Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PRAKTIKUM

PRACTICE COMPOUNDING AND DISPENDING


“Swamedikasi Nyeri Sendi”

Dosen pengampu:
Ganet

Disusun Oleh:
Kelas C/kelompok 3
Willy Derizqi Bagaskara Saputra
1920374183

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan bagian dari upaya masyarakat
menjaga kesehatannya sendiri. Pada pelaksanaanya, swamedikasi /pengobatan sendiri
dapat menjadi masalah terkait obat (Drug Related Problem) akibat terbatasnya
pengetahuan mengenai obat dan penggunaannya (Nur Aini, 2017). Dasar hukum
swamedikasi adalah peraturan Menteri Kesehatan No. 919 Menkes/Per/X/1993.
Swamedikasi merupakan salah satu upaya yang sering dilakukan oleh seseorang dalam
mengobati gejala sakit atau penyakit yang sedang dideritanya tanpa terlebih dahulu
melakukan konsultasi kepada dokter.
Swamedikasi yang tepat, aman,dan rasional terlebih dahulu mencari informasi
umum dengan melakukan konsultasi kepada tenaga kesehatan seperti dokter atau petugas
apoteker. Adapun informasi umum dalam hal ini bisa berupa etiket atau brosur. Selain itu,
informasi tentang obat bisa juga diperoleh dari apoteker pengelola apotek, utamanya dalam
swamedikasi obat keras yang termasuk dalam daftar obat wajib apotek (Depkes RI 2006;
Zeenot, 2013). Salah satu penyakit yang dapat diatasi dengan pengobatan sendiri adalah
penyakit nyeri sendi.
Nyeri sendi adalah rasa sakit pada persendian yang disebabkan karena cedera pada
daerah ligamen, bursa (kantung cairan persendian), otot tendon, atau tulang pada daerah
persendian yang nyeri. Nyeri sendi menyebabkan pergerakan dan kualitas hidup Anda
menjadi terganggu. Nyeri sendi bisa berlangsung singkat atau lama. Tingkat keparahan
rasa sakitnya juga bervariasi, mulai dari ringan, menengah, hingga parah.

2. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi nyeri sendi?
2. Bagaimana etiologi nyeri sendi?
3. Bagaimana patofisiologi nyeri sendi?
4. Bagaimana manifestasi nyeri sendi?
5. Apa saja gejala nyeri sendi?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi nyeri sendi.
2. Untuk mengetahui etiologi nyeri sendi.
3. Untuk mengetahui patologi nyeri sendi.
4. Untuk mengetahui manifestasi nyeri sendi.
5. Untuk mengetahui gejala nyeri sendi.
BAB II
ISI

