Anda di halaman 1dari 27

KEGAWATDARURATAN

MATERNAL DAN
NEONATAL
KELOMPOK 12:
1. Selvia Agustari
2. Lara anggraini

DOSEN PEMBIMBING :
Rialike Burhan, M.Keb
PEMBAHASAN

Tetanus Menilai diare


01 neonatorum
02

Kemungkinan BB
03 rendah atau masalah
pemberian Asi
01
Tetanus
neonatorum
Pengertian
Kegawatdaruratan
Neonatal
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan
sebagai situasi serius dan kadang kala
berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba
dan tidak terduga dan membutuhkan
tindakan segera guna menyelamtkan
jiwa/nyawa (Campbell S, Lee C, 2017).
Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan
evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit
kritis ( ≤ usia 28 hari) membutuhkan pengetahuan yang dalam
mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis yang
mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu (Sharieff,
Brousseau, 2006). Kegawatdaruratan maternal perdarahan yang
mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan meliputi
perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan, persalinan,
postpartum, hematoma, dan koagulopati obstetric.
Prinsip Dasar Penanganan
Kegawatdaruratan

Prinsip Menghormati hak Gentleness


Dasar pasien

Komunikatif Dukungan keluarga


(Family)
Prinsip Umum Penanganan Kasus
Kegawatdaruratan
a. Pastikan Jalan Napas Bebas
Harus diyakini bahwa jalan napas tidak tersumbat. Jangan memberikan cairan
atau makanan ke dalam mulut karena pasien sewaktu-waktu dapat muntah dan
cairan muntahan dapat terisap masuk ke dalam paru-paru.

b. Pemberian Oksigen
Oksigen diberikan dengan kecepatan 6-8 liter / menit. Intubasi maupun
ventilasi tekanan positif hanya dilakukan kalau ada indikasi yang jelas.
C. Pemberian Cairan Intravena
Cairan intra vena diberikan pada tahap awal untuk persiapan mengantisipasi kalau
kemudian penambahan cairan dibutuhkan. Pemberian cairan infus intravena
selanjutnya  baik jenis cairan, banyaknya cairan yang diberikan, dan kecepatan
pemberian cairan harus sesuai dengan diagnosis kasus.
D. Pemberian Tranfusi Darah
Pada kasus perdarahan yang banyak, terlebih lagi apabila disertai syok, transfusi
darah sangat diperlukan untuk menyelamatkan jiwa penderita. Walaupun
demikian, transfusi darah bukan tanpa risiko dan bahkan dapat berakibat
kompliksai yang berbahaya dan fatal.
E. Pasang Kateter Kandung Kemih
Kateter kandung kemih dipasang untuk mengukur banyaknya urin yang keluar guna
menulai fungsi ginjal dan keseimbangan pemasukan danpengeluaran cairan
tubuh. Lebih baik dipakai kateter foley.

F. Pemberian Antibiotika
Profilaksis antibiotika adalah pemberian antibiotika untuk pencegahan infeksi pada
kasus tanpa tanda-tanda dan gejala infeksi. Antibiotika diberikan dalam dosis
tugngal, paling banyak ialah 3 kali dosis. Sebaiknya profilaksis antibiotika
diberikan setelah tali pusat diklem untuk menghindari efeknya pada bayi.
G. Obat Pengurang Rasa Nyeri
Pada beberapa kasus kegawatdaruratan obstetri, penderita dapat mengalami rasa
nyeri yang membutuhkan pengobatan segera. Pemberian obat pengurang rasa
nyeri jangan sampai menyembunyikan gejala yang sangat penting untuk
menentukan diagnosis.
H. Rujukan       
Apabila fasilitas medik di tempat kasus diterima tidak memadai untuk
menyelesaikan kasus dengan tindakan klinik yang adekuat, maka kasus harus
dirujuk ke fasilitas kesehatan lain yang lebih lengkap.
Tetanus Neonatorum

1. Definisi Konsep Tetanus Neonatorum


Kata tetanus berasal dari bahasa Yunani, tetanus yang berarti kencang
atau tegang. Tetanus merupakan suatu infeksi akut yang ditandai kondisi
spastik paralisis yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan clostridium
tetani. Tetanus berdasarkan gejala klinisnya dapat dibagi menjadi 3 bentuk,
yaitu tetanus generalisasi (umum), tetanus local dantetanus sefalik.

