Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH SWAMEDIKASI

KONSTIPASI

KONSTIPASI
A. Definisi Konstipasi atau sembelit adalah keadaan dimana defekasi terhenti atau berlangsung tidak lancar dan tidak teratur (Tjay&Rahardja,2005). Konstipasi juga dapat diartikan sebagai proses diperlambatnya pengosongan feses yang kering dan keras yang disebabkan oleh waktu untuk melewati usus lebih lambat atau terganggunya refleks pengosongan feses dari usus (Mutschler, 1991). B. Etiologi Terdapat beberapa penyebab dari konstipasi antara lain (Tjay&Rahardja,2003) : a. Faktor makanan Kurangnya asupan makanan yang mengandung serat, seperti sayursayuran dan buah-buahan dan kurang mengkonsumsi air putih. b. Penderita penyakit organis tertentu

Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan konstipasi antaralain: 1. Obstruksi usus yaitu terjadinya penyumbatan pada dinding usus akibat divertikel, penyempitan dan tumor. 2. Gangguan motilitas akibat penyakit tertentu seperti hiperkalsiemia, hipotirosis, colitis dan IBS (Irritable Bowel Syndrome). c. Penggunaan obat-obatan tertentu Obat-obatan tertentu memiliki efek samping yang menyebabkan konstipasi antara lain seperti morfin dan derivatnya, antikolinergika(atropin), diuretika kuat dan beberapa garam logam (bismut, besi,kalsium). Obat-obatan tersebut memiliki efek untuk menarik air dari feses.

d. Stress Apabila terjadi ketegangan dan emosi saat marah dan cemas akan mengakibatkan usus kejang dan peristaltik usus akan terhenti yang mengakibatkan usus besar banyak menyerap kembali air pada isi usus. Hal ini akan mengakibatkan isi usus akan menjadi keras dan sukar dikeluarkan. e. Kehamilan Kadar progresteron yang meningkat akan menghambat kontraksi dari otot polos usus sehingga peristaltik usus berkurang. C. Patofisiologi Konstipasi dapat terjadi secara umum karena terganggunya proses

defekasi akibat terjadinya perubahan pada konsistensi feses yang diakibatkan oleh faktor penyebab yaitu berkurangnya kandungan air pada feses sehingga menjadi keras dan terjadinya perubahan pada kerja otot-otot polos disekitar

dinding usus besar saat melakukan peristaltik usus sehingga sulit untuk melunakkan isi usus (Tjay&Rahardja,2005). D. Gejala Klinis Gejala yang sering terjadi antaralain perasaan penuh dibagian lambung, mual, tinjasukar dikelurkan saat defekasi, konsistensi tinja keras dan kurang nafsu makan (anorexia) (Tjay&Rahardja,2005). E. Terapi 1. Terapi nir obat Memperbanyak asupan serat seperti banyak makan buah dan sayuran yang tinggi kadar seratnya, banyak mengkonsumsi air putih, jangan mengabaikan dorongan untuk buang air besar dan berolahraga secara teratur. 2. Terapi Obat Konstipasi dapat diatasi dengan pemberian obat pencahar. Berdasarkan mekanisme kerjanya dapat dibagi menjadi 4 golongan sebagai berikut (Tjay&Rahardja,2005). : a. Laksansia Kontak Tipe obat ini memiliki mekanisme untuk mendorong masuknya elektrolit dan atau air ke lumen usus dengan cara meningkatkan peristaltik pada dinding usus besar (colon), sehingga feses menjadi lunak (Mutschler, 1991). Senyawa yang termasuk dalam laksansia kontak antara lain: Sennae foliolum (Laxing ) Rhei radix (Eucarbon ) Oleum ricini Bisakodil (Dulcolax )

b. Laksansia Osmotik

Mekanisme kerjanya di dalam usus berdasarkan penarikan air (osmosis) dari bahan makanan sehingga memperbesar volume usus dan meningkatkan peristaltik di usus halus dan usus besar (Tjay&Rahardja,2005). Senyawa yang termasuk dalam laksansia osmotik antara lain: Magnesium sulfat (Garam Inggeris) Natrium sulfat (Garam Galauber) Laktulosa (Duphalac ) Gliserol Sorbitol(Microlaxadine)

c. Zat Pengembang Mekanisme kerjanya di dalam usus menyerap dan mengikat molekul air dengan efek mengembangkan isi usus. Senyawa yang termasuk dalam zat pengembang yaitu: Agar-agar (Agarol ) Metilselulosa (Tylose , Methocel ) Plantago (Mulax , Metamucil ) Gom sterculia (Normacol )

d. Zat pelicin Zat ini tidak dicerna di dalam sluran cerna tetapi hanya bekerja sebagai zat pelicin bagi isi usus dan saluran cerna yang berguna untuk melunakan tinja. Senyawa yang termasuk dalam zat pelicin yaitu: D. Daftar Pustaka Mutschler, Ernest.1991. Dinamika Obat. Penerbit ITB, Bandung. Parafinum cair (Agarol ) Natium dukosinat(Laxadine )

Tjay T.H & Rahardja K. 2005. Obat Obat Penting. Khasiat, Penggunaan, dan Efek Efek Sampingnya. PT Gramedia, Jakarta. Tjay T.H & Rahardja K. 1993. Swamedikasi. PT Gramedia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai