“SAKIT GIGI”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam keadaan sehat biasanya kita merasa bahwa sehat itu adalah
sesuatu yang wajar. Namun ketika dalam keadaan sakit betapa kita sangat
mendambakan kesehatan yang selama ini di sia-siakan, berbagai upaya dilakukan
berapapun biaya rela kita keluarkan untuk memperoleh kesembuhan sehingga
mendorong kita untuk melakukan pengobatan sendiri. Untuk meningkatkan
kemampuan kita dalam menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah
kesehatan maka perlu ditunjang sarana yang dapat meningkatkan pengobatan
sendiri secara tepat, aman dan rasional. Dan sebagai penyumbang omzet terbesar
di apotek selain resep adalah dengan pelayanan swamedikasi.
Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan
obat-obatan yang dapat dibeli bebas di apotek atau toko obat dengan inisiatif atau
kesadaran diri sendiri tanpa nasihat dokter. Beberapa keuntungan swamedikasi
adalah memberikan tuntunan dan informasi yang jelas dan tepat penggunaan obat,
dimana obat ini biasanya tersedia di rumah tangga, selanjutnya bagi masyarakat di
daerah terpencil swamedikasi akan menghemat banyak waktu yang diperlukan
untuk ke kota mengunjungi seorang dokter (Tan & Rahardja, 1993).
Sakit gigi bagi kebanyakan orang terasa menyakitkan. Rasa sakitnya
yang bervariasi mulai dari tajam, berdenyut, hingga konstan. Dari rasa sakit yang
ditimbulkannya, tentu saja akan mengganngu aktivitas keseharian kita mulai dari
tidak bisa tidur hingga hilang selera makan. Selain itu, jika dibiarkan tanpa
penanganan yang tepat, kerusakan gigi akan bertambah parah sehingga harus
dicabut. Seringkali setelah mengkonsumsi obat sakit yang di derita tidak segera
sembuh, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi efektifitas obat dan
keberhasilan terapi diantaranya: dosis obat, waktu minum obat, aturan minum
obat, interaksi obat, kantraindikasi, dan cara pemakaian obat yang memerlukan
teknik-teknik khusus. Kini sakit gigi dapat diobati dengan berbagai macam obat
sakit gigi yang tersedia di apotek. Untuk itu perlu kiranya untuk membahas apa
saja jenis obat sakit gigi yang manjur dan aman. Untuk mendapatkan informasi
mengenai terapi atau pengobatan sakit gigi, memilih obat yang tepat serta cara
penggunaannya maka masyarakat dapat mengobati diri sendiri atau disebut juga
dengan pengobatan mandiri (swamedikasi) yang dipandu oleh apoteker. Apoteker
berperan dalam membantu masyarakat yang ingin melakukan pengobatan sendiri.
Oleh karena itu, makalah ini membahas tentang swamedikasi pada sakit gigi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana penjelasan mengenai sakit gigi?
2. Bagaimana pengatasan sakit gigi?
3. Bagaimana penyelesaian assessment untuk kasus 9?
C. Tujuan
1. Mengetahui sakit gigi dan terapinya.
2. Mampu memahami keluhan pasien, membantu memilihkan obat,
memberikan informasi/advice yang di perlukan pasien dalam swamedikasi
sakit gigi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sakit Gigi
Struktur gigi terdiri dari mahkota dan akar gigi. Akar gigi yang
terletak di dalam gusi berfungsi menyangga gigi dan mengikat gigi dengan
(bagian yang melindungi dan mendasari struktur gigi), Dentin (gigi bagian
dalam), Pulpa (bagian gigi paling dalam, yang mengandung saraf dan
akar gigi).
yang mencapai nilai ambang rasa nyeri pada reseptor nyeri. Mekanisme
nyeri gigi berawal dari rangsangan berbahaya yang diubah impuls nyeri
dalam gigi sehingga merusak jaringan dalam gigi. Atau penyebab lainnya
ketika gigi gerahan akan tumbuh, gigi berlubang dan dipenuhi kuman atau
Penyebab lain sakit gigi adalah panas dalam. Saat terkena panas
dalam, maka ada kemungkinan sakit gigi anda akan kambuh. Oleh karena
itu selain menggunakan obat, diperlukan banyak asupan sayuran, buah dan
juga air putih agar panas dalam sembuh dan juga sakit gigi pun terhindar
atau sembuh.
