Anda di halaman 1dari 17

“PENINGKATAN PELAYANAN PADA

BBL, BAYI, DAN BALITA DAN ITEM


KEDUANYA, PENINGKATAN
DETEKSI DINI KOMPLIKASI
KEBIDANAN DAN BBL OLEH
TENAGA KESEHATAN DAN
MASYARAKAT”.
Oleh : sofia dini azzahra
Dosen Pengampu :
Bdn.Sri Mularsih ,S.SiT,M.Kes
 Kematian bayi dan balita merupakan salah satu
parameter derajat kesehatan suatu negara.
 di tingkat pelayanan kesehatan dasar, salah satunya
adalah dengan menerapkan Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS)
 masalah kematian balita yang disebabkan oleh Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA), diare, cmpak, malaria,
kurang gizi dan yang sering merupakan kombinasi dari
keadaan tersebut.

LATAR BELAKANG
 Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan yang sesuai standar
yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus
sedikitnya 3 kali, selama periode 0-28 hari setelah lahir baik di fasilitas
kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.
 Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang
diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode
29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir

BAGAIMANA PENINGKATAN PELAYANAN


PADA NEONATUS, BAYI, DAN BALITA ?
 adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang
mempunyai risiko dan komplikasi kebidanan. Kehamilan merupakan
proses reproduksi yang normal, tetapi tetap mempunyai risiko untuk
terjadinya komplikasi.
 deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang adanya
factor risiko dan komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini
mungkin, merupakan kunci keberhasilan dalam penurunan angka
kematian ibu dan bayi yang dilahirkannya.

APA YANG DIMAKSUD DETEKSI DINI KOMPLIKASI


KEBIDANAN DAN NEONATUS OLEH TENAGA KESEHATAN
DAN MASYARAKAT ?
 Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari-
2 bulan
 Kunjungan bayi satu kali pada umur 3-5
bulan
 Kunjungan bayi satu kali pada umurv6-8
bulan
 Kunjungan bayi satu kali pada umur 9-11
bulan

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


 Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1,2,3,4, DPT/H 1,2,3,
campak) sebelum bayi berusia 1 tahun.
 Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK)
 Pemberian vitamin A 100.000 IU (6-11) warna biru.
 Konseling ASI, esklusif, pemberian makanan pendamping ASI
 Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

PELAYANAN KESEHATAN TERSEBUT


MELIPUTI :
•Penilaian, Klasifikasi Dan Pengobatan Bayi Muda Sakit
Umur 1 Minggu Sampai 2 Bulan
Memeriksa Kemungkinan Infeksi Bakteri
Klasifikasikan semua bayi muda

LIHAT RABA DENGAR

Memeriksa Kemungkinan Infeksi Bakteri


KEMUDIAN TANYAKAN: Apakah bayi
menderita diare? Klasifikasikan diare Ada darah dalam Mungkin disentri atau
tinja gangguan saluran cerna
Untuk dehidrasi
Jika diare Diare persisten berat
berlangsung selama
Jika diare 14 hari
14 hari atau lebih atau lebih
Jika ada darah
dalam tinja
 Lakukan Penilaian Tentang Cara Meneteki
 Apakah bayi diberi ASI beberapa jam sebelumnya?
 Apakah bayi bisa melekat dengan baik?
 Memeriksa Pemberian Vitamin A Dan Jadwal Pemberian Vitamin A
 Pemberian Pelayanan Tindak Lanjut Pada Bayi Sakit Umur< 2 Bulan
 (INFEKSI, Berat badan rendah,ORAL THRUSH, kemngkinan kejang, gangguan napas,
hipotermia, kemungkinan infeksi bakteri, ikterus dan gangguan saluran cerna

MEMERIKSA MASALAH PEMBERIAN MINUM


ATAU BERAT BADAN RENDAH:
 TANYA : Adakah riwayat kejang?
 LIHAT : Apakah bayi tremor dengan atau tanpa
kesadaran menurun ?
 Apakah mulut bayi mencucu?
 DENGAR : Apakah bayi menangis melengking tiba-tiba?
 (tekanan intra cranial yang meninggi, atau kerusakan
susunan saraf pusat lainnya)
 LIHAT : Apakah ada gerakan yang tidak terkendali?

