Pulpitis adalah peradangan yang terjadi pada saraf gigi (pulpa) akibat infeksi bakteri. Pulpa
terdapat dalam tiap gigi dan terdiri dari saraf-saraf serta pembuluh darah.
Radang pulpa dapat berawal dari gigi berlubang yang tidak segera ditangani ataupun tidak
tertangani dengan tepat. Akibatnya, kondisi ini berkembang semakin parah.
Peradangan pulpa dapat terjadi baik pada anak-anak (gigi sulung) maupun orang dewasa (gigi
permanen). Kondisi ini juga bisa dialami oleh satu gigi atau lebih, dan dapat menimbulkan
rasa sakit.
Jenis-jenis pulpitis
Berdasarkan intensitas sakit yang dirasakan, pulpitis dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu:
Reversible pulpitis
Reversible pulpitis merupakan peradangan ringan pada pulpa yang menyebabkan rasa sakit
atau tidak nyaman saat gigi terpapar makanan manis maupun dingin. Namun nyeri segera
hilang bila tidak terpapar lagi.Pada kondisi ini, pulpa dapat kembali normal jika ditangani
secara tepat. Apabila tidak, reversible pulpitis akan berkembang menjadi irreversible pulpitis.
Irreversible pulpitis
Irreversible pulpitis adalah peradangan pulpa yang ditandai oleh nyeri tiba-tiba, berdenyut,
dan bertahan lama (lebih dari 30 detik) setelah gigi terpapar makanan manis, dingin, atau
panas. Rasa nyeri juga dapat terjadi ketika penderita berbaring.Pada pulpitis jenis ini, saraf
gigi tidak bisa kembali normal dan membutuhkan perawatan yang lebih rumit untuk
mempertahankan gigi pasien. Obat antinyeri juga biasanya tidak efektif lagi untuk meredakan
sakit.Apabila tidak ditangani, irreversible pulpitis dapat memicu abses pada area akar gigi.
Kodisi ini kemudian bisa menyebar pada bagian lain, seperti rahang, sinus, maupun otak.
Pulpitis
Gejala Sakit gigi, gigi sensitif terhadap makanan manis, panas, atau dingin, bau mulut
Faktor risiko Diabetes, tinggal di area dengan air minum tanpa fluoride, kebersihan gigi dan mulu
Metode diagnosis Pemeriksaan gigi menyeluruh, tes sensitivitas gigi, deteksi peradangan
Bau mulut
Penyebab PULPITIS
Pada dasarnya, penyebab pulpitis adalah terbukanya pulpa sehingga terpapar oleh bakter yang
lalu menimbulkan peradangan. Beberapa faktor risiko pulpitis meliputi:
Gigi berlubang
Lubang pada gigi yang tidak ditangani atau tidak tertangani dengan baik. Meskipun lubang
pada gigi Anda sudah ditambal, penambalan gigi yang tidak baik dapat mengakibatkan
terjadinya lubang kembali pada gigi sehingga menimbulkan terjadinya pulpitis.
Gigi patah
Gigi yang patah bisa menyebabkan terbukanya saraf pada bagian dalam gigi.
Sering menggertakkan gigi
Kebiasaan buruk untuk menggertakkan gigi bisa membuat gigi menjadi aus, sehingga saraf
gigi menjadi terbuka.
Jika seseorang jarang menyikat gigi, risiko radang pulpa akan meningkat.
Orang yang sering mengonsumsi makanan dan minuman manis akan memiliki risiko skait
gigi yang lebih tinggi, sehingga kemungkinan pulpitis juga akan bertambah.
Diagnosis Pulpitis
Untuk diagnosis pulpitis biasanya akan dilakukan oleh dokter gigi. Beberapa pemeriksaan
yang dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis dokter antara lain:
Dokter gigi akan memeriksa seluruh gigi, termasuk gigi yang berlubang, dengan beberapa
alat-alat standar kedokteran gigi untuk melihat keadaan gigi bahkan kedalaman lubang pada
gigi.
Pemeriksaan sensitivitas gigi akan dilakukan terhadap rangsangan panas ataupun dingin. Hal
ini dilakukan untuk melihat kondisi saraf dalam gigi. Intensitas rasa nyeri yang dirasakan
pada pemeriksaan ini dapat menentukan kategori pulpitis.
Deteksi peradangan
Untuk mendeteksi peradangan, dokter akan mengetuk gigi secara ringan pada gigi yang
diduga mengalami pulpitis.
Pencitraan
Rontgen pada area gigi yang sakit juga dapat membantu untuk melihat apakah saraf gigi
sudah terbuka akibat gigi yang berlubang maupun gigi yang patah.
Electric pulp test
Tes ini adalah sebuah pemeriksaan dengan alat elektrik yang dapat dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana kerusakan yang terjadi pada saraf gigi (pulpa).
Pencegahan Pulpitis
Menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut dengan menyikat gigi dua kali sehari
(setelah sarapan pagi dan sebelum tidur) serta membersihkan sela-sela gigi
dengan dental floss guna menghindari terjadinya lubang pada gigi.
Rutin konsultasi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk memeriksa keadaan seluruh
gigi sehingga apabila terdapat masalah, dapat terdeteksi, dan tertangani sejak dini.
Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang dapat memicu terjadinya gigi
berlubang seperti permen, kue, dan minuman bersoda.
Konsultasi ke Dokter
Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang dialami oleh pasien. Demikian pula
dengan riwayat medis keluarga.
Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang dikonsumsi oleh pasien.