klasifiasi Diare Dehidrasi Berat.

Aturan umum merujuk dapat disingkat sebagai BAKSOKU dan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
 Bidan/petugas kesehatan yang terampil melakukan resusitasi harus mendampingi
bayi dan ibu/keluarga
 Alat resusitasi harus dibawa dalam perjalanan menuju tempat rujukan
 Keluarga/ibu harus ikut menemani bayi ketempat rujukan
 Surat rujukan/formulir rujukan tentang data-data yang diperlukan di atas harus
dibawa oleh petugas saat itu
 Oksigen (jika tersedia)
 Kendaraan harus disiapkan
 Uang
A. Menangani Gangguan Napas pada Penyakit Sangat Berat atau Infeksi Bakteri Berat
 Posisikan kepala bayi setengah tengadah, jika perlu bahu diganjal dengan
gulungan kain.
 Bersihkan jalan napas dengan menggunakan alat pengisap lendir.
 Jika mungkin, berikan oksigen dengan kateter nasal atau nasal prong dengan
kecepatan 0.5 liter per menit.
B. Menangani Kejang dengan Obat Mengatasi Kejang
Beri obat anti kejang jika bayi muda mengalami kejang saat pemeriksaan.

Jangan memberi minum atau apapun lewat mulut bila bayi kejang, karena bisa terjadi
aspirasi.
Jika bayi kejang dicurigai sebagai TETANUS NEONATORUM dengan tanda/gejala:
 Kejang/kaku seluruh tubuh baik dirangsang maupun spontan
 Mulut mencucu seperti mulut ikan
 Biasanya kesadaran masih baik tetapi bayi tak bisa menyusu.
Lakukan tindakan :
 Beri obat anti kejang Diazepam bukan Fenobarbital.
 Beri dosis pertama antibiotik intramuskular Penisilin Prokain.
 Rujuk
 Lihat pedoman Eliminasi Tetanus Neonatorum untuk tindakan berikutnya.
C. Mencegah Agar Gula Darah Tidak Turun
D. Memberi Cairan Intravena
Berikan cairan intravena pada bayi dengan klasifiasi DIARE DEHIDRASI BERAT
dengan Rencana Terapi C.
E. Memberi Antibiotik Intramuskular
Berikan antibiotik dosis pertama intramuskular pada bayi muda sakit dengan klasifiasi
Penyakit Sangat Berat atau Infeksi Bakteri Berat. Antibiotik pilihan pertama adalah
Ampisilin dan Gentamisin. Antibiotik pilihan kedua adalah Penisilin Prokain dan
Gentamisin.

F. Menghangatkan Tubuh Bayi Segera


CARA MENGHANGATKAN TUBUH BAYI
Bayi dengan suhu badan < 35,5°C, harus segera dihangatkan sebelum dirujuk. Caranya
sebagai berikut :
 Hindari ruangan yang banyak angin, jauhkan bayi dari jendela/pintu.
 Segera keringkan tubuh bayi yang basah dengan handuk/kain kering. Ganti
pakaian, selimut/kain basah dengan yang kering.
 Hangatkan tubuh bayi dengan METODE KANGURU
 Apabila tidak memungkinkan menggunakan METODE KANGURU gunakan
cahaya lampu 60 Watt dengan jarak minimal 60 cm, atau bungkus bayi dengan
kain kering dan hangat dan beri tutup kepala sampai suhu normal dan
pertahankan suhu tubuh bayi.
 Jika dalam 1 jam suhu badan < 35,5°C, RUJUK SEGERA dengan METODE
KANGURU bila memungkinkan.

