Anda di halaman 1dari 22

SISTEM PENCERNAAN

DIARE DAN KONSTIPASI


DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

NUR FITRI KHOIRUNNISA 1504015280


N U R I N TA N A P R I A N I 1504015281
SITI KOMARIAH 1504015382
LISA ELGANIA PUTRI 1604019017
PENGERTIAN DIARE

Diare adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan


frekuensi buang air besar sampai lebih dari tiga kali sehari
disertai dengan penurunan konsistensi tinja sampai ke
bentuk cairan ,diare sering dianggap gangguan penyakit
yang ringan, namun penanganan yang tidak tepat dan atau
terlambat dapat membuat penderita diare mengalami
dehidrasi atau kekurangan cairan dan bahkan
menimbulkan kematian (Djunarko, 2011).
Faktor Penyebab Diare

A. Faktor Infeksi , terdiri dari :


1. Infeksi internal, yaitu infeksi yang terjadi pada
saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama dari penyakit yang menyerang (diare)
2. Infeksi bakteri, infeksi pada tubuh yang
diakibatkan adanya bakteri seperti Vibrio
comma, Escheresia coli, Salmonella, Shigella,
Compilobacter, Yersenia dan Acromonas
3. Infeksi parasit : Cacing, protozoa dan jamur
Faktor Penyebab Diare

B. Bukan Faktor Infeksi, terdiri dari :


1. Alergi makanan seperti susu dan protein dan
makanan yang lainnya
2. Gangguan metabolik atau malabsorpsi
3. Iritasi langsung yang mungkin terjadi pada saluran
pencernaan oleh makanan
4. Obat – obatan seperti antibiotik atau obat yang
lainnya
5. Penyakit usus seperti colitis ulserative, crohn
disease dan enterocolitis
perbedaan dan tata laksana diare akut dan kronis !
KLASIFIKASI DIARE
Berdasarkan durasinya, diare umumnya dibedakan menjadi dua ;
1. Diare Akut
Diare akut yaitu buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi
tinja yang lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya dan berlangsung dalam
waktu kurang dari 2 minggu.

2. .Diare Kronis
Diare kronis yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan kehilangan berat
badan atau berat badan tidak bertambah selama masa diare tersebut. Penyebabnya
diakibatkan luka oleh radang usus, tumor ganas dan sebagainya. Diare kronik lebih
komplek dan faktor- faktor yang menimbulkannya ialah infeksi bakteri, parasit,
malabsorbsi, malnutrisi dan Lain lain (Depkes RI 2011).
.
PENYEBAB DIARE

a). Infeksi enteral


Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak.
Infeksi enteral ini meliputi:
1. Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
2. Infeksi virus: Enter ovirus (Virus ECHO, Coxsackie,
Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain- lain.
3. Infeksi parasit: Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris,
Strongyloides), protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Trichomonas hominis), jamur (candida albicans)
b). Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas yang berlebihan,walaupun faktor ini jarang dapat
menimbulkan diare dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya (Depkes RI 2011).

c). Gangguan fungsi pencernaan dan penyerapan makanan umumnya


menyebabkan diare kronis

d). Faktor makanan dan minuman


Alergi terhadap makanan, susu, obat-obatan, makanan basi, dapat juga karena
makanan yang tercemar , umumnya diare yang ditimbulkan bersifat akut
 
e).Pertumbuhan flora normal (bakteri yang normal berada di usus) yang tidak
terkendali, umumnya menyebabkan diare kronis (Djunarko, 2011)
cara membuat dan menggunakan LGG (larutan gula
garam)!
1. Cara membuat : 1 L air campur dan aduk dengan 6
sendok teh gula / sendok teh garam meja.
2. Penggunaan : campur 1 sachet oralit dalam 200 ml
air / 1 gelas sedang, kemudian aduk hingga larut lalu
diminum.

Ors who
Manajemen Terapi
Manajemen diare difokuskan untuk mencegah kehilangan cairan dan
elektrolit yang berlebihan, mengatasi timbulnya gejala, serta
mengobati penyakit sekunder yang ditimbulkan jika ada.
a.) Terapi Farmakologi
1.Adsorben dan obat pembentuk massa
 Kerja obat : menyerap racun, mengurangi frekuensi buang air besar
dan memadatkan massa tinja.
 Contoh obat : Norit (karbo-adsorben)
 Aturan pakai : Dewasa: 3-4 tablet @250mg 2-3 x sehari , Anak: 1-
2 tablet @250mg 2-3 x sehari.
 Efek samping : muntah, konstipasi, feses hitam.
 Obat dengan kandungan bahan aktif norit yang beredar di pasaran:
Bekarbon® Norit®
 
