Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PCD

SWAMEDIKASI

Dosen Pengampu :
Vivin Nopiyanti, M.Sc.,Apt.

Disusun oleh
Widia Eka Agustina (1920384325)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Sakit gigi yaitu rasa nyeri pada gigi. Sakit gigi disebabkan oleh berbagai masalah
pada gigi dan rahang, seperti karies gigi, gingivitis atau penyakit rahang, dan masih banyak
lagi. Sakit gigi juga merupakan gejala penyakit jantung, seperti angina. Sakit gigi dapat
mengakibatkan penyakit jantung dan stroke. Setidaknya, sakit gigi dapat menyebabkan
kepala pusing dan tidak nyenyak tidur. Sakit gigi biasanya merujuk kepada rasa sakit di
sekitar gigi atau rahang terutama sebagai akibat dari kondisi gigi. Dalam banyak kasus, sakit
gigi disebabkan oleh masalah gigi, seperti rongga gigi, gigi retak, suatu akar gigi terekspos,
atau penyakit gusi. Namun, gangguan dari (bersama Temporo-mandibula) sendi rahang juga
dapat menyebabkan sakit yang disebut sebagai "sakit gigi". Tingkat keparahan sakit gigi
dapat berkisar dari ringan hingga kronis, tajam dan menyiksa. Rasa sakit dapat diperburuk
oleh mengunyah atau dingin atau panas. Sebuah ujian lisan menyeluruh, yang mencakup gigi
X-ray, dapat membantu menentukan apakah sakit gigi datang dari masalah gigi atau rahang
dan penyebabnya.

Kadang-kadang, sakit gigi mungkin disebabkan oleh masalah yang tidak berasal dari
gigi atau rahang. Sakit di sekitar gigi dan rahang dapat gejala penyakit jantung (seperti angina
atau serangan jantung ), telinga (seperti eksternal infeksi telinga atau bagian dalam), dan
sinus (udara bagian-bagian dari tulang pipi). Misalnya, sakit angina (pasokan darah
beroksigen yang tidak memadai ke otot jantung karena penyempitan pembuluh darah ke
jantung) biasanya terletak di bagian dada atau lengan. Namun, pada beberapa pasien dengan
angina, rasa sakit sakit gigi atau rahang adalah satu-satunya gejala dari masalah hati mereka.
Infeksi dan penyakit telinga dan sinus juga dapat menyebabkan rasa sakit di sekitar gigi dan
rahang. Oleh karena itu, evaluasi oleh dokter gigi dan dokter kadang-kadang diperlukan
untuk mendiagnosis penyakit medis yang menyebabkan sakit gigi.Walaupun umumnya sakit
gigi tidak mengancam nyawa, namun sebaiknya segera diperiksakan ke dokter gigi dan
diobati, karena bisa saja disebabkan oleh hal yang berbahaya, seperti pembusukan gigi atau
serangan jantung.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyebab Sakit Gigi


Sakit gigi biasanya muncul sebagai gejala penyakit, baik pada rongga mulut maupun
bagian tubuh yang lain. Sakit gigi akibat masalah di dalam rongga mulut dapat
disebabkan oleh:

 Gigi berlubang atau tambalan gigi yang rusak


 Tumbuh gigi (biasanya dialami oleh bayi dan anak-anak)
 Gigi patah
 Gigi tanggal
 Peradangan atau infeksi pada gigi atau gusi
 Muncul nanah di gigi
 Gusi bengkak
 Gigi bungsu yang tumbuh tidak normal
 Pembusukan gigi
 Permasalahan pada kawat gigi
 Kebiasaan menggeretakan gigi (bruxism).

Sedangkan sakit gigi yang merupakan penjalaran nyeri dari bagian tubuh lain yang
mengalami gangguan, dapat terjadi pada:

 Sinusitis
 Penyakit jantung
 Kanker paru-paru
 Gangguan saraf wajah (trigeminal neuralgia).

