Anda di halaman 1dari 6

Ruang lingkup:

1. Kesehatan maternal
Wanita dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas
Ada tiga hal terlambat dan empat terlalu dalam kematian maternal
Empat terlalu :
1) Terlalu muda umur ibu
2) Terlalu banyak melahirkan
3) Terlalu rapat jarak antar kelahiran
4) Terlalu tua umur ibu

Tiga terlambat :

1) Terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan


2) Terlambat mencapai fasilitas kesehatan
3) Terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan

Setiap wanita harus memikirkan kesehatannya apakah dia merencanakan kehamilan.


Salah satu alasannya adalah bahwa sekitar setengah dari seluruh kehamilan yang tidak
direncanakan. Kehamilan yang tidak direncanakan berisiko lebih besar dari kelahiran
prematur dan berat lahir rendah bayi. Alasan lain adalah bahwa, meskipun kemajuan
penting dalam perawatan kedokteran dan kehamilan, sekitar 1 dari 8 bayi lahir terlalu
dini. Para peneliti sedang mencoba untuk mencari tahu mengapa dan bagaimana
mencegah kelahiran prematur. Tetapi para ahli setuju bahwa wanita perlu lebih sehat
sebelum hamil. Dengan mengambil tindakan terhadap masalah kesehatan dan risiko
sebelum kehamilan, Anda dapat mencegah masalah yang mungkin mempengaruhi Anda
atau bayi Anda nanti.
Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan masalah yang perlu perhatian lebih karena
masalah itu merupakan masalah yang mempengaruhi generasi muda yang akan terbentuk.

2. Kesehatan perinatal dan neonatal


- Perinatal : Masa kehamilan 24 (22) minggu sampai denga bayi umur 7 hari
- Neonatal dini : Bayi umur 0-7 hari
- Neonatal : Bayi umur 0-28 hari
- Balita : Umur 0-5 tahun
- Anak : Bayi umur 0-18 tahun

Kematian neonatal : 60% kematian bayi terjadi pada masa neonatal: periode neonatal “hanya” 28
hari

Penyebab kematian bayi di Indonesia: diagram

3. Kesehatan bayi dan anak


4. Kesehatan reproduksi

Program kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah program untuk mengurangi
AKI dan AKB. Program tersebut antara lain Safe Motherhood. Program ini di
Indonesia dituangkan dalam bentuk program Keluarga Berencana (KB),
pelayanan pemeriksaan dan perawatan kehamilan, persalinan sehat dan
aman, serta pelayanan obstetri esensial di pusat layanan kesehatan
masyarakat. (Zahtamal, 2011)
5. Program KIA
a. Sebelum Kehamilan
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum kehamilan, antara lain:
1. PEMERIKSAAN PENYAKIT DAN VIRUS
Pemeriksaan virus rubella, sitomeglovirus, herpes, varicella zoster, virus hepatitis dan virus
HIV untuk menghindari diturunkan penyakit akibat virus-virus tersebut kepada janin.
2. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan golongan darah dan rhesus/Rh darah (unsur yang mempengaruhi antibodi yang
terkandung di dalam sel darah merah) pada pasangan suami isteri dilakukan untuk
mengantisipasi perbedaan golongan darah dan rhesus antara darah ibu dan bayinya.
3. Pemeriksaan Faktor Genetika
Inti dari pemeriksaan genetika ini adalah untuk mengetahui penyakit dan cacat bawaan yang
mungkin akan dialami bayi akibat secara genetis dari salah satu atau kedua orangtuanya.
4. Persiapan Keuangan
Kehamilan merupakan hal yang dapat diperkirakan termasuk biayanya. Biaya kehamilan ini
dapat di diskusikan antara suami dan isteri.
5. Persiapan Mental
Kondisi kejiwaan bisa sangat mempengaruhi kandungan, oleh karena itu orang tua harus
mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi proses ini. Selama sembilan bulan masa
kehamilan, biasanya terjadi perubahan-perubahan psikologis tidak hanya pada ibu tetapi juga
pada ayah calon bayi. (Depkes, 2009)
b. Perawatan selama kehamilan
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal
dalam penerapannya terdiri atas:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah.
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
4. Ukur tinggi fundus uteri.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) serta KB pasca persalinan. (Depkes, 2009)
c. Perawatan selama proses persalinan
Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan hal- hal sebagai berikut :
1. Pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar.
3. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
4. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
5. Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir.
d. Perawatan esensial dan ekstra pada bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang
diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama
periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui
kunjungan rumah. Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus :
1. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 48 Jam setelah lahir.
2. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke 7
setelah lahir.
3. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke
28 setelah lahir.
e. Perawatan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir
Deteksi dini untuk Komplikasi pada Neonatus dengan melihat tanda-tanda atau gejala-gejala
sebagai berikut :
1. Tidak Mau Minum/menyusu atau memuntahkan semua
2. Riwayat Kejang
3. Bergerak hanya jika dirangsang/Letargis
4. Frekwensi Napas < = 30 X/menit dan >= 60x/menit
5. Suhu tubuh <= 35,5 C dan >= 37,5 C
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
7. Merintih
8. Ada pustul Kulit
9. Nanah banyak di mata
10. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
11. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
12. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
13. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI
14. BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram
15. Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.

