Anda di halaman 1dari 10

Grace Jovitha

1810211127

ULKUS GASTER
Ulkus gaster adalah ulserasi
atau robeknya lapisan mukosa
yang disebabkan oleh
rusaknya ketahanan mukosa
gaster.
Etiologi
Menurut Sam LK (1994) ada beberapa faktor etiologi terjadinya ulkus gaster yaitu:
1. infeksi Helicobacter pylori
- H. pylori merupakan penyebab utama terjadi tukak gaster
- Banyak terjadi pada orang kulit gelap di bandingkan dengan kulit putih.
- Prevalensi infeksi H. pylori dalam ulserasi komplek misalnya perdarahan dan perforasi, sangat rendah jika
dibandingkan penemuan dalam penyakit ulserasi yang tidak komplek
- Menurut suatu penelitian, 70% ulkus gaster adalah karena infeksi kuman H. pylori

2. NSAID
- Penggunaan NSAID merupakan penyebab umum terjadi ulkus gaster
- Penggunaan obat ini mengganggu peresapan mukosa, menghancurkan mukosa dan menyebabkan kerusakan
mukosa
- Sebanyak 30% orang dewasa yang menggunakan NSAID mempunyai GI yang kurang baik
- Selain itu adalah faktor usia, jenis kelamin, pengambilan dosis yang tinggi atau kombinasi dari NSAID,
penggunaan NSAID dalam jangka waktu yang lama, penggunaan disertai antikoagulan dan severe comorbid
illness
3. Genetik
- Lebih dari 20% pasien mempunyai sejarah keluarga tukak gaster

4. Penyakit lain
- Salah satu daripada penyakit ini mungkin berkaitan dengan tukak gaster yaitu sirosis hati, penyakit
paru obstruktif kronik dan penyakit autoimun
- Lain-lain jangkitan, termasuk virus Epstein-Barr, HIV, heilmannii Helicobacter, herpes simpleks,
influenza, sifilis, Candida albicans, histoplasmosis, mucormycosis, dan anisakiasis
Epidemiologi

- Prevalensi ulkus gaster di Indonesia pada beberapa penelitian ditemukan antara 6˗15% terutama
pada usia 20-65 tahun dengan puncak faktor risiko pada umur 55˗65 tahun.
- Menurut WHO (2011) angka kematian ulkus gaster di Indonesia mencapai 14.123 per tahun atau
0,99% dari total kematian.
Faktor Risiko

- Sosial ekonomi rendah


- Jenis kelamin
- Faktor genetik
- Herediter (peningkatan jumlah sel parietal)
- Hipercalcemia
- Mastositosis
- Alkohol
- Stress
- Penggunaan obat nyeri regular
Gejala Klinis

1. Dispepsia : mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa terbakar, rasa penuh dan cepat
merasa kenyang
2. Nyeri epigastrik, dan tidak membaik setelah makan
3. Anoreksia, nafsu makan berkurang, dan kehilangan berat badan
4. Muntah (kadang)
5. Beberapa kasus → asimptomatik
Diagnosis

- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang → radiologi dengan barium meal kontras/colon in loop dan endoskopi, tes
kadar gastrin serum, biopsi untuk pemeriksaan bakteri H. Pylori.
Tatalaksana

1. Non farmakologi:
- Hindari minum beralkohol
- Hindari faktor risiko yang memperparah keluhan
2. Pembedahan → antrektomi. Indikasi:
- Gagal pengobatan
- Adanya komplikasi perforasi, pendarahan dan stenosis pilori
- Ulkus peptikum dengan diagnosis keganasan
Komplikasi

- Penetrasi → Ulkus menembus dinding lambung atau duodenum dan berlanjut ke organ lain yang
berdekatan, seperti hati atau pankreas.
- Perforasi → Ulkus pada duodenum, atau lambung (lebih jarang), bisa menembus dan membentuk
lubang ke rongga perut.
- Perdarahan (anemia) → Bisa tampak pada muntah yang berwarna merah terang atau coklat
kemerahan, serta tinja yang berwarna hitam atau mengandung bekuan darah.
- Sumbatan → Pembengkakan jaringan yang meradang di sekitar ulkus atau terbentuknya jaringan
parut akibat penyembuhan ulkus sebelumnya bisa mempersempit lambung atau duodenum. Sering
muntah, seringkali beberapa jam setelah makan → penurunan berat badan, dehidrasi, dan gangguan
keseimbangan elektrolit.
- Kanker → Ulkus yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori memiliki risiko 3-6x lebih besar
untuk menjadi kanker lambung.

Anda mungkin juga menyukai