B. Gejala Sakit Gigi


Tingkat keparahan sakit gigi sangat beragam, mulai dari nyeri yang ringan dan
hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, hingga nyeri yang parah dan tak tertahankan.
Rasa nyerinya sendiri dapat terasa berdenyut atau seperti ditusuk-tusuk. Selain rasa
nyeri, sakit gigi dapat disertai dengan pembengkakan pada gusi, sakit kepala, dan
demam. Segera temui dokter bila sakit gigi yang Anda alami sudah berlangsung lebih
dari dua hari, atau jika disertai dengan:

 Bau busuk di dalam mulut


 Nyeri saat mengunyah
 Gusi bengkak
 Sulit menelan
 Sesak napas
 Sulit dan sakit saat membuka mulut
 Nyeri telinga

C. Diagnosis Sakit Gigi


Pada pasien yang mengeluh sakit gigi, dokter gigi akan menelusuri terlebih dahulu
gejala yang dirasakan oleh pasien, yaitu dengan menanyakan:

 Letak nyeri
 Seberapa parah nyeri yang dirasakan
 Kapan nyeri tersebut biasa muncul
 Hal yang membuat nyeri memburuk
 Hal yang dapat meredakan nyeri.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap gigi, gusi, lidah, rahang,
sinus, hidung, tenggorokan, bahkan leher. Kadang-kadang juga dilakukan pemeriksaan
dengan merangsang gigi, misalnya dengan suhu dingin, menggigit atau mengunyah
sesuatu, atau menekan gigi dengan jari. Jika dibutuhkan, dokter akan meminta pasien
untuk menjalani pemeriksaan tambahan, seperti foto Rontgen gigi dan CT scan.

D. Terapi Non Farmakologi


Jika mengalami sakit gigi, sebaiknya segera temui dokter gigi untuk mencari tahu
penyebabnya, sehingga dapat diobati dengan tepat. Namun sebelumnya, ada beberapa
cara yang bisa Anda lakukan di rumah untuk meredakan sakit gigi, yaitu:

 Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi (dental floss) untuk menyingkirkan
plak dan sisa makanan yang tersangkut.
 Berkumur dengan air hangat.
 Berkumur dengan obat kumur antiseptik.
 Mengompres pipi dengan kompres dingin apabila sakit gigi disebabkan oleh cedera.
 Minum paracetamol untuk meredakan nyeri. Gunakan sesuai petunjuk yang tertera
pada kemasan obat.

E. Pengobatan Sakit Gigi

Pengobatan untuk sakit gigi tergantung kepada penyebabnya. Sebagai contoh:

 Dokter akan melakukan tambal gigi jika sakit gigi disebabkan oleh gigi


berlubang. Bila gigi yang berlubang sudah mengalami pembusukan, dokter gigi
akan membersihkan dan mensterilkannya terlebih dahulu sebelum ditambal.
 Dokter akan melakukan penambalan ulang jika sakit gigi disebabkan oleh
kerusakan pada tambalan sebelumnya.
 Dokter akan melakukan perawatan saluran akar gigi (root canal) jika akar gigi
terinfeksi.
 Dokter akan melakukan cabut gigi jika cara-cara pengobatan di atas tidak berhasil
menyembuhkan sakit gigi. Cabut gigi juga akan dilakukan bila sakit gigi
diakibatkan oleh masalah pada pertumbuhan gigi bungsu.
 Untuk mengatasi sakit gigi yang disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan
memberikan antibiotik.

