PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) kematian bayi yang baru
lahir atau neonatal mencakup 45% kematian diantara anak-anak dibawah umur 5
tahun. Mayoritas dari semua kematian neonatal, 75% terjadi pada minggu pertama
kehidupan dan diantara 25% sampai 45% terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab
utama kematian bayi baru lahir adalah prematuritas 28% dari berat lahir rendah,
infeksi 36%, asfiksia 23% dan trauma kelahiran. Penyebab ini menyebabkan
hampir 80% kematian pada kelompok usia ini (WHO, 2018).
Bayi prematur merupakan bayi yang lahir dari persalinan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu (Manuaba, 2019). Bayi prematur salah satu penyebab
angka kematian bayi, terutama dalam satu bulan pertama kehidupan (Kementerian
Kesehatan RI, 2018). Kejadian bayi prematur masih merupakan persoalan yang
harus diperhatikan secara bersama, bayi prematur berisiko tinggi mengalami
mortalitas dan morbiditas pada masa pertumbuhannya (Nurlaila, et al., 2020).
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Sistem Pernapasan
b. Peredaran Darah
c. Suhu Tubuh
3
B. Tinjauan Umum Tentang Bayi Prematur
1. Pengertian Bayi Prematur
Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum
usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi
prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa
memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat
badan kurang 2500 gram (Surasmi, dkk, 2003).
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu
(WHO, 2017). Terdapat 4 sub kategori usia kelahiran prematur (dr. Dina, 2017),
yaitu :
a. Ekstrem prematur ialah bayi yang lahir dengan umur kehamilan < 28 minggu
b. Sangat prematur ialah bayi yang lahir dengan umur kehamilan< 32 minggu
c. Moderat prematur ialah bayi yang lahir antara umur kehamilan 32 - < 34
minggu
d. Late prematur ialah bayi yang lahir antara umur kehamilan 34 – 36 minggu
1) Aktivasi akses kelenjar hipotalamus - hipofisis - adrenal baik pada ibu maupun
janin, akibat stres pada ibu atau janin.
2) Inflamasi desidua - koriamnion atau sistemik akibat infeksi asenden dari traktus
genitourinaria atau infeksi sistemik.
3) Perdarahan desidua
4
b. Ada banyak faktor yang menyebabkan bayi lahir prematur (dr. Dina,2017),
yaitu:
1) Faktor Ibu
c) Hipertensi
d) Diabetes
2) Faktor Janin
a) Infeksi
c) Kelainan kromosom
c) Kelainan plasenta
persalinan normal
5
1) Kontraksi setiap 10 menit atau lebih sering dalam satu jam (lima atau lebih
kontraksi rahim dalam satu jam).
2) Kram seperti menstruasi yang di rasakan di perut bagian bawah yang terjadi
terus-menerus atau hilang timbul. Kram perut ini biasa terjadi dengan atau tanpa
diare.
3) Nyeri punggung bawah yang terasa di bawah pinggang yang terjadi terus-
menerus atau hilang-timbul.
Dibawah ini akan diuraikan secara singkat beberapa penyakit yang ada
hubungannya dengan bayi prematur, yaitu :
Bayi pada masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di
negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa gestasi 28-30
minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan yang sangat intensif
(perawatan yang sangat terlatih dan menggunakan alat-alat canggih), agar dicapai
hasil yang optimum. 2) Bayi derajat prematur sedang (moderately prematur) 31-
36 minggu Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari
6
golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapi di kemudian hari, jauh lebih
ringan asal saja pengelolaan terhadap bayi itu betul betul intensif.
Bayi ini mempunyai sifat-sifat prematur dan matur. Biasanya berat badan
seperti bayi mature dan dikelola seperti bayi mature. Akan tetapi sering timbul
problematika seperti yang dialami bayi prematur, misalnya sindroma gangguan
pernapasan, hyper billirunemia, daya isap yang lemah dan sebagainya, sehingga
bayi ini harus diawasi dengan seksama.
1) Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermi karena pusat pengaturan panas belum berfungsi dengan baik
metabolisme rendah dan permukaan badan relative luas oleh karena itu bayi
prematur harus di rawat dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati
dalam Rahim.
1) Alat pencernaan bayi belum sempurna lambung kecil enzim pencernan belum
matang sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal/ kg BB
sehingga pertumbuhan dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam
setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung, reflek masih lemah
sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit dengan frekuensi yang
lebih sering.
7
c. Pernapasan
d. Menghindari Infeksi
1) Bayi prematuritas mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibody
belum sempurna.
2) Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga
tidak terjadi persalinan dengan prematuritas.