Tanda Bayi Lahir Sehat


Ada beberapa tanda pada bayi yang mengindikasikan bahwa bayi yang dilahirkan sehat,
antara lain:
• Berat badan bayi 2500-4000 gram;
• Umur kehamilan 37 – 40 mg;
• Bayi segera menangis ,
• Bergerak aktif,
• kulit kemerahan,
• Mengisap
• ASI dengan baik
• Tidak ada cacat bawaan
Ada beberapa tanda bahaya yang sering terjadi pada bayi baru lahir, antara lain; tidak
mau menyusu atau memuntahkan semuanya, kejang, bergerak hanya jika dirangsang, sesak
napas, merintih, demam (suhu ≥37,5°C) teraba dingin (<36°C), mata bernanah, diare, badan
kuning dan buang air besar berwarna pucat. Pengertian dan kesadaran dari orangtua bayi sangat
dibutuhkan untuk segera merujuk bayi ke petugas kesehatan, poskesdes, puskesmas atau fasilitas
kesehatan yang lain.
Usahakan bayi tetap hangat selama perjalanan ke fasilitas kesehatan dengan cara
menyelimuti bayi atau metode kanguru, jangan meletakkan bayi dekat jendela atau pintu
kendaraan, bayi terus disusui selama dalam perjalanan. (Depkes, 2008)

9. Asuhan bayi baru lahir meliputi:


• Pencegahan infeksi (PI)
• Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
• Pemotongan dan perawatan tali pusat
• Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
• Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta
menyelimuti kepala dan tubuh bayi.
• Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di paha kiri
Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan
• Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika dosis tunggal
• Pemeriksaan bayi baru lahir
• Pemberian ASI eksklusif (Depkes, 2010)

10. Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir


Tujuan penyelenggaraan pelayanan KIBBL yaitu :
a. terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi, dan anak
balita;
b. tercapainya peningkatan akses pelayanan KIBBL sehingga tercapainya percepatan penurunan
angka kesakitan dan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita
c. terjadinya perubahan perilaku masyarakat, pemerintah, dan pemberi pelayanan kesehatan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang kurang menguntungkan KIBBL.
11. Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai dengan usia 4 minggu, biasanya lahir pada
usia kehamilan 38 minggu sampai 42 minggu (Wong, 2003). Setiap bayi dan anak berhak
mendapatkan:
1. imunisasi dasar yang lengkap dan berkualitas;
2. lingkungan yang bersih dari bahan-bahan yang merugikan kesehatan
dan keselamatan bayi dan anak balita;
3. pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk memulihkan
gangguan kesehatannya.
4. air susu ibu yang eksklusif selama enam bulan; dan
5. makanan dan minuman yang bergizi serta bersih dari pencemaran biologis dan
kimia.
Tatalaksana bayi baru lahir meliputi:
1. Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam:
• Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan diletakkan di dekat ibunya
dalam ruangan yang sama.
• Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan dengan ibunya atau di
ruangan khusus.
• Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.
2. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:
• Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di puskesmas/ pustu/ polindes/
poskesdes dan/atau melalui kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan.
• Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau keluarga pada saat
diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan. (Depkes, 2010)

12. Pencegahan AKB dan AKI


a. Kebijakan dan Strategi
 Kebijakan KIA
1. Setiap ibu menjalani kehamilan dan persalinan dengan sehat dan selamat serta bayi lahir sehat
2. Setiap anak hidup sehat, tumbuh dan berkembang secara optimal
 Strategi KIA
1. Pemberdayaan perempuan, suami dan keluarga
2. Pemberdayaan masyarakat
3. Kerjasama lintas sektor termasuk pemerintah daerah dan lembaga legislatif
4. Peningkatan cakupan dan kualitas kesehatan ibu dan anak secara terpadu dengan komponen KR
lainnya
5. Pemerintah perlu meningkatkan anggaran program pembinaan pelayanan kesehatan ibu dan
reproduksi dan program pembinaan pelayanan kesehatan anak sebesar 6% dari total anggaran
sektor kesehatan dalam APBN 2014.
6. Memperkuat basis pelayanan KIA dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional.
7. Revitalisasi program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) di Indonesia.
8. Pemerintah pusat perlu mendorong setiap pemerintah daerah untuk membuat Rencana Aksi
Daerah (RAD) Penurunan AKI, AKB dan AKABA
(Saputra, 2013)
Upaya terobosan yang paling mutakhir adalah program Jampersal (Jaminan Persalinan)
yang digulirkan sejak 2011. Program Jampersal ini diperuntukan bagi seluruh ibu hamil, bersalin
dan nifas serta bayi baru lahir yang belum memiliki
jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan. Keberhasilan Jampersal tidak hanya
ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat
menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari
masyarakat, sehingga dukungan dari lintas sektor dalam hal kemudahan transportasi serta
pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting. (Depkes, 2012)
b. Pemantauan Kesehatan Ibu dan Bayi
• Penurunan AKI dan AKB
• Cakupan kunjungan ibu hamil, pertolongan persalinan, pelayanan nifas, penanganan komplikasi
obstetrik, pelayanan neonatal
• Penurunan BBLR dan gizi buruk/kurang, cakupan imunisasi wajib
• Deteksi Dini Stimulasi Tumbuh Kembang Anak
• Cakupan pemberian vit A, ASI eksklusif

Dalam KIA keluarga mempunyai peran yang besar dalam mempengaruhi kehidupan

seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan yang paling

berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam keluarga

terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi sehingga

dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa ibunya. (Asfryati,

2003)

Anda mungkin juga menyukai