2.4.3. Tindakan/ Pengobatan Pada Bayi Muda yang Tidak Memerlukan Rujukan
Tentukan tindakan/pengobatan untuk setiap klasifiasi bayi muda yang berwarna
kuning dan hijau yaitu:
 Infeksi bakteri lokal.
 Mungkin bukan infeksi
 Diare dehidrasi ringan/sedang
 Diare tanpa dehidrasi
 Ikterus
 Berat badan rendah menurut umur dan/atau masalah pemberian ASI
 Berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI.
Catat semua tindakan/pengobatan yang diperlukan, termasuk nasihat kapan
kembali segera dan kunjungan ulang pada Formulir Pencatatan.
Di bawah ini adalah beberapa tindakan/pengobatan pada bayi muda yang tidak
memerlukan rujukan:
A. Menjaga Bayi Tetap Hangat
Keringkan bayi segera setiap kali terkena air, air kencing dan atau tinja. Hangatkan
tubuh bayi segera bila suhu < 36o C seperti yang dilakukan pada Tindakan pra rujukan.
B. Memberi Antibiotik Oral yang Sesuai
Beri antibiotik per oral yang sesuai pada bayi muda dengan klasifiasi Infeksi Bakteri
lokal.

C. Mengobati Infeksi Bakteri Lokal


Berikan Gentian Violet 0,5% atau Povidon Yodium bila terdapat infeksi pada kulit atau
pusar dan berikan salep mata tetrasiklin 1% atau kloramfenikol 0,25% bila menderita
infeksi mata.
Ada 2 jenis Infeksi Bakteri lokal pada bayi muda yang dapat diobati ibu di rumah :
 Infeksi kulit atau pusar.
 Infeksi mata
D. Melakukan Rehidrasi Oral baik di Klinik maupun di Rumah
Penanganan diare yang paling penting adalah mencegah atau mengatasi dehidrasi,
selain mencegah terjadinya gangguan nutrisi dan lain-lain.
E. Mengobati Luka atau Bercak Putih (Thrush) di Mulut
Obati luka atau bercak putih (thrush) pada bayi muda secepatnya agar tidak
mengganggu bayi muda dalam menyusu.
Cara mengobati luka atau bercak putih (thrush) di mulut:
 Cuci tangan ibu sebelum mengobati bayi.
 Bersihkan mulut bayi dengan ujung jari ibu yang terbungkus kain bersih dan
telah dicelupkan ke larutan air matang hangat bergaram (1 gelas air hangat
ditambah seujung sendok teh garam)
 Olesi mulut dengan Gentian Violet 0,25% atau teteskan 1 ml suspensi Nistatin.
 Cuci tangan kembali.
 Obati luka atau bercak di mulut 3 kali sehari selama 7 hari.
Cara menyiapkan Gentian Violet 0,25 % :
1 bagian Gentian Violet 1 % ditambah 3 bagian aquades (Misal:
10 ml Gentian Violet 1 % ditambah 30 ml aquades).

2.5 PERAWATAN METODE KANGURU

BBLR membutuhkan bantuan dan waktu untuk penyesuaian kehidupan di luar rahim.
Mereka juga memerlukan bantuan untuk tetap hangat dan mendapatkan ASI yang cukup
untuk tumbuh. Satu cara untuk menolong bayi mendapatkan kebutuhan ini adalah menjaga
bayi tetap kontak kulit dengan kulit ibunya. Perawatan metode kanguru adalah suatu cara
agar BBLR terpenuhi kebutuhan khusus mereka terutama dalam mempertahankan
kehangatan suhu tubuh.

Untuk melakukan PMK, tentukan bayi memiliki berat lahir <2500 gram, tanpa
masalah/komplikasi. Syarat melakukan PMK :

 Bayi tidak mengalami Kesulitan Bernapas


 Bayi tidak mengalami Kesulitan Minum
 Bayi tidak Kejang
 Bayi tidak Diare
 Ibu dan keluarga bersedia dan tidak sedang sakit

Lakukan PMK untuk menghangatkan bayi bila memenuhi syarat diatas. Metoda
kanguru sangat baik dilakukan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan. Metoda ini
berguna untuk mempercepat terjadinya kestabilan suhu tubuh dan merangsang bayi baru
lahir segera mengisap puting payudara ibu. Pelaksanaan PMK memiliki 4 komponen yaitu
Posisi, Nutrisi, Dukungan, Pemantauan.