8
BAB III KASUS
1.PENGKAJIAN DATA
No.Reg :-
a. Identittas Bayi
B. Anamnesa
1) Riwayat Kehamilan sekarang
a) HPHT : 3 Juli 2022
b) HPL : 10 April 2023
9
c) Umur Kehamilan : 28 Minggu
d) Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan mual, pusing
Trimester II : Ibu mengatakan tidak merasakan keluhan
apapun
Trimester III : Ibu mengatakan tidak merasakan keluhan
apapun
e) ANC : 8x kali dibidan teratur
TM I : 3x Pada saat UK 4 mg, 8 mg, 12 mg
TM II : 4x Pada saat UK 16 mg, 20 mg, 24 mg, 28 mg
TM III : 1x Pada saat UK 28 mg
b) Penolong : Bidan
c) Jenis Persalinan : SC
d) Plasenta
(2) Panjang : 45 cm
10
C. Pemeriksaan fisik
b) Kesadaraan : Composmentis
c) Suhu : 35,4ºC
d) Pernafasan : 60 x/menit
cekungan
11
l) Ekstremitas : Tidak ada kelainan polidaktili atau sindaktili,
kuku melebihi
n) Anus : berlubang
3). Antropomentri
a) Lingkar Kepala : 31 cm
b) Lingkar dada : 29 cm
c) LILA : 8 cm
4). Reflek
a) Reflek Moro : Negatif saat dilakukan rangsangan, lengan tidak ekstensi,
jari-jari tidak mengembang kepala tidak terlempar
kebelakang dan tungkai tidak ekstensi
b) Reflek Rooting : Lemah, saat dilakukan sentuhan pada pipi atau bibir
kepala bayi sedikit menoleh kearah sentuhan
c) Reflek Walking : Lemah, kaki bayi sedikit bergerak ke atas dan ke bawah
saat disentuh ke permukaan yang disentuh.
d) Reflek Grafis : Lemah, jari bayi sedikit melekuk disekeliling benda dan
tidak menggenggam saat jari diletakkan ditelapak tangan.
6) Eliminasi
a) Urine sudah keluar, warna jernih, urine pertama keluar jam 10.20 WIB
b) Meconium sudah keluar, warna hitam, meconium pertama keluar jam 11.00
WIB
12
2. INTERPRETASI DATA
Data dasar :
Data subyektif :
1) Ibu mengatakan bayi lahir pada tanggal 10 Februari 2023 pukul 10.00 WIB.
2) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 3 Juli 2022
4) Ibu mengatakan bayinya lahir dengan kurang bulan tidak sesuai dengan hari
perkiraan lahir
Data obyektif :
3) Ukuran antropometri
b) Panjang badan : 45 cm
c) Lingkar kepala : 31 cm
d) Lingkar dada : 29 cm
13
9) Labia minora belum tertutup oleh labia mayora
11) Reflek
a) Reflek Moro : Negatif saat dilakukan rangsangan, lengan tidak ekstensi, jari-
jari tidak mengembang kepala tidak terlempar kebelakang dan tungkai tidak
ekstensi
b) Reflek Rooting : Lemah, saat dilakukan sentuhan pada pipi atau bibir kepala
bayi sedikit menoleh kearah sentuhan
c) Reflek Walking : Lemah, kaki bayi sedikit bergerak ke atas dan ke bawah saat
disentuh ke permukaan yang keras
d) Reflek Grafis : Lemah, jari bayi sedikit melekuk disekeliling benda dan tidak
menggenggam saat jari diletakkan ditelapak tangan
b. Masalah
c. Kebutuhan
3. DIAGNOSA POTENSIAL
Merawat bayi dalam incubator 34º C dan pemberian terapi seperti Vitamin K 2
mg, infus D 10% 6 tetes per menit mikro , pemberian nutrisi melalui OGT dan
pemasangan oksigen 2 liter per menit.
5. RENCANA TINDAKAN
14
Tanggal : 10 Februari 2023 Pukul 10.00 WIB
b. Jaga kehangatan tubuh bayi dengan cara memberikan selimut pada bayi serta
merawat dalam incubator dalam suhu 34º C dan mengganti pakaian bayi bila
basah atau kotor
d. Penuhi nutrisi bayi dengan cara minum Air Susu Buatan (ASB) rendah laktosa
susu lactona 5 cc setiap 2 jam melalui OGT (Oral Gasristik), sebelumnya cek
residu terlebih dahulu
6. PELAKSANAAN
a. Pada pukul 10.40 WIB : Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara
memberikan selimut
b. Pada pukul 10.50 WIB : Melatih reflek hisap pada bayi dengan cara
memasukkan spin ke mulut bayi yg berisi air susu buatan.
c. Pada pukul 10.55 WIB : Memenuhi nutrisi bayi dengan cara minum Air Susu
Buatan (ASB) rendah laktosa susu lactona 5 cc setiap 2 jam melalui OGT (Oral
Gastristik) sebelumnya cek residu terlebih dahulu.
e. Pada pukul 11.10 WIB: Mengganti popok bayi karena bayi BAK
15
f. Pada pukul 11.40 WIB : Memberikan informasi kepada keluarga tentang
keadaan bayinya
7. EVALUASI
b. Bayi sudah diberi selimut serta dirawat dalam incubator dengan suhu 32-34ºC
d. Bayi sudah mau minum Air Susu Buatan (ASB) rendah laktosa susu lactona 5
cc melalui OGT (Oral Gastristik), sedikit demi sedikite.
e. Tali pusat bersih, tidak ada perdarahan dan terbungkus dengan kassa steril
16
DATA PERKEMBANGAN I
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan bayi lahir tanggal 10 Februari 2023 pukul 10:00 WIB.
2. Ibu mengatakan ASI-nya sedikit keluar,sudah diperah dan dikasihkan ke bidan
dan diberi Air Susu Buatan (ASB) rendah laktosa susu lactona secara
bergantian.
3. Ibu mengatakan tali pusat anaknya masih basah dan terbungkus kassa steril.
O : Obyektif
3. BB : 2200 gram
7. Pada pukul 10.10 WIB injeksi dexametason 0,6 mg per 8 jam, daninjeksi
cefotamin 80 mg per 12 jam sudah diberikan.
A : Assessment
P : Planning
1. Pada pukul 10.15 WIB : Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara
memberikan selimut merawat dalam incubator dengan suhu 34ºC
2. Pada pukul 10.20 WIB : Memenuhi nutrisi bayi dengan memberi ASI ±5 cc
melalui OGT (Oral Gastristik), sebelumya cek residu terlebih dahulu
17
3. Pada pukul 10.25 WIB : Mengganti popok bayi karena BAK
5. Pada pukul 11:10 WIB : Memenuhi nutrisi bayi dengan memberi Air Susu
Buatan (ASB) rendah laktosa ± 5 cc melalui OGT (Oral Gastristik), sebelumnya
cek residu terlebih dahulu
E: Evaluasi
1. KU: Baik, menangis kuat, gerak aktif Vital sign : N: 158 x/menit, R: 46
x/menit, S : 36,5º C
2. Bayi sudah diberi selimut dan dirawat dalam incubator dengan suhu 34ºC
3. Bayi sudah mau minum ASI dan Air Susu Buatan (ASB) rendah laktosa (susu
lactona) ± 10 cc melalui OGT (Oral Gastristik)
18
DATA PERKEMBANGAN II
S : Subyektif
O : Obyektif
1. KU: Baik, tangis kuat, gerak aktif TTV : Nadi :144 x/menit, Respirasi : 40
x/menit, Suhu : 37ºC 2. Berat badan : 2250 gram
A: Assesment
P :Planning
3. Pada pukul 09.30 WIB : Menjelaskan pada ibu atau keluarga tentang cara
merawat tali pusat setiap habis mandi tali pusat dibersikan lalu dibungkus
kembali dengan kassa steril
19
6. Pada pukul 11.45 WIB : Memberikan penyuluhan tentang cara merawat bayi
pada saat dirumah dengan cara meletakan bayi dibawah lampu 10 watt dengan
jarak 60 cm
E: Evaluasi
1. KU: baik, tangis kuat, gerak aktif TTV: Nadi : 148 x/menit, Respirasi : 48
x/menit, Suhu : 36,8ºC
5. Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali tentang cara merawat tali pusat
7. Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali tentang cara menyusui yang benar
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengumpulan data pada kasus bayi Ny. D terhadap tanda tanda
premature yaitu ini terhadap tanda-tanda premature sesuai dengan kasus adalah
bayinya lahir dengan umur kehamilan 34 minggu atau kurang bulan tidak sesuai
dengan hari perkiraan lahir, BB 2200 gram, PB 45cm, LK 31 cm, LD 29 cm,
rambut lanugo masih banyak ,frontale mayor belum menutup dan sutura pada
ubun-ubun belum menutup, tulang rawan daun telinga belum sempurna, kuku
panjang sudah melewati ujungjari, labia minora belum tertutup oleh labia mayora.
B. Saran
1. Bagi Bidan
3. Bagi Pasien
21
4. Bagi Peneliti
Dengan mengetahui permasalahan yang dapat timbul pada bayi baru lahir dengan
prematur dan cara penatalaksanaannya diharapkan instansi pendidikan dapat
menerapkan ilmu-ilmu yang sesuai.
22
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2004. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak.
Kosim, M. Sholeh. 2003. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir
Untuk Dokter, Bidan Dan Perawat Di Rumah Sakit. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI. Manuaba, I. B. G. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi.
Cetakan I. Jakarta : EGC.
23
24