BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di
negara berkembang. Penyebab utama kematian karena diare adalah
dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya.
Diare adalah penyebab penting kekurangan gizi. Ini disebabkan karena
adanya anoreksia pada penderita diare sehingga ia makan lebih sedikit
dari biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang.
Padahal kebutuhan sari makanannya meningkat akibat dari keadaan
sakitnya.5 Oleh karena itu kita harus mengetahui jenis-jenis diare dan
bagaimana menanganinya supaya tingkat mortalitas dan morbiditasnya
dapat ditekan.
I.2.Definisi
Diare adalah keluarnya tinja yang lunak atau cair tiga kali atau lebih dalam
satu hari.
Diare cair akut adalah diare yang terjadi secara akut dan berlangsung
kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan
pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa darah.
Mungkin disertai muntah dan panas.5 Disentri didefinisikan sebagai diare
yang disertai darah dalam tinja.3
Diare persisten adalah episod diare yang mula-mula bersifat akut namun
berlangsung selama 14 hari atau lebih. Diare persisten dibedakan dari
diare melanjut, yaitu episod diare akut yang melanjut hingga berlangsung
selama 7-14 hari.3
I.3. Epidemiologi
kontras karena, bahkan jika mukosa terlihat normal, pada biopsy bisa
ditemukan colitis mikroskopik. Pencitraan usus bisa menunjukkan
divertikulum jejuni, penyakit Crohn atau bahkan striktur usus halus.4
BAB V
DIAGNOSIS
V.1. Kriteria diagnosis Diare Cair Akut
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis yaitu buang air besar cair
dari biasanya dan frekuensi lebih dari 3 kali sehari, disertai muntah, nyeri
perut dan panas. Pemeriksaan fisik untuk menentukan derajat dehidrasi.
Selain itu pemeriksaan laboratorium juga dapat membantu dalam
menegakkan diagnosis.1
V.2. Kriteria Diagnosis Disentri
Diagnosis semata-mata pada terlihatnya darah di dalam tinja. Tinja
mungkin juga mengandung leukosit polimorfonuklear yang terlihat dengan
mikroskop dan mungkin mengandung lendir dalam jumlah banyak.
Gambaran yang terakhir ini saja tidak cukup untuk mendiagnosis disentri.
Pada beberapa episod sigelosis, pertama-tama tinja cair kemudian menjadi
berdarah setelah satu atau dua hari.3
V.3. Kriteria Diagnosis Diare Persisten
Diagnosis ditegakkan berdasarkan lamanya diare tersebut terjadi (berakhir
dalam 14 hari atau lebih). Selain itu kita juga harus mengenali faktor-faktor
risiko yang dapat menyebabkan diare persisten. Faktor risiko untuk diare
persisten yaitu: kurang gizi, baru dikenalkan dengan susu sapi atau
formula, umur muda, melemahnya imunitas, dan diare yang baru saja
terjadi. Pengetahuan beberapa faktor ini membantu mengenali anak-anak
yang lebih mudah mengalami diare persisten dan pada beberapa keadaan
membantu dalam pengobatan.5
BAB VI
PENATALAKSANAAN
VI.1. Penatalaksanaan Diare Cair Akut
Baik, sadar
B
Gelisah,
rewel
C
Lesu,
lunglai, atau
tidak sadar
Mata
Normal
Cekung
Sangat
cekung dan
kering
Air mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Basah
Kering
Sangat
kering
Minum biasa
tidak haus
Haus, ingin
minum
banyak
Malas
minum atau
tidak bisa
minum
Turgor kulit
Kembali
cepat
Kembali
lambat
Kembali
sangat
lambat
Hasil
pemeriksaan
Tanpa
dehidrasi
Dehidrasi
ringan/sedang
Dehidrasi
berat
terapi
Rencana
terapi A
Rencana
terapi B
Rencana
terapi C
Mulut dan
lidah
Rasa haus
Berikan larutan ini sebanyak anak mau. Berikan jumlah larutan oralit
seperti di bawah sebagai penuntun.
Teruskan ASI.
Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa diberikan. Untuk
anak kurang dari 6 bulan dan belum mendapat makanan padat dapat
diberikan susu yang diencerkan dengan air yang sebanding selama 2
hari.
Umur
Jumlah oralit
yang diberikan
tiap bab
<1
tahun
50-100 ml
1-4
tahun
100-200 ml
>5
200-300 ml
tahun
Dewasa
bungkus
300-400 ml
1200-2800 ml/hari