Anda di halaman 1dari 4

MANAJEMEN TERPADU BALITA

SAKIT
No.Dokume :
n
PANDUA No.Revisi :
Tanggal :
PEMERINTAH N
Terbit
KABUPATEN
BANJARNEGARA Halaman :
Tanda Tangan
SRI WAHYUNI,S.Kep.Ns.,M.Kes.
UPT PUSKESMAS PUNGGELAN1
...................... NIP. 197209191996032001
....

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT


UPT PUSKESMAS PUNGGELAN 1

I. DEFINISI

Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) atau yang dalam bahasa


Indonesia disebut Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu strategi
untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas dikaitkan dengan penyebab utama
penyakit pada balita (anak umur di bawah lima tahun).
MTBS merupakan pendekatan terpadu untuk kesehatan anak yang berfokus
pada kesejahteraan anak secara menyeluruh. MTBS bertujuan mengurangi
kematian, kesakitan dan kecacatan, serta mempromosikan tumbuh kembang
balita. MTBS meliputi elemen preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh
keluarga, masyarakat dan fasilitas kesehatan.
Setiap tahun hampir 10 juta balita meninggal sebelum mereka mencapai ulang
tahun ke-5. Umumnya kematian ini disebabkan oleh hanya lima kondisi yang
dapat dicegah dan diobati, yaitu Pnemonia, Diare, Malaria, Campak, Malnutrisi.

II. PRINSIP DARI PEDOMAN MANAJEMEN TERPADU KASUS KLINIS


Pedoman MTBS didasari oleh prinsip berikut:
Semua balita sakit umur sampai 5 tahun diperiksa untuk tanda bahaya
umum dan semua bayi muda diperiksa untuk tanda-tanda penyakit
sangat berat. Tanda-tanda ini menunjukkan perlunya rujukan segera atau
dirawat di rumah sakit.
Anak dan bayi kemudian dinilai untuk gejala utama. Untuk anak yang
lebih tua, gejala utama termasuk batuk atau kesulitan bernapas, diare,
demam, dan infeksi telinga. Untuk bayi muda, gejala utama meliputi
infeksi bakteri lokal, diare, dan ikterus. Sebagai tambahan, semua anak
secara rutin dinilai status gizi dan imunisasinya serta masalah potensial
lainnya.
Hanya menggunakan tanda-tanda klinis dalam jumlah terbatas, dipilih
berdasarkan sensitivitasnya dan spesivisitasnya untuk mendeteksi
penyakit.
Suatu kombinasi dari tanda-tanda individual mengarah pada satu
klasifikasi anak dalam satu atau lebih kelompok gejala, dan bukan satu
diagnosa. Klasifikasi penyakit didasarkan pada sistem triase dengan kode
warna: Merah muda menunjukkan perlunya rujukan segera sedangkan
kuning menunjukkan diperlukannya pengobatan spesifik pada pasien
rawat jalan, dan hijau menunjukkan perawatan di rumah.
Prosedur tatalaksana dari MTBS menggunakan obat-obat esensial dengan
jumlah terbatas dan mendorong partisipasi aktif dari pengasuh anak
dalam menangani anak.
Suatu komponen esensial dari MTBS adalah konseling bagi ibu/pengasuh
anak berkaitan dengan perawatan di rumah, pemberian makan dan
cairan yang tepat, dan kapan harus kembali ke klinik, dengan segera atau
untuk tindak lanjut.

III. RUANG LINGKUP MTBS


Mengapa MTBS sangat cocok di terapkan di puskesmas pada sebagian besar
balita sakit yang dibawa berobat ke puskesmas, keluhan tunggal kemungkinan
jarang terjadi menurut data WHO, tiga dari balita yang sakit seringkali memiliki
banyak keluhan lain yang menyertai dan sedikitnya menderita satu dari lima
penyakit tersering pada balita yang menjadi fokus MTBS.
Ruang Lingkup MTBS:
a) Penilaian, klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 1 hari 2 bulan.
b) Penilaian dan klsaifikasi anak sakit umur 2 bulan 5 tahun.
c) Pengobatan yang telah ditetapkan dalam bagan penilaian dan klasifikasi.
d) Konseling bagi ibu.
e) Tindakan dan pengobatan.

IV. LANGKAH-LANGKAH MTBS


Proses manajemen terpadu kasus dalam MTBS terdiri dari sejumlah
langkah yang harus diambil oleh petugas kesehatan untuk memastikan
penanganan kasusu secara efektif.
Langkah 1: Penilaian
Langkah 2: membuat Klasifikasi
Langkah 3: Menentukan tindakan
Langkah 4: Memberi Pengobatan
Langkah 5: Konseling
Langkah 6: Tindak lanjut

V. TATALAKSANA MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT


Seorang balita sakit dapat ditangani dengan pendekatan MTBS oleh
petugas kesehatan yang telah dilatih. Petugas memakai tool yang disebut
algoritma MTBS untuk melakuakan penilaian atau pemeriksaan dengan
cara menanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apa saja keluhan-
keluahan atau masalah anak, kemudian memeriksa dengan cara lihat dan
dengar, atau lihat dan raba.
a. Apakah anak bisa minum atau menyusu ?
b. Apakah anak selalu memuntahkan semuanya ?
c. Apakah anak menderita kejang ?
d. Petugas akan melihat atau memeriksa apakah anak tampak letargis
atau tidak sadar ?
Setelah itu petugas akan menanyakan keluhan utama lain:
1. Apaka anak menderita batuk atau sukar bernafas ?
2. Apakah anak menderita diare ?
3. Apakah anak demam ?
4. Apakah anak mempunyai masalah telinga ?
5. Memeriksa status gizi
6. Memeriksa anemia
7. Memeriksa status imunisasi
8. Memeriksa status pemberian vitamin A
9. Menilai maslah atau keluhan lain
Berdasarkan hasil penilaian tersebut diatas, petugas akan mengklasifikasikan
keluhan atau penyakit anak, setelah itu petugas melakukan langkah-langkah
tindakan atau pengobatan yang telah ditetapkan dalam penilaian atau
klsaifikasi tindakan, yang dapat dilakukan berupa:
1. Mengajari ibu cara pemberian obat oral dirumah.
2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit di
rumah, aturan penanganan diare di rumah.
4. Memberikan konseling bagi ibu, misal anjuran pemberian makanan
selama anak sakit maupun dalam keadaan sehat.
5. Menasehati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan.

VI. DOKUMENTASI
Dokumentasi MTBS terdiri dari:
1. Mencatat dalam register pasien.
2. Mencatat dalam formulir tata laksana kasus balita sakit.
3. Mencatat dalam buku register MTBS.
4. Membuat laporan bulanan.
5. Evaluasi setiap bulan.

Anda mungkin juga menyukai