Anda di halaman 1dari 13

DIARE DALAM

ASUHAN KEFARMASIAN
OLEH :
NATHANIA MAHARANY
NIM : 2021038

DOSEN PENGAMPU :
APT. VIVALDI ERSIL, M.FARM
1. PENGERTIAN DIARE
Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan buang air besar lebih dari tiga kali sehari
dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair yang mungkin dapat
disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah (WHO, 2017). Diare adalah suatu kondisi dimana
seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya.
Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume, keenceran, dan frekuensi dengan
atau tanpa lendir darah, seperti lebih dari 3 kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari
(Selviana et al., 2017). Tingginya angka kejadian diare disebabkan oleh banyak faktor diantaranya
makanan dan minuman yang terkontaminasi akibat kebersihan yang buruk, infeksi virus dan bakteri.
Ada tiga jenis diare menurut lama terjadinya yaitu
1. diare akut
2. diare persisten
3. diare kronik.
1)Diare Akut
Diare akut yaitu buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi
tinja yang lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya dan berlangsung
dalam waktu kurang dari 2 minggu. Diare akut berlangsung kurang dari 14 hari
tanpa diselang-seling berhenti lebih dari 2 hari.

2)Diare persisten
Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari, merupakan kelanjutan
dari diare akut atau peralihan antara diare akut dan kronik.