LIHAT DAN RASA : APAKAH BAYI KAKU SELURUH


TUBUH DENGAN ATAU TANPA RANGSANGAN?
MEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN GANGGUAN NAPAS

 LIHAT :Adakah henti npas >20 detik?


 Ganguan
LIHAT :Hitung napas dalam 1
nafas
menit?
 LIHAT :Apakah bayi tampak biru?
 LIHAT :Adakah tarikan dinding
dada kedalam yang sangat kuat?
a. Henti napas (apnea)>20 detik, atau
 LIHAT : Adakah pernapasan cuping b. Napas cepat >60 kali per menit, atau
hidung?
c. Napas lambat <30 kali per menit, atau
 LIHAT dan DENGAR : Apakah bayi d. Bayi tampak biru, atau
merintih?
e. Tarikan dinding dada kedalam sangat
kuat, atau
f. Pernapasan cuping hidung, atau
Bayi merintih
 PERIKSA : Ukur aksiler dengan thermometer atau raba badan bayi.
 LIHAT : Apakah bayi mengantuk/letargis?
 LIHAT DAN RABA : Apakah ada bagian tubuh berwarna merah dan
mengeras (sklerema)?
 LIHAT : Apakah gerakan bayi kurang dari normal ?

MEMERIKSA DAN
MENGKLASIFIKASIKAN HIPOTERMIA
 adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil
yang mempunyai risiko dan komplikasi kebidanan. Kehamilan
merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi tetap
mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi.
 deteksi factor risiko pada ibu baik oleh tenaga kesehatan
maupun masyarakat merupakan salah satu upaya penting dalam
mencegah kematian dan kesakitan ibu.
 Factor risiko pada neonatus adalah sama dengan faktor risiko
pada ibu hamil. Ibu hamil yang memiliki faktor risiko akan
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada neonates.
(Hermawan,2011:13-14)

KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN NEONATUS


OLEH TENAGA KESEHATAN MAUPUN
MASYARAKAT
 pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk
mendapat penanganan definitive sesuai standar oleh tenaga
kesehatan kompetensi pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan. Diperkirakan sekitar 15-20 % ibu hamil akan mengalami
komplikasi kebidanan, komplikasi dalam kehamilan dan
persalinan tidak selalu dapat diduga sebelumnya. Oleh
karenanya harus persalinan harus ditolong oleh tenaga
kesehatan agar komplikasi kebidanan dapat segera dideteksi
dan ditangani.

PENANGANAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN Obscetrik&ne
onatus
 Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan
yang sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0-
28 hari setelah lahir baik di fasilitas kesehatan maupun melalui
kunjungan rumah.
 Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai
standart yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi
sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11
bulan setelah lahir.

KESIMPULAN
 Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan jajarannya seperti Dokter, bidan
perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan
lainnya yang peduli dengan anak
 Deteksi dini kehamilan dengan factor risiko adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai risiko dan komplikasi
kebidanan.

PENANGANAN NEONATUS DENGAN PENYAKIT DAN


KELAINAN YANG DAPAT MENYEBABKAN KESAKITAN,
KECACATAN DAN KEMATIAN OLEH
DOKTER/BIDAN/PERAWAT TERLATIH DI POLINDES,
PUSKESMAS, PUSKESMAS PONED, RUMAH BERSALIN
DAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH/SWASTA.
PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN ADALAH PELAYANAN KEPADA
IBU DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN UNTUK MENDAPAT
PENANGANAN DEFINITIVE SESUAI STANDAR OLEH TENAGA KESEHATAN
KOMPETENSI PADA TINGKAT PELAYANAN DASAR DAN RUJUKAN.
 Karwati dkk.,2011, Asuhan Kebidanan V kebidanan komunitas, Jakarta :
 Trans Info Media.
 Hermawan, dkk.,2011, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan
Ibu dan
 Anak (PWS-KIA), Jakarta : Departemen Kesehatan
 Syafrudin, Hamidah,2009, Kebidanan Komunitas, Jakarta : EGC
 Depkes RI, 2003, Manajemen Terpadu Bayi Muda Umur 1 Hari samapi 2
Bulan,
 Jakarta : Departemen Kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai