TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Diare
Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan intensitas
feses tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali
dalam 24 jam. Apabila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, disebut sebagai
diare akut. Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, digolongkan pada diare
kronik, feses dapat dengan atau tanpa lendir (Amin, 2015). Diare adalah keluarnya
tinja yang berbentuk lebih cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari atau
terjadi lebih sering dari biasanya pada seseorang, yang umumnya merupakan gejala
kontaminasi makanan, air minum, ataupun langsung dari orang ke orang akibat dari
atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam.
Sementara untuk bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja
>10 g/kgBB/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-
14
2.1.2 Etiologi Diare
Etiologi adalah studi yang mempelajari tentang sebab dan asal muasal dari
suatu penyakit atau gangguan kesehatan. Etiologi atau agen penyebab kejadian
diare dapat berupa agen biologis seperti mikroorganisme maupun agen kimia. Pada
dasarnya, diare secara klinis dapat disebabkan oleh infeksi, malabsorbsi, alergi,
keracunan, defisiensi imunisasi dan sebab lainnya, namun penyebab yang paling
umum ditemukan adalah diare yang disebabkan oleh infeksi atau diare infeksius
dan keracunan akibat bahan kimia tertentu (Koletzko & Osterrieder, 2009).
Diare infeksius merupakan suatu gejala akibat adanya infeksi pada saluran
pencernaan yang disebabkan oleh berbagai macam organisme seperti bakteri, virus,
maupun parasit (WHO, 2013). Jenis virus yang paling sering menjadi penyebab diare
pada bayi dan anak khususnya di daerah berkembang adalah rotavirus (Gillespie &
benda, makanan, dan air yang terkontaminasi. Bayi dan anak-anak merupakan
kelompok yang paling rentan terhadap pajanan dari rotavirus (CDC, 2014). Adapun
bakteri yang paling umum menjadi penyebab penyakit diare pada anak-anak adalah
bakteri Eschericia coli yang dapat ditularkan melalui makanan atau air yang
2. Disentri
Diare ini ditandai dengan adanya darah dalam tinja yang disebabkan akibat
3. Diare persisten
Dimana kejadian diare dapat berlangsung ≥14 hari. Diare jenis ini sering
terjadi pada anak dengan status gizi rendah, AIDS, dan anak dalam kondisi infeksi,
(Iskandar, 2015).
a. Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Sedangkan
didefinisikan sebagai pasase tinja yang cair atau lembek dengan jumlah lebih
banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut biasanya
sembuh sendiri, lamanya sakit kurang dari 14 hari, dan akan mereda tanpa
2. Mekanisme patofisiologik
Disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus yang terjadi
menyebabkan air dan elektrolit keluar dari tubuh sebagai tinja cair. Diare
sekretorik ditemukan pada diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri akibat
rangsangan pada mukosa usus oleh toksin, misalnya toksin E. Coli atau V.
Mukosa usus halus adalah epitel berpori yang dapat dilalui oleh air dan
lumen lumen usus dan cairan ekstrasel. Oleh karena itu, bila di lumen usus
terdapat bahan yang secara osmotik aktif dan sulit diserap akan
menyebabkan diare. Bila bahan tersebut adalah larutan isotonik, air atau
bahan yang larut maka akan melewati mukosa usus halus tanpa diabsorpsi
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja
cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah
sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam
sebagai akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat
cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tampak. Berat badan menurun,
turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun membesar menjadi cekung, selaput
lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan
yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat. Sedangkan
kali atau lebih dalam sehari serta dapat mengakibatkan demam, sakit perut,
penurunan nafsu makan, rasa lelah dan penurunan berat badan dan dapat
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah – muntah dan
demam, tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau kejang perut. Diare yang
yang lanjut. Karena kehilangan cairan seseorang merasa haus, berat badan
berkurang, mata menjadi cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit
menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi air
yang isotonik. Selain itu, gejala bisa berupa tinja bayi encer, berlendir atau
berdarah, warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu, dan
terjadinya penyakit tersebut dan serangkaian perubahan struktur dan fungsi setiap
komponen yang terlibat di dalamnya, seperti sel, jaringan tubuh, organ, oleh stimulasi
faktor-faktor eksternal seperti faktor mikrobial, kimiawi dan fisis. Menurut Setadi
1. Gangguan osmotik
usus halus yang disebabkan oleh zat kimia yang hiperosmotik malabsorpsi umum
dan defek dalam absorpsi mukosa usus missal pada defisiensi disakaridase,
malabsorpsi glukosa/galaktosa.
2. Gangguan sekresi
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari
usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan
diare dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung
Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif Na+
diare serta faktor yang terkait di tingkat populasi. Penyakit diare lebih banyak
menyerang balita dan anak pada daerah endemis, sedangkan pada waktu terjadinya
kejadian luar biasa (KLB) dapat menyerang semua golongan umur. Penyebaran
disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian diare seperti
kesehatan. Frekuensi kejadian dan penyebaran diare memiliki pola waktu tertentu,
variasi kejadian diare tersebut berbeda antara daerah satu dengan yang lainnya
karena kasus diare di Indonesia terjadi pada musim hujan, yaitu September- Januari
yang sakit meliputi asal penyakit, permulaan perjalanan dan akibat. Virus atau
bakteri dapat masuk ke dalam tubuh bersama makanan dan minuman. Virus atau
bakteri tersebut akan sampai ke sel–sel epitel usus halus dan akan menyebabkan
infeksi, sehingga dapat merusak sel-sel epitel tersebut. Sel–sel epitel yang rusak
akan digantikan oleh sel-sel epitel yang belum matang sehingga fungsi sel–sel ini
masih belum optimal. Selanjutnya, vili–vili usus halus mengalami atrofi yang
mengakibatkan tidak terserapnya cairan dan makanan dengan baik. Cairan dan
makanan yang tidak terserap akan terkumpul di usus halus dan tekanan osmotik
usus akan meningkat. Hal ini menyebabkan banyak cairan ditarik ke dalam lumen
usus. Cairan dan makanan yang tidak diserap tadi akan terdorong keluar melalui
melalui fecal oral (masuk ke dalam saluran pencernaan melalui makanan dan
minuman yang tercemar tinja penderita). Jalur masuknya virus, bakteri atau kuman
penyebab diare ketubuh manusia dapat mudah dihafal dengan istilah 4F (Wagner,
1985). 4F adalah singkatan dari fluids (air), fields (tanah), flies (lalat), fingers
(tangan). Menurut Wagner dan Lenoix, tahapannya dimulai dari cemaran yang
berasal dari kotoran manusia (feces) yang mencemari 4F, lalu cemaran itu
Menurut Dahlan (2013) dalam usaha agar balita tidak terserang penyakit
Gunakan sumber air minum yang bersih seperti air pipa, air pancuran dari
mata air, sumur pompa tangan, air sumur gali yang baik, air hujan. Pembuatan
sumur hendaknya berjarak sedikitnya 10 meter dari jamban. Sebagian besar kuman
infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fecal oral (masuk ke dalam saluran
pencernaan melalui makanan dan minuman yang tercemar tinja penderita). Mereka
dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut, cairan atau benda yang
tercemar dengan tinja, misalnya, air minum, jari-jari tangan, makanan yang
disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air yang tercemar. Masyarakat yang
menderita diare lebih kecil dibanding dengan masyarakat yang tidak mendapat air
bersih. Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap serangan diare, yaitu dengan
menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi dari
makanan dan minuman air yang telah dimasak. Minum air mentah dan makan
makanan yang tidak dimasak terlebih dahulu adalah kebiasaan yang tidak baik.
