Anda di halaman 1dari 11

REFERAT

CA PROSTAT

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah

Pembimbing:

dr. Dhika Ari Rizki Sp.U

Disusun Oleh:

Ika Fatiha 116170025

Theresia Salsabilla 116170053

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNSWAGATI CIREBON

RSUD WALED KAB. CIREBON

CIREBON

2021
Definisi
Karsinoma prostat merupakan keganasan yang terbanyak diantara keganasan sistem
urogenitalia pria. Tumor ini menyerang pasien yang berusia diatas 50 tahun, diantaranya
30% menyerang pria berusia 70 - 80 tahun dan 75% pada usia lebih dari 80 tahun. Kanker
ini jarang menyerang pria berusia sebelum berusia 45 tahun. Insiden karsinoma prostat akhir-
akhir ini mengalami peningkatan karena: (1) meningkatnya umur harapan hidup, (2) penegakkan
diagnosis yang menjadi lebih baik, (3) kewaspadan (awarness) tiap-tiap individu mengenai
adanya keganasan prostat makin meningkat karena informasi dari majalah, media elektronika,
atau internet. (1)

Etiologi
Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab timbulnya adeno karsinoma prostat
adalah: (1) predisposisi genetik, (2) pengaruh hormonal, (3) diet, (4) pengaruh lingkungan, dan
(5) infeksi. Kanker prostat ternyata lebih banyak diderita oleh bangsa Afro-Amerika yang
berkulit hitam daripada bangsa kulit putih. Pada penelitian yang lain didapatkan bahwa bangsa
Asia (China dan Jepang) lebih sedikit menderita penyakit ini. Namun mereka yang pindah ke
Amerika mendapatkan kemungkinan menderita penyakit lebih besar daripada mereka yang tetap
tinggal di negara asalnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan dan kebiasaan hidup
sehari-hari juga berperan dalam patogenesis penyakit ini. Kemungkinan untuk menderita kanker
prostat menjadi dua kali jika saudara laki-lakinya menderita penyakit ini. Kemungkinannya naik
menjadi lima kali jika ayah dan saudaranya juga menderita. Kesemuanya itu menunjukkan
adanya faktor genetika yang melandasi terjadinya kanker prostat. Diet yang banyak mengandung
lemak, susu yang berasal dari binatang, daging merah (red meat), dan hati diduga meningkatkan
kejadian kanker prostat. Beberapa nutrisi diduga dapat menurunkan insidens kanker prostat, di
antaranya adalah: vitamin A, beta karoten, isoflavon atau fitoestrogen yang banyak terdapat pada
kedelai, likofen (antioksidan karotenoid yang banyak tedapat pada tomat), selenium (terdapat
pada ikan laut, daging, biji-bijian), dan vitamin E. Kebiasaan merokok dan paparan bahan kimia
kadmium (Cd) yang banyak terdapat pada alat listrik dan batereiberhubungan erat dengan
timbulnya kanker prostat. (1)
Patologi
Jenis histopatologis karsinoma prostat sebagian besar adalah adenokarsinoma. Kurang
lebih 75% terdapat pada zona perifer prostat dan 15 -20% terdapat pada zona sentral dan zona
transisional.
Penyebaran
Tumor yang berada pada kelenjar prostat tumbuh menembus kapsul prostat dan
mengadakan infiltrasi ke organ sekitarnya. Penyebaran secara limfogen melalui kelenjar limfe
pada daerah pelvis menuju kelenjar limfe retroperitoneal dan penyebaran secara hematogen
melalui vena vertebralis menuju tulang-tulang pelvis, femur sebelah proksimal, vertebra
lumbalis, kosta, paru, hepar, dan otak.
Metastasis ke tulang pada umumnya merupakan proses osteoblastik, meskipun kadangkadang
bisa juga terjadi proses osteolitik.
Gambaran Klinis
Pada kanker prostat stadium dini, sering kali tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda
klinis. Tanda-tanda itu biasanya muncul setelah kanker berada pada stadium yang lebih lanjut.
Kanker prostat stadium dini biasanya diketemukan pada saat pemeriksaan colok dubur berupa
nodul keras pada prostat atau secara kebetulan diketemukan adanya peningkatan kadar
penanda tumor PSA (prostate specific antigens) pada saat pemeriksaan laboratorium. Kurang
lebih 10% pasien yang datang berobat ke dokter mengeluh adanya gangguan saluran kemih
berupa kesulitan miksi, nyeri kencing, atau hematuria yang menandakan bahwa kanker telah
menekan uretra. Meskipun jarang, kanker dapat menekan rektum dan menyebabkan keluhan
buang air besar. Kanker prostat yang sudah mengadakan metastasis ke tulang memberikan gejala
nyeri tulang, fraktur pada tempat metastasis, atau kelainan neurologis jika metastasis pada tulang
vertebra. Pemeriksaan fisis yang penting adalah melakukan colok dubur. Pada stadium dini
seringkali sulit untuk mendeteksi kanker prostat melalui colok dubur sehingga harus dibantu
dengan pemeriksaan ultrasonografi transrektal (TRUS). Kemampuan TRUS dalam
mendeteksi kanker prostat dua kali lebih baik daripada colok dubur. Jika dicurigai ada area
hipoekoik selanjutnya dilakukan biopsi transektal pada area tersebut dengan bimbingan
TRUS. (1)

Stadium
Tingkat infiltrasi dan penyebaran tumor berdasarkan sistem TNM atau sesuai dengan
penentuan dari Jewett dan Whitmore adalah seperti berikut:

Tabel 1. Tingkat Infiltrasi dan penyebaran menurut Jewett dan Whitmore (1)

Penanda Tumor
Tabel 2 Penanda Tumor
Catatan :

* Tumor ditemukan pada satu atau dua lobus dengan biopsi jarum akan tetapi tidak teraba atau
terlihat dengan pencitraan yang ada diklasifikasikan sebagai T1c.

** Tumor yang menginvasi apeks prostat atau ke kapsul akan tetapi tidak menembus, tidak
diklasifikasikan sebagai T3 akan tetapi T2.

*** Bila lebih dari satu tempat metastasis, dikategorikan sebagai metastasis paling tinggi
stadiumnya; M1c adalah tingkatan tertinggi.
Tabel 3 Grading
Di samping penentuan derajat diferensiasi tumor menurut Mostofi, dikenal pula diferensiasi
Gleason. Sistem Gleason didasarkan atas pola perubahan arsitektur dari kelenjar prostat yang
dilihat secara mikroskopik dengan pembesaran rendah (60 – 100 kali), yang dibedakan dalam 5
tingkat perubahan mulai dari tingkat very well differentiated (tingkat 1) hingga undifferentiated
(tingkat 5). Dari pengamatan mikroskopik suatu preparat, kemudian ditentukan 2 jenis pola
tumor, yaitu tumor yang mempunyai pola/tingkat yang paling ekstensif disebut sebagai primary
pattern dan pola/tingkat yang paling tidak ekstensif atau disebut secondary pattern. Kedua
tingkat tersebut kemudian dijumlahkan sehingga menjadi grading dari Gleason. Misalkan
primary pattern tingkat 4 sedangkan secondary pattern tingkat 2, maka penjumlahan grading
Gleason adalah 4+2 = 6. Karena itu grading Gleason berkisar antara 2 sampai dengan 10, yaitu
merupakan hasil penjumlahan dari 1+1=2 hingga 5+5=10. Dari penjumlahan itu kemudian
disimpulkan tingkat histopatologinya seperti pada tabel berikut :
Tabel 2. Derajat diferensiasi menurut Gleason (1)

Penanda tumor
Untuk membantu menegakkan diagnosis suatu adenokarsinoma prostat dan mengikuti
perkembangan penyakit tumor ini, terdapat beberapa penanda tumor, yaitu (1) PAP (Prostatic
Acid Phosphatase) dihasilkan oleh sel asini prostat dan disekresikan ke dalam duktuli prostat
dan (2) PSA (Prostate Specific Antigens) yaitu suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh
sitoplasma sel prostat, dan berperan dalam melakukan likuefaksi cairan semen. PSA berguna
untuk melakukan deteksi dini adanya kanker prostat dan evaluasi lanjutan setelah terapi
kanker prostat. Untuk meramalkan luas ekstensi tumor serta meramalkan adanya kemungkinan
timbulnya kekambuhan karsinoma prostat, dapat dihitung melalui tabel dari Partin. Dengan
cara memasukkan variabel PSA, skor Gleason, dan stadium klinis ke dalam tabel Partin, dapat
diramalkan luas ekstensi maupun prognosis karsinoma prostat. (1)

Diagnosis banding (2)


1. Benign Prostat Hiperplasia,
2. Acute Bacterial Prostatitis dan Abses prostat,
3. Bacterial Prostatitis,
4. Non bacterial Prostatitis,
5. TB sistem genitourinaria.

Pemeriksaan pencitraan
Ultrasonografi transrektal (TRUS)(3)
Pada pemeriksaan ultrasonografi transrektal dapat diketahui adanya area hipo-ekoik
(60%) yang merupakan salah satu tanda adanya kanker prostat dan sekaligus mengetahui
kemungkinan adanya ekstensi tumor ke ekstrakapsuler. Selain itu dengan bimbingan
ultrasonografi transrektal dapat diambil contoh jaringan pada area yang dicurigai keganasan
melalui biopsi aspirasi dengan jarum halus (BAJAH).
CT scan dan MRI.
CT scan diperiksa jika dicurigai adanya metastasis pada limfonudi (N), yaitu pada pasien yang
menunjukkan skor Gleason tinggi (>7) atau kadar PSA tinggi. Dibandingkan dengan
ultrasonografi transrektal, MRI lebih akurat dalam menentukan luas ekstensi tumor ke
ekstrakapsuler atau ke vesikula seminalis.
Bone scan.
Pemeriksaan sintigrafi pada tulang dipergunakan untuk mencari metastasis hematogen pada
tulang. Meskipun pemeriksaan ini cukup sensitif, tetapi beberapa kelainan tulang juga
memberikan hasil positif palsu, antara lain: artritits degeneratif pada tulang belakang, penyakit
Paget, setelah sembuh dari cedera patah tulang, atau adanya penyakit tulang yang lain. Karena
itu dalam hal ini perlu dikonfirmasikan dengan foto polos pada daerah yang dicurigai. (1)
Terapi
Tindakan yang dilakukan terhadap pasien kanker prostat tergantung pada stadium, umur
harapan hidup, dan derajat diferensiasinya

Tabel 3. Terapi pilihan karsinoma prostat (1)


1. Observasi
Ditujukan untuk pasien dalam Stadium T1 dengan umur harapan hidup kurang dari 10
tahun.
2. Prostatektomi radikal
Pasien yang berada dalam stadium T1-2 N0 M0 adalah cocok untuk dilakukan prostatektomi
radikal yaitu berupa pengangkatan kelenjar prostat bersama dengan vesikula seminalis. Hanya
saja operasi ini dapat menimbulkan penyulit antara lain perdarahan, disfungsi ereksi, dan
inkontinensia. Tetapi dengan teknik nerve sparring yang baik terjadinya kerusakan pembuluh
darah dan saraf yang memelihara penis dapat dihindari sehingga timbulnya penyulit berupa
disfungsi ereksi dapat diperkecil.
3. Radiasi
Ditujukan untuk pasien tua atau pasien dengan tumor loko-invasif dan tumor yang telah
mengadakan metastasis. Pemberian radiasi eksterna biasanya didahului dengan limfadenektomi.
Diseksi kelenjar limfe saat ini dapat dikerjakan melalui bedah laparoskopik di samping operasi
terbuka.
4. Terapi hormonal
Pemberian terapi hormonal berdasarkan atas konsep dari Hugins yaitu: “Sel epitel prostat
akan mengalami atrofi jika sumber androgen ditiadakan” Sumber androgen ditiadakan dengan
cara pembedahan atau dengan medikamentosa. Menghilangkan sumber androgen yang hanya
berasal dari testis menurut Labrie belum cukup, karena masih ada sumber androgen dari kelenjar
suprarenal yaitu sebesar 10% dari seluruh testosteron yang beredar di dalam tubuh. Untuk itu
Labrie menganjurkan untuk melakukan blokade androgen total. Bermacam-macam cara dan jenis
obat untuk terapi hormonal terdapat pada tabel berikut
Tabel 4. Terapi Hormonal pada karsinoma prostat(1)
DAFTAR PUSTAKA

1. Purnomo B. 2011. Dasar-Dasar Urologi. Ed. 3: Onkologi Urogenitalia. Jakarta. Sagung


Seto. Hal 175-80
2. Bartsch G, Catalona W, Gospdarowics M. 2006. Developments in the treatment of
localized prostate cancer. In: McConnell J, editors. 6th International Consultation on
prostate cancer. Paris: Health Publication. Pp 277-308
3. Carter HB and Partin AW. 2007. Diagnosis and staging of prostate cancer. In:Walsh PC,
Retik AB, Vaughan ED, Wein AJ, editors. Campbell’s Urology.Philadelphian: Saunders.
Pp 3055-79
4. Gades NM, Jacobson DJ, Girman CJ, Roberts RO, Lieber MM, Jacobsen SJ. 2005.
Prevalence of conditions potentially associated with lower urinary tract symptoms in
men. BJU International. 95: 549-53
5. Mahadi E. 2009. Penanganan karsinoma prostat di RSUD Moewardi Surakarta. Jurnal
Urologi Indonesia. 16(1): 25-8

Anda mungkin juga menyukai