Sakit gigi bisa disebabkan oleh gigi yang berlubang, gigi longgar,
gigi goyang, makanan atau minuman yang terlalu manis, terlalu asam atau
terlalu dingin.
gigi turun di bawah 5,5 karena asam laktat yang diproduksi bakteri,
demineralisasi lebih cepat dari remineralisasi sehingga gigi kurang
harus segera ditangani oleh dokter gigi agar tidak berkembang menjadi
berbahaya.
Erosi gusi bisa disebabkan karena menyikat gigi terlalu keras atau
lama. Bila penyebab erosi adalah terlalu keras menyikat gigi, maka
dapat diatasi dengan mengganti sikat yang lebih halus dan mengurangi
sebuah prosedur operasi plastik yang hanya bisa dilakukan oleh dokter
gigi spesialis.
Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari
mirip dengan sakit gigi. Penyebab lain tersebut adalah: Infeksi, luka, atau
a) Pulpitis reversibel
sampai sedang yang disebabkan oleh adanya jejas, tetapi pulpa masih
oleh jejas ringan contohnya erosi servikal atau atrisi oklusal, fraktur
email.
rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus panas atau dingin,
atau rasa sakit yang timbul secara spontan. Rasa sakit bertahan untuk
Nekrosis ada dua jenis yaitu koagulasi dan likuefaksi (pengentalan dan
seperti keju, yang terdiri atas protein yang mengental, lemak dan air.
Nyeri gigi yang terasa tajam, berdenyut, atau konstan (terus menerus).
Jika rasa nyeri tetap terasa lebih dari 15 detik setelah tekanan atau
mungkin cukup serius. Rasa nyeri dapat menjalar ke pipi, telinga, dan
rahang.
B. Penatalaksanaan Terapi
a) Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi dengan benar
setelah menyikat gigi. Pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur
Menyikat gigi sebelum tidur malam akan membersihkan gigi dari sisa-
dengan menyikat gigi sebelum tidur malam, air liur tidak banyak
adalah: sikatlah gigi depan bagian atas ke arah bawah. Sementara itu,
gigi depan bagian bawah disikat ke arah atas. Untuk gigi geraham
sikatlah secara mendatar dengan waktu yang lebih lama karena pada
mulut.
h) Perbanyak makanan berserat agar gigi lebih kuat dan mencegah gigi
berlubang.
Jika dalam pengobatan sakit gigi tak kunjung sembuh maka jalan
gigi, dokter pertama kali akan menanyakan riwayat kesehatan anda dan
tentang rasa sakit, kapan mulanya, seberapa parah, kapan mulanya, faktor
pencetusnya dll. Dokter akan memeriksa mulut, gigi, gusi, rahang, lidah,
atau prosedur terapi yang sesuai dengan penyebab sakit gigi. Secara umum
Penambalan gigi
Jika penyebab sakit gigi adalah gigi berlubang yang membuat lapisan
Pencabutan gigi
Pada beberapa kasus, gigi yang rusak tidak bisa diperbaiki, pada
mengatasi sakit gigi yang seperti ini harus dibersihkan karang giginya.
2. Terapi Farmakologi
Jika telah mengalami sakit gigi artinya bahwa gigi telah mengalami
Pada sakit gigi, biasanya terjadi inflamasi atau radang di gigi atau
mengobati sakit gigi ringan, obat ini di jual bebas di apotek dan toko
dapat meredakan sakit gigi yang disertai gusi bengkak. Efek samping
yang biasa terjadi antara lain erosi lambung, sakit perut, kulit
kemerahan, gangguan pernapasan (asma) serta kelainan pembekuan
tidak menggunakan obat sakit gigi jenis ini karena akan memperparah
penyakit.
yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1 selalu tersedia di dalam tubuh secara
prostaglandin tidak terbentuk, dan nyeri atau radang pun reda. Untuk
mengatasi efek obat NSAID terhadap lambung, maka ada beberapa hal
efeknya terhadaplambung,
Untuk saki gigi yang lebih berat, terasa hingga kepala atau
sakit gigi yang tidak mempan dengan obat sakit gigi ringan dapat
digunakan obat sakit gigi yang lebih ampuh, yaitu yang mengandung
disimpan.
