Anda di halaman 1dari 14

 

KEPERAWATAN ANAK 

LAPORAN  KASUS
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)

OLEH :

NAMA    : RENNY OVITA


NIM    : 21219020

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
2020

LAPORAN PENDAHULUAN
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)

A. Pengertian MTBS

MTBS merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita


sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar.
Meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria,
infeksi telinga, malnutrisi dan upaya promotif dan preventif yang meliputi
imunisasi dan pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan. Tujuan
utama tatalaksana ini untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita dan
menekan morbiditas karena penyakit tersebut (Kemenkes RI, 2014) Dalam
menangani balita sakit, tenaga kesehatan (perawat,bidan/desa) yang berada di
pelayanan dasar dilatih untuk menerapkan pendekatan MTBS secara aktif dan
terstruktur, meliputi :
1. Melakukan penilaian adanya tanda-tanda atau gejala penyakit dengan cara
tanya, lihat,dengar,raba,
2. Membuat klasifikasi dan menentukan tindakan serta pengobatan anak, 
3. Memberikan konseling dan tindak lanjut pada saat kunjungan ulang.

Konsep pendekatan MTBS yang pertama kali diperkenalkan oleh WHO


merupakan suatu bentuk strategi upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
menurunkan angka kematian, kesakitan, dan kecacatan bayi dan anak balita di
negara-negara berkembang.Materi MTBS terdiri dari langkah penilaian,
klasifikasi penyakit, identifikasi tindakan, pengobatan, konseling, perawatan di
rumah dan kapan kembali untuk tindak lanjut. MTBS bukan merupakan suatu
program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit.
Sasaran MTBS adalah anak umur 0-5 tahun dan dibagi menjadi dua kelompok
sasaran yaitu kelompok usia 1 hari sampai 2 bulan dan kelompok usia 2 bulan
sampai 5 tahun (Depkes RI, 2008).

B. Strategi MTBS
Strategi MTBS memiliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:

Komponen I : Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana


kasus balita sakit. (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula
memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih)

Komponen II : Memperbaiki sistem kesehatan (utamanya ditingkat


kabupaten/kota)

Komponen III : Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan


di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus bila sakit (meningkatkan
pemberdayaan keluarga dan masyarakat).

A. Penatalaksanaan Balita Sakit dengan Pendekatan MTBS


Seorang balita sakit dapat ditangani dengan pendekatan MTBS oleh petugas
yang terlatih. Petugas memakai tool yang disebut Algoritma MTBS untuk
melakukan penilaian/pemeriksaan dengan cara: menanyakan kepada orang
tua/wali, apa saja keluhan/masalah anak kemudian memeriksa dengan cara lihat,
dengar, dan raba. Setelah itu petugas akan mengklasifikasikan semua gejala
berdasarkan hasil tanya jawab dan pemeriksaan. Berdasarkan hasil klasifikasi
petugas akan menentukan jenis tindakan/pengobatan, misalnya anak dengan
klasifikasi pneumonia berat, atau penyakit sangat berat akan ditujuk kedokter
puskesmas, anak yang imunisasinya belum lengkap akan dilengkapi, anak dengan
masalah gizi akan dirujuk keruang konsultasi gizi.

Gambaran pendekatan MTBS yang sistematis dan terintegrasi tentang hal-hal


yang diperiksa pada pemeriksaan. Ketika anak sakit datang keruang pemeriksaan,
petugas kesehatan akan menanyakan kepada orang tua/ wali secara berurutan,
dimulai dengan memeriksa tanda-tanda bahaya umum seperti:
- Apakah anak bisa minum/ menyusui?
- Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?
- Apakah anak menderita kejang?

Kemudian petugas akan melihat dan memeriksa apakah anak tampak letargis/
tidak sadar? Setelah itu petugas kesehatan akan menanyakan keluhan utama lain:

- Apakah anak menderita batuk atau sukar bernapas?


- Apakah anak menderita diare?
- Apakah anak demam?
- Apakah anak mempunyai masalah telinga?
- Memeriksa status gizi
- Memeriksa anemia
- Memeriksa status imunisasi
- Memeriksa pemberian vitamin A
- Menilai masalah/ keluhan-keluhan lain

Berdasarkan hasil penilaian hal-hal tersebut, petugas akan mengklasifikasi


keluhan/ penyakit anak, setelah itu melakukan langkah-langkah tindakan/
pengobatan yang telah ditetapkan dalam penilaian/ klasifikasi. Tindakan yang
dilakukan antara lain:
- Mengajari ibu cara pemberian obat oral dirumah
- Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal dirumah
- Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit dirumah,
misalnya aturan penanganan diare di rumah
- Memberikan konseling bagi ibu, misalnya anjurkan pemberian makanan selama
anak sakit maupun dalam keadaan sehat
- Menasihati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan

Selain itu didalam MTBS terdapat penilaian dan klasifikasi bagi bayi muda
berusia kurang dari 2 bulan, yang disebut juga manajemen terpadu bayi muda.
Penilaian dan klasifikasi bayi muda di dalam MTBM terdiri dari:
- Menilai dan mengklasifikasikan untuk kemungkinan penyakit sangat berat atau
infeksi bakteri
- Menilai dan mengklasifikasikan diare
- Memeriksa dan mengklasifikasikan ikterus

Memeriksa dan mengklasifikasikan kemungkinan berat badan rendah atau


masalah pemberian ASI. Disini diuraikan secara terperinci cara mengajari ibu tentang
cara meningkatkan produksi ASI, cara menyusui yang baik, mengatasi masalah
pemberian ASI secara sistemastis dan terperinci cara merawat tali pusat, menjelaskan
kepada ibu tentang jadwal imunisasi pada bayi kurang dari 2 bulan, menasihati ibu
cara memberikan cairan tambahan pada waktu bayinya sakit, menasihati ibu untuk
kapan harus kunjungan ulang, dll.

- Memeriksa status penyuntikan vitamin K dan imunisasi


- Memeriksa masalah dan keluhan lain.

Protab Pelayanan MTBS

1. Anamnesa: wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan
utama, lama sakit, pengobatan yang telah diberikan dan riwayat penyakitnya
lainnya.
2. Pemeriksaan:
Untuk bayi umur 1 hari-2 bulan
Periksa kemungkinan kejang, gangguan napas, suhu tubuh, adanya infeksi, ikterus,
gangguan pencernaan, penurunan berat badan, status imun
a. Untuk bayi umur 2 bulan-5tahun
b. Keadaan umum, repirasi, derajat dehidrasi, suhu, periksa telinga, status gizi,
imun, penilaian pemberian makanan
c. Menentukan klasifikasi, tindakan, penyuluhan dan konsultasi dokter

Langkah Kegiatan

- Pendaftaran bayi/ balita menuju ruang KIA dan lanjut pelayanan MTBS
- Petugas menulis identitas pasien pada kartu rawat jalan
- Petugas melaksanakan anamnesa
- Petugas melakukan pemeriksaan
- Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta
mengklasifikasikan dan memberikan penyuluhan
- Petugas memberikan pengobatan sesuai buku pedoman MTBS bila
perlu dirujuk keruang pengobatan untuk konsultasi ke dokter

Penerapan MTBS

- Program MTBS perlu persiapan untuk menerangkannya meliputi:


- Informasi mengenai MTBS kepada seluruh petugas
- Persiapan penilaian, obat-obatan dan alat yang digunakan untuk pelayanan
- Persiapan pengadaan formulir
- Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan
- Penerapan MTBS dilaksanakan secara bertahap
Tahapan MTBS

- Pendaftaran bayi/ balita


- Petugas menulis identitas pasien
- Petugas melaksanakan anamnesa
- Petugas melakukan pemeriksaan Penilaian yang terfokus berupa:
- Tanda bahaya umum
- Gejala utama
- Status gizi
- Status imunisasi

Masalah lain
- Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta mengklasifikasikan dan
memberikan penyuluhan

Klasifikasi:
- Perlu rujuk
- Perawatan spesifik
- Perawatan di rumah

Petugas memberikan pengobatan sesuai buku pedoman MTBS bila perlu dirujuk
keruang pengobatan untuk konsultasi ke dokter, Pengobatan menentukan tindakan
pengobatan yang sesuai dan konseling tindak lanjut.

Klasifikasi Manajemen Terpadu Balita Sakit

- Umur 1 hari- 2 bulan


- Penilaian Tanda dan Gejala
- Pada penilaian tanda dan gejala yang pertama kali dilakukan pada balita umur 1 hari
sampai 2 bulan adalah:
- Pertama menilai adanya kejang
- Kedua, adanya tanda atau gejala gangguan nafas seperti adanya henti nafas lebih
dari 20 detik
- Ketiga, adanya tanda dan gejala hipotermia seperti penurunan suhu tubuh
- Keempat, adanya tanda atau gejala kemungkinan infeksi bakteri seperti mengantuk
atau letargi atau tidak sadar
- Kelima, adanya tanda atau gejala ikterus
- Keenam, adanya tanda atau gejala gangguan saluran cerna seperti muntah segera
setelah minum
- Ketujuh, adanya tanda atau gejala diare
Kedelapan, adanya tanda atau gejala kemungkinan berat badan rendah dan
masalahpemberian ASI

1. Penentuan Klasifikasi dan Tingkat Kegawatan


Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan ini digunakan untuk menentukan
sejauh mana tingkat kegawatan dari keadaan bayi yang didapat dari
masing-masing tanda dan gejala, adalah sebagai berikut:
2. Klasifikasi kejang. Apabila ditemukan tanda tremor yang disertai adanya
penurunan kesadaran, terjadi gerakan yang tidak terkendali pada mulut, mata atau
anggota gerak lain, mulut mencucu dan sebagainya.
3. Klasifikasi gangguan nafas. Apabila ditemukan adanya henti nafas (apnea) lebih
dari 20 detik, nafas cepat ≥ 60 kali per menit, nafas lambat ≤ 30 kali per menit,
tampak sianosis, adanya tarikan dada sangat kuat.
4. Klasifikasi hipotermia. Sedang: Apabila ditemukan suhu tubuh pada bayi sekitar
36-36,4 C serta kaki atau tangan teraba dingin yang dapat disertai adanya gerakan
pada bayi yang kurang normal. Hipotermia berat: apabila suhu tubuh kurang dari
36 derajat celcius.
5. Klasifikasi kemungkinan infeksi bakteri. Pertama infeksi bakteri sistemik apabila
ditemukan anak selalu mengantuk/letargis atau tidak sadar, kejang, terdapat
gangguan nafas. Kedua infeksi lokal berat bila ditemukan nanah pada daerah
mata keluar dari telinga, tali pusar atau umbilicus terjadi kemerahan. Ketiga
infeksi bakteri lokal bila ditemukan adanya nanah yang keluar dari mata akan
tetapi jumlahnya masih sedikit, bau busuk, terjadi kerusakan kulit yang sedikit,
tali pusat atau umbilicus tampak kemerahan.
6. Klasifikasi ikterus. Pada ikterus patologi bila ditemukan adanya kuning pada hari
kedua setelah lahir. Pada ikterus fisiologis dapat terjadi bila terjadi kuning pada
umur 3 hari sampai 14 hari.
7. Klasifikasi gangguan cerna. Dijumpai bila tanda sebagai berikut; muntah segera
setelah minum, atau berulang, berwarna hijau, gelisah, rewel dan perut bayi
kembung.
8. Klasifikasi diare. Diare dehidrasi berat, jika terdapat tanda seperti letargis atau
mengantuk atau tidak sadar, mata cekung serta turgor jelek. Diare dehidrasi
sedang jika ditemukan tanda seperti gelisah atau rewel, mata cekuung serta turgor
kulit jelek. Diare tanpa dehidrasi bila hanya ada salah satu tanda dehidrasi berat
atau ringan.
9. Klasifikasi BB rendah atau masalah pemberian ASI. Jika ditemukan tanda seperti
bayi sangat kecil, BB kurang dari 200 gram umur kurang 28 hari, tidak bisa
minum ASI, tidak melekat sama sekali, tidak mampu menghisap ASI.

1. Umur 2 bulan-5 Tahun


Penilaian Tanda dan Gejala
Pada penilaian tanda dan gejala pada bayi umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun
ini yang dinilai adalaha da tidaknya tanda bahaya umum (tidak bisa minum
atau menetek, muntah, kejang, letargis atau tidak sadar) dan keluhan seperti batuk
atau kesukaran bernafas, adanya diare, demam, masalah telinga, malnutrisi, anemia
dan lain-lain.
a. Penilaian pertama, keluhan batuk atau sukar bernafas, tanda bahaya umum,
tarikan dinding dada ke dalam, stridor, nafas cepat
b. Penilaian kedua, keluhan dan tanda adanya diare, seperti letargis, mata cekung,
tidak bisa minum atau malas makan, turgor jelek, gelisah, rewel, haus atau
banyak minum
c. Penilaian ketiga, tanda demam, disertai dengan adanya tanda bahaya umum, kaku
kuduk dan adanya infeksi lokal.
d. Penilaian keempat, tanda masalah telinga seperti nyeri pada telinga, adanya
pembengkakkan.
e. Penilaian kelima, tanda status gizi seperti badan kelihatan bertambah kurus,
bengkak pada kedua kaki, telapak tangan pucat dan sebagainya.

Penentuan klasifikasi dan Tingkat Kegawatan


a) Klasifikasi pneumonia. Berat, jika adanya tanda bahaya umum, tarikan
dinding dada ke dalam, adanya stridor. Pneumonia jika ditemukan tanda
frekuensi nafas yang sangat cepat. Batuk bukan pneumonia, bila
tidak ada pneumonia dan hanya keluhan batuk.
b) Klasifikasi dehidrasi. Berat, bila ada tanda dan gejala seperti letargis, mata
cekung, turgor jelek sekali. Ringan atau sedang dengan tanda gelisah,
rewel, mata cekung, haus, turgor jelek. Diare tanpa dehidrasi, bila
tidak cukup tanda adanya dehidrasi.
c) Klasifikasi diare persisten. Jika ditemukan diare sudah lebih dari
14 hari dengan dikelompokkan menjadi dua kategori persisten berat, jika
adanya tanda dehidrasi dan diare persisten bila tidak ditemukan tanda
dehidrasi.
d) Klasifikasi disentri. Bila diare disertai dengan darah dalam tinja atau
diarenya bercampur dengan darah.
e) Klasifikasi resiko malaria. Bila ditemukan bahaya umum dan disertai dengan
kaku kuduk.
f) Klasifikasi campak. Campak dengan komplikasi berat, jika ditemukan adanya
tanda bahaya umum, terjadi kekeruhan pada kornea mata, adanya luka di
daerah mulut. Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut bila
ditemukan tanda mata bernanah serta luka dimulut dan ketiga klasifikasi
campak bila hanya tanda khas campak.
g) Klasifikasi demam berdarah dengue. Bila terjadi demam yang kurang dari 7
hari.
h) Klasifikasi status gizi. Gizi buruk dan atau anemia berat, bila BB sangat
kurus, adanya bengkak pada kedua kaki serta pada telapak tangan ditemukan
kepucatan. Klasifikasi dibawah garis merah dan atau anemia bila ditemukan
tanda telapak tangan agak pucat, BB menurut umur di bawah garis merah dan
ketiga, tidak bawah garis merah dan tidak anemia bila tidak ada tanda di atas.
Gambar Alur Bagan
Pendekatan MTBS

Konseling Tindak
Lanjut

Menentukan
Tindakan
Pengobatan

Tanda Bahaya
Umum
-Gejala Utama
-Status Gizi
-Status Imunisasi
-Masalah Lain

-Perlu dirujuk
-Pengobatan
spesifik
-Perawatan di
rumah

Penilaian yg berfokus Klasifikasi Pengobatan konseling


tindak lanjut
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI, 2015, Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), Jakarta,
Indonesia.

Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.


2008. Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas). Laporan Nasional 2007
TATALAKSANA BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Tanggal kunjungan : 15/12/2020


Alamat : Jl.H. Saikin Rw08/15 no.27
Jenis Kelamin : Perempuan                                                            
Nama Anak : An. F               
Nama Ibu : Ny. H
                       
Umur : 3 Tahun  2 bulan  BB: 15,8 kg            PB/TB 97,5 cm        Suhu: 37,8°C
Anak sakit apa? batuk                    Kunjungan Pertama  √    Kunjungan Ulang

PENILAIAN (lingkari semua gejala yang ditemukan)                               KLASIFIKASI    TINDAKAN

MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM Ada tanda bahaya Ingatlah untuk


umum? Ya _Tidak merujuk setiap
Tidak bisa minum/menyusu ✔  anak yang
Ingatlah adanya mempunyai
Memuntahkan semuanya tanda bahaya tanda bahaya
umum dalam umum
Kejang    menentukan
klasifikasi
Letargis atau tidak sadar

