i
BAB I
PENDAHULUAN
Senyawa Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan
digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia
(Darmono, 1995). Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria
yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila
logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup. Berbeda dengan
logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup
(Palar, 1994). Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada mahluk
hidup, dan Miller, 1995). Dalam neraca global sumber yang berasal dari alam sangat
sedikit dibandingkan pembuangan limbah akhir di laut (Wils Air merupakan salah satu
komponen yang dibutuhkan kehidupan manusia.Menurut Kodoatie (2008) “air
merupakan sumber kehidupan. Semua makhluk membutuhkan air. Untuk kepentingan
manusia, makhluk hidup dan kepentingan lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas
maupun kuantitas mutlak diperlukan”. Air di Indonesia sangat melimpah, hal ini karena
Indonesia merupakan negara kepulauan. Akan tetapi, hal ini tidak dimanfaatkan dengan
baik oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya, masyarakat kebanyakan menyalahgunakan
kelebihan ini dengan mencemarinya.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan ditempat penampungan air antara
lain: danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat memerlukan air bersih untuk minum,memasak, mencuci, dan
keperluan lain. Air tersebut juga mempunyai standar 3B (tidak berwarna,berbau,dan
beracun). dalam kehidupan sekarang, adakalanya masyarakat melihat air yang berwarna
keruh dan berbauserta bercampur dengan benda-benda sampah antara lain: kaleng,
plastik, dan sampah organik. Pemandangan seperti itu dapat dijumpai pada aliran sungai,
rawa, danau, dan kolam. Air yang demikian biasa disebut air kotor atau disebut pula air
yang terpolusi. Bagi masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari-hari. Sumber-
sumber yang mengakibatkan air tersebut tercemar berasal dari mana-mana. Contohnya
limbah-limbah industri yang dibuang dan dialirkan ke sungai. Semua akhirnya bermura di
sungai dan pencemaran air ini dapat merugikan manusia apabila mengkonsumsi air ini.
Dengan mengetahui kenyataan ini, sudah banyak para ahli yang meneliti dan
mencoba mengatasi pencemaran air ini. Para ahli tersebut salah satunya dari Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) (2001) yang menelitipencemaran air
dari limbah industri dan rumah tangga serta telah melakukan penyuluhan kepada
masyarakat untuk mengatasinya. Ternyata hasilnya cukup menakjubkan. Penyuluhan
tersebut di respon dengan baik oleh masyarakat dan industri besar.Selain itu, penyuluhan
yang dilakukan telah mengakibatkan banyaknya para peneliti yang telah membuat cara
untuk mengatasi pencemaran air, salah satunya dengan membuat cara pengolahan air
buangan. Cara ini cukup efektif digunakan oleh masyarakat dan industri, cara mudah dan
mempunyai hasil yang memuaskan tapa harus membayar mahal.
Berdasarkan latar belakang di atas, makalah ini berjudul Usaha Mengatasi
Pencemaran Air Bagi Kehidupan Manusia. Topik ini signifikan untuk dibahas karena
usaha mengatasi pencemaran air sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan usaha mengatasi
pencemaran air sudah berbagai macam, salah satunya dengan pengolahan air buangan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam makalah ini akan dibahas beberapa
masalah sebagai berikut.
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
A. Pencemaran Air
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai bahan baku air untuk diolah
sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industry dan listrik Negara.
Menurut definisi pencemaran air tersebut di atas bila suatu sumber air yang
termasuk dalam katagori A, misalnya sebuah sumur penduduk kemudian mengalami
pencemaran dalam bentuk rembesan limbah cair dari suatu industry maka katagori sumur
tadi bukan lagi golongan A tapi sudah turun menjadi golongan B karena air tadi sudah
tidak dapat digunakan langsung sebagai air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Dengan demikian sumur tersebut menjadi kurang berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.
B. Penyebab dan akibat pencemaran air
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya penyebab
pencemaran air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah (sampah) pemukiman
atau limbah rumah tangga.Limbah pemukiman mengandung limbah domestik yang
berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik yaitu
sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri contoh: sisa sayuran, buah-
buahan, dan daun-daunan. Sampah anorganik ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non
biodegrable) contoh: kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet,
dan kulit.Selain sampah organik dan anorganik, deterjen merupakan limbah pemukiman
yang paling potensial mencemari air. Kenyatannya pada saat ini hampir semua rumah
tangga menggunakan deterjen.
Penyebab lainnya juga berasal dari limbah industri. Industri membuang berbagai
macam polutan ke dalam air antara lain: logam berat, toksin,minyak, nutrien, dan
padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh
pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya
kandungan O2 yang terlarut. Ada dua cara yang digunakan untuk menentukan kadar
oksigen dalam air, secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD
(Biochemical Oxygen Demand)secara biologi. Makin besar harga BODsemakin tinggi
pula tingkat pencemarannya. (sentra-edukasi, 2010).
Air limbah tersebut memiliki harga BOD yang tingi, sehingga dapat diketahui
bahwa air tersebut telah tercemar limbah berat.Selain diakibatkan oleh limbah
pemukiman (rumah tangga) sumber atau penyebab pencemaran air juga disebabkan oleh
limbah pertanian dan di beberapa tempat tertentu diakibatkan oleh limbah pertambangan.
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem
sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb. Di badan air, sungai dan
danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian telah menyebabkan pertumbuhan
tanaman air yang di luar kendali yang disebut eutrofikasi (eutrofication). Ledakan
pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang seharusnya digunakan bersama oleh
seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati,
dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan aktivitas
bakteri akan menurun. Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori
(KLH,2004)
Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat
kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke
badan air atau air tanah. Sebagai contoh adalah pestisida yang biasa digunakan di
pertanian, industri atau rumah tangga, detergen yang biasa digunakan di rumah tangga
atau PCBs yang biasa digunakan pada alat-alat elektronik. Erat kaitannya dengan masalah
indikator pencemaran air, ternyata komponen pencemaran air turut menentukan
bagaimana indikator tersebut terjadi. Menurut Wardhana (1995)
komponen pencemaran air yang berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman)
dan pertanian dapat dikelompokkan sebagai bahan buangan:
1. padat
2. organik dan olahan bahan makanan
3. Anorganik
Setelah Perang Dunia II telah terjadi pertumbuhan yang mengejutkan dalam dunia
industry yang menggunakan bahan-bahan kimia sintetik. Banyak dari bahan-bahan kimia
ini telah menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan air. Seperti limpasan (run off)
dari pestisida dan herbisida yang berasal dari pertanian atau perkebunan dan buangan
limbah industry ke permukaan air. Yang lebih serius lagi adalah terjadinya rembesan ke
dalam air tanah dari bahan-bahan pencemar yang berasal dari penampungan limbah kimia
dan “landfills”, kolam penampungan atau kolam pengolahan limbah dan fasilitas-fasilitas
lainnya.
Untuk mempelajari lebih jauh dari pencemaran air dan sumber-sumbernya perlu
mengetahui siklus dari bahan pencemar dalam lingkungan. Bahan pencemar air secara
umum dapat diklasifikasikan seperti terlihat dalam table 1. Tidak semua perairan
mengandung bahan pencemar yang sama atau semua bahan pencemar seperti terlihat
pada table 1 karena terjadinya pencemaran ditentukan oleh banyak faktor.
Istilah unsur-unsur renik dalam air (trace element) merujuk pada unsur-unsur
yang terdapat pada konsentrasi yang sangat rendah dalam suatu system. Unsur renik yang
sangat penting yang dapat ditemui dalam perairan alami terdapat dalam table 2.
Table 2. Sumber dan Efek dari Unsur-Unsur Renik Dalam Perairan Alami
Batas USPHS
Unsur Sumber Efek / Pengaruh *)
(mg/L)
Cadmium Buangan industri, Menukar seng secara 0,01
limbah pertambangan, biokimia, tekanan
pengelasan logam, darah tinggi, merusak
pipa-pipa air. ginjal-jaringan
testikuler dan sel-sela
darah merah, toksisitas
terhadap biota akuatik
Arsen Hasil samping Toksik, karsinogenik -
pertambangan,
bilangan kimia.