Pada sakit gigi, biasanya terjadi inflamasi atau radang di gigi atau gusi.
Inflamasi ini menyebabkan bengkak dan akan terasa sakit, berwarna kemerahan, serta
kadang disertai panas. Untuk memilih obat sakit gigi yang akan
digunakan, kita hendaknya memperhatikan apakah sakit gigi tersebut disertai gusi
bengkak atau tidak. Untuk sakit gigi yang disertai bengkak, kita hendaknya langsung
menggunakan obat antiinflamasi non steroid/AINS (non steroidal antiinflammatory
drug/NSAID). Obat-obat NSAID ini meredakan sakit gigi dengan cara menghambat
enzim siklooksigenase 1 (COX1) dan siklooksigenase 2 (COX2). Obat sakit gigi jenis
NSAID yang bekerja tidak selektif yakni menghambat siklooksigenase 1
(COX1) dan siklooksigenase 2 (COX2) contohnya antara lain aspirin (asam
asetilsalisilat / asetosal), ketoprofen, diklofenak, serta asam mefenamat. Obat-obat
tersebut dapat meredakan sakit gigi yang disertai gusi bengkak. Efek samping yang
biasa terjadi antara lain erosi lambung, sakit perut, kulit kemerahan, gangguan
pernapasan (asma) serta kelainan pembekuan darah. Bagi penderita maag/ulkus
peptikum/luka lambung sebaiknya tidak menggunakan obat sakit gigi jenis ini karena
akan memperparah sakit maagnya.

Untuk mengatasi efek obat AINS terhadap lambung, maka ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan yakni :
1.      Sebaiknya digunakan setelah makan (pc) untuk mengurangi efeknya terhadap
lambung,
2.   Obat golongan AINS umumnya dalam bentuk bersalut selaput yang bertujuan
mengurangi efeknya pada lambung, maka jangan digerus atau dikunyah.
3.      Jika memang menyebabkan lambung perih atau sudah ada riwayat maag atau
gangguan lambung sebelumnya, bisa diiringi penggunaannya dengan obat-obat
yang menjaga lambung seperti antasid; golongan H2
bloker (simetidin atau ranitidin); golongan penghambat pompa proton/PPI
(omeprazol atau lansoprazol), atau dengan sukralfat, misoprostol
4.      Alternatif lain yang aman adalah paracetamol/acetaminophen. Parasetamol
termasuk obat lama yang bertahan lama sebagai analgesik, karena relatif aman
terhadap lambung. Juga merupakan analgesik pilihan untuk anak-anak maupun
ibu hamil/menyusui. Parasetamol memiliki sedikit perbedaan dalam target aksi
obatnya. Parasetamol tidak berefek sebagai anti radang, tetapi lebih sebagai
analgesik dan anti piretik (obat turun panas).

Apabila terdapat infeksi dapat ditambahkan antibiotik seperti amoksisilin,


kalmixilin, clindamisin. Obat yang tergolong antibiotic dalam pemakaiannya
harus diminum rutin dan dihabiskan untuk menghindari kambuhnya penyakit. Bila
masih ketinggalan sisa akibat dari bagian obat yang tidak habis, maka sisa obat
tersebut tidak boleh disimpan.

F. Tindakan yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Sakit Gigi


Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, meski gigi Anda
saat ini masih sehat, mulailah melakukan langkah-langkah berikut ini untuk mencegah
sakit gigi:

 Menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.
 Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi (dental floss).
 Membatasi konsumsi makanan atau minuman yang manis, misalnya cokelat, kue, dan
permen.
 Rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi, setidaknya setiap 6 bulan.
 Berhenti merokok.
BAB III

KESIMPULAN

Pada umumnya pasien yang datang mengeluhkan gejala gigi yang sakit, nyut-nyiut,
kadang ada yang bengkak, maupun berdarah. Obat yang dapat diberikan diantaranya untuk
sediaan tablet/kaplet seperti Asam Mefenamat (Mefinal, Ponstan), Kalium Diclofenac
(Cataflam), Paracetamol, Celecoxib, Etocoxib, jika infeksi dapat diberikan
antibiotic (amoksisilin, kalmixilin, clindamisin),dan lain-lain; kemudian
diberikan konseling (pemberian informasi obat) serta pendokumentasian.
DAFTAR PUSTAKA

Tan, H.T. & K. Rahardja, 1993, Swamedikasi: Cara-cara Mengobati Gangguan Sehari-


hari dengan Obat-obat Bebas Sederhana, Edisi I, Cetakan I.

Tim Editor, 2012, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 11 2001/2012, Jakarta: PT.
Bhuana Ilmu Populer.

Tim Penyusun, 2012, ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia, Vol 46. Jakarta: P.T. ISFI
Penerbitan
KASUS
Seorang perempuan umur 17 tahun datang ke apotik dengan keluhan sakit gigi karena
ada giginya yang goyang tetapi takut ke dokter gigi, rasanya nyeri tidak nafsu makan.
sehingga merasa badan tidak enak, Sebelumnya belum pernah mengalami penyakit ini , tidak
memiliki penyakit lain, tidak memiliki berat badan berlebih, memiliki alergi terhadap
antibiotik Penisillin

DIALOG
Apoteker : Selamat pagi mbak saya widia apoteker di apotek ini ada yang bisa dibantu ?

Pasien : Pagi mbak, mbak saya ini kemarin makan rendang terus tiba-tiba gigi saya
goyang. Hari ini nyeri banget mbak, jadi nggak bisa makan. Kira-kira obat nya apa ya mbak?

Apoteker : Nyeri nya sudah berapa hari mbak ?

Pasien : Dari kemarin mbak

Apoteker : Sebelumnya diperiksakan ke dokter apa sudah minum obat apa belum?

Pasien : Belum sama sekali mbak, saya itu takut buat pergi ke dokter

Apoteker : Oh begitu, mbak fany punya penyakit asam lambung tidak ?

Pasien : saya nggak punya penyakit lambung mbak

Apoteker : Kalau begitu saya ambilkan obat dulu ya mbak

(Pasien menunggu sementara Apoteker mengambil obat )

Apoteker : Obatnya untuk nyeri ini mbak namanya natrium diklofenak

Pasien : Ini minumnya berapa kali sehari ya mbak?

Apoteker : Obat ini diminum 3 kali sehari ya setelah makan, kalau dalam 3 hari
nyerinya nggak sembuh segera diperiksakan ke dokter ya mbak

Pasien : oh iya mbak, ini ada efek sampingnya nggak mbak?

Apoteker : efek samping dari obat ini kembung dan nyeri pada perut mbak. Nanti kalau
ada gejala tersebut segera dihentikan pemakaiannya

Pasien : oh begitu, ini harganya berapa mbak ?

Apoteker : harganya 7000 mbak, mbak fany sudah jelas tentang pemakaian obat ini ?
Pasien : sudah mbak obat nya diminum 3 kali sehari setelah makan

Apoteker : iya mbak benar, obatnya bisa dibayar di kasir. Semoga lekas sembuh

Pasien : iya mbak makasih


DOKUMENTASI SWAMEDIKASI

Nama Pasien Nn. Fany


Jenis Kelamin P
Usia 17 tahun
Alamat Jl. Bahagia selamanya No. 1 Mojosongo Jebres
Tanggal pasien datang 18 September 2019
Gejala yang diderita Keluhan : Nyeri pada gigi

Pemeriksaan : nyeri pada gigi karena gigi goyang


Riwayat alergi Alergi terhadap antibiotik golongan penicillin
Riwayat peyakit Tidak ada
sebelumnya
OBAT YANG DIBERIKAN :
Nama Obat Dosis Cara No Batch Tanggal ED
pemakaian
1. Natrium Diklofenak 25 mg 3 x sehari 1 09931 Agustus 2021
tablet
2
3
4
REKOMENDASI
Natrium diklofenak 25 mg

*) coret salah satu

Surakarta, 18 September 2019

Yang menyerahkan,
CAP
APOTEK

Widia Eka Agustina, S.Farm., Apt.

SIPA. 19970731

Anda mungkin juga menyukai