1. Posisi Melakukan Perawatan Metode Kanguru (PMK)


2. Nutrisi
Selama pelaksanaan PMK, BBLR hanya diberikan ASI. Melalui PMK akan mendukung
dan mempromosikan pemberian ASI eksklusif, karena ibu menjadi lebih cepat tanggap bila
bayi ingin menyusu. Bayi bisa menyusu lebih lama dan lebih sering. Bila bayi dibawa ke
fasilitas kesehatan dan bayi tidak mampu menelan ASI dapat dilakukan pemasangan Oro
Gastric Tube (OGT) untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
3. Dukungan
Keluarga memberikan dukungan pada ibu dan bayi untuk pelaksanaan perawatan metoda
kanguru. Di fasilitas kesehatan , pelaksanaan PMK akan dibantu oleh petugas kesehatan.
4. Pemantauan
BBLR yang dirawat di fasilitas kesehatan yang dapat dipulangkan lebih cepat (berat < 2000
gram) harus dipantau untuk tumbuh kembangnya. Apabila didapatkan tanda bahaya harus
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Kunjungi BBLR minimal dua kali dalam minggu pertama, dan selanjutnya sekali dalam
setiap minggu sampai berat bayi 2500 gram dengan mempergunakan algoritma MTBM.
Hal- hal yang perlu dipantau selama PMK:
 Pastikan suhu aksila normal (36,5 – 37,5 ° C )
 Pastikan pernapasan normal (30-60 X/menit)
 Pastikan tidak ada tanda bahaya
 Pastikan bayi mendapatkan ASI yang cukup (minimal menyusu tiap 2 jam)
Pastikan pertumbuhan dan perkembangan baik (berat badan akan turun pada minggu
pertama antara 10-15%, pertambahan berat badan pada minggu kedua 15g/KgBB/hari).