Berilium Batubara, tanaga nuklir Toksisitas akut dan Tidak diberikan
dan industri ruang karsinogenik
angkasa
Boron Batubara,, detergen, Toksik terhadap 1,0
limbah industri beberapa tanaman
Khrom Pengelasan logam, zat Unsure renik pokok, 0,05
aditif pada neraca air karsinogenik sebagai
sebagai Cr (VI) Cr (VI)
Tembaga Pengelasan logam, Unsure renik pokok, 1,0
limbah industri dan tidak terlalu toksik
domestic, terhadap hewan, toksik
penambangan, terhadap tanaman dan
pencucian mineral. ganggang dalam
konsentrasi sedang.
Fluor (ion Sumber-sumber mencegah kerusakan 0,8 – 17
fluoride) geologi alam, limbah gigi pada kira-kira 1 (Tergantung
industri, zat aditif pada mg/L dan pada suhu)
air. pembentukan karat
gigi/kerusakan gigi
pada kira-kira 5 mg/L
dalam air
Yodium Limbah industri, air Mencegah gondok, Tidak diberikan
(ion iodide) laut, industri air laut, natrium pokok Hb,
besi karat logam, limbah tidak selalu toksik,
industri, saluran merusak perabotan
tambang atom kamar mandi dan
pakaian
Mangan Pertambangan, limbah Relative tidak toksik 0,05
industri, saluran terhadap hewan, toksik
tambang atom, kerja terhadap tanaman pada
mikroba terhadap konsentrasi tinggi,
mineral Mn pada pH perkaratan perabotan
rendah kamar mandi dan
pakaian
Merkuri Limbah industri, Toksisitas akut dan Tidak di
industri pestisida, kronik. berikan
batubara dan
pertambangan
Molibder Limbah industri, Kemungkin racun pada Tidak diberikan
sumber alam hewan, penting untuk
tanaman
Selenium Sumber geologi alami, Penting pada 0,01
belerang, batubara konsentrasi rendah,
toksik pada konsentrasi
tinggi dan
kemiungkinan
karsinogenik
Perak Sumber geologi alami, Menyebabkan kulit 0,05
penambangan, las berwarna biru abu-abu,
listrik, buangan merusak membrane
prosesing film, mucous dan mata
disinfeksi air
Dari table 2 beberapa unsur renik dikenal sebagai hara untuk tanaman dan nutrisi
untuk hewan. Dalam table tersebut banyak unsure yang merupakan unsure pokok pada
konsentrasi rendah dan toksik pada konsentrasi yang lebih tinggi. Hal ini merupakan
fenomena dari beberapa zat dalam lingkungan perairan.
Beberapa dari unsure logam berat merupakan logam yang paling berbahaya dari
unsure-unsur zat pencemar. Seperti Timbal (Pb), Kadmium (Cd) dan Merkuri (Hg),
kebanyakan dari logam-logam tersebut mempunyai afinitas yang sangat besar terhadap
belerang. Logam-logam ini menyerang ikatan-ikatan belerang dalam enzim-enzim
sehingga enzim yang bersangkutan menjadi tidak berfungsi. Gugus-gugu protein, asam
karboksilat dan amino juga diserang oleh logam-logam berat. Ion-ion Cd, Cu dan Hg (II)
terikat pada sel-sel membrane yang menyebabkan terhambatnya proses-proses transport
melalui dinding sel. Logam-logam berat juga dapat mengendapkan fosfat organic atau
mengkatalisis pengurainya.
Unsur-unsur yang terdapat pada garis batas antara logam dan bukan logam yaitu
metalloid, beberapa diantaranya merupakan zat pencemar air yang berbahaya. Arsen
(As), Selenium (Se) dan Antimon (Sb) merupakan contoh-contoh penting yang
pengaruhnya seperti pada table 2.
