Rasionya 19 per
1000 anak meninggal pada usia neonatal-bayi muda. Bayi muda adalah bayi berusia 1 hari – 2
bulan. Pada usia ini, bayi sangatlah rentan terserang penyakit. Sekali terkena akan sangat cepat
mengalami perburukan bahkan kematian jika tidak mendapat penanganan yang tepat dan segera.
Berbagai upaya terus dilakukan di berbagai negara untuk meningkatkan angka harapan hidup
pada rentang usia ini. Mulai dari WHO, Kemenkes, dan berbagai organisasi kesehatan anak
lainnya membuat panduan dalam upaya peningkatan angka harapan hidup anak. Di Indonesia
sendiri sudah dibentuk peraturan mentri kesehatan dalam manajemen terpadu bayi muda atau
yang dikenal dengan MTBM.
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang terpadu dalam
tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat maupun yang sakit, baik yang datang ke
fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleh tenaga kesehatan pada saat kunjungan
neonatal.
Pada Permenkes RI Nomor 70 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan manajemen terpadu balita
sakit berbasis masyarakat, disebutkan bahwa pada bayi muda usia 0 – 2 bulan harus
mendapatkan 4 macam pelayanan yang termsuk dalam MTBS-M:
Keempat pelayanan ini diberikan tidak hanya sesaat setelah lahir saja, namun hingga bayi
mencapai usia 2 bulan bila suatu waktu mengalami keluhan tertentu yang termasuk dalam 4
pelayanan tadi wajib segera ditindaklanjuti.
Manajemen standar pada bayi muda dilakukan minimal 3 kali pada 6 – 24 jam, 3 – 7 hari, dan 8
– 28 hari setelah melahirkan. Sebagian besar bayi hanya memerlukan perawatan sederhana pada
saat dilahirkan, yaitu diberikan kehangatan, jalan napas dibersihkan, dikeringkan, dan dinilai
warna untuk menentukan kondisi serta perlu tidaknya dilakukan rujukan.
Pada bayi baru lahir jagalah bayi supaya tetap kering di ruangan yang hangat, hindarkan aliran
udara, selimuti dengan baik. Bila tidak ada kondisi bahaya pada bayi dan ibu telah cukup stabil
bayi bisa tetap bersama ibunya (rawat gabung). Lakukan inisiasi menyusui dini dalam jam
pertama kehidupan. Jika mampu mengisap, biarkan bayi minum ASI sesuai permintaan. Jangan
lupa untuk selalu menjaga tali pusar tetap bersih dan kering.
Selain itu beberapa obat, vitamin, maupun vaksin diberikan juga pada bayi yang baru lahir,
antara lain: memberikan tetrasiklin salep mata pada kedua mata satu kali. Berikan juga vitamin
K1 (fitomenadion) 1 mg intramuskular (IM) di paha kiri, dan vaksin hepatitis B 0.5 mL IM di
paha kanan sekurangnya 2 jam sesudah pemberian vitamin K1. Jika bayi lahir di rumah sakit,
beri imunisasi BCG intrakutan dan vaksin polio oral 2 tetes ke mulut bayi saat akan pulang dari
rumah sakit.
Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir dan Bayi Muda
Tanda dan gejala adanya penyakit atau gangguan pada bayi baru lahir dan bayi muda sering tidak
spesifik. Tanda ini bisa dijumpai pada saat atau sesudah bayi lahir, saat bayi baru lahir datang
atau saat perawatan di rumah sakit. Berikut adalah beberapa tanda yang dikategorikan bahaya
jika ditemukan pada bayi baru lahir ataupun bayi muda:
Pada bayi muda, dianjurkan untuk melakukan kunjungan atau kontrol ke fasilitas pelayanan
kesehatan minimal 3 kali (6-24 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari setelah melahirkan). Pada tiap
kunjungan bayi muda ke rumah sakit perlu dilakukan beberapa pemeriksaan. Pada kunjungannya
yang pertama biasanya dilakukan pemeriksaan atau skrining awal. Pada kunjungan berikutnya
ada dilakukan pemeriksaan ulang sekaligus follow up kondisi bayi. Berikut adalah pemeriksaan
yang dilakukan saat kunjungan bayi muda ke fasilitas pelayanan kesehatan:
Tanda atau Gejala Klasifikasi
Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau ringan/sedang DIARE TANPA DEHIDRASI
4. Periksa adanya ikterus pada bayi, menggunakan metode KRAMER
Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher
Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke atas)
Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki
Timbul kuning pada umur ≥ 24 jam sampai ≤ 14 hari dan tidak sampai telapak
tangan/kaki IKTERUS
Rujukan dilakukan berdasarkan status warna pada kondisi bayi sebelumnya. Jika
termasuk dalam warna merah/ kondisi berat bisa langsung dilakukan perujukan bila tidak
tersedia pengobatan di faskes sebelumnya. Selain itu rujukan biasanya dilakukan jika
kasus yang dijumpai berupa keracunan dengan penurunan kesadaran, luka bakar di mulut
dan tenggorokan, sesak napas berat, sianosis, dan gagal jantung.