2.5.1. Waktu Metode Kanguru


Metoda kanguru (MK) bisa dimulai apabila ibu dan bayi sudah merasa cukup sehat.
Pada bayi normal MK bisa dimulai segera setelah pemotongan dan perawatan tali
pusat. Bayi didekapkan kepada ibu untuk mencegah hipotermi dan juga merupakan
rangsangan produksi ASI. Bagi BBLR/bayi prematur yang tanpa masalah sebenarnya
MK bisa dilakukan segera setelah lahir. Mengingat BBLR khususnya prematur
seringkali dihadapkan dengan berbagai komplikasi serius seperti asfiksia, sindrom
distres respiratory, infeksi dan masalah pemberian minum; maka MK sebaiknya
ditunda sampai kondisi bayi stabil (suhu tubuh stabil, nafas teratur, koordinasi
mengisapmenelan dan bernafas baik). Jadi saat yang tepat untuk memulai MK bersifat
individual tergantung umur kehamilan, berat lahir, umur pasca natal, berat penyakit
yang diderita bayi, dan kondisi ibu. Berdasarkan kriteria tersebut, Anderson membagi
menjadi 4 kategori.
1. Late kangaroo care, dimulai setelah bayi melalui fase perawatan intensif.
Pernafasan sudah stabil dan bernafas spontan. Perawatan dimulai beberapa hari
atau minggu setelah lahir.
2. Intermediate kangaroo care, dimulai setelah bayi melalui perawatan intensif
sekitar 7 hari setelah lahir. Bayi-bayi ini dapat tetap mendapat terapi oksigen
karena kadang-kadang apne dan bradikardi. Bayi dengan ventilator yang belum
stabil juga termasuk dalam grup ini.
3. Early kangaroo care, dilakukan pada bayi yang sudah stabil dan MK dimulai
sesegera mungkin setelah kondisi bayi stabil. Metoda kanguru dapat dilakukan
pada hari pertama ataupun 1 sampai 6 jam pertama setelah lahir.
Very early kangaroo care, dimulai saat bayi diberikan pada ibunya pada menit pertama
sampai 90 menit pertama setelah lahir.Di rumah sakit yang perlengkapan perawatan
BBLR tidak ada untuk periode stabilisasi awal, ibu yang melahirkan dengan posisi
semi jongkok yang disokong, didudukkan dengan kaki yang menyilang, angkat
bayinya dan pelukkan. Jika ibu melahirkan dengan posisi berbaring, bayi ditempatkan
telungkup dekat dengan payudaranya.
2.5.2. Lama penggunaan metoda kanguru.
Lama bayi dalam posisi kanguru bila mungkin dua puluh empat jam terus menerus.
Apabila ibu tidak sempat, tugas sementara diganti oleh orang lain (suami, nenek, bibi
atau anggota keluarga yang lain). Bayi yang dirawat di neonatal intensive care unit
(NICU), MK dilakukan secara bertahap misalnya selama satu jam (agar tidak
mengganggu waktu istirahat bayi) sebelum terus menerus selama 24 jam.
Metoda ini dihentikan atau tidak dipakai apabila bayi sudah tidak menghendaki lagi
yaitu umur kehamilan ibu sekitar 37 minggu atau berat badan bayi 2500 gram. Pada
usia tersebut pada umumnya bayi mulai gelisah atau rewel kalau diletakkan pada posisi
kanguru.
2.5.3. Manfaat Metoda Kanguru
Perawatan MK adalah suatu metoda perawatan BBLR yang diilhami oleh seekor
kanguru merawat anaknya yang selalu lahir prematur. Sebelum metoda ini
diperkenalkan semua bayi dengan berat kurang dari 1000gr meninggal, sekarang 1/3
dari bayi-bayi ini dapat diselamatkan. Berbagai penelitian mengenai MK telah
dilakukan baik di negara berkembang maupun negara maju, dan didapatkan beberapa
keuntungan menggunakan MK dibandingkan perawatan bayi secara tradisional
(menggunakan inkubator).
1. Pemberian ASI
Pemisahan ibu-bayi dan teknologi yang digunakan pada unit neonatal membuat
ikatan yang sulit dan menciptakan halangan untuk mendapatkan ASI. Perawatan
cara kanguru yang diberikan oleh ibu yang dimulai dalam beberapa jam setelah
kelahiran menstimulasi produksi ASI dan tentu saja meningkatkan ikatan antara
ibu dan bayi. Beberapa penelitian mengenai efek MK pada pemberian ASI
menunjukkan bahwa, pemberian ASI menjadi lama, produksi ASI lebih stabil,
jumlah pemberian ASI perhari meningkat, keyakinan untuk memberikan ASI
meningkat banyak dan kebanyakan bayi prematur pulang dengan ASI eksklusif.
2. Kepercayaan ibu dan ikatan emosional
Perawatan MK meningkatkan tingkat kepercayaan dan kecakapan ibu,
terutama ketika MK dimulai segera satu atau dua hari setelah lahir. Ibu
menyukai kontak kulit ke kulit karena hal ini memberikan peluang untuk lebih
dekat dengan bayinya dan perasaan lebih tentram dan menyenangkan. Dalam
situasi penuh stres seperti lamanya perawatan bayi, ibu yang melakukan MK