3)Diare Kronik
Diare kronis adalah diare hilang-timbull, atau berlangsung lama dengan penyebab
non-infeksi, seperti penyakit sensitive terhadap gluten atau gangguan metabolism
yang menurun. Lama diare kronik lebih dari 30 hari. Diare kronik adalah diare yang
bersifat menahun atau persisten dan berlangsung 2 minggu lebih.
2. PENYEBAB DIARE
Diare terjadi karena adanya Infeksi (bakteri, protozoa, virus, dan parasit) alergi,
malabsorpsi, keracunan, obat dan defisiensi imun adalah kategori besar penyebab diare. Pada
balita, penyebab diare terbanyak adalah infeksi virus terutama Rotavirus (Permatasari, 2012).
Sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh infeksi.
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokan dalam 6 golongan besar yaitu infeksi
(disebakan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit), malabsorbsi, alergi, keracunan,
imunodefisiensi dan sebab-sebab lainya (DEPKES RI, 2011). Penyebab diare sebagian besar
adalah bakteri dan parasit, disamping sebab lain seperti racun, alergi dan dispepsi (Djamhuri,
1994).
Infeksi diare akut diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi diare
noninflamasi dan diare inflamasi. Diare inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitoksin di
kolon dengan manifestasi sindrom disentri dengan diare disertai lendir dan darah. Gejala klinis
berupa mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, tetenus, serta gejala dan tanda
dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin makroskopis ditemukan lendir dan atau darah,
mikoroskopis didapati sek lukosit polimakronuklear. Diare juga dapat terjadi akibat lebih dari
satu mekanisme, yaitu peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus. Infeksi bakteri
menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebakan terjadinya diare.
• Virus : Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70-80%). Beberapa jenis
virus penyebab diare akut antara lain Rotavirus serotype 1,2,8, dan 9 pada manusia,
Norwalk Virus, Astrovirus, Adenovirus (tipe 40,41), Small bowel structure virus,
Cytomegalovirus.
• Bakteri : Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Enteropathogenic E.coli (EPEC).
Enteroaggregative E.coli (EaggEC), Enteroinvasive E coli (EIEC), Enterohemorragic
E.coli (EHEC), Shigella spp., Camphylobacterjejuni (Helicobacter jejuni), Vibrio cholera
01, dan V. Cholera 0139, salmonella (non-thypoid).
• Parasit : Protozoa, Giardia lambia, Entamoeba histolityca, Balantidium coli,
Cryptosporidium, Microsporidium spp., Isospora belli, Cyclospora cayatanensis.
• Heliminths : Strongyloides sterocoralis, Schitosoma spp., Capilaria philippinensis,
Trichuris trichuria.
• Non Infeksi : Malabsorbsi, Keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas,
imonodefisiensi, obat dll.
3. GEJALA DIARE
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada, kemudian timul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lender atau darah. Warna tinja
makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya
lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat
yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare.
Bila penderita telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tampak.
Berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun membesar menjadi cekung, selaput lendir
bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi
dehidrasi ringan, sedang, dan berat, sedangkan berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi
hipotonik, isotonik, dan hipertonik.Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat
disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit
(Kliegman, 2006).
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah dan/atau demam, tenesmus, hematochezia,
nyeri perut atau kejang perut. Diare yang berlangsung beberapa saat tanpa penanggulangan medis adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan tubuh yang mengakibatkan renjatan hipovolemik atau karena
gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik lanjut. Kehilangan cairan menyebabkan haus, berat badan
berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, serta suara serak. Keluhan
dan gejala ini disebabkan deplesi air yang isotonik. Kehilangan bikarbonat akan menurunkan Ph darah.
Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan, sehingga frekuensi napas lebih cepat dan lebih dalam
(Kussmaul). Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam karbonat agar pH dapat naik kembali
normal.
Segera bawa anak kefasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan yang tepat jika
ditemukan salah satu atau lebiH gejala dibawah:
1.Timbul demam
2.Ada darah dalam tinja
3.Diare makin parah dan berulang-ulang
4.Muntah terus menerus
5.Anak terlihat sangat halus atau mengecil
6.Anak tidak mau makan atau minum
4. Obat Yang Digunakan Dalam Pengobatan Diare
Obat-obatan yang dapat digunakan dalam pengobatan diare yaitu:
1.Obat diare golongan adsorben(penyerap) dan pembentuk massa
Adsorben seperti kaolin tidak dianjurkan untuk diare akut. Contoh obat golongan adsorben yang biasa
digunakan adalah :
 Kaolin 1-4 sendok makan
 Kombinasi kaolin dan pektin tablet 750mg
 Attapulgit tablet 600mg
 Karbo adsorben tablet 250mg
2.Obat diare golongan antimotilitas
Obat-obat antimotilitas berperan dalam penangan diare akut tanpa komplikasi pada pasien dewasa tapi tidak
pada anak-anak dibawah 12 tahun. Pada kasus yang berat penggantian cairan dan elektrolit mutlak diperlukan.
Antimotilitas adalah obat-obatan yang dapat menghambat gerakan usus, sehingga usus dilumpuhkan dan
frekuensi diare berkurang. Penggunaan antimotilitas pada anak dapat menyebabkan tertahannya racun-racun
dalam saluran cerna yang seharusnya dikeluarkan melalui diare. Contoh motilitas yang biasa digunakan yaitu:
 Co-Fenotrop(campuran difenoksilat Hcl dan Atropin Sulfat 100:1) tablet
 Kodein fosfat tablet 30g
 Loperamide Hidroklorida tablet 2-4 mg
3.Obat diare golongan larutan rehidrasi oral
Menurut WHO dan UNICEF, pemberian larutan rehidrasi oral harus
dikombinasi dengan pemberian nutrisi yang tepat. Pemberian suplemen seng (20 mg
seng per hari selama 10-14 hari) dan tetap melanjutkan pemberian ASI selama
episode akut diare akan melindungi anak terhadap dehidrasi dan mengurangi
konsumsi kalori dan protein sehingga memberikan efek yang sangat besar dalam
mengurangi diare dan malnutrisi pada anak. Contoh obat berdasarkan golongan
larutan rehidrasi oral yang sering digunakan adalah oralit dan sejenisnya.
5. ASUHAN KEFARMASIAN DALAM
PENGOBATAN DIARE
A. Anjuran Yang Dapat Dilakukan oleh Penderita Diare
Jika diare tidak disertai gejala berat, Anda dapat melakukan perawatan
mandiri, seperti:
1.Jaga asupan cairan untuk mencegah dehidrasi. Cairan yang diberikan dapat
disesuaikan dengan usia penderita, misalnya air putih, oralit, jus, kaldu, atau
2.Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung banyak air, seperti sup.
Penderita juga disarankan untuk mengonsumsi makanan yang lunak agar lebih
mudah dicerna.
3.Minumlah suplemen makanan, seperti probiotik yang mengandung
Lactobacillus acidophilus, untuk mempercepat penyembuhan diare, terutama
diare akibat efek samping antibiotik. Sumber probiotik juga bisa diperoleh dari
suplemen probiotik.
4.Minumlah obat antidiare yang dapat dibeli di apotik, seperti attapulgite,
pektin, kaolin, dan diosmectite.
B.Hal Yang Dilarang Dilakukan Oleh Penderita Diare
1.Jangan mengkonsumsi makanan yang tinggi serat
2.Jangan mengkonsumsi makanan yang memiliki rempa-rempah kuat
3.Jangan mengkonsumsi makanan yang berminyak dan berlemak
4.Jangan mengkonsumsi makanan yang berasal dari olahan susu
5.Jangan mengkonsumsi alkohol dan kafein
6.Jangan mengkonsumsi sayuran yang mengandung gas seperti kol,kacang polong,dll
7.Jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung pemanis buatan
8.Jangan mengkonsumsi makanan yang pedas
Saat menderita diare, harus lebih cermat dalam memilih makanan untuk diare
agar kondisi yang dialami cepat membaik. Jika diare semakin parah atau disertai
gejala lain, misalnya adanya darah pada tinja, muntah terus-menerus, atau demam,
segera periksakan diri kedokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
KESIMPULAN
Diare adalah keadaan tidak normalnya pengeluaran feses yang ditandai dengan peningkatan
volume dan keenceran feses serta frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari (pada neonatus
lebih dari 4 kali sehari) dengan atau tanpa lendir darah.Jenis diare ada dua, yaitu diare akut dan diare
kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, sementaradiare kronik yaitu
diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin didinding usus, sehingga sekresi air dan
elektrolit meningkat kemudian menjadi diare. Gangguan motilitas usus yang mengakibatkan
hiperperistaltik.
Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik dan hypokalemia), gangguan gizi (intake
kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah (Zein dkk, 2004). Mekanisme
terjadinya diare dan termaksut juga peningkatan sekresi atau penurunan absorbsi cairan dan elektrolit
dari sel mukosa intestinal dan eksudat yang berasal dari inflamasi mukosa intestinal (Wiffen et al,
2014).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai