Anda di halaman 1dari 22

FARMAKOTERAPI PENYAKIT

DEMAM TIFOID

SYILFIA HASTI, M.FARM,APT


Demam Tifoid
• Merupakan penyakit sistemik akut yang ditandai
dengan demam akut akibat infeksi Salmonella sp.

• Di klinik dikenal :
Salmonella typhi
Salmonela paratyphi A, B, C
• Manifestasi klinis
S. typhi > S. paratyphi
Epidemiologi
• Negara berkembang dengan masalah sanitasi:
endemik
• Negara maju: peningkatan kasus
• Masa inkubasi : 3 hr – 3 bl (1-3 mgg)
Jalur infeksi
• Makanan terkontaminasi : >90%
• Penularan langsung
• Angka penderita demam typoid di Indonesia
81 % setiap 100.000 penduduk ( tahun 2013)
• Di dunia terjadi 17 juta jiwa per tahun, angka
kematian 600.000, sebanyak 70 % nya terjadi
di Asia (2013).
Patogenesis
• Kuman masuk melalui makanan/air tercemar
• Melewati asam lambung , usus halus
• Sebagian ke usus halus mencapai jaringan limfoid plaque Peyeri
(ileum terminalis) yang hipertrofi , perdarahan & perforasi
intestinal
• Kuman menembus lamina propia , aliran limfe , limfe mesenterial
yang hipertrofi (bakterimia I )
• Kmd S.typhi masuk sirkulasi melalui ductus thoracicus , Kuman
S.typhi lain mencapai hati melalui sirkulasi portal (bakterimia II)
• S.typhi bersarang di plaque Peyeri, limpa, hati dan bagian-bagian
lain SRE.
• Endotoksin LPS menyebabkan demam, lekopenia dan gejala
sistemik
Gejala Klinik
• Demam tinggi > 7 hr Abdominal discomfort
• Sakit kepala Bradikardia relatif
• Malaise Typhoid tounge
• Menggigil Epistaksis, rose spot
• Nyeri otot, anoreksia
• Mual, muntah
• Obstipasi, diare
• Disfungsi serebral dengan penurunan kesadaran : stupor,
delirium, somnolen, koma
Manifestrasi Klinik
Gejala amat bervariasi.
• Minggu I : Demam meninggi bertahap, nyeri kepala,
nyeri perut, anoreksia , Splenomegali menjelang akhir
minggu pertama
• Minggu II : Demam kontinyu, tampak sakit dan apatis ,
Bradikardia relatif, typhoid tounge , lemah, delirium
atau bahkan koma , batuk, epistaksis ,
Hepatosplenomegali
• Minggu III : Disorientasi, toksemia,
perforasi/perdarahan usus
Pemeriksaan Laboratorium
Penatalaksanaan

Indikasi rawat inap


Perawatan umum :
• Tirah baring selama masih demam
• boleh makanan padat namun rendah serat
• Kompres bila demam
• Antimikroba
• Lama perawatan
Selama demam ditambah 3-7 hari bebas panas
• Luaran
Sembuh total
Karier (5% kasus)
Management of Carrier Typhoid (WHO)

• Untuk Eradikasi diberikan:


- amoksisilin atau ampisilin (100 mg per kg per hari)
ditambah probenesid (1 g secara oral atau 23 mg per
kg untuk anak-anak)
-Cotrimoxazol (160 sampai 800 mg dua kali sehari)
diberikan selama enam minggu, tingkat keberhasilan
mencapai sekitar 60% .
-Pemberian ciprofloxacin 750 mg dua kali sehari
selama 28 hari atau 400 mg norfloksasin bisa
mencapai keberhasilan > 80%
INFORMASI PADA PASIEN
• Tanda-tanda dehidrasi
• Sari buah segar dan pisang mengandung
kalium
• Hindari makanan yang berserat tinggi, seperti
sayur-sayuran dan buah-buahan karena sukar
dicerna usus.
• Hindari dan minuman yang banyak
mengandung gula karena dapat memperburuk
diare.
Makanan yang dianjurkan untuk penderita demam tifoid:
a) Makanan yang tidak merangsang dan mudah dicerna.
b) Makanan tinggi kalori dan tinggi protein (2000-3000
kal/hari).
c) Bentuk diet: bubur saring, bubur kasar, nasi tim, nasi biasa
sesuai keadaan penderita
d) Makanan padat yang wajar sesuai dengan keadaan
penderita dengan memperhatikan kualitas maupun
kuantitas dapat diberikan dengan aman.
Kualitas makanan disesuaikan kebutuhan baik kalori,
protein, elektrolit, vitamin, maupun mineralnya
• Kontinuitas terapi sampai dengan antibiotik
habis untuk meminimalkan resiko resistensi
• Efek samping dan penanganannya
PENCEGAHAN
• Kebersihan air
Penyakit demam tifoid utamanya ditularkan melalui
air dan tindakan preventif yang utama adalah untuk
memastikan akses ke air bersih.
• Keamanan makanan
Makanan terkontaminasi merupakan sumber
penularan. Diperlukan penanganan dan pengolahan
makanan yang tepat. Mulai pencucian tangan saat
menyiapkan makanan, hindari makanan mentah dan
memasaknya.
• Sanitasi
Penyediaan WC yang memadai, pengolahan
limbah air.
• Edukasi kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui
keterlibatan masyarakat secara individi maupun
perkumpulan (organisasi masyarakat)
• Vaksinasi Melakukan vaksinasi di tempat sarana
pelayanan kesehatan
MENCEGAH DRUG RELATED PROBLEMS
- Obat salah
Penggunaan antimotilitas kasus diare karena infeksi seperti
obat menghambat gerakan peristaltik , difenoksilat dan
loperamid kontraindikasi kasus diare karena toksin patogen
(enterohemorrhagic E. coli, pseudomembranous colitis,
shigellosis).
Lambatnya waktu transit feses menghasilkan kerusakan yang
lebih luas/parah akibat toksin tersebut.
- Interaksi obat
Golongan fluorokuinolon
Misal : Siproloksazin dengan antasida

Anda mungkin juga menyukai