2. Kombinasi kaolin-pektin dan attapulgite
Kerja obat : untuk pengobatan simptomatik pada diare non-
spesifk
Aturan pakai :
Dewasa dan anak usia lebih dari 12 tahun : 1 tablet setiap habis
BAB, maksimum 12 tablet/hari Anak 6-12 tahun : 1 tablet setiap
habis BAB, maksimum 6 tablet/hari
Efek samping : konstipasi, impaksi feses.
Obat di pasaran : Akita®, Andikap®, Anstrep®, Neo diastop®,
Neo diarex®, Neo eterodiastop®, Neo entrostop®, Entrogard®,
Neo asta®, Kaolimec®, Salfaplas®, New guanistreep®
3. Antimotilitas
 Kerja obat : Menghambat gerak peristaltik usus dan meningkatkan penyerapan
kembali cairan di usus besar.
Contoh obat : Loperamid
Aturan pakai :
Dewasa : 2 tablet @2 mg sekaligus disusul dengan 1 tablet setiap 2
jam sampai diare berhenti, mak 8 tablet/hari. Anak > 8 tahun : 1 tablet @2 mg, 5 x
sehari. Anak < 8 tahun : sirup dengan dosis berdasarkan berat badan 3kg : 4x
sehari ¼takaran, 5kg : 4x sehari ¼ -0,5 takaran, 10kg : 4x sehari 0,5 –1 takaran, 6x
sehari 1 takaran, 15kg : 5x sehari 1,5 takaran (1 takaran = 5mL).Efek samping :
kejang perut, gangguan lambung, mulut kering, ruam kulit dan pusing
Obat di pasaran : Imodium®, Alphamido®, Amerol®,Antidia®, Colidium®,
Diadium®, Lexadium®, Loremid®, Motilex®, Lomodiumt®, Lodiag®, Lopamid
TERAPI ZINC UNTUK BALITA

Zinc adalah obat yang digunakan untuk


mengobati diare pada anak. Obat ini juga
diberikan sebagai salah satu obat
komplementer (pelengkap) untuk mengganti
cairan tubuh yang hilang dan mencegah
dehidrasi pada anak.
Karena diare menyebabkan hilangnya
kandungan nutrisi, termasuk zinc, dari tubuh
dalam jumlah besar, oleh karena itu diperlukan
penggantian Zinc untuk memulihkan dan
menjaga kesehatan anak. Pemberian obat Zinc
selama dan setelah serangan diare, dapat
menurunkan tingkat keparahan diare, serta
bisa menurunkan risiko anak terkena diare
kedepannya
b). Terapi Non Farmakologi

Banyak minum air putih


Pada bayi, ASI boleh tetap diberikan, tetapi untuk susu formula harus dibuat lebih
encer sampai dua kali lipat
Hindari kopi, teh dan susu
Makanan padat diganti dengan bubur, roti, atau pisang
Memeriksa penyebab diare, apakah disebabkan oleh makanan, obat, susu, atau
lainnya sehingga dapat mencegah terulangnya diare
Memeriksa tinja, apakah terdapat lendir atau darah atau tidak Memeriksa tanda-tanda
dehidrasi ringan sampai berat
Cuci tangan setiap buang air untuk mencegah penularan
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
 
tatalaksanaan diare non farmakologi
1. Pengelolaan makanan merupakan prioritas pertama
Non pengobatan diare (Gambar 23-1 dan 23-2). Sebagian
farmakologi besar dokter menyarankan untuk menghentikan
makanan padat selama 24 jam dan menghindari
produk susu.
2. Bila mual atau muntah ringan, diet residu rendah
yang mudah dicerna diberikan selama 24 jam.
3. Jika muntah hadir dan tidak terkendali dengan
antiemetik, tidak ada yang diambil melalui mulut.
Saat gerakan usus turun, diet hambar dimulai.
Pemberian makan harus dilanjutkan pada anak-
anak dengan diare bakteri akut.
4. Rehidrasi dan pemeliharaan air dan elektrolit adalah
tindakan pengobatan utama sampai episode diare
berakhir. Jika muntah dan dehidrasi tidak parah,
pemberian enteral adalah metode yang lebih murah
dan lebih disukai. Di Amerika Serikat, banyak
persiapan rehidrasi oral komersial tersedia
PENGERTIAN KONSTIPASI