Jagalah agar anak-anak tidak meminum air mentah. Panaskan sisa makanan yang
akan dimakan kembali terutama pada anak. Untuk buah-buahan dan sayuran yang
dimakan mentah cucilah terlebih dahulu dengan air bersih. Makanan yang telah
basi jangan dimakan lagi karena dapat menyebabkan penyakit diare. Simpanlah
makanan di tempat yang tertutup supaya terhindar dari lalat. Cuci tangan dengan
Buang air besar di jamban atau di kakus yang sehat, jangan sekali-kali buang
4. Kebersihan perorangan
Pengobatan diare penting jika seseorang telah menderita diare. Akan tetapi
bagi anak yang masih sehat akan lebih bermakna jika pencegahan diare dapat
dengan sabun telah terbukti mengurangi kejadian penyakit diare kurang lebih 40%.
Mencuci tangan disini lebih ditekankan pada saat sebelum makan maupun sesudah
buang air besar. Cuci tangan menjadi salah satu intervensi yang paling cost effective
untuk mengurangi kejadian diare pada anak. Selain mencuci tangan, pencegahan
diare dapat dilakukan dengan meningkatkan sanitasi dan peningkatan sarana air
bersih sebab 88% penyakit diare yang ada di dunia disebabkan oleh air yang
Jangan mencuci pakaian penderita di sekitar sungai dan sumber air lainnya.
biasakanlah mencuci alat-alat makan dan minum dengan sabun, letakkan di atas rak
piring.
6. Makanan yang bergizi
Makanan yang bergizi bukan berarti makanan yang mahal. Tahu, tempe,
ikan, daging, sayur, buah-buahan adalah makanan yang bergizi, yang selalu ada dan
terbeli oleh masyarakat. Gizi kurang memiliki daya tahan kurang, sehingga lebih
Jagalah supaya halaman rumah tetap bersih dari sampah serta kotoran
lainnya, buatlah jamban yang berjauhan dengan sumber air minum, yaitu paling
sedikit 10 meter.
masalah kehilangan cairan yang berlebihan (dehidrasi). Dehidrasi ini bila tidak
segera diatasi dapat membawa bahaya terutama bagi anak-anak. Bagi penderita
diare ringan diberikan oralit, tetapi bila dehidrasi berat maka perlu dibantu dengan
cairan intravena atau infus. Hal yang tidak kalah penting dalam menanggulangi
selama diare pemasukan makanan akan sangat kurang karena akan kehilangan
nafsu makan dan kehilangan makanan secara langsung melalui tinja atau muntah
pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan
BB naik 2x BB lahir dan 3x BB lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2
tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa pra sekolah kenaikan BB kurang lebih
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima
tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan
kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan
tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya.
Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini
(Supartini, 2004). Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi
sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari satu sampai dengan lima
tahun, atau bisa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-60 bulan (Supartini,
2004).
Pada balita, pertambahan berat badan balita adalah satu periode usia
manusia dengan rentang usia dua hingga lima tahun, ada juga yang menyebut
dengan periode usia prasekolah. Pada fase ini anak berkembang dengan sangat
pesat (Choirunisa, 2009). Pada periode ini, balita memiliki ciri khas perkembangan
halus anak juga mulai terlatih seperti menulis, menggambar, menggunakan gerakan
pincer yaitu memegang benda dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari
seperti memegang alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan
balita tumbuh dengan pesat. Pada periode awal balita yaitu usia dua tahun kosa
kata rata-rata balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah menjadi diatas 1000
kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai berbicara dengan kalimat sederhana
berisi tiga kata dan mulai mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya (Choirunisa,
2009).
Karakteristik anak usia balita (terutama anak usia dibawah 3 tahun atau
todler) sangat egosentris. Selain itu, anak juga mempunyai perasaan takut pada
ketidaktahuannya sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan terjadi
pada dirinya. Aspek bahasa, anak belum mampu berbicara secara fasih, oleh karena
itu, saat menjelaskan, gunakan kata yang sederhana, singkat, dan gunakan istilah
yang dikenalnya. Posisi tubuh yang baik saat berbicara pada anak adalah jongkok,
duduk di kursi kecil, atau berlutut sehingga pandangan mata kita akan sejajar
dengannya. Satu hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan kemampuan
dalam berkomunikasi adalah dengan memberikan pujian atas apa yang telah
Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air
besar, dengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi akibat
makanan dan minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasit. Ada beberapa
jenis diare diantaranya dalah diare akut dan diare kronis. Diare akut adalah buang-
buang air yang berlangsung selama kurang lebih 3 hari hingga seminggu.