SUMBER
American Academy of Pediatric and American Heart Association Guidelines fo
Neonatal Resuscitation, 2015, NRP Pocket Card -7th Edition
WHO, 2014, Comprehensive Implementation Plan on Maternal, Infant, and
Young Child Nutrition, Geneva, Switzerland
WHO, 2013, Pocket of Hospital Care for Children: Guidelines for The
Management of Common Childhood Illnesses 2nd ed, Malta
Permenkes RI No. 70 tahun 2013, Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis
Masyarakat
WHO, Guidelines on MATERNAL, NEWBORN, CHILD AND ADOLESCENT
HEALTH: Recomendations on Newborn He
A. Manajemen Terpadu Bayi Muda
1. Pengertian
pendekatan terpadu pada kesehatan bayi umur kurang dari dua bulan
2. Pengenalan tanda bahaya bayi baru lahir dan persiapan rujukan bila
diperlukan
Keempat pelayanan ini diberikan tidak hanya sesaat setelah lahir saja,
namun diberikan sampai bayi mencapai usia 2 bulan bila suatu waktu
mengalami keluhan tertentu yang termasuk dalam 4 pelayanan tadi wajib
2019 tentang standar teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada SPM
1. Standar Kuantitas
2. Standar Kualitas
MTBM
Batasan usia bayi muda kurang dari 2 bulan adalah bayi usia mulai
dari 0 hari sampai 2 bulan yaitu : usia neonatal dini dimulai dari usia 0
hari sampai dengan 7 hari (0-7 hari), neonatal lanjut usia 8 hari sampai
dengan 28 hari (8-28 hari), dan bayi usia 29 hari sampai dengan 11 bulan
29 hari. Bayi muda ini sangat mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi
berat dan serius bahkan dapat meninggal terutama pada usia satu minggu
kelahiran bayi selalu berkaitan pada saat masa kehamilan dan waktu
bayi baru lahir melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan. (28)
lahir dan bisa melakukan deteksi dini terhadap masalah kesehatan bayi.
Dengan seperti itu petugas kesehatan juga dapat memberikan nasihat dan
1) Warna merah muda yang menunjukkan bahwa bayi sakit berat dan
sebagai berikut:
2. Menilai diare. Jika ibu mengatakan bayi diare, maka lihat keadaan
kulit perut (turgor) dengan melihat apakah kulit cepat kembali atau
minggu.
6. Menanyakan kepada ibu masalah lain yang terjadi pada bayi seperti
edukasi saja.(8)
(8)
3) Pencatatan
ulang.(8)
5) Pencegahan Infeksi
dengan bayi harus sudah bersih. Gunakan ruangan yang hangat dan
tindak lanjut
waktu dua hari untuk melihat tanda infeksi yang disebabkan oleh
1. Pelayanan Kebidanan
asuhan kebidanan mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
2. Praktik Kebidanan
etik bidan. Bidan supaya bisa praktik wajib memenuhi syarat yang berlaku
sperti memiliki surat ijin kerja bidan (SIKB) dan surat ijin praktik bidan
(SIPB). (31)
profesi yang akan menjadi garis besar atau pokok dalam peraturan profesi,
penetapan batas-batas apa yang boleh/ tidak boleh dilakukan oleh profesi.
(32)
pada etika dan kode etik kebidanan, standar profesi bidan, standar praktik
bidan. (31)
C. Perilaku
1. Pengertian
lebih dari satu respon yang berbeda dan sebaliknya beberapa stimulus
yang berbeda dapat menimbulkan satu respon yang sama. (33) Perilaku ini
dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat berupa pasif
perilaku (behavior causes) dan faktor dari luar perilaku (non behavior
causes).
demografi.
Faktor penguat ini biasanya terlihat dalam sikap dan perilaku petugas
Perilaku dalam wujud praktik yaitu tindakan nyata terhadap situasi atau
1) Respons terpimpin (guided response) yaitu respon yang melakukan sesuatu sesuai
dengan urutannya.
3) Adopsi (adoption) yaitu suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
kunjungan neonatal sesuai etika dan kode etik profesi bidan. (34)
Langkah-langkah praktik dalam menggunakan algoritma Manajemen
3) Membuat klasifikasi untuk penyakit berat/ infeksi bakteri berat, diare, ikterus,
9) Melakukan pencatatan.
a) Pengertian
Kota Semarang dalam upaya untuk menekan angka kejadian DBD dan
(13)
koordinator gasurkes kota. Untuk tahun 2019 jumlah gasurkes KIA ada
berikut:
sektoral dalam proses pendampingan ibu hamil, ibu nifas, dan neonatus.
nifas (masa 42 hari) dan neonatus (0-28 hari) baik normal, dengan faktor
Pelaporan secara manual berupa kuesioner dan buku catatan pegawai (BCP)