TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare
2.1.1 Definisi Diare
Diare adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari,
disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair atau lembek dengan atau tanpa
lendir dan darah, bahkan dapat berupa air saja. Untuk bayi yang diberi ASI
eksklusif definisi diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar atau
konsistensinya menjadi cair yang menurut ibunya abnormal atau tidak seperti
biasanya. Diare dapat menyebabkan kehilangan banyak cairan dan elektrolit
melalui tinja. Terjadi gangguan transportasi larutan usus, perpindahan air
melalui membrane usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh
aliran larutan secara aktif maupun pasif terutama natrium, klorida dan
glukosa.4,8,9
5
6
1. Diare sekretorik
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari
usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis
ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini
akan tetap berlangsung walaupun dilakukan puasa makan/minum.
2. Diare osmotik
Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari
usus halus yang disebabkan oleh obat-obat/zat kimia yang hiperosmotik
(antara lain MgSO4, Mg(OH)2), malabsorpsi umum dan defek dalam
absorpsi mukosa usus missal pada defisiensi disakaridase, malabsorpsi
glukosa/galaktosa.
1. Oralit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah
tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak
tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air
matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru
dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan
muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk
10
mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus
segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan
melalui infus. Pemberian oralit didasarkan pada derajat dehidrasi.12
a. Diare tanpa dehidrasi
Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret
Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret
Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret
b. Diare dengan dehidrasi ringan sedang
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan
selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa
dehidrasi.
c. Diare dengan dehidrasi berat
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke
Puskesmas untuk di infus.
Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok
dengan cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan botol tidak
boleh dilakukan. Anak yang lebih besar dapat minum langsung dari gelas. Bila
terjadi muntah hentikan dulu selama 10 menit kemudian mulai lagi perlahan-
lahan misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit. Pemberian cairan ini dilanjutkan
11
2. Zinc
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh.
Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase),
dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan
hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding
usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian
diare.12
Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan
tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar,
mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare
pada 3 bulan berikutnya. Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus
diberi Zinc segera saat anak mengalami diare.
Dosis pemberian Zinc pada balita:
a. Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.
Cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air
matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak diare.12
3. Pemberian ASI/makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada
penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah
berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih
sering di beri ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih
sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang
telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang mudah
dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare
berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk
membantu pemulihan berat badan.12
12
5. Pemberian Nasihat
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi
nasehat tentang:
1. Cara memberikan cairan dan obat di rumah
2. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
a. Diare lebih sering
b. Muntah berulang
c. Sangat haus
d. Makan/minum sedikit
e. Timbul demam
f. Tinja berdarah
g. Tidak membaik dalam 3 hari.
perlindungan terhadap diare pada bayi yang baru lahir. Pemberian ASI
eksklusif mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare
daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu botol. Flora usus
pada bayi-bayi yang disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab
diare.12
Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh, pada 6 bulan pertama
kehidupan resiko terkena diare adalah 30 kali lebih besar. Pemberian
susu formula merupakan cara lain dari menyusui. Penggunaan botol
untuk susu formula biasanya menyebabkan risiko tinggi terkena diare
sehingga bisa mengakibatkan terjadinya gizi buruk.12
2. Pemberian Makanan Pendamping ASI
Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap
mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Pada masa tersebut
merupakan masa yang berbahaya bagi bayi sebab perilaku pemberian
makanan pendamping ASI dapat menyebabkan meningkatnya resiko
terjadinya diare ataupun penyakit lain yang menyebabkan kematian.12
5. Menggunakan Jamban
Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya
penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan
resiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai
jamban harus membuat jamban, dan keluarga harus buang air besar di
jamban.12
Yang harus diperhatikan oleh keluarga:12
a. Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat
dipakai oleh seluruh anggota keluarga.
b. Bersihkan jamban secara teratur.
c. Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat
buang air besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh dari rumah,
jalan setapak dan tempat anak-anak bermain serta lebih kurang 10
meter dari sumber air, hindari buang air besar tanpa alas kaki.
c. Bersihkan anak segera setelah anak buang air besar dan cuci
tangannya.
dan ASI pada saat penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir
pada setiap ibu yang menyusui juga berbeda.28
Kolostrum yang diproduksi antara hari 1-5 menyusui kaya akan zat
gizi terutama protein. Kolostrum kaya akan zat antibodi terutama IgA.
