Anda di halaman 1dari 14

MTBS, adalah singkatan dari menejemen terpadu balita

sakit,atau dalam Bahasa inggris disebut integrated menejement


of chihood illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang
terintegrasi /terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan
focus kepada kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara
menyeluruh
Tiga komponen dalam kegiatan MTBS berikut ini menguntungkan atau sangat
berguna, yaiu :
1. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan
dalam tatalaksana kasus balita sakit (dimana
selain dokter, petugas kesehatan non-dokter
seperti bidan atau perawat dapat pula
memeriksa dan menangani pasien (balita sakit)
asalkan sudah dilatih).
2. Memperbaiki dan memperkuat sistem
kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak
program kesehatan dalam satu kali pemeriksaan
MTBS)
3. Memperbaiki praktik keluarga dan masyarakat
dalam perawatan dirumah dan upaya pencarian
pertolongan kasus balita sakit (hal ini
meningkatakan pemberdayaan masyarakat
dalam pelayanan kesehatan)
Tujuan pendekatan
MTBS

 Tujuan dari pendekatan MTBS adalah mengajarkan menejemen kasus
kepada Bidan, Perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain yang
menangani balita di fasilitas kesehatan dasar seperti puskesmas,
puskesmas pembantu, pondok bersalin, balai pengobatan, maupun
melaui kunjungan rumah, petugas kesehatan akan belajar cara
menangani balita sakit dan bayi muda dengan:

1. Menilai tandat-tanda dan gejala penyakit,status imunisasi, status gizi


dan pemberian vitamin A.
2. Membuat klasifikasi
3. Menentukan tindakan sesuai dengan klasifikasi anak dan
menentukan apakah seorang anak perlu dirujuk

4. Memberi pengobatan pra-rujukan yang penting, seperti dosis
pertama antibiotik, vitamin A dan perawatan anak untuk
mencegah menurunnya gula darah dengan pemberian air gula,
mencegah hipotermia serta merujuk anak.
5. Melakukan tindakan di fasilitas kesehatan (kuratif dan preventif)
seperti pemberian oralit, tablet zinc, vitamin A, dan imunisasi.
6. Mengajari ibu cara memberi obat dirumah (seperti antibiotic
oral) dan asuhan dasar bayi muda.
7. Memberi konsling pada ibu mengenai pemberian makanan pada
anak, pemberian ASI dan kapan harus kembali ke fasilitas
kesehatan.
8. Melakukan penilaian ulang dan memberi perawatan yang
lansung pada saat anak tersebut kembali untuk pelayanan
tindak lanjut

penilaian dan klasifikasi, MTBS mengelompokannya dalam 2 kelompok
umur, yaitu :
a) Penilaian dan Klasifikasi Anak Sakit umur 1 hari sampai 2 bulan:
Apabila anak belum genap berumur 2 bulan maka ia tergolong bayi
muda. Maka dalam MTBS, digunakan bagan Penilaian Kasifikasi dan
Pengobatan Bayi Muda Umur 1 hari sampai 2 Bulan.
b) Penilaian dan Klasifikasi Anak Sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun
Apabila anak umur 2 bulan sampai 5 tahun, digunakan bagan penilaiaan
dan klasifikasi Anak Sakit Umur 2 bulan sampai 5 tahun . sampai 5 tahu,
berarti anak belum mencapai ulang tahunnya yang kelima. Kelompok
umur ini termasuk balita umur 4 tahu 11 bulan, akan tetapi tidak
termasuk anak yang sudah berumur 5 tahun .

Dalam MTBS, proses menejemen kasus disajikan dalam suatu
bagan yang memperlihatkan urutan langkah-langkah dan
penjelasan cara pelaksanaanya.

1) Langkah-langkahnya adalah :
2) Menilai dan membuat klasifikasi anak sakit
3) Menentukan tindakan dan pemberi pengobatan
4) Memberi onseling pada ibu
5) Menejemen terpadu bayi muda
6) Memberi pelayanan tindak lanjut
Untuk memperjelas pengertian langkah-lagkah dalam MTBS
tersebut, berikut ini penjelasan dari beberapa definisi istilah


langkah-langkah yang di gunakan dalam MTBS

 Menilai anak berarti melakukan penilaian dengan cara


anamnesis dan pemeriksaan fisik
 Membuat klasifikasi berarti membuat sebuah keputusan
mengenai kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat
keparahannya. Klasifikasi merupakan suatu kategori untuk
melakukan tindakan, bukan sebagai diagnosis spesifik
penyakit.
 Menentukan tindakan dan pemberian pengobatan berarti
menentukan tindakan dan memberi pengobatan difasilitas
kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi, memberi obat
untuk diminum dirumah dan juga mengajari ibu tentang cara
memberikan obat serta tindakan lain yang harus dilakukan di
rumah .