Definisi Konstipasi
Konstipasi atau sembelit adalah suatu keadaan di mana
proses buang air besar menjadi sulit, frekuensinya jarang,
dan kadang tidak tuntas. Pada kondisi normal, biasanya
pergerakan isi usus paling sedikit 3x dalam satu minggu.
Sehingga apabila sudah tidak bisa BAB lebih dari 2 hari
dapat dikatakan sudah mengalami kondisi konstipasi
(Harrison MD et al, 2005).
PENYEBAB KONSTIPASI

1.Kurangnya konsumsi makanan berserat, seperti sayur dan buah-buahan


2.Kurangnya cairan/minum karena pemasukan cairan juga mempengaruhi
eliminasi feses.
3.Kurangnya berolahraga
4.Kebiasaan mengonsumsi obat pencahar untuk membantu buang air besar
karena jika tidak mengonsumsi merasa sulit buang air besar
5.Gangguan psikiatrik misalnya :Depresi/stress, gangguan pola makan
Manajemen Terapi

Manajemen konstipasi adalah untuk mengurangi gejala,


mengembalikan kebiasaan defekasi yang normal, keluarnya
feses yang berbentuk dan lunak setidaknya 3 kali per
minggu tanpa mengejan, dan meningkatkan kualitas hidup
dengan efek samping minimal.
A. Terapi Farmakologi
1) Bisakodil
Kerja obat : termasuk obat pencahar (laksatif) yang bekerja
langsung sebagai stimulant ,merangsang dinding usus besar untuk
berkontraksi sehingga mampu mendorong keluarnya tinja.
Aturan pakai :Dewasa : 5-10mg sebelum tidur (apabila bentuk
tablet) atau 10mg pada pagi hari apabila obat dalam bentuk
suppositoria untuk anak - anak usia 4-10 tahun: Tanyakan dosis
pada dokter. Namun biasanya dosis yang direkomendasikan adalah
5 mg perhari sebelum tidur malam dalam bentuk suppositoria
Efek samping dan peringatan : kejang perut, tetapi hal ini jarang
terjadi. Bisakodil tidak boleh dikunyah atau digerus, tidak boleh
diminum dengan susu, dan tidak dianjurkan digunakan oleh wanita
hamil.
Obat dengan kandungan bisakodil yang beredar dipasaran :
Dulcolax® (tablet dan suppositoria), Bicolax® (tablet), Codylax ®
(tablet), Prolaxan ® (tablet), Laxana ® (tablet dan suppositoria).
2). Laktulosa
 Kerja obat : sebagai pencahar dengen membentuk asam-asam
organik di dalam usus besar yang menahan air sehingga tinja
menjadi lunak dan ada rangsangan untuk buang air besar
 Aturan pakai : Dosisnya tergantung pada kadar laktulosa dalam
setiap sediaan sirup.
 Dosis lazimnya untuk larutan laktulosa 50% adalah 15- 30ml di
pagi hari
 Efek samping : perut kembung dan banyak gas. Obat ini aman
digunakan untuk wanita hamil
 Obat dengan kandungan laktulosa yang beredar di pasaran :
Duphalac®, Lactulax®, Laxidilac®, Dulcolactol®
3). Bahan Osmotik
 Bahan osmotik berfungsi untuk mengumpulkan cairan ke usus
besar untuk melunakkan tinja sehingga mudah dikeluarkan.
Umumnya obat ini terdiri atas beberapa kandungan bahan
osmotic seperti garam-garam fosfat, magnesium, sulfat dan gula
seperti sorbitol. Umumnya obat pencahar dengan kandungan
bahan-bahan osmotik ini berbentuk enema (bentuk sediaan obat
berupa cairan yang dimasukkan melalui anus/dubur).Obat
dengan kandungan bahan osmotik yang beredar di pasaran :
Microlax®
B. Terapi non- farmakologi
 Memperbaiki pola makan
 Meningkatkan konsumsi serat seperti buah-buahan dan sayur-
sayuran direkomendasikan sebagai terapi awal konstipasi
 Aktivitas Fisik : Kurangnya aktivitas fisik berhubungan dengan
peningkatan risiko konstipasi.
 Berolahraga secara teratur karena olahraga akan membantu
meningkatkan fungsi pencernaan.
 Konsumsi air adalah kunci penatalaksanaan, pasien harus
dianjurkan minum setidaknya 8 gelas air per hari (sekitar 2 liter
per hari)
 Kurangi stress
 Hilangkan kebiasaan mengonsumsi obat pencahar secara rutin
untuk membantu buang air besar, gunakan obat pencahar hanya
apabila benar- benar diperluka

Anda mungkin juga menyukai