Kebanyakan orang mengalami mencret jangka pendek karena adanya infeksi pada
berlangsung lebih dari 4 minggu atau bahkan lebih. Kondisi ini kurang umum dan
biasanya disebabkan oleh kondisi medis, alergi, obat-obatan, atau infeksi kronis.
Diare adalah kondisi yang sangat umum terjadi pada orang dewasa maupun
anak-anak, tanpa kenal jenis kelamin dan usia. Apabila mencret berlangsung terlalu
Namun, gejala diare tidak hanya itu saja. Berikut ini gejala diare yang umumnya
terjadi adalah: feses lembek dan cair (mencret), sakit perut, kram perut, mual dan
muntah, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, haus terus menerus, demam,
dehidrasi, darah pada feses, feses yang dihasilkan banyak, terus menerus ke toilet.
Penyebab utama dari diare adalah gangguan pencernaan. Gangguan
1. Keracunan makanan
diare. Makanan ini dapat menyebabkan sakit perut melilit, mual, dan buang-buang
air. Hal ini terjadi karena racun yang dikeluarkan bakteri menginfeksi organ dalam
sistem pencernaan.
adalah bakteri (C. difficile, E. coli, Salmonella, Shigella, dan Campylobacter), parasit
atau amuba (Giardia dan Entamoeba histolytica), dan virus (Rotavirus, norovirus,
3. Intoleransi laktosa
Laktosa adalah gula alami yang ditemukan dalam susu dan produk olahan susu.
tubuh tidak mampu memecah gula alami tersebut. Kondisi ini adalah salah satu
Ketika gangguan pencernaan ini terjadi, laktosa yang tidak bisa dicerna akan
masuk ke usus besar. Bakteri di usus besar akan berinteraksi dengan laktosa
laktosa dapat meningkat seiring bertambahnya usia. Ini karena kadar enzim yang
Fruktosa adalah gula yang ditemukan secara alami dalam buah-buahan dan
yang tidak dicerna dengan baik adalah satu penyebab diare pada orang-orang
tertentu.
5. Pemanis buatan
pemicu diare. Pemanis buatan tersebut banyak ditemukan pada permen karet dan
Mencret dapat terjadi karena efek samping mengonsumsi beberapa jenis obat.
Penyakit Crohn dan kolitis ulserativa adalah kondisi yang bisa menyebabkan
diare kronis. Selain mencret, Anda juga bisa mengalami sakit perut, perdarahan
yang keluar dari anus, demam, dan penurunan berat badan. Selain penyakit medis,
Selain faktor risiko di atas, perubahan pola makan baru-baru ini juga dapat
menyebabkan diare akut. Ini termasuk asupan kopi, teh, minuman bersoda, atau
permen karet yang mengandung gula yang sulit diserap. Infeksi diare dapat terjadi
ketika mereka minum atau makan makanan terkontaminasi, serta makan makanan
memberikan cairan elektrolit atau oralit. Cairan ini umum digunakan sebagai
tubuh asupan glukosa, garam dan mineral penting lainnya yang hilang selama
mengalami dehidrasi. Cairan rehidrasi cocok diberikan untuk anak-anak dan orang
tua.
2. Istirahat
Orang yang terkena atau sedang mengalami kondisi ini, harus berhenti beraktivitas
toilet.
makan BRAT (banana, rice, applesauce, and toast), yakni nasi, saus apel, dan roti.
Makanan tersebut baik dikonsumsi anak-anak atau orang dewasa saat sedang
buang-buang air. Pola makan BRAT terdiri dari makanan berserat rendah dengan
rasa hambar yang mudah dikunyah sampai halus. Jenis makanan ini baik bagi organ
4. Obat-obatan
pencernaan Anda yang biasanya diresepkan untuk diare. Obat ini memungkinkan
lebih banyak cairan yang diserap oleh tubuh dan membuat feses kembali padat.
