Anda di halaman 1dari 26

Karsinoma Prostat

Rahmad Teguh Ananda Pandia

1810211035

A-3
Definisi

Karsinoma prostat adalah keganasan yang berasal


dari epitel kelenjar prostat. ( RSUP Dr. M. Djamil
Padang )

Karsinoma Prostat merupakan Keganasan yang


terbanyak diantara keganasan sistem urogenitalia
pria. ( Dasar-dasar Urologi ).
Epidemiologi

• Keganasan yang terbanyak diantara keganasan sistem urogenitalia pria.

• Bentuk keganasan prostat yang tersering adalah Adenokarsinoma prostat  Oleh karena itu bila kita membicarakan
Kanker prostat berkonotasi sebagai Adenokarsinoma prostat.

• Tumor ini menyerang pasien yang berusia diatas 50 tahun, diantaranya 30% menyerang pria berusia 70 - 80 tahun dan
75% pada usia lebih dari 80 tahun.

• Kanker ini jarang menyerang pria berusia sebelum berusia 45 tahun.

• Di Indonesia, jumlah penderita kanker prostat di tiga RS pusat pendidikan (Jakarta, Surabaya dan Bandung) selama 8
tahun terakhir adalah 1.102 pasien dengan rerata usia 67,18 tahun.

• Stadium penyakit tersering saat datang berobat adalah stadium lanjut sebesar 59,3% kasus.
Etiologi

• Idiopatik  Penyebab spesifik kanker


prostat masih belum diketahui dengan
pasti.
Faktor Risiko
Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa faktor yang tampaknya meningkatkan risiko terkena Ca. prostat, yaitu :

• Usia  Jarang terjadi pada usia di bawah 40 tahun, namun insidensi meningkat dengan cepat
pada usia di atasnya.

• Ras  Kanker jenis ini lebih sering pada laki-laki Karibia dan bangsa Afro-Amerika.

• Diet dan gaya hidup   Diet tinggi lemak jenuh, daging merah, sedikit buah dan sedikit sayuran, rendah
tomat, rendah ikan dan atau rendah kedelai meningkatkan risiko  terkena
kanker prostat. Diet tinggi kalsium juga berhubungan dengan peningkatan risiko
kanker prostat.

 Hubungan kanker prostat dengan obesitas masih kontroversial, namun obesitas


berhubungan dengan tingginya grading kanker prostat
Faktor Risiko
• Sejarah keluarga  Memiliki anggota keluarga dengan karsinoma prostat meningkatkan risiko penyakit.
Seorang laki-laki yang memiliki ayah atau saudara laki laki yang terdiagnosa
kanker pada usia 50 tahun  memiliki risiko 2 kali lipat lebih tinggi terkena
karsinoma prostat. risiko meningkat menjadi tujuh sampai delapan kali lipat lebih
tinggi pada laki laki yang  memiliki dua atau lebih keluarga yang menderita
kanker prostat.

• Mutasi Genetik  Berhubungan dengan mutasi BRCA 1 atau BRCA 2 dan


sindrom Lynch.

• Merokok   Hubungan merokok dengan karsinoma prostat belum jelas.


 Kebiasaan merokok dan paparan bahan kimia kadmium (Cd) yang banyak terdapat
pada alat listrik dan baterai berhubungan erat dengan timbulnya kanker prostat.
Gambaran Klinis
Pada kanker prostat stadium dini, sering kali tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda klinis

Tanda-tanda itu biasanya muncul setelah kanker berada pada stadium yang lebih lanjut

• Kurang lebih 10% pasien yang datang berobat ke dokter mengeluh adanya gangguan saluran kemih
berupa : kesulitan miksi, nyeri kencing, atau hematuria yang menandakan bahwa kanker telah
menekan uretra.

• Meskipun jarang, kanker dapat menekan rektum dan menyebabkan keluhan buang air besar.
Diagnosis

• Pemeriksaan utama dalam menegakkan Kanker prostat adalah anamnesis perjalanan penyakit,
pemeriksaan colok dubur, PSA serum serta ultrasonografi transrektal/ transabdominal.

• Diagnosis pasti didapatkan dari hasil biopsi prostat atau spesimen operasi berupa adenokarsinoma.

• Selain itu Pemeriksaan histopatologis akan menentukan derajat dan penyebaran tumor.
Diagnosis

1. Anamnesis perjalanan penyakit  Kecurigaan akan meningkat dengan adanya gejala lain seperti:
nyeri tulang, fraktur patologis ataupun penekanan sumsum tulang.

Metastasis

2. Pemeriksaan fisis yang penting  Colok Dubur


Kebanyakan kanker prostat terletak di zona perifer prostat dan dapat dideteksi dengan colok dubur jika
volumenya sudah > 20 ml.

Jika terdapat kecurigaan dari colok dubur berupa : nodul keras, asimetrik, berbenjol-benjol  INDIKASI
BIOPSI PROSTAT
Tetapi

Pada stadium dini seringkali sulit untuk mendeteksi kanker prostat melalui colok dubur
sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan ultrasonografi transrektal (TRUS).

Kemampuan TRUS dalam mendeteksi kanker prostat dua kali lebih baik daripada colok dubur.

3. Pemeriksaan TRUS

Gambaran klasik hipoekhoik pada zona peripheral prostat BIOPSI TRANSETKTAL,


dengan guided TRUS

JANGAN LUPA DILAKUKAN


PEMERIKSAAN PSA
4. Prostate-specific antigen (PSA)

PSA adalah serine-kalikrein protease yang hampir seluruhnya diproduksi oleh sel epitel prostat.

Pada prakteknya PSA adalah organ spesifik namun bukan kanker spesifik

Kadar PSA adalah parameter berkelanjutan, semakin tinggi kadarnya,


semakin tinggi pula kecurigaan adanya kanker prostat. Nilai baku PSA di
Indonesia saat ini yang dipakai adalah 4 ng/ml.
Sangat dianjurkan bila biopsi prostat dengan guided TRUS

Apabila tidak ada TRUS

Dapat dilakukan biopsi transrektal menggunakan


jarum trucut dengan bimbingan jari.
Untuk melakukan biopsi, lokasi untuk mengambil
sampel harus diarahkan ke lateral. BIOPSI PROSTAT
5. CT-scan dan MRI

CT scan diperiksa jika dicurigai adanya metastasis pada limfonudi (N), yaitu pada
pasien yang menunjukkan skor Gleason tinggi (>7) atau kadar PSA tinggi.

Dibandingkan dengan ultrasonografi transrektal,

MRI lebih akurat dalam menentukan luas ekstensi tumor ke ekstrakapsuler atau
ke vesikula seminalis.

6. Bone Scan

Pemeriksaan sintigrafi pada tulang dipergunakan untuk mencari metastasis hematogen pada tulang
Derajat Keganasan / Differensiasi Sel
• Menurut Skor Gleason

-Sistem Gleason didasarkan atas pola perubahan arsitektur


dari kelenjar prostat yang dilihat secara mikroskopik dengan
pembesaran rendah (60 – 100 kali).

-Dari pengamatan mikroskopik suatu preparat, kemudian


ditentukan 2 jenis pola tumor, yaitu tumor yang mempunyai
pola/tingkat yang paling ekstensif disebut sebagai primary
pattern dan pola/tingkat yang paling tidak ekstensif atau
disebut secondary pattern.
Stadium
Sistem staging yang digunakan untuk kanker prostat adalah menurut AJCC(American
Joint Committee on Cancer) 2010

Stadium T Penentuan stadium klinis cT dapat ditentukan dengan colok.


Bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan CT/MRI.

Penentuan stadium N hanya dikerjakan bila akan berpengaruh terhadap keputusan terapi.
Stadium N
Hal ini biasanya pada kasus penderita yang direncanakan terapi kuratif. Cara terbaik untuk
menentukan stadium N adalah dengan limfadenektomi, teknik yang digunakan adalah
operasi terbuka ataupun laparoskopik

Metode sidik tulang paling sensitif untuk mendiagnosis metastasis tulang, bila tidak ada
Stadium M
fasilitas pemerikaan tsb dapat dicari dengan penilaian klinis, CT Scan, alkali fosfatase serum
dan bone survey.
Stadium

Catatan :

* Tumor ditemukan pada satu atau dua lobus dengan


biopsi jarum akan tetapi tidak teraba atau terlihat dengan
pencitraan yang ada diklasifikasikan sebagai T1c.

** Tumor yang menginvasi apeks prostat atau ke kapsul


akan tetapi tidak menembus, tidak diklasifikasikan
sebagai T3 akan tetapi T2.

*** Bila lebih dari satu tempat metastasis, dikategorikan


sebagai metastasis paling tinggi stadiumnya; M1c adalah
tingkatan tertinggi.
Pengelompokkan group berdasarkan Prognosis
Simpulan Penentuan Stadium
Diagnosis Banding

• Benign Prostat Hiperplasia

• Acute Bacterial Prostatitis dan Abses prostat

• Bacterial Prostatitis

• Non bacterial Prostatitis

• TB sistem genitourinaria
Tata Laksana

• Tindakan yang dilakukan terhadap pasien kanker prostat tergantung pada stadium,
umur harapan hidup, dan derajat diferensiasinya
Tata Laksana

1. Observasi

2. Prostatektomi radikal

Pasien yang berada dalam stadium T1-2 N0 M0 adalah


cocok untuk dilakukan prostatektomi radikal yaitu
berupa pengangkatan kelenjar prostat bersama dengan
vesikula seminalis. Hanya saja operasi ini dapat
menimbulkan penyulit antara lain perdarahan, disfungsi
ereksi, dan inkontinensia. Tetapi dengan teknik nerve
sparring yang baik terjadinya kerusakan pembuluh darah
dan saraf yang memelihara penis dapat dihindari sehingga
timbulnya penyulit berupa disfungsi ereksi dapat
diperkecil.
Tata Laksana

3. Radiasi

Ditujukan untuk pasien tua atau pasien dengan tumor


loko-invasif dan tumor yang telah mengadakan
metastasis. Pemberian radiasi eksterna biasanya didahului
dengan limfadenektomi. Diseksi kelenjar limfe saat ini
dapat dikerjakan melalui bedah laparoskopik di samping
operasi terbuka.

4. Terapi Hormonal
Tata Laksana
Penatalaksanaan Kanker yang Telah Metastasis

• Androgen Deprivation Therapy(ADT) merupakan baku emas terapi. Terapi ini


dapat berupa kastrasi dengan obat atau pembedahan (orkhidektomi).

• Pemberian Lutenising Hormone Releasing-Hormone (LHRH) agonis seharusnya


disertai pemberian anti-androgen untuk mencegah flare-up sedikitnya 14 hari.
Tingkat kastrasi yang diinginkan adalah kadar testosteron < 20 ng/dL
Prognosis

• Stadium Awal  85% hidup 10 tahun

• Metastasis < 10%  hidup 5 tahun


Referensi

• PNPK Kemenkes

• Dasar- dasar Urologi

• Jurnal Fk-Unand

Anda mungkin juga menyukai