Merupakan obat sakit gigi berbentuk gel atau cair yang dapat
diaplikasikan langsung pada gigi yang sakit, obat sakit gigi ini
(infus bius lokal atau mati rasa). Contohnya dentasol yang bisa dibeli
bebas tanpa resep dokter aslkan perhatikan aturan pakai dan ini juga
C. Swamedikasi
a) Obat-obat sintesis
(Goodman, 2007)
imunisasi
Anak-anak : ½ – 1 tablet
lainnya
prostaglandin.
kali
dengan makanan
trombositopenia.
4. Albothyl
Isi : 5 ml
biasa.
dll.
Albothyl concentrate adalah tergolong obat luar
lainnya.
kembali.
atau sakit.
maksimal.
2. Hersagi
Isi : 12 ml
Indikasi : Berkhasiat mengobati sakit gigi, meredakan nyeri
Seorang ibu sakit gigi. Giginya berlubang agak besar. Tidak punya riwayat sakit
maag. Gusi sedikit bengkak. Pipinya keliahatan bengkak. Ibu tersebut minta
diobati dari luar dan dalam.
Penyelesaian:
Identitas : Seorang ibu, umur 30 tahun
Keluhan Penyakit : giginya berlubang dan gusinya sedikit bengkak
Riwayat Pengobatan : tidak punya penyakit maag, sudah pernah berobat
tapi nama obatnya lupa
Terapi Pengobatan
Terapi non farmakologi
Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi dengan
benar minimal 2 kali sehari, dapat disempurnakan menggunakan
mouthwash setelah menyikat gigi.
Menghindari atau membatasi makanan dan minuman yang
mengandung gula dan pemanis buatan termasuk susu manis.
Menghindari minum minuman yang panas disertai dengan
minum air dingin/es secara beruntun, atau sebaliknya.
Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan.
Perbanyak makanan berserat agar gigi lebih kuat dan mencegah
gigi berlubang.
Terapi Farmakologi
Obat sakit gigi ringan: Obat antiinflamasi (non steroidal
antiinflammatory drug/NSAID) seperti aspirin dan ibuprofen
Obat saki gigi berat: Obat mengandung metampiron (Contohnya :
antalgin, Infalgin, Hufralgin).
Obat sakit gigi topikal: Contohnya dentasol
Rekomendasi Terapi
Berdasarkan keluhan pasien dan beberapa pilihan obat untuk
mengatasinya, terapi farmakologi yang disarankan adalah penggunaan:
Asam mefenamat
Indikasi: Meredakan nyeri ringan hingga sedang pada sakit
hemolitik.
mefenamat
SIMULASI SWAMEDIKASI SAKIT GIGI
Pada malam hari datang seorang ibu datang ke Apotek
Pasien : “Permisi”
Apoteker : “Selamat malam ibu, saya Evyta Apoteker yang bertugas disini, ada
yang bisa saya bantu?”
Apoteker : “Baiklah karena ibu giginya berlubang dan gusinya bengkak. Saya beri
obatnya asam mefenamat obat ini mampu meredakan rasa nyeri akibat
gusi bengkak minumnya 3xsehari 1 tablet setelah makan. Terus bu kalau
sakit giginya belum hilang ibu bisa kumur dengan larutan garam dengan
cara 2 sendok garam dilarutkan dengan air hangat, kumur secara perlahan
lakukan 3xsehari sampai gigi terasa nyaman. Setelah rasa nyerinya hilang
segera periksa ke dokter ya bu”
Apoteker : “Obatnya disimpan ditempat kering, hindari dari sinar matahari dan juga
jauhkan dari jangkauan anak-anak ya bu”
Apoteker : “Kalau begitu apa ibu bisa mengulangi penjelasan dari saya tadi”
Apoteker : “Baiklah sepertinya ibu sudah paham yaa. Ini dibayar dikasir ya bu.
Terima kasih dan semoga lekas sembuh”
Amagase, H., B.L. Petesch, H. Matsuura, S. Kasuga, dan Y. Itakura. 2001. Intake
of Garlic and Its Bioactive Components. The Journal of Nutrition
131:955S-962S
Badan POM RI. 2013. Info POM Vol. 14 No. 5. Jakarta : Badan POMRI
Dwi A, Pritasari. Kamelia Nur, Aisha dkk. 2014. Swamedikasi Pasien Sakit Gigi.
Padjadjaran : Jatinangor
http://www.tanobat.com/kumpulan-resep-cara-mengobati-sakit-gigi-lengkap.html.
9 Desember 2014.
Walton and Torabinajed. 1996. Prinsip dan Praktik Endodonsi. Edisi ke-2. Jakarta
: EGC