SWAMEDIKASI
Dosen Pengampu :
Vivin Nopiyanti, M.Sc.,Apt.
Disusun oleh
Widia Eka Agustina (1920384325)
Sakit gigi yaitu rasa nyeri pada gigi. Sakit gigi disebabkan oleh berbagai masalah
pada gigi dan rahang, seperti karies gigi, gingivitis atau penyakit rahang, dan masih banyak
lagi. Sakit gigi juga merupakan gejala penyakit jantung, seperti angina. Sakit gigi dapat
mengakibatkan penyakit jantung dan stroke. Setidaknya, sakit gigi dapat menyebabkan
kepala pusing dan tidak nyenyak tidur. Sakit gigi biasanya merujuk kepada rasa sakit di
sekitar gigi atau rahang terutama sebagai akibat dari kondisi gigi. Dalam banyak kasus, sakit
gigi disebabkan oleh masalah gigi, seperti rongga gigi, gigi retak, suatu akar gigi terekspos,
atau penyakit gusi. Namun, gangguan dari (bersama Temporo-mandibula) sendi rahang juga
dapat menyebabkan sakit yang disebut sebagai "sakit gigi". Tingkat keparahan sakit gigi
dapat berkisar dari ringan hingga kronis, tajam dan menyiksa. Rasa sakit dapat diperburuk
oleh mengunyah atau dingin atau panas. Sebuah ujian lisan menyeluruh, yang mencakup gigi
X-ray, dapat membantu menentukan apakah sakit gigi datang dari masalah gigi atau rahang
dan penyebabnya.
Kadang-kadang, sakit gigi mungkin disebabkan oleh masalah yang tidak berasal dari
gigi atau rahang. Sakit di sekitar gigi dan rahang dapat gejala penyakit jantung (seperti angina
atau serangan jantung ), telinga (seperti eksternal infeksi telinga atau bagian dalam), dan
sinus (udara bagian-bagian dari tulang pipi). Misalnya, sakit angina (pasokan darah
beroksigen yang tidak memadai ke otot jantung karena penyempitan pembuluh darah ke
jantung) biasanya terletak di bagian dada atau lengan. Namun, pada beberapa pasien dengan
angina, rasa sakit sakit gigi atau rahang adalah satu-satunya gejala dari masalah hati mereka.
Infeksi dan penyakit telinga dan sinus juga dapat menyebabkan rasa sakit di sekitar gigi dan
rahang. Oleh karena itu, evaluasi oleh dokter gigi dan dokter kadang-kadang diperlukan
untuk mendiagnosis penyakit medis yang menyebabkan sakit gigi.Walaupun umumnya sakit
gigi tidak mengancam nyawa, namun sebaiknya segera diperiksakan ke dokter gigi dan
diobati, karena bisa saja disebabkan oleh hal yang berbahaya, seperti pembusukan gigi atau
serangan jantung.
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan sakit gigi yang merupakan penjalaran nyeri dari bagian tubuh lain yang
mengalami gangguan, dapat terjadi pada:
Sinusitis
Penyakit jantung
Kanker paru-paru
Gangguan saraf wajah (trigeminal neuralgia).
Letak nyeri
Seberapa parah nyeri yang dirasakan
Kapan nyeri tersebut biasa muncul
Hal yang membuat nyeri memburuk
Hal yang dapat meredakan nyeri.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap gigi, gusi, lidah, rahang,
sinus, hidung, tenggorokan, bahkan leher. Kadang-kadang juga dilakukan pemeriksaan
dengan merangsang gigi, misalnya dengan suhu dingin, menggigit atau mengunyah
sesuatu, atau menekan gigi dengan jari. Jika dibutuhkan, dokter akan meminta pasien
untuk menjalani pemeriksaan tambahan, seperti foto Rontgen gigi dan CT scan.
Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi (dental floss) untuk menyingkirkan
plak dan sisa makanan yang tersangkut.
Berkumur dengan air hangat.
Berkumur dengan obat kumur antiseptik.
Mengompres pipi dengan kompres dingin apabila sakit gigi disebabkan oleh cedera.
Minum paracetamol untuk meredakan nyeri. Gunakan sesuai petunjuk yang tertera
pada kemasan obat.
Pada sakit gigi, biasanya terjadi inflamasi atau radang di gigi atau gusi.
Inflamasi ini menyebabkan bengkak dan akan terasa sakit, berwarna kemerahan, serta
kadang disertai panas. Untuk memilih obat sakit gigi yang akan
digunakan, kita hendaknya memperhatikan apakah sakit gigi tersebut disertai gusi
bengkak atau tidak. Untuk sakit gigi yang disertai bengkak, kita hendaknya langsung
menggunakan obat antiinflamasi non steroid/AINS (non steroidal antiinflammatory
drug/NSAID). Obat-obat NSAID ini meredakan sakit gigi dengan cara menghambat
enzim siklooksigenase 1 (COX1) dan siklooksigenase 2 (COX2). Obat sakit gigi jenis
NSAID yang bekerja tidak selektif yakni menghambat siklooksigenase 1
(COX1) dan siklooksigenase 2 (COX2) contohnya antara lain aspirin (asam
asetilsalisilat / asetosal), ketoprofen, diklofenak, serta asam mefenamat. Obat-obat
tersebut dapat meredakan sakit gigi yang disertai gusi bengkak. Efek samping yang
biasa terjadi antara lain erosi lambung, sakit perut, kulit kemerahan, gangguan
pernapasan (asma) serta kelainan pembekuan darah. Bagi penderita maag/ulkus
peptikum/luka lambung sebaiknya tidak menggunakan obat sakit gigi jenis ini karena
akan memperparah sakit maagnya.
Untuk mengatasi efek obat AINS terhadap lambung, maka ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan yakni :
1. Sebaiknya digunakan setelah makan (pc) untuk mengurangi efeknya terhadap
lambung,
2. Obat golongan AINS umumnya dalam bentuk bersalut selaput yang bertujuan
mengurangi efeknya pada lambung, maka jangan digerus atau dikunyah.
3. Jika memang menyebabkan lambung perih atau sudah ada riwayat maag atau
gangguan lambung sebelumnya, bisa diiringi penggunaannya dengan obat-obat
yang menjaga lambung seperti antasid; golongan H2
bloker (simetidin atau ranitidin); golongan penghambat pompa proton/PPI
(omeprazol atau lansoprazol), atau dengan sukralfat, misoprostol
4. Alternatif lain yang aman adalah paracetamol/acetaminophen. Parasetamol
termasuk obat lama yang bertahan lama sebagai analgesik, karena relatif aman
terhadap lambung. Juga merupakan analgesik pilihan untuk anak-anak maupun
ibu hamil/menyusui. Parasetamol memiliki sedikit perbedaan dalam target aksi
obatnya. Parasetamol tidak berefek sebagai anti radang, tetapi lebih sebagai
analgesik dan anti piretik (obat turun panas).
Menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.
Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi (dental floss).
Membatasi konsumsi makanan atau minuman yang manis, misalnya cokelat, kue, dan
permen.
Rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi, setidaknya setiap 6 bulan.
Berhenti merokok.
BAB III
KESIMPULAN
Pada umumnya pasien yang datang mengeluhkan gejala gigi yang sakit, nyut-nyiut,
kadang ada yang bengkak, maupun berdarah. Obat yang dapat diberikan diantaranya untuk
sediaan tablet/kaplet seperti Asam Mefenamat (Mefinal, Ponstan), Kalium Diclofenac
(Cataflam), Paracetamol, Celecoxib, Etocoxib, jika infeksi dapat diberikan
antibiotic (amoksisilin, kalmixilin, clindamisin),dan lain-lain; kemudian
diberikan konseling (pemberian informasi obat) serta pendokumentasian.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Editor, 2012, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 11 2001/2012, Jakarta: PT.
Bhuana Ilmu Populer.
Tim Penyusun, 2012, ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia, Vol 46. Jakarta: P.T. ISFI
Penerbitan
KASUS
Seorang perempuan umur 17 tahun datang ke apotik dengan keluhan sakit gigi karena
ada giginya yang goyang tetapi takut ke dokter gigi, rasanya nyeri tidak nafsu makan.
sehingga merasa badan tidak enak, Sebelumnya belum pernah mengalami penyakit ini , tidak
memiliki penyakit lain, tidak memiliki berat badan berlebih, memiliki alergi terhadap
antibiotik Penisillin
DIALOG
Apoteker : Selamat pagi mbak saya widia apoteker di apotek ini ada yang bisa dibantu ?
Pasien : Pagi mbak, mbak saya ini kemarin makan rendang terus tiba-tiba gigi saya
goyang. Hari ini nyeri banget mbak, jadi nggak bisa makan. Kira-kira obat nya apa ya mbak?
Apoteker : Sebelumnya diperiksakan ke dokter apa sudah minum obat apa belum?
Pasien : Belum sama sekali mbak, saya itu takut buat pergi ke dokter
Apoteker : Obat ini diminum 3 kali sehari ya setelah makan, kalau dalam 3 hari
nyerinya nggak sembuh segera diperiksakan ke dokter ya mbak
Apoteker : efek samping dari obat ini kembung dan nyeri pada perut mbak. Nanti kalau
ada gejala tersebut segera dihentikan pemakaiannya
Apoteker : harganya 7000 mbak, mbak fany sudah jelas tentang pemakaian obat ini ?
Pasien : sudah mbak obat nya diminum 3 kali sehari setelah makan
Apoteker : iya mbak benar, obatnya bisa dibayar di kasir. Semoga lekas sembuh
Yang menyerahkan,
CAP
APOTEK
SIPA. 19970731