 Memberi konseling bagi ibu juga berarti termasuk juga menilai cara
pemberian makan anak, memberi anjuran pemberian makan yang baik
untuk anak serta kapan harus membawa anaknya kembali ke fasilitas
kesehatan.
 Menejemen terpadu bayi muda meliputi : menilai dan membuat
klasifikasi, menentukan tindakan dan memberi pengobatan, konseling
dan tindak lanjut pada bayi umur 1 sampai 2 bulan baik sehat Maupun
sakit.
 Memberi pelayanan tindak lanjut bearti, menentukan tindakan dan
pengobatan pada saat anak pemeriksaan ulang.
Gambaran Singkat Tatalaksana Balita Sakit dengan MTBS


Berikut ini gambaran singkat penanganan balita sakit memakai
pendekatan MTBS. Seorang anak balita sakit yang dibawa berobat ke
puskesmas, dapat ditangani dengan pendekatan MTBS oleh petugas
kesehatan (bidan) yang telah terlatih. Bidan yang telah dilatih MTBS
ini memakai tool yang disebut Algoritma MTBS untuk :

 Melakukan penilaian/pemeriksaan dengan cara menanyakan kepada


orang tua/wali, apa saja keluhan- keluhan atau masalah, kemudian
memeriksa dengan cara “ lihat dan dengar (inspeksi dan auskultasi)”
atau lihat dan raba (inspeksi dan palpasi)”.
 Setelah itu, perawat akan mengklasifikasikan semua semua gejala
berdasarkan hasil Tanya-jawab dan pemeriksaan.
1. Gambaran singkat Tatalaksana Bayi Muda Berusia kurang dari 2
bulan dengan MTBS atau di sebut juga MTBM (Menejemen Terpadu
Bayi Muda) :


1) Menilai dan mengklasifikasikan untuk kemungkinan penyakit
sangat berat atau infeksi bakteri.
2) Menilai dan mengklarifikasikan diare.
3) Memeriksa dan mengklarifikasikan icterus
4) Memriksa dan mengklasifikasikan berat badan rendah atau masalah
pemberian Air Susu Ibu (ASI). Dalam kegiatan ini, diuraikan secara
terperinci cara mengajari ibu tentang cara meningkatkan produksi
ASI, cara menyusui yang baik, mengatasi masalah pemberian ASI
secara sistematis dan terperinci, cara merawat tali pusat,
menjelaskan kepada ibu tentang jadwal imunisasi pada bayi kurang
dari 2 bulan, menasihati ibu cara memberikan cairan tambahan pada
waktu bayinya sakit, kapan harus kunjungan ulang, dan lain-lain.
5) Memeriksa status penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi
6) Memeriksa masalah dan keluhan lain
2. Gambaran Singkat Tatalaksana Balita Sakit dengan MTBS


Penilaian dan klasifikasi balita sakit yaitu anak umur 2 bulan sampai 5
tahun, secara ringkas adalah sebagi berikut: pada saat anak sakit dating
keruang pemeriksaan, petugas kesehatan, (perawat) terlatih akan
menanyakan kepada orang tua /wali secara berurutan, deimulai dengan
memeriksa tanda-tanda bahaya umum, seperti:

 Apakah anak bisa minum?


 Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?
 Apakah anak menderita kejang?
Kemudian petugas kesehatan (pearawat) terlatih alkan
melihat/ memeriksa apakah anak tampak latergis/tidak
sadar?

a) Setelah itu petugas kesehatan (perawat) terlatih akan
menanyakan keluhan utama lain :
b) Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas ?
c) Apakah anak menderita diare?
d) Apakah anak demam?
e) Apakah anak mempunyai masalah telinga?
f) Memeriksa status gizi
g) Memeriksa anemia
h) Memeriksa status imunisasi
i) Memeriksa pemberian vitamin A
j) Menilai masalah/ keluhan-keluhan lain
k) Berdasarkan hasil penilaian-penilaian tersebut diatas petugas


kesehatan(perawat) terlatih akan mengklasifikasikan
keluhan/penyakit anak, setelah itu melakuakan langkah-langkah
tindakan/pengobatanyang telah ditetapkan dalam
penilaian/klasifikasi. Tindakan yang dilakkan anatara lain:
l) Mengajari ibu cara pemberian obat oral dirumah
m) Mengajari ibu cara mengobati infeksi local dirumah
n) Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan ana
sakit,dirumah, missal aturan penanganan diare di rumah
o) Memberikan konseling bagi ibu, missal: anjuran pemberia makan
selama ana sakit maupun dalam keadaan sehat.
p) Menasehati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan.
Kendala Pelaksanaan MTBS di Puskesmas


Meskipun MTBS telah diketahui sebagai intervensi yang paling cost
effective dalam memberikan dampak terbesar pada beban penyakit
secara global, namun belum semua puskesmas di indonesia dapat
menerapkannya. Hal ini disebabkan adanya berbagai kendala, antara
lain:

1. Terbatasnya jumlah tenaga kesehatan seperti (perawat) yang dapat


dilatih MTBS
2. Perpindahan (mutasi) tenaga kesehatan seperti (perawat) yang
telah dilatih
3. Kurang lengapnya sarana pendukung, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai