Anda di halaman 1dari 29

PRAKTIKUM FARMASI PRAKTIS

“SAKIT GIGI”

Dosen Pengampu :

apt. Dewi Ekowati, M.Sc.

Disusun Oleh :

Evyta Dwi Yuliana 2120414606

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER XLI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam keadaan sehat biasanya kita merasa bahwa sehat itu adalah
sesuatu yang wajar. Namun ketika dalam keadaan sakit betapa kita sangat
mendambakan kesehatan yang selama ini di sia-siakan, berbagai upaya dilakukan
berapapun biaya rela kita keluarkan untuk memperoleh kesembuhan sehingga
mendorong kita untuk melakukan pengobatan sendiri. Untuk meningkatkan
kemampuan kita dalam menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah
kesehatan maka perlu ditunjang sarana yang dapat meningkatkan pengobatan
sendiri secara tepat, aman dan rasional. Dan sebagai penyumbang omzet terbesar
di apotek selain resep adalah dengan pelayanan swamedikasi.
Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan
obat-obatan yang dapat dibeli bebas di apotek atau toko obat dengan inisiatif atau
kesadaran diri sendiri tanpa nasihat dokter. Beberapa keuntungan swamedikasi
adalah memberikan tuntunan dan informasi yang jelas dan tepat penggunaan obat,
dimana obat ini biasanya tersedia di rumah tangga, selanjutnya bagi masyarakat di
daerah terpencil swamedikasi akan menghemat banyak waktu yang diperlukan
untuk ke kota mengunjungi seorang dokter (Tan & Rahardja, 1993).
Sakit gigi bagi kebanyakan orang terasa menyakitkan. Rasa sakitnya
yang bervariasi mulai dari tajam, berdenyut, hingga konstan. Dari rasa sakit yang
ditimbulkannya, tentu saja akan mengganngu aktivitas keseharian kita mulai dari
tidak bisa tidur hingga hilang selera makan. Selain itu, jika dibiarkan tanpa
penanganan yang tepat, kerusakan gigi akan bertambah parah sehingga harus
dicabut. Seringkali setelah mengkonsumsi obat sakit yang di derita tidak segera
sembuh, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi efektifitas obat dan
keberhasilan terapi diantaranya: dosis obat, waktu minum obat, aturan minum
obat, interaksi obat, kantraindikasi, dan cara pemakaian obat yang memerlukan
teknik-teknik khusus. Kini sakit gigi dapat diobati dengan berbagai macam obat
sakit gigi yang tersedia di apotek. Untuk itu perlu kiranya untuk membahas apa
saja jenis obat sakit gigi yang manjur dan aman. Untuk mendapatkan informasi
mengenai terapi atau pengobatan sakit gigi, memilih obat yang tepat serta cara
penggunaannya maka masyarakat dapat mengobati diri sendiri atau disebut juga
dengan pengobatan mandiri (swamedikasi) yang dipandu oleh apoteker. Apoteker
berperan dalam membantu masyarakat yang ingin melakukan pengobatan sendiri.
Oleh karena itu, makalah ini membahas tentang swamedikasi pada sakit gigi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana penjelasan mengenai sakit gigi?
2. Bagaimana pengatasan sakit gigi?
3. Bagaimana penyelesaian assessment untuk kasus 9?

C. Tujuan
1. Mengetahui sakit gigi dan terapinya.
2. Mampu memahami keluhan pasien, membantu memilihkan obat,
memberikan informasi/advice yang di perlukan pasien dalam swamedikasi
sakit gigi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sakit Gigi

1. Struktur Gigi dan Patofisiologi Sakit Gigi

Struktur gigi terdiri dari mahkota dan akar gigi. Akar gigi yang

terletak di dalam gusi berfungsi menyangga gigi dan mengikat gigi dengan

jaringan sekitarnya. Gigi mempunyai empat komponen dasar yaitu: Email

(bagian yang melindungi dan mendasari struktur gigi), Dentin (gigi bagian

dalam), Pulpa (bagian gigi paling dalam, yang mengandung saraf dan

pembuluh darah) dan Sementum (bagian gigi yang melindungi permukaan

akar gigi).

Gambar 1. Struktur gigi


(sumber: http://www.google.com)

Nyeri merupakan reaksi fisiologis yang timbul oleh rangsangan

yang mencapai nilai ambang rasa nyeri pada reseptor nyeri. Mekanisme

nyeri gigi berawal dari rangsangan berbahaya yang diubah impuls nyeri

sampai persepsi nyeri gigi. Rangsangan di terima oleh email, di sampaikan

ke reseptor di dentin. Kemudian rangsang di ubah menjadi impuls yang


kemudian di sampaikan ke pulpa. Dan akhirnya sampai di pusat nyeri,

tempat nyeri di persepsi (Sherwood, 2001).

2. Penyebab Sakit Gigi

Secara ilmiah penyebab sakit gigi adalah kuman yang bersarang

dalam gigi sehingga merusak jaringan dalam gigi. Atau penyebab lainnya

ketika gigi gerahan akan tumbuh, gigi berlubang dan dipenuhi kuman atau

gigi meradang kemudian membengkak.

Penyebab lain sakit gigi adalah panas dalam. Saat terkena panas

dalam, maka ada kemungkinan sakit gigi anda akan kambuh. Oleh karena

itu selain menggunakan obat, diperlukan banyak asupan sayuran, buah dan

juga air putih agar panas dalam sembuh dan juga sakit gigi pun terhindar

atau sembuh.

Sakit gigi bisa disebabkan oleh gigi yang berlubang, gigi longgar,

gigi goyang, makanan atau minuman yang terlalu manis, terlalu asam atau

terlalu dingin.

 Gigi berlubang disebabkan bakteri tertentu yang memproduksi asam

laktat dari hasil fermentasi karbohidrat seperti sukrosa, fruktosa, dan

glukosa. Gigi terutama terdiri dari mineral yang secara konstan

mengalami proses demineralisasi dan remineralisasi. Demineralisasi

terjadi karena pemakaian gigi, terutama karena makan makanan yang

mengandung asam. Remineralisasi gigi terjadi dengan bantuan air liur,

pasta gigi ber-flouride, dan obat kumur. Ketika pH pada permukaan

gigi turun di bawah 5,5 karena asam laktat yang diproduksi bakteri,
demineralisasi lebih cepat dari remineralisasi sehingga gigi kurang

mineral. Hal ini dapat mengarah ke gigi berlubang. Gigi berlubang

harus segera ditangani oleh dokter gigi agar tidak berkembang menjadi

parah sehingga harus dicabut, atau bahkan menyebabkan infeksi

berbahaya.

 Gigi longgar dapat terasa sangat menyakitkan saat mengunyah

makanan. Penyebab gigi longgar biasanya adalah penyakit pada gusi

(gingivitis, periodontitis), meskipun bisa juga disebabkan oleh

kecelakaan atau benturan. Untuk mengatasi gigi longgar, harus

dilakukan pembersihan gigi (scaling) dan pengobatan. Gigi yang

sedikit goyang masih dapat diperkuat dengan menambatkan ke gigi di

dekatnya. Gigi yang goyang ke segala arah harus dicabut.

 Gusi yang mengalami erosi akan mengekspos akarnya sehingga

menjadi sensitif terhadap makanan/minuman panas, dingin dan asam.

Erosi gusi bisa disebabkan karena menyikat gigi terlalu keras atau

karena penyakit gusi. Erosi gusi berlangsung bertahap dalam waktu

lama. Bila penyebab erosi adalah terlalu keras menyikat gigi, maka

dapat diatasi dengan mengganti sikat yang lebih halus dan mengurangi

tekanan. Erosi gusi hanya bisa dibetulkan dengan cangkok gusi,

sebuah prosedur operasi plastik yang hanya bisa dilakukan oleh dokter

gigi spesialis.

 Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari

email gigi hingga menjalar ke dentin (tulang gigi). Karies gigi


merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email dentin dan

sementum yang disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme dalam

karbohidrat yang diragikan.

Terdapat beberapa penyebab lain yang menimbulkan rasa nyeri

mirip dengan sakit gigi. Penyebab lain tersebut adalah: Infeksi, luka, atau

bengkak pada gusi; Sinusitis; Cedera di daerah rahang, biasanya di bagian

temporomandubular junction (TMJ).

3. Jenis dan Gejala Sakit Gigi

a) Pulpitis reversibel

Pulpitis reversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan

sampai sedang yang disebabkan oleh adanya jejas, tetapi pulpa masih

mampu kembali pada keadaan tidak terinflamasi setelah jejas

dihilangkan. Rasa sakit biasanya sebentar, yang dapat dihasilkan oleh

karena jejas termal pada pulpa. Pulpitis reversibel yang disebabkan

oleh jejas ringan contohnya erosi servikal atau atrisi oklusal, fraktur

email.

Gejala subyektif: ditemukan lokasi nyeri lokal (setempat), rasa

linu timbul bila ada rangsangan, durasi nyeri sebentar.

Gejala obyektif: kariesnya tidak dalam (hanya mengenai

enamel, kadang-kadang mencapai selapis tipis dentin), perkusi,

tekanan tidak sakit.


b) Pulpitis irreversibel

Pulpitis irreversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang

persisten, dapat simtomatik atau asimtomatik yang disebabkan oleh

suatu stimulus/jejas, dimana pertahanan pulpa tidak dapat

menanggulangi inflamasi yang terjadi dan pulpa tidak dapat kembali

ke kondisi semula atau normal. Pulpitis irreversibel akut menunjukkan

rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus panas atau dingin,

atau rasa sakit yang timbul secara spontan. Rasa sakit bertahan untuk

beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap ada setelah

stimulus/jejas termal dihilangkan.

Gejala subyektif: nyeri tajam (panas, dingin), spontan (tanpa

ada rangsangan sakit), nyeri lama sampai berjam-jam.

Gejala obyektif: karies profunda, kadang-kadang profunda

perforasi, perkusi dan tekan kadang-kadang ada keluhan.

c) Pulpitis kronis hiperplastik

Pulpitis kronis hiperplastik (pulpa polip) adalah suatu inflamasi

pulpa produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies yang

besar pada pulpa muda. Pada pemeriksaan klinis terlihat adanya

pertumbuhan jaringan granulasi dalam kavitas yang besar. Gangguan

ini ditandai oleh perkembangan jaringan granulasi, kadang-kadang

tertutup oleh epithelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah

yang berlangsung lama.


d) Nekrosis pulpa

Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau

seluruhnya, tergantung pada apakah sebagian atau seluruh pulpa yang

terlibat. Nekrosis, meskipun suatu inflamasi dapat juga terjadi setelah

jejas traumatik yang pulpanya rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi.

Nekrosis ada dua jenis yaitu koagulasi dan likuefaksi (pengentalan dan

pencairan). Pada jenis koagulasi, bagian jaringan yang dapat larut

mengendap atau dirubah menjadi bahan solid. Pengejuan adalah suatu

bentuk nekrosis koagulasi yang jaringannya berubah menjadi masa

seperti keju, yang terdiri atas protein yang mengental, lemak dan air.

Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim proteolitik mengubah jaringan

menjadi massa yang melunak, suatu cairan atau debris amorfus.

Tanda: perubahan warna pada gigi keabu-abuan/kecoklat-coklatan

adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati.

Gejala sakit gigi meliputi:

 Nyeri gigi yang terasa tajam, berdenyut, atau konstan (terus menerus).

Pada beberapa orang, nyeri terasa terutama saat diberikan penekanan

atau berkontak dengan makanan atau minuman panas maupun dingin.

Jika rasa nyeri tetap terasa lebih dari 15 detik setelah tekanan atau

kontak dengan panas dan dingin, maka kerusakan yang terjadi

mungkin cukup serius. Rasa nyeri dapat menjalar ke pipi, telinga, dan

rahang.

 Bengkak di sekitar gigi, bahkan hingga pipi dan rahang;


 Demam atau nyeri kepala;

 Keluar darah atau nanah dari gigi yang terinfeksi.

B. Penatalaksanaan Terapi

1. Terapi non farmakologi

Sebelum terkena sakit gigi, perawatan atau pencegahan adalah cara

terbaik untuk menghindari gigi rusak yang menyebabkan sakit gigi :

a) Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi dengan benar

minimal 2 kali sehari, dapat disempurnakan menggunakan mouthwash

setelah menyikat gigi. Pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur

malam merupakan waktu yang paling tepat untuk menyikat gigi.

Menyikat gigi sebelum tidur malam akan membersihkan gigi dari sisa-

sisa makanan yang dapat mengkibatkan gigi berlubang. Selain itu,

dengan menyikat gigi sebelum tidur malam, air liur tidak banyak

keluar. Dengan demikian bakteri penyebab gigi berlubang di dalam

mulut pun menjadi berkurang.

b) Menghindari atau membatasi makanan dan minuman yang

mengandung gula dan pemanis buatan termasuk susu manis. Sebagai

gantinya, dapat dikonsumsi perasa manis alami, seperti buah-buahan.

c) Menghindari minum minuman yang panas disertai dengan minum air

dingin/es secara beruntun, atau sebaliknya.

d) Menyikat gigi dengan cara yg benar. Meskipun menyikat gigi telah

dilakukan secara teratur, tetapi jika dilakukan dengan cara yang


salah, hasilnya tidak akan optimal. Cara yang benar menyikat gigi

adalah: sikatlah gigi depan bagian atas ke arah bawah. Sementara itu,

gigi depan bagian bawah disikat ke arah atas. Untuk gigi geraham

sikatlah secara mendatar dengan waktu yang lebih lama karena pada

gigi geraham terdapat sisa makanan.

e) Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan.

Sebaiknya hindari penggunaan tusuk gigi untuk mengeluarkan sisa-

sisa makanan karena dapat menyebabkan celah antara gigi semakin

lebar dan membuat luka pada gusi.

f) Berkumur setelah selesai makan untuk mengurangi sisa-sisa makanan

yang menempel pada gigi dan mengurangi keadaan asam di dalam

mulut.

g) Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung.

h) Perbanyak makanan berserat agar gigi lebih kuat dan mencegah gigi

berlubang.

i) Pilihlah pasta gigi yang tepat.

Jika dalam pengobatan sakit gigi tak kunjung sembuh maka jalan

satu-satunya adalah memeriksakan kedokter gigi, untuk mengobati sakit

gigi, dokter pertama kali akan menanyakan riwayat kesehatan anda dan

melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan mengajukan pertanyaan

tentang rasa sakit, kapan mulanya, seberapa parah, kapan mulanya, faktor

pencetusnya dll. Dokter akan memeriksa mulut, gigi, gusi, rahang, lidah,

tenggorokan, sinus, telinga, hidung dan leher.


Terkadang rongsen gigi atau pemeriksaan lanjutan lainya juga

diperlukan sesuia kecurigaan sang dokter mengenai penyebab sakit gigi

yang pasien alami.

Setelah melakukan pemeriksaan kemudian menentukan tindakan

atau prosedur terapi yang sesuai dengan penyebab sakit gigi. Secara umum

penanganan yang dilakukan untuk mengatasi sakit gigi antara lain :

 Penambalan gigi

Jika penyebab sakit gigi adalah gigi berlubang yang membuat lapisan

saraf terekspos sehingga menjadikan gigi sensitif, seperti terasa sakit

dan ngilu ketika tersentuh makanan atau minuman dingin, maka

tindakan yang dilakukan adalah penambalan gigi.

 Perawatan saluran akar

Dilakukan pada gigi berlubang yang lebih dalam, dimana jaringan

saluran akar gigi (pulpa) mengalami infeksi. Pada perawatan saluran

akar ini dokter akan membersihkan jaringan terinfeksi, kemudian

menambalnya (butuh waktu beberapa kali kunjungan).

 Pencabutan gigi

Pada beberapa kasus, gigi yang rusak tidak bisa diperbaiki, pada

kondisi demikian jalan terbaik adalah dilakukan pencabutan gigi.

 Pembersihan karang gigi

Karang gigi juga berpotensi menyebabkan sakit gigi, maka untuk

mengatasi sakit gigi yang seperti ini harus dibersihkan karang giginya.
2. Terapi Farmakologi

Jika telah mengalami sakit gigi artinya bahwa gigi telah mengalami

peradangan, maka disarankan agar segera menggunakan obat sakit gigi

baik obat kimia maupun obat alami.

Pada sakit gigi, biasanya terjadi inflamasi atau radang di gigi atau

gusi.Inflamasi ini menyebabkan bengkak dan akan terasa sakit, berwarna

kemerahan,serta kadang disertai panas. Untuk memilih obat sakit gigi

yang akan digunakan,hendaknya memperhatikan apakah sakit gigi tersebut

disertai gusi bengkak atau tidak.

a) Obat sakit gigi ringan

Untuk sakit gigi yang disertai gusi bengkak, dapat ditangani

menggunakan obat antiinflamasi (non steroidal antiinflammatory

drug/NSAID) seperti aspirin dan ibuprofen tergolong efektif untuk

mengobati sakit gigi ringan, obat ini di jual bebas di apotek dan toko

obat, jadi harap diperhatikan aturan pakainya.

Obat-obat NSAID ini meredakan sakit gigi dengan cara

menghambat enzim siklooksigenase 1 (COX-1) dan siklooksigenase 2

(COX-2). Obat sakit gigi jenisNSAID yang bekerja tidak selektif,

yakni menghambat siklooksigenase 1 (COX-1) dan siklooksigenase 2

(COX-2), contohnya antara lain aspirin (asam asetil salisilat / asetosal),

ketoprofen, diklofenak, serta asam mefenamat. Obat-obat tersebut

dapat meredakan sakit gigi yang disertai gusi bengkak. Efek samping

yang biasa terjadi antara lain erosi lambung, sakit perut, kulit
kemerahan, gangguan pernapasan (asma) serta kelainan pembekuan

darah. Bagi penderita maag/ulkus peptikum/luka lambung sebaiknya

tidak menggunakan obat sakit gigi jenis ini karena akan memperparah

penyakit.

Obat NSAID diketahui dapat menyebabkan gangguan lambung

karena obattersebut bekerja dengan cara menghambat sintesis

prostaglandin. Prostaglandin adalah suatu senyawa dalam tubuh yang

merupakan mediator nyeri dan radang/inflamasi. Zat tersebut terbentuk

dari asam arakidonat pada sel-sel tubuhdengan bantuan enzim

siklooksigenase (COX). Terdapat dua jenis enzim siklooksigenase

yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1 selalu tersedia di dalam tubuh secara

normal, yang berfungsi untuk membentuk prostaglandin yang

dibutuhkan untuk proses-proses normal tubuh seperti memberikan efek

perlindungan terhadap mukosa lambung. Sedangkan COX-2

merupakan enzim yang terbentuk hanya pada saat terjadi

peradangan/cedera, yang menghasilkan prostaglandin yang menjadi

mediator nyeri/radang. Siklooksigenase yang perlu dihambat hanyalah

COX-2 yang berperan dalam peradangan. Namun, obat-obat NSAID

bekerja secara tidak selektif sehingga dapat menghambat COX-1 dan

COX-2 sekaligus. Sedangkan prostaglandin produk COX-1 berfungsi

untuk melindungi mukosa lambung. Akibatnya lambung menjadi

terganggu. Dengan penghambatan pada enzim COX, maka

prostaglandin tidak terbentuk, dan nyeri atau radang pun reda. Untuk
mengatasi efek obat NSAID terhadap lambung, maka ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan yakni:

 Obat sebaiknya digunakan setelah makan untuk mengurangi

efeknya terhadaplambung,

 Obat golongan NSAID umumnya berbentuk salut untuk

mengurangi efekpada lambung, sehingga obat tidak digerus atau

dikunyah saat dikonsumsi.

 Jika sudah ada riwayat maag atau gangguan lambung sebelumnya,

penggunaannya bisa diiringi dengan obat-obat yang menjaga

lambung sepertiantasid; golongan H2 bloker (simetidin atau

ranitidin); golongan penghambatpompa proton/PPI (omeprazol

atau lansoprazol), atau dengan sukralfat, misoprostol.

b) Obat saki gigi berat

Untuk saki gigi yang lebih berat, terasa hingga kepala atau

sakit gigi yang tidak mempan dengan obat sakit gigi ringan dapat

digunakan obat sakit gigi yang lebih ampuh, yaitu yang mengandung

metampiron (Contohnya : antalgin, Infalgin, Hufralgin) akan tetapi

untuk mendapatkannya diperlukan resep dokter mengingat indikasi

dan kontraindikasinya yang harus diperhatikan.

Apabila terdapat infeksi dapat ditambahkan antibiotik seperti

amoksisilin, kalmixilin, clindamisin. Obat yang tergolong antibiotik

dalam pemakaiannya harus diminum rutin dan dihabiskan untuk

menghindari kambuhnya penyakit. Bila masih tertinggal sisa akibat


dari bagian obat yang tidak habis, maka sisa obat tersebut tidak boleh

disimpan.

c) Obat sakit gigi topikal

Merupakan obat sakit gigi berbentuk gel atau cair yang dapat

diaplikasikan langsung pada gigi yang sakit, obat sakit gigi ini

mengadung antiseptik dan benzokain (obat bius) yang berguna untuk

membersihkan gigi dari kuman dan menghilangkan rasa sakit untuk

sementara. Meredakan nyeri dengan cara mematikan saraf sementara

(infus bius lokal atau mati rasa). Contohnya dentasol yang bisa dibeli

bebas tanpa resep dokter aslkan perhatikan aturan pakai dan ini juga

aman untuk anak. Jangan menggunakan benzokan pada anak dibawah

2 tahun tanpa pengawan ahli kesehatan dan jangan digunakan lebih

dari dosis yang dianjurkan.

C. Swamedikasi

a) Obat-obat sintesis

1. Asam mefenamat (500 mg)

Bentuk sediaan : Tablet salut selaput


Indikasi : Meredakan nyeri ringan hingga sedang pada sakit

kepala, sakit gigi, dismenore primer, juga nyeri

traumatic, otot, dan paska operasi

Mekanisme kerja : Menghambat kerja enzim siklooksigenase

(Goodman, 2007)

Dosis : Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian

dilanjutkan dengan 250 mg setiap 6 jam

Aturan pakai : 3 kali sehari/tiap 6 jam, sesudah makan

Efek samping : Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain

iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah dan

diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala,

penglihatan kabur, vertigo, dispepsia. Pada

penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000 mg

atau lebih sehari dapat mengakibatkan

agranulositosis dan anemia hemolitik

Kontraindikasi : Pada penderita tukak lambung, radang usus,

gangguan ginjal, asma dan hipersensitif

terhadap asam mefenamat

Golongan obat : Obat Wajib Apotek (OWA)


2. Sanmol® (500 mg)

Komposisi : Paracetamol 500 mg

Bentuk sediaan : Tablet

Indikasi : Meredakan nyeri termasuk sakit kepala, sakit

gigi, demam yang menyertai flu dan setelah

imunisasi

Mekanisme kerja : Memblok produksi prostaglandin

Dosis : Dewasa : 1 – 2 tablet

Anak-anak : ½ – 1 tablet

Aturan pakai : 3 – 4 kali sehari

Efek samping : Reaksi hematologi, reaksi kulit dan reaksi alergi

lainnya

Kontraindikasi : Pada penderita disfungsi hati dan ginjal

Golongan obat : Obat bebas


3. Ibuprofen 400 mg

Bentuk sediaan : Tablet salut film

Indikasi : Nyeri/rasa sakit setelah operasi, setelah

melahirkan, luka traumatik, pembedahan pada

rongga mulut/sakit gigi, sakit pada saat haid dan

rasa sakit lain yang tidak terlalu berat.

Mekanisme kerja : Menghambat enzim siklooksigenase pada sintesis

prostaglandin.

Kemasan : 400 mg, Dus 10 Strip @ 10 tablet salut film

Dosis : Dewasa400 mg 3-4 kali. Anak<12 tahun 50 mg

3-4 kali 2,5 ml. Anak >12 tahun 200-400 mg 3-4

kali

Aturan pakai : 3 kali sehari 400 mg dikonsumsi bersamaan

dengan makanan

Efek samping : Gangguan dan pendarahan saluran pencernaan,

ulkus peptikum, sakit kepala, pusing, gugup,

depresi, mengantuk, ruam kulit, gata-gatal,

tinitus, edema, insomnia, pandangan


kabur,kerusakan hati dan ginjal dan

trombositopenia.

Kontraindikasi : Pasien yang sensitif terhadap aspirin, menyusui.

Golongan obat : Obat Wajib Apotek (OWA)

4. Albothyl

Komposisi : Tiap 1 g albothyl concentrate mengandung

policresulen atau berkadar 36%.

Isi : 5 ml

Indikasi : Ginekologi adalah mempercepat proses

penyembuhan setelah elekto-koagulasi.

Menghentikan pendarahan lokal dan kapiler,

mempercepat pelepasan dan pembersihan

jaringan nekrotik akibat luka bakar dan luka-luka

biasa.

Dermatologi untuk pembersihan dan stimulasi

regenerasi jaringan luka/peradangan yang kronik,

lesi dekubitus, ulkus kruris, kandiloma akuminata

dll.
Albothyl concentrate adalah tergolong obat luar

yang bekerja sebagai antiseptik (membunuh

kuman dan mencegah infeksi), hemostatik

(Menghentikan pendarahan) dan astringent

(Menciutkan) dan menutup luka terbuka.

Mekanisme Kerja : Mengkoagulasi protein secara spesifik dalam

jaringan yang terluka tanpa memberikan

pengaruh buruk terhadap jaringan disekitarnya

yang masih sehat.

Manfaat : Menghilangkan rasa sakit gigi, menghentikan

pendarahan setelah cabut gigi dan dapat

membunuh kuman penyebab sakit gigi.

Cara pakai : Diteteskan pada cotton bud/kapas, lalu

ditempelkan pada lubang gigi yang sakit selama 1

menit. Untuk menghentikan pendarahan setelah

cabut gigi, basahi kapas dengan albothyl

kemudian gigi pada bagian yang berdarah

Golongan Obat : Obat Bebas terbatas


b) Obat-obat herbal

1. Super Green Plus SG

Komposisi : Murraya Paniculata, Nigella Sativa, Vitamin, Zat

garam galian/ Berbagai macam mineral alami

lainnya.

Manfaat : Produk herbal untuk mengatasi dan mengobati

sakit gigi dan menghilangkan penyebab-

penyebab sakit gigi.

Bahan alam yang terkandung aman digunakan

sehingga tidak menimbulakn rasa sakit pada gigi

atau membuat gigi menjadi sensitif.

Sangat mudah digunakan dan bekerja efektif

membunuh kuman dan bakteri penyebab sakit.

Mengobati sakit gigi dan mencegah timbul

kembali.

Mengembalikan kekuatan gigi dan akar gigi

Cara Pakai : 1. Bersihkan gigi terlebih dahulu

2. Kumur-kumur dengan air hangat smpai tidak

ada sisa makanan yang tersisa.


3. Teteskan super green 2 tetes pada kapas,

kemudian tempelkan pada gigi yang berlubang

atau sakit.

4. Ganti kapas sebanyak 10 kali dan lakukan

seperti no.3 selama 1 jam sampai hasil

maksimal.

5. Lakukan cara no.3 dan 4 jika anda mengalami

sakit gigi yang tak tertahankan.

6. Untuk masalah gigi berlubang lakukan

pengobatan dengan cara membasahi kapas

dengan super green plus SG pada malam hari

ketika hendak tidur, biarkan sampai keesokan

hari, lakukan selama 3 hari berturut-turut.

Golongan Obat : Jamu

2. Hersagi

Komposisi : Caryophyli oil, zaitun oil, ol menthae, pip dan

bahan berkhasiat lainnya.

Isi : 12 ml
Indikasi : Berkhasiat mengobati sakit gigi, meredakan nyeri

sakit gigi serta menyegarkan bau mulut.

Cara Pakai : Teteskan Hersagi formula herbal sakit gigi pada

gigi (lubang gigi) yang sakit/ basahi kapas

dengan Hersagi dan letakkan pada gigi yang

sakit. Lakukan 3-5 kali sehari.

Golongan Obat : Jamu


BAB III
STUDI KASUS

Seorang ibu sakit gigi. Giginya berlubang agak besar. Tidak punya riwayat sakit
maag. Gusi sedikit bengkak. Pipinya keliahatan bengkak. Ibu tersebut minta
diobati dari luar dan dalam.

Penyelesaian:
 Identitas : Seorang ibu, umur 30 tahun
 Keluhan Penyakit : giginya berlubang dan gusinya sedikit bengkak
 Riwayat Pengobatan : tidak punya penyakit maag, sudah pernah berobat
tapi nama obatnya lupa
 Terapi Pengobatan
 Terapi non farmakologi
 Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi dengan
benar minimal 2 kali sehari, dapat disempurnakan menggunakan
mouthwash setelah menyikat gigi.
 Menghindari atau membatasi makanan dan minuman yang
mengandung gula dan pemanis buatan termasuk susu manis.
 Menghindari minum minuman yang panas disertai dengan
minum air dingin/es secara beruntun, atau sebaliknya.
 Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan.
 Perbanyak makanan berserat agar gigi lebih kuat dan mencegah
gigi berlubang.
 Terapi Farmakologi
 Obat sakit gigi ringan: Obat antiinflamasi (non steroidal
antiinflammatory drug/NSAID) seperti aspirin dan ibuprofen
 Obat saki gigi berat: Obat mengandung metampiron (Contohnya :
antalgin, Infalgin, Hufralgin).
 Obat sakit gigi topikal: Contohnya dentasol
 Rekomendasi Terapi
Berdasarkan keluhan pasien dan beberapa pilihan obat untuk
mengatasinya, terapi farmakologi yang disarankan adalah penggunaan:
 Asam mefenamat
 Indikasi: Meredakan nyeri ringan hingga sedang pada sakit

kepala, sakit gigi, dismenore primer, juga nyeri traumatic, otot,

dan paska operasi

 Dosis: Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan

dengan 250 mg setiap 6 jam

 Aturan pakai: 3 kali sehari/tiap 6 jam, sesudah makan

 Efek samping: Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain

iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah dan diare, rasa

mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo,

dispepsia. Pada penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000 mg

atau lebih sehari dapat mengakibatkan agranulositosis dan anemia

hemolitik.

 Kontraindikasi: Pada penderita tukak lambung, radang usus,

gangguan ginjal, asma dan hipersensitif terhadap asam

mefenamat
SIMULASI SWAMEDIKASI SAKIT GIGI
Pada malam hari datang seorang ibu datang ke Apotek

Pasien : “Permisi”

Apoteker : “Selamat malam ibu, saya Evyta Apoteker yang bertugas disini, ada
yang bisa saya bantu?”

Pasien : “Gini mbak saya mau beli obat sakit gigi”

Apoteker : “Kalau boleh untuk siapa ya bu?”

Pasien : “Untuk saya mbak”

Apoteker : “Oh ibu umur berapa?”

Pasien : “Umur 30 tahun mbak”

Apoteker : “Sakit giginya udah berapa lama?”

Pasien : “Sudah 2 hari mbak”

Apoteker : “Apakah ibu sedang hamil atau menyusui?”

Pasien : “Tidak mbak”

Apoteker : “Apakah giginya berlubang dan gusinya bengkak bu?”

Pasien : “Iya mbak”

Apoteker : “Apa ibu sudah pernah berobat sebelumnya?”

Pasien : “Sudah pernah mbak tapi saya lupa obatnya apa”

Apoteker : “Apakah ibu punya penyakit maag atau alergi obat?”

Pasien : “Tidak mbak”

Apoteker : “Baik bu tunggu sebentar saya ambilkan dulu obatnya.”

Pasien : “Iya mbak”

Beberapa menit kemudian

Apoteker : “Baiklah karena ibu giginya berlubang dan gusinya bengkak. Saya beri
obatnya asam mefenamat obat ini mampu meredakan rasa nyeri akibat
gusi bengkak minumnya 3xsehari 1 tablet setelah makan. Terus bu kalau
sakit giginya belum hilang ibu bisa kumur dengan larutan garam dengan
cara 2 sendok garam dilarutkan dengan air hangat, kumur secara perlahan
lakukan 3xsehari sampai gigi terasa nyaman. Setelah rasa nyerinya hilang
segera periksa ke dokter ya bu”

Ibu Pasien : “Baik mbak”

Apoteker : “Obatnya disimpan ditempat kering, hindari dari sinar matahari dan juga
jauhkan dari jangkauan anak-anak ya bu”

Pasien : “Baik mbak”

Apoteker : “Kalau begitu apa ibu bisa mengulangi penjelasan dari saya tadi”

Pasien : “Ini asam mefenamat diminum 3xsehari 1 tablet setelah makan”

Apoteker : “Baiklah sepertinya ibu sudah paham yaa. Ini dibayar dikasir ya bu.
Terima kasih dan semoga lekas sembuh”

Ibu Pasien : “Baik mbak. Terima kasih.”


DAFTAR PUSTAKA

Amagase, H., B.L. Petesch, H. Matsuura, S. Kasuga, dan Y. Itakura. 2001. Intake
of Garlic and Its Bioactive Components. The Journal of Nutrition
131:955S-962S

Amagase, Harunobu. 2006. Clarifying the Real Bioactive Constituents of Garlic.


The Journal of Nutrition 136: 716S-725S.

Badan POM RI. 2013. Info POM Vol. 14 No. 5. Jakarta : Badan POMRI

Dwi A, Pritasari. Kamelia Nur, Aisha dkk. 2014. Swamedikasi Pasien Sakit Gigi.
Padjadjaran : Jatinangor

http://www.tanobat.com/kumpulan-resep-cara-mengobati-sakit-gigi-lengkap.html.
9 Desember 2014.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Formularium Obat Herbal Asli Indonesia.


Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi
2.Jakarta: EGC.

Tan, H.T. & K. Rahardja, 1993, Swamedikasi: Cara-cara Mengobati Gangguan


Sehari-hari dengan Obat-obat Bebas Sederhana, Edisi I, Cetakan I.

Walton and Torabinajed. 1996. Prinsip dan Praktik Endodonsi. Edisi ke-2. Jakarta
: EGC

Anda mungkin juga menyukai