Diare jika tidak ditangani akan menyebabkan diare kronis dengan risiko
berikut:
air berlebih dalam waktu lebih dari sebulan bisa menyebabkan tubuh kehilangan
terlalu banyak cairan, vitamin, mineral, protein, dan lemak ketika terkena kondisi
ini. Diare kronis juga dapat menurunkan berat badan jika tubuh tidak menyerap
bisa berupa luka yang menyebabkan jaringan di usus rapuh. Iritasi ini juga dapat
3. Dehidrasi
kehilangan banyak cairan tubuh. Dehidrasi ringan dapat mudah diatasi dengan
memperbanyak asupan cairan. Baik dari air putih, oralit, atau makanan berkuah.
penurunan volume urin, urin gelap, kelelahan, sakit kepala ringan, dan tekanan
darah rendah.
terbuat dari susu, makanan berat, berlemak, berminyak, pedas, minuman yang
mengandung kafein, seperti kopi, teh, cola. Selama masa penyembuhan, tubuh
memerlukan nutrisi dari makanan. Untuk itu, pilih makanan yang sehat. Selain itu,
pastikan cukup minum dan istirahat. Perawatan di rumah ini bisa mendukung
pengobatan dokter yang Anda lakukan. Diare dapat menyerang saja apabila tidak
menjaga kebersihan dari diri sendiri, memperhatikan makanan dan minuman yang
dikonsumsi
menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang
ditularkan melalui air disebut sebagai waterborne disease atau waterrelated
terkadang vektor. Berikut beberapa penyakit yang dapat ditularkan lewat air
infeksi yang dapat dipengaruhi oleh perubahan penyediaan air. Biasanya penyakit-
protozoa, dan cacing. Akan tetapi, cara ini tidak banyak menolong dalam
penularannya.
dengan kata lain pemanfaatan adalah penggunaan jamban oleh masyarakat dalam
hal buang air besar. Pemanfaatan fasilitas jamban berhubungan erat dengan
bahaya yang dapat diakibatkan oleh penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh
adanya kotoran tinja manusia yang dapat menjadi sumber penyakit diantaranya
penyakit diare. Tinja yang tidak tertampung di tempat tertutup dan aman dapat
dan lainnya. Merupakan penyakit yang disebabkan tidak tersedianya sanitasi dasar
air, dan seperti kita ketahui bahwa bakteri ini hidup dalam saluran pencernaan
sebagai pusat infeksi sampai inang baru dapat melalui berbagai perantara, antara
lain air, tangan, serangga, tanah, makanan, susu serta sayuran. Proses penularan
digambarkan melalui rantai penyebaran penyakit melalui kotoran tinja dan urine.
Peranan tinja dalam penyebaran penyakit cukup besar, selain dapat langsung
tanah, serangga dan bagian tubuh manusia. Beberapa penyakit yang dapat
disebarkan oleh kotoran tinja manusia antara lain: tipus, disentri, kolera,
bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang dan pita), schistosomiasis, dan
Dari teori yang dikemukakan WHO (2010), diare adalah keluarnya tinja yang
berbentuk lebih cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari atau terjadi lebih
sering dari biasanya pada seseorang, yang umumnya merupakan gejala infeksi
air minum, ataupun langsung dari orang ke orang akibat dari kurangnya sanitasi.
Cuci tangan menjadi salah satu intervensi yang paling cost effective untuk
mengurangi kejadian diare pada anak. Selain mencuci tangan pencegahan diare
dapat dilakukan dengan meningkatkan sanitasi dan peningkatan sarana air bersih
sebab 88% penyakit diare yang ada di dunia disebabkan oleh air yang
yang buruk (WHO, 2009). Sumantri (2010) Air yang diperuntukan bagi konsumsi
harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Sumantri (2010), penyakit yang
menyerang manusia dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak
langsung melalui air, maka kerangka teori dapat digambarkan sebagai berikut:
Faktor-Faktor Penyebab
Diare
Status Gizi