Arsen, Kadmium, Timbal dan Merkuri Bahan Pencemar Sangat Berbahaya di
Perairan
Arsen telah dikenal sebagai zat kiimia yang sangat berbahaya. Keracunan arsen
yang akut dapat berasal dari makanan yang jumlahnya lebih dari 100 mg unsure tersebut.
Keracunan kronis dapat terjadi melalui makanan dalam jumlah arsen yang sedikit dalam
periode waktu yang lama. Dari bermacam-macam kejadian diketahui bahwa arsen
bersifat karsinogenik.
Dalam kerak bumi, As terdapat pada konsentrasi rata-rata 2 – 5 ppm. Pembakaran
bahan bakar fosil terutama batu bara, mengeluarkan sejumlah arsen ke Lingkungan,
dimana sebagian besar akan masuk ke dalam perairan alami. Arsen terdapat di alam
bersama-sama dengan mineral fosfat dan dilepaskan ke lingkungan bersama-sama dengan
senyawa fosfor. Beberapa pestisida mengandung senyawa arsen yang sangat toksik.
Sumber utama lain dari arsen adalah hasil akhir penambangan logam. Arsen yang
dihasilkan sebagai hasil ikatan dari pertambangan tembaga, emas dan limbah
terakumulasi sebagai limbah.
Lapisan permukaan air yang bersifat aerobic mengandung cadmium terlarut
dalam konsentrasi relative tinggi terutama dalam bentuk ion CaCl+. Dilapisan tengah
perairan dimana kondisinya anaerob airnya hanya sedikit mengandung cadmium karena
terjadinya proses reduksi oleh mikroba yang mereduksi sulfat menjadi sulfida yang
kemudian mengendapkan CaCl+ menjadi CdS
Timbal
terdapat dalam air dengan bilangan oksidasi +2 dan dikeluarkan oleh sejumlah
industry dan pertambangan. Timbal yang berasal dari bahan bakar bertimbal merupakan
sumber utama dari timbale di atmosfer dan daratan yang kemudian dapat masuk ke
perairan alami. Timbal yang berasal dari batuan kapur dan galena (PbS) merupakan
sumber timbal pada perairan alami.
Daya racun timbal yang akut pada perairan alami menyebabkan kerusakan hebat
pada ginjal, system reproduksi, hati dan otak serta system syaraf sentral dan bisa
menyebabkan kematian. Pengaruh proses pelapisan kertas-kertas timbale atau cat-cat
dengan kandungan timbal tinggi diperkirakan telah menyebabkan hambatan
perkembangan mental pada anak.
Timbal digunakan sebagai bahan untuk solder dan untuk penyambung pipa air,
sehingga air untuk rumah tinggi kemungkinan dapat kontak dengan timbal. Air yang
tersimpan dalam alat-alat yang terbuat dari hasil pematrian untuk jangka waktu lama
dapat mengakumulasi sejumlah timbal yang sangat tinggi.
merupakan alih bahasa dari bahasa Latin “Hydragyrum” yang berarti perak cair,
dilambangkan Hg. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, merkuri berarti
mudah menguap. Merkuri adalah logam cair yang berwarna putih keperakan pada suhu
biasa dan mempunyai rapatan 13,534 g/ml pada suhu 25 0C. Merkuri adalah unsur
dengan nomor atom 80, berat atom 200,5 g. Titik lebur -34,87 0C, titik didih 358,58 0C
dan masuk dalam golongan IIB dalam periodik unsur memiliki dua valensi yaitu Hg+
sama dengan ion merkuro dan Hg++ sama dengan ion merkuri. Secara alami Hg
dihasilkan dari biji Sinabar, HgS, yang mengandung unsur Hg antara 0,1 % - 4 %.
HgS + O2 Hg + SO2
Kadar merkuri dalam sungai dan danau berkisar 0,08 – 0,12 ppb. Secara alamiah
merkuri ini juga terlepas dan berasosiasi dengan air sungai. Sumber alami merkuri yang
paling umum adalah HgS. Selain itu, mineral sulfida misalnya sphelarit (ZnS),
chalcophyrite (CuFeS) dan galena (PbS) juga mengandung Hg. HgS sukar larut dalam
air, namun pelapukan bermacam-macam batuan dan erosi tanah dapat melepaskan Hg ke
dalam lingkungan. Merkuri terdapat di lingkungan sebagai senyawa anorganik melalui
oksidasi dan kemudian menjadi unsur Hg kembali lewat proses reduksi. Merkuri
anorganik dapat menjadi merkuri organik melalui kerja bakteri anaerobik tertentu
misalnya Metil kobalamin dan senyawa ini secara lambat berdegradasi menjadi merkuri
anorganik.
Sianida merupakan suatu senyawa yang secara kimia sangat bersifat toksik dan
berada dalam air dalam bentuk Hidrogen Sianida (HCN). Sianida dapat ditemukan secara
alamiah seperti pada tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan sianida terikat pada
glukosa (gula) yang disebut amygdalin.
Amonia
Hydrogen Sulfida
bebas, CO2, seringkali terdapat dalam air konsentrasi tinggi sehubungan dengan
terjadinya pembusukan bahan-bahan organic, CO2 digunakan untuk “melunakkan” air,
pada proses rekarbonisasi dalam pengolahan air. Kandungan CO2 yang cukup tinggi air
akan bersifat korosif dan akan membahayakan kehidupan akuatik.
Ion Nitrit, NO2- terdapat dalam air sebagai “an intermediate Oxidation State” dari
nitrogen. Kadang kala nitrit ditambahkan pada beberapa proses industry untuk
mencegah terjadinya korosi. Jarang terdapat pada air minum pada konsentrasi lebih
dari 0,1 mg/L
Ion Sulfit, SO3-2 ditemukan dalam beberapa air limbah industry. Natrium sulfit biasa
ditambahkan “to Boiler feed waters” sebagai perangkap oksigen:
2 SO3-2 + O2 2SO4-2
Bila pKa (1) dari asam belerang 1,76 dan pKa (2) = 7,20 sulfit terdapat sebagai
HSO3- atau SO3-2 dalam perairan alami tergantung pada pH. Perlu dicatat bahwa hidrazin,
N2H4, juga dapat berfungsi sebagai perangkap oksigen.
Seperti terlihat pada table 3 dibawah ini, buangan domestic , komersian , proses
pembuatan makanan dan industry merupakan sumber yang mengandung bahan polutan
dengan kandungan yang cukup banyak, termasuk jenis bahan pencemar organic.
Beberapa dari bahan pencemar ini, terutama zat-zat yang membutuhkan oksigen seperti :
minyak, gemuk dan beberapa padatan dikeluarkan dari proses pengolahan air primer dan
sekunder. Bahan pencemar lainnya seperti garam-garam, logam-logam berat dan bahan-
bahan organic yang tahan urai dapat dihilangkan dengan efisiensi.
Table 4. beberapa komponen primer air buangan dari system buangan air kota
A. KESIMPULAN
1 Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya penyebab pencemaran
air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah (sampah) pemukiman atau limbah
rumah tangga. Selain itu pencemaran air juga disebabkan dari limbah industri yang
dibuang sembarangan di sungai, selokan, laut, dan lain-lain. Hal itu mengakibatkan
terjadinya bencana banjir, erosi, tanah longsor, dan lain-lain.
2 Upaya penanggulangan pencemaran air dimulai dari pengertian yang baik dan perubahan
dari masyarakat. Dimulai dengan tidak membuang sampah rumah tangga sembarangan di
sungai sampai pada pengertian untuk mengolah sampah agar tidak mencemari air. Selain
hal itu, pennggulangan pencemaran air dengan cara penanaman pohon dapat mencegah
longsor dan dapat menyerap banyak air bersih.
B. Saran
Rochyatun, Edward, dan A. Rozak. 1999. Kandungan Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn, Ni, Cr, Mn, dan Fe
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Perairan.