A. Pendahuluan
Peneumonia, diare, malaria, caampak dan gizi buruk merupakan peyebab
lebih dari 70% kematian anak umur di bawah 5 tahun. Dewasa ini terdapat cara- cara
yang cukup efektif sserta dapat dikerjakan untuk mencegah sebagian besar kematian
terbut berupa perawatan anak yang menderita penyakit – penyakit tersebut di fasilitas
rawat jalan. WHO dan UNICEF memperkenalkan 1 set pedoman terpadu yang
menjelaskan secara rinci penangganan penyakit – penyakit ini. Selanjutnya di
kembangkan paket pelatihan untuk melatih proses manajemen terpadu balita sakit
kepada teaga kesehatan yang bertugas menanggani anak sakit.
Petugas puskesmas sudah berpengalaman dalam mengobati penyakit –
penyakit yang umum menyerang anak. Mereka sering menggikuti pelatihan,
menggunakan pedoman terpisah untuk masing – masing penyakit, misalnya
Pedoman Penggobatan Malaria, Pedoman Tata Laksana ISPA, atau Pedoman
Penanggan Diare. Namun demikian, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam
menggabungkan berbagai pedoman yang terpisah pada saat menanggani anak yang
menderita beberapa penyakit. Petugas puskesmas mungkin tidak dapat menentukan
tindakan dan menggobati seluruh masalah anak sakit dengan waktu dan obat yang
terbatas. Ada beberapa penyakit yang saling berkaitan, misalnya : diare yang
berulang, sering kali menyebabkan gizi buruk, diare yang bersamaan atau menyertai
campak biasanya lebih parah. Karena itu, penangganan kasus yang efektif perlu
memperhitungkan semua gejala anak sakit.
Dalam penerapan MTBS, tenaga kesehatan di ajarkan untuk memperhatikan
secara cepat semua gejala anak sakit, sehingga segerah dapat di tentukan apakah
anak dalam keadaan sakit berat dan perlu segerah di rujuk. Jika penyakitnya tidak
parah, selanjutnya tenaga kesehatan bias memberi penggobatan sesuai pedoman
MTBS. Dalam pedoman MTBS, juga di uraikan cara konseling bagi ibu atau
pengasuh anak.
Pedoman MTBS ini seduh sesuai pedoman yang ada dari program-program
terkait, seperti Pedoman Penangganan Diare, ISPA, Malaria, Pemberian
Imunisasi,Vit A, dan sebagainya. Melalui MTBS, petugas puskesmas mengetahui
cara menyatukan berbagai pedoman yang terpisah untuk masing – masing penyakit,
kedalam bentuk proses yang lebih komperhensif dan efisien dalam penangganan
anak sakit.
-2-
B. Latar Belakang
Pedoman ini menguraikan cara perawatan anak sakit yang datang berobat
kefasilitas kesehatan, baik kunjungan pertama maupun kunjungan ulang / control.
Keterbatasan dari pedoman ini adalah hanya mencakup penangganan sebagaian
besar penyakit yang menjadi alasan utama anak di bawah ke fasilitas kesehatan.
Anak dengan kunjungan ulang untuk penyakit kronis atau penyakit lain yang jarang
dijumpai, mungkin memerlukan perawataan khusus yang tidak di uraikan dalam
pedoman ini. Demikian pula halnya dengan menajemen trauma pada anak serta
kegawat daruratan akibat kecelakaan atau cidera.
Dalam perkembangannya, pedoman ini di perluas sehingga mencakup
menajemen terpadu bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan, baik dalam keadaan
sehat maupun sakit. Penangganan bayi muda umur kurang dari 2 bulan, di
utamakan pelaksanaannya oleh bidan di desa pada saat kunjungan neonatal.
Penerapan MTBS akan efektif hanya jika ibu/keluarga segera membawa
balita sakit ke petugas kesehatan yang terlatih serta mendapatkan pengobatan yang
tepat. Jika ibu/keluarga tidak membawa anaknya ke fasilitas kesehatan sampai
sakitnya menjadi parah atau membawwa anak berobat ke petugas kesehatan yang
tidak terlatih, mungkin anak terebut akan meninggal karena penyakitnya. Oleh karna
itu,pesan mengenai kapan ibu perulu mencari pertolongan bila anak sakit merupakan
bagaian terpenting dari MTBS.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membuat sebuah keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau
masalah serta tinggkat keparahannya dan menanggani balita sakit dan bayi
muda di fasilitas pelayanan keehatan dasar seperti puskesmas, puskesmas
pembantu, pndok bersalin, klinik, balai pengobatan maupun melalui kunjungan
rumah.
2. Tujuan Khusus
1. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan di fasilitas kesehatan sesuai
dengan setiap klasifikasi, memberi obat untuk di minum di rumah dan juga
mengajari ibu tentang cara memberikan obatserta tindakan lain yang harus
di lakukan di rumah.
2. Memberi konseling bagi ibu dan menilai cara pemberian makan anak,
memberi anjuran pemberian makan yang baik untuk anak serta kapan harus
membawa anaknya kembali ke fasilitas kesehatan.
3. Menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk
kunjungan ulang.
-3-
G. Sasaran
1. MTBM 0 – 2 Bulan
2. MTBS 2 Bulan – 5 Tahun
-4-