1. Beri Pereda
APAKAH ANAK BATUK ATAU    Ya     ✔ Tidak      BATUK BUKAN tenggorokan
SUKAR BERNAPAS PNEUMONIA dan Pereda
Hitung napas dalam 1 menit
batuk yang
Sudah berapa lama   6  hari                              aman
24 kali per menit. Napas cepat ? tidak 2. Jika batuk
Lihat adanya tarikan dinding dada  : tidak ada tarikan dinding dada     
lebih dari 3
Dengar adanya stridor : tidak ada bunyi stridor minggu, rujuk
untuk
pemeriksaan
lanjutan
3. Nasehati
kapan kembali
segera
4. Kunjungan
ulang 5 hari
jika tidak ada
perbaikan

APAKAH ANAK DIARE?    Ya     Tidak     ✔    


Sudah berapa lama     hari    Lihat keadaan umum anak.
Apakah ada darah dalam tinja?    Apakah Anak :

Letargis atau tidak sadar? Gelisah atau rewel

Beri anak minum. Apakah anak:


Tidak bisa minum atau malas minum ? Haus, minum dengan lahap?
Cubit kulit perut. Apakah kembalinya:

  sangat lambat (lebih dari 2 detik)? Lambat ?


1. Beri dosis
APAKAH ANAK DEMAM ?    Ya     ✔ Tidak    (menurut pertama
anamnesis/teraba panas/suhu 37,8°C atau lebih) DEMAM parasetamol,
JIKA YA: Tentukan daerah Risiko Malaria : Tinggi, BUKAN jika demam
Rendah atau Tanpa Risiko Malaria. Jika daerah Risiko MALARIA
Rendah atau Tanpa Risiko Malaria, tanyakan : tinggi
(≥38.5oC)
Apakah anak dibawa berkunjung keluar dari daerah ini dalam 2 minggu 2. Obati
terakhir ?
- tidak
penyebab lain
dari demam
Jika Ya, apakah daerah tersebut daerah Risiko Rendah atau Tinggi Malaria ? (campak)
- tidak
3. Jika demam
Sudah berapa lama anak    • Lihat dan raba adanya kaku tiap hari
kuduk demam?   6     hari     • Lihat adanya pilek
selama > 7
hari, RUJUK
Jika lebih dari 7 hari, apakah    • Lihat adanya tanda-tanda CAMPAK : untuk
pemeriksaan
demam terjadi setiap hari ?    -  Ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh lanjutan
dan
-  Salah satu dari : batuk, pilek atau    mata merah 4. Nasihat
kapan kembali
segera
5. Kunjungan
Apakah anak pernah ulang 2 hari
mendapat jika tetap
Klorokuin/Artemisin
Combination Therapy demam
(ACT) dalam 2 minggu Lakukan
terakhir pemeriksaa
n RDT
Apakah anak menderita campak Hasil : RDT
  dalam 3 bulan terakhir ? (+) / (-)
Lakukan
pemeriksaa
an SDM
(Mikroskopi
s)

Jika anak sakit campak saat ini: tidak


Atau dalam 3 bulan terakhir : Jika Ya, apakah dalam atau luas ?
Lihat adakah luka di mulut

Lihat adakah nanah keluar dari mata

Lihat adakah kekeruhan pada kornea

1. Obati
Klasifikasikan Demam berdarah jika demam kurang dari 7 hari DEMAM penyebab lain
Apakah ada perdarahan dari   MUNGKIN
dari demam
 • Lihat adanya perdarahan dari hidung hidung atau gusi BUKAN DBD
yang berat ? TIDAK       
2. Beri dosisi
pertama
Apakah anak muntah ? TIDAK    paracetamol,
• Lihat adanya bintik perdarahan di kulit Apakah sering ?    (petekie) jika demam
tinggi
Apakah muntahnya berdarah    Jika ada dan tidak ada gejala lain
dari atau seperti kopi ?    DBD, lakukan uji tourniket (≥38.5oC),
Apakah berak berwarna hitam ? tidak boleh
    golongan
Perhatikan tanda-tanda syok :
Apakah ada nyeri ulu hati atau    Ujung ekstremitas teraba dingin dan anak salisilat dan
gelisah ?TIDAK    nadi teraba lemah atau tak teraba ibuprofen
3. Nasihat
kapan kembali
seger
4. Kunjungan
ulang 2 hari
jika tetap
demam
APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH    Ya     Tidak           ✔   
TELINGA ?

Apakah ada nyeri telinga ?    • Lihat adanya

Adakah cairan/nanah keluar dari    cairan/nanah keluar


dari telinga ?        telinga ?