Selain itu, di dalam kolostrum terdapat lebih dari 50 proses pendukung
perkembangan imunitas termasuk faktor pertumbuhan dan perbaikan
jaringan. Kolostrum mengandung sel darah putih dan protein
imunoglobulin pembunuh kuman dalam jumlah paling tinggi. Kolostrum
dihasilkan pada saat sistem pertahanan tubuh bayi paling rendah. Jadi
dapat dianggap bahwa kolostrum adalah imunisasi pertama yang diterima
oleh bayi. Disamping banyaknya zat antibodi yang terkandung, kolostrum
juga mengandung banyak faktor imunosupresif yang mencegah terjadinya
stimulasi berlebih akibat masuknya antigen dalam jumlah yang besar.19,24,25
ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang
mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun
berada di tempat yang mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI
sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental
dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare
pada bayi yang mendapat susu formula.28
1. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah
satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir
2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu
formula. Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak
dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang
mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik
dibanding laktosa susu formula.27,28
19
2. Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan
protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri
dari protein Whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari
protein Whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi
lebih banyak mengandung protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus
bayi. Jumlah protein Casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding
susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (80%). 30%
protein Casein yang terdapat dalam ASI pula mempunyai sifat kimia yang
memudahkan dicerna oleh usus bayi.27
Berikut di bawah ini adalah protein-protein spesifik yang ditemukan di dalam
ASI:
a. Laktoferin
Laktoferin menghambat pertumbuhan bakteri iron-dependent di saluran
cerna. Ini akan menghambat organisme tertentu seperti, koliform dan ragi,
yang membutuhkan zat besi untuk hidup.
b. Sekretori IgA
Sekretori IgA juga bekerja untuk melindungi bayi dari virus dan bakteri,
terutama bakteri dan virus yang terpapar pada bayi, ibu serta keluarganya.
Ini juga membantu melindungi terhadap bakteri E.coli dan alergi.
Immunoglobin lain, termasuk IgG dan IgM, dalam ASI juga membantu
melindungi bayi terhadap serangan bakteri dan virus.29
c. Lisozim
Lisozim adalah enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri E.coli dan
Salmonella. Lisozim juga menggalakkan pertumbuhan bakteri flora usus
yang sehat dan mempunyai fungi sebagai anti-inflamasi.
d. Faktor Bifidus
Faktor bifidus menggalakkan pertubuhan Lactobacillus. Lactobaccillus
adalah bakteri baik yang memproteksi bayi terhadap bakteri-bakteri
20
3. Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu
formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan
antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu
formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak
bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI juga mengandung
banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA)
dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan
saraf dan retina mata. Susu sapi tidak mengadung kedua komponen ini, oleh
karena itu hampir terhadap semua susu formula ditambahkan DHA dan ARA
ini. Tetapi perlu diingat bahwa sumber DHA dan ARA yang ditambahkan ke
dalam susu formula tentunya tidak sebaik yang terdapat dalam ASI. Jumlah
lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI matang, tetapi
mempunyai persentasi asam lemak rantai panjang yang tinggi.27,29
4. Karnitin
Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang
diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar
karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di
dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi
yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu
formula.27
5. Vitamin K
21
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai
faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar dalam
susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi
perdarahan, walapun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu,
American Academy of Pediatric menyarankan pada bayi baru lahir perlu
diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan.30
6. Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Pada
bayi baru lahir,kadar vitamin D dalam tubuh tergantung kepada status vitamin
D ibu ketika hamil dan selama menyusui. Hal ini tidak perlu dikuatirkan karena
dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan mendapat tambahan
vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif
ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan
mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.27,30
7. Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel
darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya
kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan
vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.28
8. Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk
mendukung pembelahan tisu dan pertumbuhan. ASI mengandung dalam
jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan bakunya yaitu beta
karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat
ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.27,28
terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi
dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada
ibu dengan gizi kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal
perkembangan sistem saraf maka pada ibu yang menyusui perlu ditambahkan
vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12 cukup didapat dari makanan
sehari-hari, kecuali ibu menyusui vegetarian.27
10. Mineral
Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi
oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status
gizi ibu. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih
mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam susu
sapi.27
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang
mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi
jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih
rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar. Penyerapan
kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan lemak.
Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak di atas yang menyebabkan
perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang
otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula
dibandingkan bayi yang mendapat ASI.28
Kandungan zat besi baik di dalam ASI maupun susu formula keduanya
rendah serta bervariasi. Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko
yang lebih kecil utnuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi
yang mendapat susu formula. Hal ini disebabkan karena zat besi yang berasal
dari ASI lebih mudah diserap, yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4 -7% pada
susu formula. Keadaan ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan pemberian
makanan padat yang mengandung zat besi mulai usia 6 bulan masalah
kekurangan zat besi ini dapat diatasi.28
23
pengolahan. Ada beberapa bentuk susu formula yaitu susu bubuk, konsentrat
(susu cair yang dikurangi airnya sampai kental), dan susu cair kemasan siap
minum. Susu formula boleh dikomsumsi oleh bayi dibawah satu tahun hanya
dalam kondisi tertentu saja.32
a. Kalori
Formula standar mengandung 20 kkal per 30 mL (0,67 kkal/cc)
b. Kandungan protein
Rasio whey: casein bervariasi terbanyak 60 : 40 mirip dengan ASI
c. Lemak
Sebagian besar mengandung lemak jenuh dan tidak jenuh ~50% total
kalori
d. Karbohidrat
Laktosa bermanfaat untuk penyerapan Ca, Zn, Mg, dan pertumbuhan flora
usus besar.
e. Mikronutrien
Kandungan vitamin dan mineral lebih tinggi dari pada ASI tetapi masih
98% dari kebutuhan
Beberapa bahan yang dapat ditambahkan kedalam susu formula bayi, yaitu
jika bahan tersebut ada didalam ASI. Manfaat serta keamanan bahan yang
ditambahkan tersebut sudah dibuktikan secara ilmiah. Susu formula harus
mengandung kandungan yang cukup untuk dapat memberikan manfaat
tetapi sesuai atau mendekati kandungan didalam ASI.33
Para ahli nutrisi melanjutkan penelitian tentang komposisi ASI dalam
usaha memperbaiki kualitas PASI sehingga mirip dengan ASI. Pada tahun
1912, maltose dan dextrins digunakan sebagai sumber karbohidrat dalam
formula bayi. Tahun 1919, lemak susu diganti dengan campuran minyak
sayur untuk meningkatkan kadar asam lemak tak jenuh seperti komposisi
lemak pada ASI, dan pada tahun 1960an formula komersial digunakan
secara luas di negara maju.33
ASI eksklusif
Karbohidrat
Protein (Laktoferin, Sekretoria IgA, Lisozim,
Faktor bifidus)
Lemak
Karnitin
Vitamin A, D, E, K
Vitamin yang larut dalam air
mineral
Susu formula
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
Mikronutrien
Zat lain Cholin, myoinositol, L-Carnitin Diare
Faktor lain
Kurang gizi/malnutrisi terutama anak gizi
buruk
Penyakit imunodefisiensi/imunosupresi
Penderita campak
2.7 Hipotesis
Terdapat hubungan kejadian diare pada bayi yang diberi ASI
eksklusis dengan bayi yang tidak ASI eksklusis.