Anda di halaman 1dari 5

Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir dan Bayi Muda

Tanda dan gejala adanya penyakit atau gangguan pada bayi baru lahir dan bayi
muda sering tidak spesifik. Tanda ini bisa dijumpai pada saat atau sesudah bayi
lahir, saat bayi baru lahir datang atau saat perawatan di rumah sakit. Berikut
adalah beberapa tanda yang dikategorikan bahaya jika ditemukan pada bayi baru
lahir ataupun bayi muda:
o Tidak bisa menyusu
o Kejang
o Mengantuk atau tidak sadar
o Frekuensi napas < 20 kali/menit atau apnu (pernapasan berhenti selama
>15 detik)
o Frekuensi napas > 60 kali/menit
o Merintih dan terlihat tarikan dada bawah ke dalam yang kuat
o Sianosis sentral.
Pada bayi muda, dianjurkan untuk melakukan kunjungan atau kontrol ke fasilitas
pelayanan kesehatan minimal 3 kali (6-24 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari setelah
melahirkan). Pada tiap kunjungan bayi muda ke rumah sakit perlu dilakukan
beberapa pemeriksaan. Pada kunjungannya yang pertama biasanya dilakukan
pemeriksaan atau skrining awal. Pada kunjungan berikutnya ada dilakukan
pemeriksaan ulang sekaligus follow up kondisi bayi. Berikut adalah pemeriksaan
yang dilakukan saat kunjungan bayi muda ke fasilitas pelayanan kesehatan:
1. Periksa kemungkinan adanya penyakit sangat berat atau infeksi bakteri,
untuk kemudian diklasifikasikan sesuai tanda dan gejalanya
Tanda atau Gejala Klasifikasi
o Tidak mau minum PENYAKIT SANGAT BERAT
atau memuntahkan ATAU INFEKSI BAKTERI BERAT
semua ATAU
o Riwayat kejang
ATAU
o Bergerak hanya jika
distimulasi ATAU
o Napas cepat ATAU
o Napas lambat ATAU
o Tarikan dinding
dada ke dalam yang
kuat ATAU
o Merintih ATAU
o Demam (≥ 37,5C)
ATAU
o Hipotermi ( <35,5C)
ATAU
o Nanah yang banyak
di mata ATAU
o Pusar kemerahan
meluas sampai
dinding perut
o Pustul kulit ATAU INFEKSI BAKTERI LOKAL
o Mata bernanah
ATAU
o Pusat kemerahan
atau bernanah
o Tidak terdapat MUNGKIN BUKAN INFEKSI
salah satu tanda
diatas
2. Menanyakan ibu apakah bayi muda mengalami diare dan tentukan derajat
dehidrasinya
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Terdapat 2 atau lebih tanda DIARE DEHIDRASI BERAT
berikut :
o Letargis atau tidak
sadar
o Mata Cekung
o Cubitan kulit perut
kembalinya sangat
lambat
Terdapat 2 atau lebih tanda DIARE DEHIDRASI RINGAN
berikut : /SEDANG
o Gelisah atau rewel
o Mata Cekung
o Cubitan kulit perut
kembali lambat
Tidak cukup tanda dehidrasi DIARE TANPA DEHIDRASI
berat atau ringan/sedang
3. Periksa adanya ikterus pada bayi, menggunakan metode KRAMER
o Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher
o Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke
atas)
o Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
o Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
o Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki
Tanda dan Gejala Klasifikasi
 Timbul kuning pada IKTERUS BERAT
hari pertama (< 24 jam)
ATAU
 Kuning ditemukan pada
umur lebih dari 14 hari
ATAU
 Kuning sampai telapak
tangan /telapak kaki
ATAU
 Tinja berwarna pucat
 Timbul kuning pada IKTERUS
umur ≥ 24 jam sampai
≤ 14 hari dan tidak
sampai telapak
tangan/kaki
 Tidak kuning TIDAK ADA IKTERUS
4. Periksa adanya kemungkinan berat badan rendah atau masalah pemberian
ASI.
Bila ditemukan bayi memiliki berat badan rendah, langsung lakukan
penanganan atau rujukan tanpa melihat ada/ tidaknya masalah pada
pemberian ASI
5. Tanyakan dan tentukan status imunitas bayi muda, serta status pemberian
Vit.K1.
Imunisasi pertama kali yang harusnya didapatkan oleh bayi muda adalah Hb
0 pada hari 0-7 kelahiran. Selain itu bayi juga harus mendapatkan imunisasi
BCG dan polio setelah lahir
6. Tanyakan adanya masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma lahir,
ataupun perdarahan tali pusat
7.  Tanyakan adanya keluhan atau penyakit bayi yang disadari oleh ibu
TATALAKSANA KEDARURATAN tanda bahaya:
a. Beri oksigen melalui nasal prongs atau kateter nasal jika bayi muda
mengalami sianosis atau distres pernapasan berat.
b. Beri VTP dengan balon dan sungkup, dengan oksigen 100% (atau udara
ruangan jika oksigen tidak tersedia) jika frekuensi napas terlalu lambat (< 20
kali/menit).
c. Jika terus mengantuk, tidak sadar atau kejang, periksa glukosa darah. Jika
glukosa < 45 mg/dL koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg BB dekstrosa
10% (2 ml/kg BB) IV selama 5 menit, diulangi sesuai keperluan dan infus
tidak terputus (continual) dekstrosa 10% dengan kecepatan 6-8 mg/kg
BB/menit harus dimulai. Jika tidak mendapat akses IV, berikan ASI atau
glukosa melalui pipa lambung.
d. Beri fenobarbital jika terjadi kejang
e. Beri ampisilin (atau penisilin) dan gentamisin jika dicurigai infeksi bakteri
berat.
f. Rujuk jika pengobatan tidak tersedia di rumah sakit ini.
g. Pantau bayi dengan ketat.
Rujukan dilakukan berdasarkan status warna pada kondisi bayi sebelumnya. Jika
termasuk dalam warna merah/ kondisi berat bisa langsung dilakukan perujukan
bila tidak tersedia pengobatan di faskes sebelumnya. Selain itu rujukan biasanya
dilakukan jika kasus yang dijumpai berupa keracunan dengan penurunan
kesadaran, luka bakar di mulut dan tenggorokan, sesak napas berat, sianosis, dan
gagal jantung.

Anda mungkin juga menyukai