Anda di halaman 1dari 31

Kanker Testis

Oleh : Nicky Alexandra


406127140

Kepaniteraan Klinik Ilmu Radiologi RSSW
7 Juli 2014 9 Agustus 2014
Kanker testis
kanker
nonhematologik
terbanyak
>> 20-35tahun >> Afrika-amerika
90% sembuh
Insiden meningkat
2x dalam 4
dekade terakhir
Metastase
Secara Limfogen > hematogen (koriokarsinoma)
Drainasi limfatikk :
Mengikuti kanalis inguinalis bersama korda spermatikus
menyilang ureter menyebar di peritoneum
Dapat diprediksi
Ca testis dextra :
nodus interaortacaval > preaortacaval > preaorta
Ca testis sinistra:
Nodus paraaorta > preaorta > interaortacaval
Sering ditemukan metastase menyilang dari ca testis
dextra ke sisi kiri, namun tidak pernah ditemukan arah
sebaliknya.
Etiologi dan Faktor Resiko
Etiologi belum diketahui
Faktor Resiko:

Keganasan
kontralateral
Kriptorkismus
Gangguan
fertilitas
Gangguan
perkembangan
sex
Riwayat
keluarga
Faktor resiko
pre & perinatal
Klasifikasi
Kanker testis
Germinal Cell
Tumour (GCT)
Seminoma
Non-
seminoma
Yolk sac tumor
(0-10 tahun)
Koriokarsinoma
(20-30)
Ca embryonal
(25-30)
Teratoma
(25-30)
Stomal
Tumour
Gejala Klinis
Massa di testis, tidak nyeri
20% pasien datang dengan metastase:
Nyeri abdomen, nyeri pinggang, malaise, letargi

DD:
Epididmitis, orkhitis, hidrokel
Diagnosa
Anamnesa
massa di testis +/- nyeri,
nyeri abdomen/pinggang
Pemeriksaan
Fisik
Massa intrascrotal umumnya unilateral.
Nyeri lokal (27%)
Nyeri pinggang (11%)
Ginekomastia (7%)
Cek massa intraabdomen!
Pemeriksaan
Radiologi
USG
CT scan
MRI
PET/CT
Xray Thorax
Tumor
Marker
AFP
HCG
LDH
Pemeriksan
PAtologi
USG
Sensitivitas 100%
Tujuan :
membedakan lesi intra dengan extratestikular
Indikasi:
Pria muda tanpa teraba massa testis
Massa retroperitoneal atau viseral
Peningkatan HCG atau AFP
Follow up kontralateral pada pasien beresiko

USG
mikrolithiasis testis. Nampak titik-titik
hiperekoik multiple pada pemeriksaan
USG
Kanker testis GCT pada
pemeriksaan USG sebagai
massa hipekoik berbatas tega
s.

CT Scan
Standar evaluasi limfadenopati
retroperitoneal dan pemeriksaan organ
abdomen
Sensitivitas 70-80%
Tujuan :
Membedakan stage I dan II
Deteksi nodul ganas (diameter 8-10m)
Deteksi metastase

Limfadenopati heterogen nodul
interaortacaval pada laki-laki 46
tahun dengan GCT kanan.
Tampak gambaran limfadenopati
region paraaorta pada laki-laki 37
tahun dengan GCT kiri
CT Scan
MRI
Tujuan membedakan massa testis jinak dan
ganas
Sensitivitas dan spesifistias lebih baik daripada
USG, hampir sama dengan CT
Tujuan:
Evaluasi nodul retroperitoneal
Tidak dipakai untuk diagnosa awal karena:
Radiasi tinggi, banyak pasien usia muda
Mahal, lama, jarang

MRI
Gambaran Ca testis pada T2-weighted MRI:
Signal intensitas rendah
(normal: intensitas tinggi)
Gambaran tidak khas
Awal : massa intraperitoneal tanpa kelainan
gambaran tastis (samar)
GCT extragonad (di kelanjar pineal, mediastinum,
retroperitoneal, sakrum)
cek tumor marker, biopsi
MRI
Laki-laki 29 tahun dengan limfadenopati
retroperitoneal. Pada T1-weighted MR tampak
limfadenopati interartocaval menyebabkan
hidronefrosis dextra.
Laki-laki 29 tahun dengan
limfadenopati retroperitoneal
(paraaorta) pada T2-weighted MRI
PET/CT
Masih dalam tahap pengkajian
Kedepannya diharapakan dapat mendeteksi
nodul lime terinfiltrasi dengan diameter 8-
10mm
Kekurangan :
Tidak dapat mendeteksi teratoma matur

Xray thorax
Indikasi :
Menentukan staging
kelebihan :
Kejadian positif palsu lebih sedikit daripada CT
scan
Xray Thorax
Laki-laki 23 tahun dengan massa besar pada testis kanan,
tampak nodul multiple pada bilateral paru sesuai dengan
metastase kanker testis ke paru. Specimen orkiektomi
radikal menunjukkan GCT campuran dari teratoma,
karsinoma embrional, dan seminoma. Pasien
mendapatkan siklus kemoterapi etoposid, ifosfamid, dan
cisplatin.
. Laki-laki 23 tahun dengan massa besar pada testis
kiri, pada foto xray thoraks post-kemoterapi
tampak resolusi sempurna metastase paru toraks
Brain Imaging
MRI atau CT scan
Indikasi :
Curiga kuat metastase ke otak
Kelainan neurologis
Kelainan ekstensif pada paru
Koriokarsinoma
Peningkatan HCG persisten
Gambaran menyerupai lesi hemoragik
Tumor MArker
sifat AFP HCG LDH
T 1/2 4-6 hari 24-36 jam 5-7 hari
Positif palsu Bayi, disfungsi hepar,
ca
pankreas/gaster/pulm
o
Konsumsi marijuana tanda destruksi
ekstensif
khas Nagatif pada tipe
seminoma urni dan
koriokarsinoma murni
Positif pada ca
embryonal, teratoma,
10% seminoma murni
GCT seminoma dan
NSGCT
Staging
ditentukan oleh:
gejala klinis
pemeriksaan patologi (spesimen orkiektomi)
Px radiologi (CT toraks, serta CT abdomen dan
pelvis)
Tumor marker (pre-post op)
Pemeriksaan radiologi untuk staging
Indikasi CT toraks :
adenopati pada CT abdomen-pelvis
temuan abnormal pada xray toraks
Indikasi evaluasi tambahan untuk tulang dan
otak : gejala klinis
USG tidak disarankan
kemampuan untuk mendeteksi adanya dan
parahnya kelainan sangat inferior dibandingkan
dengan CT dan MRI.

Pemeriksaan Radiologi untuk Menilai
Kelainan Residual atau Rekurensi
CT Scan!
pasien yang berespon komplit terhadap
kemoterapi 6 x foto CT scan dalam 5 tahun
pertama.
Cari kelainan retroperitoneal pada NSGCT, seperti
adenopati residual ( berpotensi membawa kelainan
mikroskopik.)
pasien dengan limfadenopati retroperitonal atau
dengan terapi primer stage I atau II
dilakukan CT post-op,
CT tambahan lain sesuai indikasi.

CT follow up
Laki-laki 59 tahun dengan keluhan nyeri
abdomen tiba-tiba dan vomitus. Tampak
massa besar di interaortacaval. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan benjolan
pada testis kanan, yang merupakan
seminoma. Pasien mengaku sebelumnya
menjalani kemoterapi etoposid dan
cisplatin.
. CT scan paska kemoterapi
menunjukkan massa residual di
interaortacaval.
FDG-PET
Percobaan FDG-PET pada residual-seminoma
(SEMPET)
FDG-PET dapat mendeteksi kelainan
retroperitoneal residual post-kemoterapi pada
pasien seminoma

Belum digunakan
TEKNIK PENCITRAAN BARU KANKER
TESTIS
Lymphotrophic Nanoparticle-
Enhanced MRI


Tujuan : membedakan KGB jinak dan ganas dari
ambilan kontras
Agen kontras khusus terdiri dari
superparamagnetic nanopartikel besi oksida
cukup kecil untuk lewat dengan bebas dari sistem
vena ke dalam sinus medula dari KGB
normalnya difagositosis oleh makrofag di KGB
jinak/normal
KGB ganas : disfungsi fagositosis kontras


Kekurangan:
Butuh keterampilan khusus dalam interpretasi
Foto diambil setelah 24-36 pasca injeksi kontras

Masih perlu pengkajian lanjut
Gabungan PET/CT
Masih diteliti
Lebih unggul dalam mendeteksi dan menentukan
lokasi penyakit micrometastatic (tidak dapat
dicapai oleh CT scan).
sensitivitas dan spesifisitas PET / CT unggul dalam
mengidentifikasi dan mengikuti penyakit
metastasis.
serapan FDG oleh teratoma mature = massa
nekrotik dan fibrosis.
Belum dapat membedakan antara teratoma dan
fibrosis atau nekrosis
kesimpulan
Studi pencitraan memainkan peran penting
dalam diagnosis dan pengelolaan kanker testis.
USG terutama digunakan untuk diagnosis awal,
dan CT adalah standar untuk staging kanker. MRI
menyediakan alternatif diagnostik sama kuat
dengan CT untuk digunakan dalam keadaan
tertentu. Penggunaan PET terbatas dalam
karakterisasi tumor, tetapi, dengan munculnya
pelacak baru, PET mulai diterima untuk evaluasi
respon pengobatan serta kekambuhan.
Daftar pustaka
Testicular Cancer : What the Radiologists Need to
Know. Evgeniy I. Kreydin1, Glen W. Barrisford1, Adam
S. Feldman1 and Mark A. Preston1. 2012, American
Journal of Roentgenology, pp. 1215-1225.
Sachdeva K, Harris JE. Testicular cancer. Medscape
refference. 2012.
Albers P, Albrecht W, Algaba F, Bokemeyer C, Cohn-
Cedermark G, Fizazi K, et all. Guidelines on testicular
cancer. European Association of Urology. 2012. p 1-32.
Lin K, Sharangpani R. Screening for testicular cancer: an
evidence review for the US preventive services
task force. Ann intern med. 2010;153:396-9.

Anda mungkin juga menyukai