Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

A. KONSEP DASAR MTBS


Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah intervensi yang cost effective
untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh ISPA, diare, campak,
malaria, kurang gizi, yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut.
MTBS yang diperkenalkan WHO dan UNICEF di Indonesia pada tahun 1997.
Penerapan MTBS diharapkan tenaga kesehatan dibekalli cara untuk mengenali
seecara dini dan cepat semua gejala anak sakit sehingga dapat ditentukan apakah
anak sakit ringan berat dan perlu rujukan. Jika penyakitnya tidak parah petugas
dapat memberikan pengobatan/tindakan sesuai pedoman MTBS dan diuraikan juga
tentang konseling dan tindak lanjut.

B. PELAKSANAAN PADA BAYI UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN


Hampir semua fasilitas kesehatan mempunyai prosedur untuk pendaftaran dan
penentuan apakah anak sakit atau alasan lain misalkan kunjungan anak sehat,
kunjungan imunisasi atau kunjungan untuk perawatan cedera akibat kecelakaan.
Pemilihan bagan tergantung dari pengelompokan umur dan kunjungan pertama atau
lanjutan. Tentukan anak dalam kelompok mana umur 2 bulan sampai 5 tahun
(sebelum ulang tahun ke 5) atau bayi muda umur 2 bulan.

Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan


langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya
1. Penilaian dan klasifikasi
2. Tindakan dan Pengobatan
3. Konseling bagi ibu
4. Pelayanan Tindak lanjut

Pemahaman tentang :
1. Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan
fisik Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau
masalah serta tingkat keparahannya dan merupakan suatu kategori untuk
menentukan tindakan bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit
2. Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan
difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.
3. Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencangkup bertanya,
mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu
memecahkan masalah dan mengecek pemahaman
4. Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat
anak datang untuk kunjungan ulang

Dalam pendekatan MTBS tersedia Formulir Pencatatan untuk Bayi umur 2


bulan
sampai 5 tahun
1. Memeriksa tanda bahaya umum kemungkinan tidak bisa minum atau menyusui,
memuntahkan semuanya, kejang, latargis atau tidak sadar
2. Menanyakan empat keluhan utama yaitu batuk atau sukar bernapas, diare, demam
dan masalah telinga
3. Memeriksa dan mengklasifikasi status gizi
4. Memeriksa dan klasifikasi anemia
5. Memeriksa status imunisasi dan pemberian Vitamin A dan menentukan apakah
anak membutuhkan imunisasi dan vitamin A pada kunjungan tersebut
6. Menilai masalah atau keluhan lain yang dihadapi anak

C. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BAYI UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN


Langkah- langkah pada bagan penilaian dan klasifikasi menggambarkan apa yang
harus dilakukan apabila seorang anak dibawa keklinik dan bagan ini tidak digunakan
bagi anak sehat yang imunisasi atau bagi anak dengan keracunan, kecelakaan atau
luka bakar.
Klasifikasi bukan merupakan diagnosis tapi merupakan indikator yang menuju ke
arah diagnostik klinik
Lajur warna klasifikasi :
Lajur Merah : kondisi yang harus segera dirujuk
Lajur Kuning : kondisi yang memerlukan tindakan khusus
Lajur Hijau : kondisi yang tidak memerlukan tindakan khusus tetapi penyuluhan
pada ibu
Menggunakan keterampilan TANYA, LIHAT, DENGAR dan RABA
1. Menanyakan masalah anaknya
Tanyakan umur anak untuk menentukan bagan penilaian dan klasifikasi sesuai
dengan kelompok umur, lakukan pemeriksaan BB, PB/TB dan suhu
Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya dan tentukan ini
kunjungan pertama atau ulang

2. Memeriksa tanda bahaya umum


Tanda bahaya umum adalah :
a. Apakah anak tidak bisa minum atau menyusu
b. Apakah anak selalu memuntahkan semua sama sekali tidak dapat menelan
apapun.
c. Apakah anak kejang, pada saat kejang lengan dan kaki anak menjadi kaku
karena otot-ototnya berkontraksi
d. Apakah anak letargis atau tidak sadar tidak bereaksi ketika disentuh,
digoyangkan atau bertepuk tangan