Jika ya, sudah berapa lama ?    •  Raba adanya pembengkakan


        hari    yang nyeri di belakang telinga

MEMERIKSA STATUS GIZI DAN ANEMIA GIZI BAIK


TIDAK ANEMIA
Lihat apakah anak tampak sangat kurus

Lihat adanya kepucatan pada telapak tangan.


Apakah : Sangat pucat ?

Agak pucat ?
Lihat adanya pembengkakan di kedua kaki.

Tentukan berat badan menurut


umur. BGM      Tidak BGM   ✔   

MEMERIKSA STATUS IMUNISASI ANAK’ Imunisasi yang


(Lingkari imunisasi yang dibutuhkan hari ini) diberikan hari
ini :
    ✔      ✔___              ___✔___              ___✔____                __    ✔___
BCG      HB-0           HB-1                 HB-2                    HB-3 TIDAK

    ✔      ✔___               ___✔___              ___ ✔____    


DPT1    DPT2    DPT3    Campak

    ✔       ✔        ✔       ✔ __


Polio1      Polio2      Polio3              Polio4
Apakah diberikan
MEMERIKSA PEMBERIAN VITAMIN A    Dibutuhkan Vitamin A :Ya     Vitamin A hari ini ?
Tidak  ✔  Ya      Tidak  ✔

MENILAI MASALAH/KELUHAN LAIN

LAKUKAN PENILAIAN PEMBERIAN MAKAN ANAK jika anak KURUS


atau UMUR ANAK < 2 TAHUN dan tidak akan dirujuk segera

Apakah ibu menyusui anak ini ?    Ya        Tidak    ✔     


Jika ya, berapa kali dalam 24 jam ? ___kali
Apakah juga menyusui di malam hari ?    Ya      Tidak     
Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain ?   
Ya      Tidak __ Jika ya, makanan atau minuman apa ? 

Berapa kali sehari ?        kali. Alat apa yang digunakan untuk memberi
makan/minum anak ?

Jika anak KURUS :


Berapa banyak makanan/minuman diberikan ?

Apakah anak mendapat makanan tersendiri ? Ya     Tidak     


Siapa yang memberi makan dan bagaimana caranya ?

Selama sakit ini apakah ada perubahan pemberian makan kepada anak? 
Ya  ✔__Tidak  ___Jika ya, bagaimana ?
Makan setengah porsi
   
Nasihati kapan  kembali segera
Kunjungan ulang :        3    hari

1. Klasifikasi

-Batuk bukan pneumonia


-Demam mungkin bukan DBD
-Gizi baik
-Tidak anemia

2. Tindakan/pengobatan
- Batuk bukan pneumonia
- Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang nyaman.
- Obati wheezing bila ada.
- Apabila batuk >14 hari atau wheezing berulang, RUJUK untuk pemeriksaan
lanjutan.
- Nasehati kapan kembali segera.
- Kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan.
- Demam mungkin bukan DBD
- Obati penyebab lain dari demam
- Beri dosis pertama paracetamol, jika demam tinggi lebih dari atau sama
dengan 38.5 c, tidak boleh golongan salisilat dan ibuprofen.
- Nasihati kapan kembali segera.
- Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
3. Gizi baik

Jika anak berumur <2 tahun, lakukan penilaian pemberian  makan pada anak dan
nasehati sesuai anjuran Makan Untuk Anak Sehat Maupun Sakit. Bila ada
masalah, kunjungan ulang 7 hari.
● Anjurkan untuk menimbang berat badan tiap bulan.
● Tidak anemia
● Jika anak berumur <2 tahun, nilai pemberian makanan pada anak. Jika ada
masalah pemberian makan, kunjungan ulang 7 hari.

4.    Implementasi :
- Menganjurkan ibu untuk memberikan minuman hangat pada anak.
- Menganjurkan ibu untuk memantau makanan dan minuman anak yang kurang
sehat.
- Menganjurkan ibu untuk memberi kompres hangat bila anaknya masih demam.
- Menganjurkan ibu untuk membawa kembali anaknya ke poli anak sesuai
anjuran
5.    Evaluasi :
- Ibu pasien mengatakan sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang
kondisi anaknya.
- Ibu pasien mengatakan akan memberi obat oral kepada anaknya sesuai dengan
yang dianjurkan bila demam lagi
- Ibu pasien mengatakan akan membawa anaknya kembali ke poli anak sesuai
anjuran yang telah dijelaskan.

Anda mungkin juga menyukai