merasa lebih percaya diri, terampil merawat bayi yang sangat kecil, dibanding
dengan ibu yang menggunakan metoda konvensional. Affonso dkk,
mewawancara 66 ibu bayi prematur
(800-2300 gram) di Helsingborg, Swedia; 33 ibu dengan MK memberikan
reaksi secara emosional pada bayinya, cenderung lebih percaya dalam
memberikan ASI dan ingin sekali cepat pulang dibanding dengan grup kontrol
(inkubator).
3. Sepsis
Tidak ada satupun laporan tentang penggunaan MK yang mengatakan adanya
peningkatan terjadinya sepsis. Hal ini tampaknya disebabkan flora normal
kulit ibu lebih aman bagi bayi prematur yang mendapat ASI dari pada
organisme yang resisten terhadap antibiotik yang terdapat di rumah sakit.
Sloan dkk, menemukan penurunan yang bermakna dari infeksi berat seperti
pneumonia dan sepsis pada kelompok MK dibanding dengan kelompok
inkubator.
4. Hemat biaya
Perawatan dengan MK dapat mengurangi/ menghemat biaya perawatan. Sloan
dkk, menemukan pengurangan biaya perawatan yang bermakna selama MK,
karena hari rawat di rumah sakit menjadi jauh berkurang.
2.5.4. Pengaruh perawatan metoda kanguru
1. Temperatur, suhu tubuh ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah,
dapat memberikan lingkungan hangat pada bayi. Suhu tubuh ibu yangkonstan
lebih aman dibanding risiko hipotermi danhipertermi yang dapat dialami bayi
pada penggunaan inkubator dengan pengelolaan yang kurangbaik. Acoleth
dkk, yang mencatat secara serial temperatur kulit pada tiga orang dengan berat
badan bayi 1000 gram, 1100 gram, dan 1250 gram, pada sebelum, selama dan
sesudah kontak kulit ke kulit menunjukkan temperatur kulit terpelihara dengan
baik. Selama perawatan kanguru ibu menunjukkan thermal synchrony dengan
bayinya yaitu suhu tubuh ibu meningkat atau menurun sesuai kebutuhan untuk
memelihara bayinya dalam batas suhu yang netral (36,5-37,5oC).
2. Oksigenasi, pernafasan lebih teratur maka frekuensi episode apne berkurang.
Pada penelitian mengenai respirasi dan saturasi oksigen pada polygraph
setelah periode 8 jam ditemukan apne dan saturasi oksigen hampir sama pada
bayi kanguru ataupun inkubator.
3. Denyut jantung, Ludington dkk menemukan bahwa frekuensi jantung,
frekuensi pernafasan, saturasi oksigen dan temperatur kulit tetap dalam batas
normal untuk kedua grup (kanguru dan inkubator) pada semua periode.
4. Waktu menangis, Alisjahbana dkk, dari penelitiannya mendapatkan bahwa
jumlah menangis menurun secara bermakna pada bayi prematur dibandingkan
dengan grup kontrol (inkubator). Gray dkk, mendapatkan bahwa kontak kulit
ke kulit sebagai analgetik pada bayi sehat yang dilakukan pemeriksaan darah
dan ternyata tangisan dan wajah berkerut menurun masing-masing 82% dan
65%.
5. Waktu tidur, jumlah waktu tidur bayi dengan MK lebih lama dibandingkan
bayi dalam inkubator. Suradi dkk, melaporkan 116 ibu-ibu yang berada di
pedesaan menyambut positif keuntungan merawat dengan cara kanguru,
92,7% menyatakan bahwa bayi mereka tidur lebih banyak, 90% bayi
mereka lebih tenang.
6. Berat badan, Bayi dalam perawatan MK tumbuh sedikit lebih baik dari bayi
yang dirawat dalam inkubator.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti incubator dalam
perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan yaitu cara yang efektif untuk memenuhi
kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana
tubuh ibu akan menjadi thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan
kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia), PMK memudahkan pemberian ASI,
perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. PMK dapat
menurunkan kejadian infeksi, penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu
serta meningkatnya hubungan antara ibu dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan bayi.

3.2 Saran
Perawatan Metode Kanguru ini dapat digunakan lebih efektif bagi tenaga kesehatan
untuk membantu memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan,
ASI, perlindungan infeksi, dan stimulasi pada BBLR.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan. (2010). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal


Esensial. Jakarta: Departemen Kesehatan.
2. Margaretha, S. L. (2016). Metoda Kanguru Pada Perawatan Bayi Berat Lahir
Rendah. Sari Pediatri, 8(3), 181-7.

Anda mungkin juga menyukai