Bentuk tetanus yang paling sering terjadi adalah tetanus generalisasi dan jugamerupakan
bentuk tetanus yang paling berbahaya Neonatal (berasal dari neos yang berarti baru dan
natus yang berarti lahir) digunakan utnuk menggambarkan masa sejak bayi lahir hingga
usia 28 hari kehidupan. 
02
Diare Pada Neonatus
Diare Pada Neonatus
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buangan air besar yang
tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang lebih banyak dari
biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3x buang air besar, sedangkan
neonates dikatakan diare bila sudah lebih dari 4x buang air besar.

tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling
sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk bayi dan anak-anak, diare didefinisikan
sebagai pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja
normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam.
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita
adalah LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang
didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia dengan rekomendasi
WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi
memperbaiki kondisi usus serta mempercepat
penyembuhan/menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi
akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare. Adapun program
LINTAS DIARE yaitu:
Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas
rendah
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah
tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia
berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit
saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas
yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan
cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang.

Diare tanpa dehidrasi


 Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret
 Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret
 Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret
a) Diare dengan dehidrasi ringan sedang
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb
dan selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare
tanpa dehidrasi.
b) Diare dengan dehidrasi berat
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke
Puskesmas untuk di infus.
Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok dengan
cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan botol tidak boleh
dilakukan. Anak yang lebih besar dapat minum langsung dari gelas. Bila terjadi
muntah hentikan dulu selama 10 menit kemudian mulai lagi perlahan-lahan
misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit.

1) Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut


Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc dapat menghambat
enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat
selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam
epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian
diare (Kemenkes RI, 2011).
1) Teruskan pemberian ASI dan Makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita
terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat
badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering di beri ASI. Anak yang
minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan
atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan
makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering.
2. Antibiotik Selektif
Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare pada
balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita
diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera
3. Nasihat kepada orang tua/pengasuh
Menurut Kemenkes RI (2011), ibu atau pengasuh yang berhubungan erat
dengan balita harus diberi nasehat tentang:
 Cara memberikan cairan dan obat di rumah
 Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
a) Diare lebih sering
b) Muntah berulang
c) Sangat haus
d) Makan/minum sedikit
e) Timbul demam
03
Berat Badan Lahir Badan (BBLR) Atau
Masalah Pemberian ASI
Definisi Diare
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang
dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). (Sarwono Prawirohardjo, Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal 2004). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan
berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir).
2. Etiologi
BBLR dapat disebabkan karena:
a) Persalinan kurang bulan / premature
Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu. Pada
umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin,
gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat daripada waktunya atau
rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan.
a) Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan
saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat).Retardasi pertumbuhan
intrauterine berhubungan dengan keaadaan yang mengganggu sirkulasi dan
efisiensi plasenta dengan pertumbuhan dan perkembangan janin atau dengan
keadaan umum dan gizi ibu.
pada usia kehamilan walaupun berat lahirnya kecil. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya berat badan lahir rendah (BBLR) adalah :
 Faktor Ibu
a) Gizi saat hamil yang kurang
b) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
c) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
d) Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah
(perokok)
e) Faktor pekerja yang terlalu berat
 Faktor Kehamilan
a) Hamil dengan hidramnion
b) Hamil ganda
c) Perdarahan antepartum
 Faktor Janin
a) Cata bawaan
b) infeksi dalam Rahim
 Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir
rendah dibedakan dalam:
a) Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram
b) Bayi berat lahir sangar rendah (BBLSR) berat lahir <1500 fram
c) Bayi berat lahir eksterm rendah (BBLER), berat lahir <1000 gram
 Berdasarkan berat badan menurut usia kehamilan dapat digolongkan:
a) Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat
badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus
Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan ( NKBSMK).

b. Dismaturitas.
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini
dapat juga: Neonatus Kurang Bulan - Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK)
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai