a. Definisi
bayi berusia satu jam yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu
b. Ciri-ciri
lingkar dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut
pada bayi laki-laki testis sudah berada pada skrotum dan penis
c. Klasifikasi Neonatus
c) Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu atau
lebih)
kehamilan) :
lebih lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi pada saat antenatal,
syndrome.
pencegahan infeks.
secara rutin.
bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu
untuk melaksanakan proses IMD selama 1 jam. Biarkan bayi
jam, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan
tubuh bayi.
kanan
yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1
c. Patofisiologi
metabolisme glukosa.
f. Tanda Klinis
berat 4000 atau lebih. Semua bayi dengan berat badan 4000
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien dan Keluarga (Penganggungjawab)
i. Identitas Pasien berupa nama pasien, usia, jenis kelamin,
golongan darah, ruang/kamar, No. RM, diagnosa medik, tanggal
masuk, tanggal pengkajian
ii. Identitas Keluarga berupa nama, usia, jenis kelamin, agama,
suku/bangsa, status perkawinan, pendidikan, alamat,
penghasilan, hubungan dengan pasien
b. Riwayat Kesehatan
c. Pernapasan : sering mengalami apnea dan belum teratur.
d. Pergerakan kurang, posisi masih fetal, tangisan lemah
e. Pemeriksaan Fisik
i. Keadaan umum : lemah
ii. Lingkar kepala : kurang dari 33 cm
iii. Lingkar Dada : kurang dari 33 cm
iv. Panjang Badan : kurang dari 45 cm
v. Berat badan lahir : kurang dari 2500 mg
vi. BB saat dikaji : kurang dari 2500 mg
vii. Vital Sign : tidak stabil
viii. Masa gestasi : kurang dari 37 minggu
ix. Kepala : kepala lebih besar dari badan, ubun-ubun
dan sutura lebar
x. Dahi dan pelipis : lebih banyak lanugo
xi. Telinga : lebih banyak lanugo, daun telinga imatur
xii. Punggung : lebih banyak lanugo
xiii. Umbilikus : tampak kuning dan belum kering
xiv. Genitalia : kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, pada
laki-laki testis belum turun, pada wanita labio mayora belum
menutup labio minora,
xv. Integumen : kulit tampak mengkilat dan kering
xvi. Tonus otot lemah
xvii. Ekstrimitas : lemah, tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi,
xviii. Refleks : moro, babynski, refleks menghisap dan menelan
belum sempurna
2. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan termoregulasi (hipotermi) berhubungan dengan imaturitas
jaringan lemak pada subkutan
2. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan imaturitas sistem
pencernaan ditandai dengan bayi tidak mau minum ASI
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imaturitas sistem imunitas
3. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO. INTERVENSI RASIONAL
DAN TUJUAN
1. Gangguan termoregulasi (hipotermi) 1. Beri dibedong/beri selimut 1. Membantu
berhubungan dengan imaturitas menghangatkan/meningkatkan suhu
jaringan lemak pada subkutan di tubuh
tandai dengan anak menagis dan 2. Atur kondisi suhu ruangan
menggigil, Suhu tubuh < 36,5 0C, (matikan AC/kipas.) 2. Menjaga agar bayi tidak tambah
Bayi menangis dan tampak mengigil, kedinginan
Struktur kulit halus dan tipis, dan 3. Observasi TTV
Bayi di rawat dalam incubator
Tujuan : 4. Anjurkan ibu untuk melakukan 3. Sebagai indikator perbaikan suhu tubuh
Setelah dilakukan tindakan selama kanggoroe mother bayi
2x24 jam masalah gangguan
termogerulasi teratasi 4. Meningkatkan suhu tubuh bayi melalui
proses skin to skin
Kriteria Hasil :
1. Suhu dalam batas normal (36,5-
37,5 o C)
2. Bayi tidak rewel
3. Bayi tidak di rawat dalam
incubator/pemanas dengan
menggunakan lampu
2. Gangguan pemenuhan nutrisi 1. Beri ASI sesuai kebutuhan 1. Pemberian ASI membantu pemenuhan
berhubungan dengan imaturitas nutrisi
sistem pencernaan ditandai dengan 2. Lakukan oral hygiene
bayi tidak mau minum ASI, 2. Membantu meningkatkan nafsu makan
Terpasang OGT, Terpasang infus, 3. Kaji turgor kulit bayi
Reflek hisap dan menelan lemah, BB
lahir dibawah 2500 gr, BB saat dikaji 3. Turgor kulit membantu mengetahui
1200 gr, Motilitas usus rendah, Daya 4. Timbang BB tiap hari dengan apakah bayi mengalami kekurangan
mencerna dan mengabsorpsi timbangan yang sama cairan
makanan, berkurang, Pengosongan
lambung berkurang dan distensi 5. Kaji reflek menelan dan menghisap 4. Pengukuran berat badan membantu
abdomen. bayi mengetahui bayi mengalami penurunan
nutrisi
Tujuan : Kolaborasi :
Setelah dilakukan tindakan selama 1. Pemberian terapi cairan (NaCl dan 5. Mengetahui kesiapan bayi menerima
7x24 jam masalah gangguan susu formula) nutrisi
pemenuhan nutrisi teratasi
Kriteria Hasil :
1. Terjadi peningkatan BB bayi 1. Membantu pemenuhan nutrisi
2. Refleks menelan dan menghisap
bayi baik
3. Turgor kulit bayi < 2 detik
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah 1. Mencegah infeksi silang
dengan imaturitas sistem imunitas melakukan tindakan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan selama 2. Kaji tanda-tanda infeksi 2. Mengetahui tanda-tanda awal infeksi
bayi dirawat di RS, masalah resiko
tinggi infeksi tidak terjadi sehingga dapat menentukan tindakan
Kriteria Hasil : 3. Kaji TTV yang tepat
1. Tidak ada tanda-tanda infeksi
(rubor, dolor, kolor, tumor, fungsi 3. Perubahan TTV (suhu) menunjukkan
laesa) Kolaborasi : adanya tanda-tanda infeksi
2. Frekuensi napas dalam batas 1. Pemberian antibiotika
normal (35-50 x/menit)
3. Denyut jantung dalam batas 1. Mengurangi jumlah bakteri dan virus
normal (120-160x/menit yang menyerang
4. Suhu dalam batas normal (36,5-
37,5 o C)
Referensi