OLEH KELOMPOK II
1. FLORENSIA OENUNU
2. KHARISMA WULANDARI
3. NINGSI R. PATOLA
6. NANIRIUS.J. K. T. MALAIRULI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
kasih penyertaan dan karunia Tuhan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Meskipun banyak rintangan yang penulis hadapi tetapi penulis sangat
bersyukur dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu itu semua karena rahmat
dan anugerah-NYA.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Turunan tetrasiklin.........................................................................................
E. Turunan Aminoglikosida...............................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Turunan Tetrasiklin
6. Daerah Hidrofob dari C-5 sampai C-9 dapat diubah dengan cara yang
bervariasi asal tidak mempengaruhi bentuk konformasi esensialnya.
Modifikasi pada C-6 dan C-7 mengahasilkan turunan yang mepunyai
stabilitas kimia yang lebih besar, memperbaiki sifat farmakokinetik
dan meningkatkan aktivitas antibakteri. Seperti pada kasus turunan 6-
deoksitetrasiklin, yaitu dosisiklin dan minosiklin, hilangnya gugus 6-
hidroksi menyebabkan senyawa tidak mengalami reaksi degradasi
menjadi 5,6-anhidrotetrasiklin. Dosisiklin dan minosiklin mempunyai
lipofolilitas lebih tinggi dibanding tetrasiklin alami. Bila diberikan
secara oral keduanya diabsorpsi hapir sempurna oleh saluran cerna
dan absopsi tersebut sedikit dipengaruhi oleh adanya makanan.
Keduanya mempunyai waktu paro lebih panjang dan dosis yang lebih
kecil dibanding tetrasiklin. Minosiklin adalah satu-satunya turunan
tetrasiklin yang dapat mencapai kadar tinggi dalam sistm saraf pusat,
sedang doksisiklin merupakan satu-satunya turunan tetrasiklin yang
dapat secra aman digunakan untuk penderita infeksi ginjal, selain
karena mempunyai waktu paro panjang dan efek samping yang
rendah.
E. Turunan Aminoglikosida
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran dan kritikan sangat diharapkan untuk perbaikan ke arah yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA