13. Kasus
1. Definisi
Sel goblet,
sel parietal,
sel chief
KLASIFIKASI
Ulkus Duodenal
Kemungkinan
• Kadang-kadang
malignansi
Mengganggu permeabiitas
mukosa mukosa rentan
NSAID rusak Sangat berpengaruh
pada riwayat ulkus
peptikum(Anand, 2012).
4. Faktor Resiko
Infeksi bakteri
NSAID Stres
Helicobacter pylori
Peptic ulcers biasanya timbul karena adanya asam dan pepsin ketika
Helicobacter pylori (HP), nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs),
atau faktor lain mengganggu pertahanan mukosa normal dan mekanisme
penyembuhan.
Infeksi HP
Infeksi HP menyebabkan inflamasi pada mukosa lambung, tetapi
tidak semua yang terinfeksi dapat mengalami ulcer atau ca
lambung.
• Merokok
• Stress
• Lifestyle (kopi, teh, minuman
kola, beer, susu, dan makanan
pedas dapat menyebabkan
dyspepsia, tapi tidak
meningkatkan risiko PUD)
• Konsumsi alkohol acute
gastric mucosal damage dan
upper GI bleeding tapi belum
menjadi penyebab pertama ulcer
6. Gejala Peptic Ulcer Disease
Gejala peptic ulcer disease (PUD) yang
paling sering terjadi adalah rasa sakit Rasa sakit pada waktu malam hari yang
pada bagian perut (epigastrum) dan dapat membangunkan pasien saat
muncul rasa ketidaknyamanan, terasa tidur, khususnya pukul 12 malam
seperti terbakar (dispepsia), perut hingga pukul 3 pagi (selama 1-3 jam)
terasa penuh, atau kramdini hari
Nyeri sering hilang-timbul: nyeri sering terjadi setiap hari selama beberapa
minggu kemudian menghilang sampai periode perburukan selanjutnya
6. Gejala Peptic Ulcer Disease
Komplikasi seperti pendarahan pada Keparahan dari rasa sakit akibat peptic
ulkus, perforasi, penetrasi, atau obstuksi ulcer berbeda-beda pada setiap pasien
Radiografi
Dipiro (2009)
8. Terapi Non-Farmakologi Ulkus Peptikum
Istirahat yang cukup
Ranitidine • 2-4 mg/kg/hari dibagi menjadi 2 kali sehari (maksimum dosis 300
mg/hari oral)
• 2-4 mg/kg/hari setiap 6-8 jam (maksimum dosis 200 mg/hari)
*umur 1 bulan-16 tahun
Sucralfat *umur 1 bulan – 2 tahun = 250 mg (4-6 kali sehari)
*umur 2 – 12 tahun = 500 mg (4-6 kali sehari)
Obat Dosis
Rabeprazole
Nizatidine
Omeprazol
Famotidin Antasida
Obat Wajib
Apotek untuk
Tukak Peptik
Ranitidin Sucralfat
11. Interaksi Obat
Interaksi obat
ANTASIDA
AINS Efek AINS berkurang
antagonis reseptor H-2 PPI
AMFETAMIN Efek amfetamin meningkat, dapat terjadi efek samping merugikan :
Ketoconazole Menurunkangelisah,
penyerapan Claritomicin
berdebar penglihatan Meningkatkan
kabur, jantung berdebar level
etanol dan antifungal (antijamur) omeprazole
bismut
Chlordiazepoxide penurunan penyerapan chlordiazepoxide
magnesium menurunkan Escitalopram meningkatkan level
hidroksida
Digoxin. dan
Garam besi bioviabilitas penurunan
ARH-2 absorbsi escitalopram
Indometasin.
aluminium Tetrasiklin,
sampai 30-40% benzodiazepin, menurunkan klirens
Captopril
hidroksida warfarin, fenitoin
Isoniazid
Propantelin penurunan
meningkatkan absorbsiabsorbsi denganARH-2
Antasid, alumunium hidroksida
mengurangi efikasi PPI.
bromida ARH-2 clopidogrel menghambat
Naproxen Kemungkinan peningkatan penyerapan naproxen oleh sodium
Metoklopramid menurunkanbicarbonate.
absorbsi metabolisme clopidogrel
dan fenobarbital ARH-2 menjadi
Kemungkinan penurunan penyerapan naproxen olehmetabolit
magnesium
oksida atau aluminium hidroksida aktifnya,
Pseudoephedrine peningkatan penyerapan pseudoefedrin oleh aluminium hidroksida
12. Evaluasi Hasil Terapi (Outcome)
Mengatasi gejala
Menurunkan
Menghindariefek
sekresi asam
samping obat
lambung
OUTCOME
THERAPY
Menghilangkan H. Mencegah
pylory komplikasi
Mengurangi resiko
kambuh
Nama Pasien : Tn. Y (56 tahun)
13. Kasus
Alamat : Mojoroto Kediri
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pegawai Bank
Tanggal MRS : 23/4/2016
Keluhan pasien
• Nyeri pada bagian lambung, tidak nafsu makan dan fesesnya berwarna hitam.
Perilaku Hidup
• Perokok aktif
Objektif
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Lab Nilai Normal
Pemeriksaan Lab
BB/TB : 78 kg / 167 cm Hb : 9 g/dL (Normal 14 – 17 g/dL)
GCS : 456 Leukosit : 14.570 / µL (Normal 4000-11.000/µL)
TD : 170/100 mmHg HCT : 39% (Normal 41-51%)
N : 60x/menit MCV : 76 fL (Normal 80 – 93 fL)
RR : 20x/menit Ferritin : 15 ng/mL (Normal 15-200 ng/mL)
Abdomen : Epigastric Trombosit : 299 x103/µL (Normal 142-424 x103/µL)
tanderness (+) SGOT : 28 (Normal (11-41 U/L)
SGPT : 26 (Normal 11-41 U/L)
GDS : 240 mg/dL (Normal <200mg/dL)
H. pylori : (+)
Hasil Endoscopy : perforasi
gastric (+)
Asessment
• Problem Medik
Didalam kasus diatas pasien diduga mengalami ulkus
peptikum yang disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori disertai
dengan pendarahan lambung sehingga zat besi yang terkandung
dalam darah yang masuk kedalam saluran pencernaan dapat
teroksidasi dan menyebabkan feses pasien menjadi berwarna gelap
atau hitam. Selain itu pasien sebelumnya telah mengalami penyakit
Hipertensi dan Diabetes Melitus tipe 2
Terapi yang diperoleh
Interaksi Obat
• Tidak ada interaksi signifikan
PHARMACIST CARE PLAN (PCP)
Pharmacist care plan (PCP)
Health Care Pharmacothera- Recommendations Monitoring Desired Monitoring
Need peutic Goal for therapy Parameters Endpoints Frequency
Omeprazole 20mg
Proton Pump Menurunkan sekresi 2x1 Rasa nyeri di Nyeri abdomen
Setiap hari
Inhibitor (PPI) asam lambung abdomen berkurang
1 jam sblm makan
Claritromicin 500mg
Membubuh koloni 2x1
Antibiotik H.pylori penyebab Kultur H.pylori Hasil kultur (-) 7 hari
PUD Amoxicillin 1000mg
2x1
Pharmacist care plan (PCP)
Health Care Pharmacothera- Recommendations Monitoring Monitoring
Desired Endpoints
Need peutic Goal for therapy Parameters Frequency
Tekanan
Anti Hipertensi TD 120/80 mmHg Captopril 25mg 2x1 TD 120/80 mmHg Setiap hari
Darah
HbA1C HbA1C <7 % Jika HbA1C <7 %
GDP GDP 70–130 mg/dl cek tiap 6 bulan,
Gula darah pasien GD2JPP GD2JPP < 80 mg/dl jika HbA1C >7 %
terkontrol Metformin 500mg Tidak terjadi cek tiap 3 bulan
Antidiabet menjadi normal ES : hipoglikemi
3x1
hipoglikemi
GDS <200mg/dL
Ferritin : Normal
Serum Besi ↑ dan -Serum Besi
Suplemen Fe Ferobion 1 x 1tab 15-200 ng/mL 3-5 hari
Hb ↑ -Hb
Hb : 14 – 17 g/dL
KIE Pasien