1. PENGERTIAN
Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensial untuk
menimbulkan kerusakan jaringan (Dharmady, 2004). Nyeri didefinisikan sebagai suatu
keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah
mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International Association for Study of Pain
(IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.
Sendi adalah pertemuan antara dua tulang atau lebih, sendi memberikan adanya
segmentasi pada rangka manusia dan memberikan kemungkinan variasi pergerakan
diantara segmen-segmen serta kemungkinan variasi pertumbuhan (Brunner & Sudarth,
2002).
Nyeri sendi adalah suatu akibat yang diberikan tubuh karena pengapuran atau
akibat penyakit lain.
2. PATOFISIOLOGI
Pemahaman mengenai anatomi normal dan fisiologis persendian diartrodial atau
sinovial merupakan kunci untuk memahami patofisiologi penyakit nyeri sendi. Fungsi
persendian sinovial adalah gerakan. Setiap sendi sinovial memiliki kisaran gerak tertentu
kendati masing-masing orang tidak mempunyai kisaran gerak yang sama pada sendi-sendi
yang dapat digerakkan. Pada sendi sinovial yang normal. Kartilago artikuler membungkus
ujung tulang pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta ulet untuk gerakan.
Membran sinovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan mensekresikan cairan
kedalam ruang antara-tulang.
Cairan sinovial ini berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) dan pelumas
yang memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas dalam arah yang tepat. Sendi
merupakan bagian tubuh yang sering terkena inflamasi dan degenerasi yang terlihat pada
penyakit nyeri sendi.
Meskipun memiliki keaneka ragaman mulai dari kelainan yang terbatas pada satu
sendi hingga kelainan multi sistem yang sistemik, semua penyakit reumatik meliputi
inflamasi dan degenerasi dalam derajat tertentu yang biasa terjadi sekaligus. Inflamasi akan
terlihat pada persendian yang mengalami pembengkakan. Pada penyakit reumatik
inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan degenerasi yang merupakan proses
sekunder yang timbul akibat pembentukan pannus (proliferasi jaringan sinovial). Inflamasi
merupakan akibat dari respon imun.
Sebaliknya pada penyakit nyeri sendi degeneratif dapat terjadi proses inflamasi
yang sekunder.pembengkakan ini biasanya lebih ringan serta menggambarkan suatu proses
reaktif, dan lebih besar kemungkinannya untuk terlihat pada penyakit yang lanjut.
Pembengkakan dapat berhubungan dengan pelepasan proteoglikan tulang rawan yang
bebas dari karilago artikuler yang mengalami degenerasi kendati faktor-faktor imunologi
dapat pula terlibat (Brunner & Sudarth, 2002).
3. ETIOLOGI
Penyebab utama penyakit nyeri sendi masih belum diketahui secara pasti. Biasanya
merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri,
mikroplasma dan virus.
Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab nyeri sendi yaitu:
a. Mekanisme imunitas.
Penderita nyeri sendi mempunyai auto anti body di dalam serumnya yang di kenal
sebagai faktor rematoid anti bodynya adalah suatu faktor antigama globulin (IgM) yang
bereaksi terhadap perubahan IgG titer yang lebih besar 1:100, Biasanaya di kaitkan dengan
vaskulitis dan prognosis yang buruk.
b. Faktor metabolik.
Faktor metabolik dalam tubuh erat hubungannya dengan proses autoimun.
c. Faktor genetik dan faktor pemicu lingkungan.
Penyakit nyeri sendi terdapat kaitannya dengan pertanda genetik. Juga dengan
masalah lingkungan, Persoalan perumahan dan penataan yang buruk dan lembab juga
memicu pennyebab nyeri sendi.
d. Faktor usia.
Degenerasi dari organ tubuh menyebabkan usia lanjut rentan terhadap penyakit
baik yang bersifat akut maupun kronik (Brunner & Sudarth, 2002).

4. MANIFESTASI
Ada banyak sekali sebab mengapa persendian sakit, nyeri sendi dapat merupakan gejala
tunggal atau menjadi bagian banyak gejala lain yang dialami. Manifestasi nyeri sendi dapat
bervariasi, seperti :
a) Kelembutan atau tidak nyaman ketika di sentuh
b) Pembengkakan
c) Peradangan
d) Kekakuan, atau pembatasan gerakan
Segera konsultasikan kepada dokter apabila mengalami kondisi-kondisi berupa sendi
bengkak secara tiba-tiba, sendi tidak dapat digerakkan, perubahan bentuk pada sendi, dan rasa
sakit pada sendi yang tidak tertahankan.

5. TERAPI
 Terapi Farmakologi
Obat Minum (tablet, pil)
a. Ibuprofen
Diindikasikan untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang, nyeri setelah
operasi, nyeri pada penyakit sendi (seperti pengapuran sendi ataurematik), nyeri otot,
nyeri haid, serta menurunkan demam.
b. Aspirin
Aspirin adalah obat menghambat produksi prostaglandin untuk mengurangi
respons tubuh terhadap serangkaian proses kimia yang akhirnya menuju terbentuknya
rasa sakit. Obat ini di indikasikan untuk meringankan rasa sakit, nyeri otot dan sendi,
demam, nyeri karena haid, migren, sakit kepala dan sakit gigi tingkat ringan hingga
agak berat.
c. Paracetamol
Paracetamol efektif untuk meredakan nyeri sendi ringan tanpa pembengkakan.
Tak hanya nyeri sendi, paracetamol juga digunakan untuk mengobati rasa sakit ringan
dan sedang seperti sakit kepala, kram menstruasi, sakit gigi, sakit
punggung, osteoarthritis, bahkan untuk meredakan demam.

Obat Topikal atau Oles (Krim atau Gel)

a. Capsaicin
Obat oles (umumnya dalam bentuk krim) yang mengandung capsaicin dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri sendi yang diakibatkan oleh arthritis dan kondisi
lain. Capsaicin membantu mengirimkan sinyal rasa sakit yang akan memicu
pelepasan endorfin (zat kimia tubuh yang menahan rasa sakit). Namun krim capsaicin
bisa menimbulkan sensasi perih atau menyengat di area yang diolesi krim ini.
b. Natrium diklofenak
Obat oles dengan kandungan natrium diklofenak merupakan obat yang efektif,
aman dan efektif meredakan nyeri sendi. Natrium diklofenak termasuk dalam kelompok
obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) yang bekerja dengan cara menghentikan
produksi zat penyebab rasa sakit dan peradangan. Selain bekerja sebagai antinyeri, obat
golongan OAINS seperti natrium diklofenak juga memiliki efek lain seperti pereda
demam dan anti-radang. Aplikasikan gel natrium diklofenak di area kulit yang terasa
nyeri untuk meredakan rasa sakit atau nyeri pada persendian, seperti lutut, pergelangan
kaki, kaki, siku, pergelangan tangan, dan tangan. Tidak seperti krim capsaicin yang
menimbulkan rasa panas menyengat, gel natrium diklofenak mengatasi nyeri sendi
namun tetap terasa nyaman di kulit. Obat oles yang mengandung natrium diklofenak
juga aman digunakan karena memiliki efek samping yang minimal, berupa iritasi lokal
pada kulit (kulit kering atau dermatitis kontak). Namun, efek samping inipun biasanya
timbul pada penggunaan gel natrium diklofenak dalam jangka panjang.

 Terapi Non Farmakologi


a. Istirahat yang cukup
b. Kompres dengan es
c. Compression (penekanan)
d. Elevation (peninggian)
BAB III
KASUS

Seorang bapak yang berumur 41 tahun datang ke apotik untuk membeli obat dengan keluhan
bagian lengan kanan pegal setelah melakukan olahraga tenis lapangan, bagian pergelangan tangan
bengkak. Sebelumnya pernah mengalami penyakit ini, tidak memiliki penyakit lain, tidak
memiliki alergi, suka merokok.

 Lakukan assesment pada pasien (Data Diri, Penyakit Dan Obat)


 Pilihkan terapi yang tepat untuk pasien

DOKUMENTASI SWAMEDIKASI
Nama Pasien Wahyudin
Jenis Kelamin Laki-laki
Usia 41 tahun
Alamat Surakarta
Tanggal pasien datang 21 Maret
Keluhan pasien bagian lengan kanan pegal setelah melakukan olahraga tenis
lapangan, bagian pergelangan tangan bengkak
Riwayat alergi Tidak ada
Merokok Ya / tidak*)
Pasen pernah datang Ya / tidak*)
sebelumnya :
OBAT YANG DIBERIKAN :
Nama Obat Dosis Cara pemakaian No Batch Tanggal ED
1. Voltaren topikal 1% Oleskn 3x sehari pada bagian NTVT-01 Jan 2020
yang pegal dan bengkak
2. Natrium diklofenak 50 mg Diminum 3x sehari 16061286 Jan 2020

Surakarta, 21 Maret 2019


Yang menyerahkan,

ttd

Willy derizqi BS, S.Farm, Apt


Kandungan Na diklofenak 1%
Indikasi Analgetik & Antipiretik
Kontraindikasi Asma, urtikaria, rinitis akut yang
ditimbulkan oleh salisilat atau obat AINS
lainnya
Efek samping Efek samping pada kulit seperti
dermatitis eksfoliatif, sindrom Stevens-
Johnson, dan nekrolisis epidermal toksik
Perhatian  Pengobatan harus dihentikan jika tanda -
tanda seperti ruam atau hipersensitivitas
muncul.
Dosis Oleskn 3x sehari

Kandungan Na diklofenak 50mg


Indikasi Analgetik & Antipiretik
Kontraindikasi Tukak peptic
Efek samping yeri kram perut, sakit kepala, retensi
cairan, diare mual, konstipasi,flatulen
kelainan pada fungsi hati indigesti, tukak
lambung,ruam tinnitus
Perhatian  Pengobatan harus dihentikan jika tanda -
tanda seperti ruam atau hipersensitivitas
muncul.
Dosis diminum 3x sehari
Percakapan Swamedikasi

Pada suatu siang bapak Wahyudin datang ke Apotek ingin membeli obat yang bisa meredakan
pegal-pegal dibagian lengan kanan dan bengkak pada pergelangan tangan.
Apoteker : Selamat siang Pak
Pasien : Iya selamat siang Pak
Apoteker : Ada yang bisa saya bantu pak?
Pasien. : saya ingin membeli obat pegal-pegal dan bengkak dibagian lengan kanan
pak, apakah ada?
Apoteker : Ada pak, tapi maaf boleh tau nama bapak? Dan bisa minta waktu untuk
menceritakan tentang penyakit yang bapak alami?
Pasien : Bisa pak, nama saya Wahyudin. Ini saya merasakan pegal-pegal dibagian
lengan kanan dan bengkak pada pergelangan tangan setelah bermain tennis.
Apoteker : Apakah sebelumnya sudah pernah periksa ke dokter?
Pasien : Belum pak.
Apoteker : Apakah bapak sudah pernah mengkonsumsi obat sebelumnya?
Pasien : Belum juga pak.
Apoteker : Apakah bapak mempunyai alergi obat tertentu?
Pasien : Tidak punya pak.
Apoteker : Terima kasih pak atas infonya, sebentar saya ambilkan obat dulu.
Pasien : baik pak
……………………………………………………………………………...........(mengambil obat)
Apoteker : Jadi bapak terkena keseleo, ini ada beberapa obat yang saya
rekomendasikan. Untuk obat luarnya ada obat Voltaren gel harganya
Rp.75.000 dan Counterpain harganya Rp.25.000, sedangkan yang di minum
ada obat Na diklofenak harganya Rp 5.000 dan Ibuprofen harganya
Rp.5.000.
Pasien : Menurut bapak mana yang lebih bagus?
Apoteker : Menurut saya yang lebih bagus Voltaren gel dan Na diklofenak pak karena
zat aktifnya lebih kuat dan tidak panas.
Pasien : oh… yaudah saya pilih Voltaren gel dan Na diklofenak aja pak.
Apoteker : Baik pak, untuk cara pemakaian voltaren gel dioleskan 3x sehari dan untuk
Na diklofenak nya diminum 3x sehari. Pengobatannya dihentikan jika
terdapat ruam ya pak. Obatnya disimpan di tempat yang terlindung dari
cahaya matahari atau disimpan di kotak obat.
Pasien : baik pak.
Apoteker : untuk mengurangi bengkak dan nyerinya mungkin bisa cara mengompres
dengan es dan banyak istirahat ya pak.
Pasien : oh iya pak..
Apoteker : maaf pak sebelumnya, apakah bapak bisa mengulang tentang penggunaan
obatnya tadi, biar tidak ada kesalahan informasi yang saya berikan.
Pasien : obatnya voltaren dioleskan 3x sehari dan untuk Na diklofenak diminum 3x
sehari. Pengobatannya dihentikan jika terdapat ruam.
Apoteker : Ada yang perlu bapak tanyakan lagi?
Pasien : Tidak ada Pak.
Apoteker : Semoga lekas sembuh ya pak
Pasien : Terima kasih pak, Selamat Siang
Apoteker : Sama-sama. Selamat Siang
DAFTAR PUSTAKA

Akinbo S, Owoeye O, Adesegun S.2011. Comparison of the Therapeutic Efficacy of Diclofenac


Sodium and Methyl Salicylate Phonophoresis in the Management of Knee Osteoarthritis.
Turk J Rheumatol 26(2):111-119

Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di
Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

Nur AH, Khairunnisa, Juanita T. 2017. Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi
di Tiga Apotek Kota Panyabungan. Jurnal Sains Farmasi & Klinis 3(2), 186-192

Anda mungkin juga menyukai