3. Batuk atau sukar bernapas


Infeksi saluran pernapasan dapat terjadi pada bagian mana saja dari saluran
pernapasan seperti hidung, tenggorokan, laring, trakea, saluran udara atau paru
Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin menderita Pneumonia atau
infeksi saluran pernapasan berat lainnya.
Menilai batuk atau sukar bernapas:
a. Apakah anak sukar bernapas dimana pola pernapasan yang tidak biasa cepat
atau berbunyi atau terputus-putus dan sudah berapa lama ; jika lebih 3 minggu
berarti batuk kronis, kemungkinanan TBC, asma , batuk rejan.
b. Hitung napas dalam 1 menit pada bayi tenang
Jika umur anak 2 sampai 12 bulan dikatakan bernapas cepat jika frekuensi 50
kali permenit atau lebih dan jika umur anak 12 bulan sampai 5 tahun dikatakan
bernapas cepat 40 kali permenit.
c. Amati gerak napas pada dada atau perut anak itu, dinding dada bagian bawah
masuk ke dalam ketika anak menarik napas.
d. Dengar adanya stridor bunyi yang kasar saat anak menarik napas dan stridor
terjadi apabila ada pembengkakan pada laring, trakea sehingga menyebabkan
sumbatan masuknya udara kedalam paru-paru

KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum PNEUMONIA BERAT ATAU
ATAU
PENYAKIT SANGAT BERAT
Tarikan dinding dada ke
dalam ATAU
Stridor
Napas cepat PNEUMONIA
Tidak ada tanda pneumonia atau BATUK BUKAN PNEUMONIA
penyakit sangat berat

4. Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti
biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan biasanya. Diare terjadi
apabila tinja mengandung air yang lebih banyak dari normal. Sebagian besar diare
yang menyebabkan dehidrasi berat adalah diare karena kolera. Jika diare
berlangsung selama 1 hari atau lebih disebut DIARE PERSISTEN dan diare
denagn darah dalam tinja dengan atau tanpa lendir disebut DISENTERI yang
disebabkan oleh shigella
Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi menjadi
letargis atau tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan matanya menjadi cekung
anak malas minum jika ia lemah dan tidak bisa minum tanpa dibantu dan jika
dicubit kulit akan kembali dengan lambat atau sangat lambat. Cubit kulit perut
dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk lihat apakah kulit itu kembali lagi
dengan sangat lambat (lebih dari 2 detik), lambat atau segera.
KLASIFIKASI DERAJAT DEHIDRASI

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Terdapat 2 atau lebih tanda DIARE DEHIDRASI BERAT
berikut :
Letargis atau tidak sadar
Mata Cekung
Tidak bisa minum
atau malas minum
Cubitan kulit perut
kembalinya
DIARE DEHIDRASI RINGAN
sangat /SEDANG
lambat
Terdapat 2 atau lebih tanda
berikut :
Gelisah atau rewel
Mata Cekung
Haus minum dengan
lahap DIARE TANPA DEHIDRASI
Cubitan kulit perut
kembali lambat
Tidak cukup tanda dehidrasi
berat atau
ringan/sedang

KLASIFIKASI DIARE PERSISTEN


Ada dehidrasi DIARE PERSISTEN BERAT
Tanpa dehidrasi DIARE PERSISTEN

KLAIFIKASI DISENTRI
Darah dalam tinja DISENTRI

5. Demam
Anak dengan demam mungkin menderuta malaria, campak, demam berdarah atau
penyakit berat lainnya
a. Malaria
Demam merupakan tanda utama malaria dan anak dengan malaria mungkin
menderita anemia kronis. Malaria berat adalah malaria dengan komplikasi
seperti malaria serebral atau anemia berat.Harus mengetahui risiko malaria di
daerah anda tinggi, rendah, atau tanpa resiko.Pada risiko rendah tanyakan
apakah anak dapat berkunjung keluar dalam 2 minggu terakhir. dan
pemeriksaan malaria dapat dilakukan dengan alat diagnostik cepat, praktis dan
tepat. Ambil sediaan darah periksa RDT jika belum dalam 28 hari dan periksa
mikroskopis darah jika pernah dilakukan RDT dalam 28 hari terakhir (tidak
dilakukan untuk daerah tanpa resiko malaria)
Kemudian lanjutkan penilaian anak demam :
Sudah berapa lama anak itu demam
Jika lebih dari 7 hari apakah demam setiap hari
Apakah pernah mendapat obat anti malaria dalam 2 minggu terakhir
Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir
Apakah ada kaku kuduk
Apakah ada pilek
Lihat ada tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah
satu dari batuk, pilek atau mata merah
b. Campak
Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda utama campak.
Campak disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan.
Jika anak sedang sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir periksa
adanya gejala komplikasi campak seperti : luka dimulut, nanah pada mata dan
kekeruhan pada kornea
c. Demam Berdarah Dengue
DBD adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang
jumlah kasus maupun daerah yang terjangkit cenderung meningkat. DBD
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti
Lakukan penilaian untuk DBD hanya jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari.
Apakah anak mengalami bintik merah dikulit atau perdarahan akibat
trombositopeni. Perdarahan dari hidung dan gusi sangat dimungkinkan
disebabkan DBD
Apakah sering muntah bercampur darah /berwarna kopi
Apakah beraknya berwarna hitam
Apakah ada nyeri ulu hati
Apakah ada tanda syok ujung ekstermitas teraba dingin, nadi teraba lemah
atau tidak teraba.
Bintik perdarahan di kulit (petekie)
Uji torniket (+) ditemukan sebanyak 10 /lebih petekie pada daerah seluas
diameter 2,8 cm

KLASIFIKASI RISIKO TINGGI MALARIA


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum PENYAKIT BERAT
Kaku kuduk DENGAN DEMAM
Demam (pada anamnesa atau MALARIA
teraba panas
a tau suh u 37,5C)
Rapid Diagnostic test (RDT) positif
DEMAM MUNGKIN
Demam (pada anamnesa atau BUKAN MALARIA
teraba panas
a tau suh u 37,5C)
Rapid Diagnostic test (RDT)
negatif
KLASIFIKASI RISIKO RENDAH MALARIA
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum PENYAKIT BERAT DENGAN
Kaku kuduk DEMAM
Tidak ada pilek dan MALARIA
Tidak ada campak
Tidak ada penyebab lain dari
demam
DEMAM MUNGKIN BUKAN
Ada pilek atau
MALARIA
Ada campak atau
Ada penyebab lain dari
demam

KLASIFIKASI TANPA RISIKO MALARIA


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum atau PENYAKIT BERAT DENGAN
Kaku kuduk DEMAM
Tidak ada tanda bahaya umum DEMAM BUKAN MALARIA
atau tidak ada kaku kuduk

KLASIFIKASI DEMAM UNTUK CAMPAK


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum CAMPAK DENGAN
ATAU Kekeruhan pada KOMPLIKASI BERAT
kornea mata ATAU Lika
dimulut yang dalam atau CAMPAK DENGAN
luas Mata bernanah ATAU KOMPLIKASI PADA MATA
Luka dimulut DAN/MULUT
Tidak ada tanda-tanda diatas CAMPAK

KLASIFIKASI DEMAM UNTUK DBD


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Ada tanda tanda syok atau gelisah DBD
ATAU Muntah bercampur
darah/seperti kopi ATAU Berak
berwarna hitam ATAU
Bintik-bintik perdarahan dikulit
(petekie) dan uji torniket positif
ATAU
Sering muntah ATAU
Demam mendadak tinggi dan terus- MUNGKIN DBD
menerus
ATAU
Nyeri ulu hati atau gelisah ATAU
Bintik perdarahan di
kulit
Tidak ada tanda-tanda DEMAM MUNGKIN BUKAN
diatas DBD

6. Masalah telinga
Jika anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang telinga
yang menyebabkan nyeri dan sering kali demam dan jika tidak diobati gendang
telinga mungkin pecah.
Tanyakan apakah telinga anaknya sakit jika sakit ada infeksi telinga
Adakah nanah /cairan yang keluar dari telinga merupakan tanda infeksi dan
tanyakan sudah berapa lama
Lihat adanya cairan /nanah keluar dari telinga
Raba adanya pembengkakan yang nyeri dibelakang telinga

KLASIFIKASI MASALAH TELINGA


Tanda dan Gejala
Klasifikasi
Pembengkakan yang MASTOIDITIS
nyeri di
belakang telinga
Tampak cairan /nanah dari INFEKSI TELINGA
telinga dan telah terjadi AKUT
kurang
dari 14 hari ATAU
Nyeri telinga

Tampak cairan /nanah INFEKSI TELINGA


dari telinga dan telah KRONIS
terjadi
dari 14selama
hari ATAU lebih
Nyeri telinga

Tidak sakit telinga DAN TIDAK ADA


tidak ada
cairan/nanah keluar dari INFEKSI TELINGA
telinga

7. Memeriksa Status Gizi


Anak yang kurang gizi mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk berbagai jenis
penyakit dan kematian. Menilai status gizi
Apakah anak kurus nampak tidak berlemak, seperti tulang dibungkus kulit
(marasmus)
Raba pembengkakan pada kedua punggung kaki akibat dari sejumlah besar
cairan terkumpul dalam jaringan tubuh anak (kwashiokor)
Tentukan BB menurut panjang badan atau tinggi badan, apakah
- BB/PB <-3 SD
- BB/PB -3 SD - <-2 SD
- BB/PB -2 SD - +2 SD
Menggunakan indikator
- > +3 SD : obesitas
- >+ 2 SD : gemuk
- >+1 SD : risiko gemuk
- O : median gizi baik
- < -1 SD : normal atau gizi baik
- <-2 SD : kurus atau gizi kurang
- < -3 SD : sangat kurus atau gizi buruk

KLASIFIKASI STATUS GIZI


Tanda dan Gejala Klasifikasi
Badan sangat kurus ATAU SANGAT KURUS DAN
BB/PB (TB) < -3 SD ATAU ATAU ANEMIA
Bengkak pada kedua
punggung
kaki
Badan kurus ATAU KURUS
B B /PB (TB ) -3 SD -
< -2 SD
BB/PB (TB) 2 SD - + 2 SD NORMAL
DAN
Tidak ditemukan tanda-
tanda
kelainan gizi diatas

8. Anemia
Kekurangan zat besi pada makanan dapat menyebabkan anemia atau dari penyakit
malaria yang dapat menghancurkan sel darah merah dan parasit seperti cacing
yang dapat terjadi perdarahan
Menilai Anemia
Lihat tanda kepucatan pada telapak tangan yang merupakan tanda anemia dan
bandingkan telapak tangan anak dengan telapak tangan anda dikatakan agak
pucat jika kulit telapak tangan anak itu pucat dan dikatakan sangat pucat jika
telapak tangan kelihatan putih. Kepucatan dapat dilihat juga melalui
konjungtiva

KLASIFIKASI ANEMIA
Tanda dan Gejala
Klasifikasi
Telapak tangan sangat ANEMIA BERAT
pucat tangan agak
Telapak ANEMIA
pucat
Tidak ditemukan TIDAK ANEMIA
kepucatan pada telapak
tangan
9. Status Imunisasi Anak
Sesudah diterbitkannya SK Menkes RI no 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang
pedoman penyelenggaraan imunisasi, jadwal pemberian imunisasi berbeda untuk
kelahiran di rumah dan sarana kesehatan dimana vaksin DPT dan Hepatitis B
tercampur dalam satu suntikan yang disebut combo

JADWAL IMUNISASI DI RUMAH


UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT
0-7 hari HB 0 Rumah
1 bulan BCG, Polio 1 Posyandu
2 bulan DPT/HB1, Polio 2 Posyandu
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 Posyandu
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 Posyandu
9 bulan Campak Posyandu

JADWAL IMUNISASI DI TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN

UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT


0 hari HB 0, BCG, Polio 1 RS/RB/Bidan
2 bulan DPT/HB1, Polio 2 RS/RB/Bidan
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 RS/RB/Bidan
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 RS/RB/Bidan
9 bulan Campak RS/RB/Bidan

10. Pemberian Vitamin A


Untuk pemberian Vitamin A periksa status pemberian vitamin A pada semua anak
yang berumur 6 bulan 5 tahun dan catat pada kolom KMS, tidak ada kontra
indikasi
JADWAL PEMBERIAN VITAMIN A
Pemberian setiap Pebruari dan Agustus
Umur 6 bulan 11 bulan : 100.000 IU (warna biru)
Umur 12 bulan-5 tahun : 200.000 IU (warna merah)

D. TINDAKAN DAN PENGOBATAN


1. Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera
Rujukan untuk klasifikasi berat dengan lajur berwarna merah muda
- Pneumonia berat/penyakit berat
- Diare dehidrasi berat
- Diare persisten berat
- Penyakit berat dengan demam
- Campak dengan komplikasi berat
- DBD
- Mastoiditis
- Sangat kurus dan atau edema
- Anemia berat

2. Menentukan tindakan /pengobatan pra rujukan


Bila anak memerlukan rujukan segera harus cepat ditentukan tindakan yang paling
dibutuhkan dan segera diberikan
- Beri dosis pertama antibiotik
- Beri dosis suntikan artemeter untuk malaria berat (daerah risiko tinggi atau
rendah)
- Beri dosis pertama vitamin A
- Beri cairan intravena pada anak DBD dengan syok
- Cegah agar gula darah tidak turun (termasuk pemberian ASI, susu atau air
gula)
- Beri dosis pertama suntikan antibiotik
- Beri dosis pertama obat antimalaria oral
- Beri dosis pertama parasetamol jika demam tinggi (38,5C atau lebih) atau
nyeri akibat mastoiditis
- Beri tetes /salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol tanpa kortikosteroid (bila
ada kekeruhan kornea atau mata bernanah)
- Beri ASI dan larutan oralit selama perjalanan ke RS

3. Merujuk anak
- Menjelaskan pentingnya rujukan dan minta persetujuan untuk membawa
anaknya ke RS
- Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap masalah
- Tulis surat rujukan untuk dibawa ke RS
- Membawa peralatan yang diperlukan selama perjalanan ke RS

4. Menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan
Anak yang tidak memerlukan rujukan dapat ditangani di klinik saudara yaitu
yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
- Batuk : bukan pneumonia
- Diare dehidrasi ringan /sedang
- Diare tanpa dehidrasi
- Diare persisten
- Anemia
- Kurus
- Infeksi telinga kronis
- Demam : bukan DBD
- Demam : bukan malaria
- Campak dengan komplikasi dimulut dan mata

Tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan


a. Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosisnya dan jadwal pemberian
- Memberi antibiotik oral yang sesuai
- Memberi obat anti malaria artemisin combination therapi (ACT)
- Parasetamol pada demam tinggi > 38.5 C dan nyeri telinga
- Memberi vit A pada campak tanpa komplikasi hanya pada hari 1 sebagai
suplemen pada semua balita umur 6 bulan. Kapsul biru (100.000 IU) pada
umur 6 bln 11 bulan, kapsul merah (200.000 IU) pada umur 12 bulan 5
tahun. Diberikan setiap 6 bulan sekali (Pebruari dan Agustus)
- Memberi Zat besi dalam bentuk tablet dan sirup

b. Memberikan cairan tambahan dan tablet zinc untuk diare dan melanjutkan
pemberian makanan (Zinc adalah zat mikro yang penting untuk kesehatan dan
pertumbuhan dan zinc sangat diperlukan dalam proses kesembuhan) kecuali pada
bayi muda
- Rencana terapi A (penanganan diare di rumah) diare tanpa dehidrasi dengan
memberi cairan semaunya, beri tablet zinc, lanjutkan pemberian makan, dan
kunjungan ulang
- Rencana terapi B (penanganan dehidrasi ringan /sedang dengan oralit) dengan
pemberian oralit 3 jam pertama dan segera dirujuk
- Rencana terapi C (penanganan di RS) dengan rehidrasi melalui
intravena/menggunakan pipa nasogastrik pada dehidrasi berat
- Menangani diare persisiten dengan memerlukan makanan khusus
- Mengobati disentri yaitu dengan kotrimoksasol/asam nalidiksat
- Tindakan dan pengobatan infeksi lokal salep mata dengan
tetrasiklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan kertas penyerap, luka
dimulut dengan Gentian violet
- Memberi imunisasi setiap anak sakit sesuai kebutuhan
c. Kunjungan ulang

E. KONSELING BAGI IBU


Sangat penting menyediakan waktu untuk menasehati ibu dengan cermat dan
menyeluruh. Konseling memerlukan keterampilan komunikasi, menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti dan mengecek pemahaman ibu. Konseling yang dapat
diberikan:
1. Mengajari ibu cara pemberian obat di rumah
2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah
3. Mengajari ibu cara mencampur dan memberi oralit
4. Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit
5. Menilai cara pemberian makan anak
6. Menentukan masalah pemberian makan anak
7. Menasehati ibu tentang masalah pemberian makan anak
8. Menasehati ibu tentang pemberian cairan selama anak sakit
9. Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan

F. KUNJUNGAN ULANG UNTUK PELAYANAN TINDAK LANJUT


Untuk kunjungan ulang gunakan kotak pelayanan tindak lanjut yang sesuai klasifikasi
sebelumnya
Jika anak mempunyai masalah baru, lakukan penilaian klasifikasi dan tindakan
terhadap masalah baru tersebut seperti pada bagan PENILAIAN, KLASIFIKASI
DAN TINDAKAN/PENGOBATAN ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5
TAHUN

Kunjungan ulang sesudah 2 hari pada masalah :


1. Pneumonia
2. Diare persisiten
3. Disentri
4. Malaria,
5. Demam mungkin bukan malaria
6. Demam bukan malaria
7. Campak dengan komplikasi pada mata dan mulut
8. Mungkin DBD,
9. Demam mungkin bukan DBD
10. Infeksi telinga akut
Kunjungan ulang setelah 5 hari
1. Infeksi telinga kronis
2. Masalah pemberian makan
Kunjungan ulang setelah 14 hari
1. Anak kurus
2. Anemia

Anda mungkin juga menyukai