Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………….

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) memacu terjadinya
pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara. Pencemaran air yang
diakibatkan oleh dampak perkembangan industri harus dapat dikendalikan, karena bila
tidak dilakukan sejak dini akan menimbulkan permasalahan yang serius bagi
kelangsungan hidup manusia maupun alam sekitarnya. Pencemaran logam berat seperti
Pb, Cu, dan Hg dapat mempengaruhi dan menyebabkan penyakit pada konsumen, karena
di dalam tubuh unsur yang berlebihan akan mengalami etoksifikasi (keracunan) sehingga
membahayakan manusia. Logam berat umumnya bersifat racun terhadap makhluk hidup
walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil. Melalui berbagai
perantara, seperti udara, makanan, maupun air yang terkontaminasi oleh logam berat,
logam tersebut dapat terdistribusi ke bagian tubuh manusia dan sebagian akan
terakumulasikan.

Senyawa Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan
digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia
(Darmono, 1995). Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria
yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila
logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup. Berbeda dengan
logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup
(Palar, 1994). Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada mahluk
hidup, dan Miller, 1995). Dalam neraca global sumber yang berasal dari alam sangat
sedikit dibandingkan pembuangan limbah akhir di laut (Wils Air merupakan salah satu
komponen yang dibutuhkan kehidupan manusia.Menurut Kodoatie (2008) “air
merupakan sumber kehidupan. Semua makhluk membutuhkan air. Untuk kepentingan
manusia, makhluk hidup dan kepentingan lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas
maupun kuantitas mutlak diperlukan”. Air di Indonesia sangat melimpah, hal ini karena
Indonesia merupakan negara kepulauan. Akan tetapi, hal ini tidak dimanfaatkan dengan
baik oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya, masyarakat kebanyakan menyalahgunakan
kelebihan ini dengan mencemarinya.

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan ditempat penampungan air antara
lain: danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat memerlukan air bersih untuk minum,memasak, mencuci, dan
keperluan lain. Air tersebut juga mempunyai standar 3B (tidak berwarna,berbau,dan
beracun). dalam kehidupan sekarang, adakalanya masyarakat melihat air yang berwarna
keruh dan berbauserta bercampur dengan benda-benda sampah antara lain: kaleng,
plastik, dan sampah organik. Pemandangan seperti itu dapat dijumpai pada aliran sungai,
rawa, danau, dan kolam. Air yang demikian biasa disebut air kotor atau disebut pula air
yang terpolusi. Bagi masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari-hari. Sumber-
sumber yang mengakibatkan air tersebut tercemar berasal dari mana-mana. Contohnya
limbah-limbah industri yang dibuang dan dialirkan ke sungai. Semua akhirnya bermura di
sungai dan pencemaran air ini dapat merugikan manusia apabila mengkonsumsi air ini.
Dengan mengetahui kenyataan ini, sudah banyak para ahli yang meneliti dan
mencoba mengatasi pencemaran air ini. Para ahli tersebut salah satunya dari Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) (2001) yang menelitipencemaran air
dari limbah industri dan rumah tangga serta telah melakukan penyuluhan kepada
masyarakat untuk mengatasinya. Ternyata hasilnya cukup menakjubkan. Penyuluhan
tersebut di respon dengan baik oleh masyarakat dan industri besar.Selain itu, penyuluhan
yang dilakukan telah mengakibatkan banyaknya para peneliti yang telah membuat cara
untuk mengatasi pencemaran air, salah satunya dengan membuat cara pengolahan air
buangan. Cara ini cukup efektif digunakan oleh masyarakat dan industri, cara mudah dan
mempunyai hasil yang memuaskan tapa harus membayar mahal.
Berdasarkan latar belakang di atas, makalah ini berjudul Usaha Mengatasi
Pencemaran Air Bagi Kehidupan Manusia. Topik ini signifikan untuk dibahas karena
usaha mengatasi pencemaran air sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan usaha mengatasi
pencemaran air sudah berbagai macam, salah satunya dengan pengolahan air buangan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam makalah ini akan dibahas beberapa
masalah sebagai berikut.

1 Apa saja penyebab dan akibat pencemaran air?


2 Apa saja usaha mengatasi pencemaran air bagi kehidupan manusia?
3 Bagaimanakah cara pengolahan air buangan untuk mengatasi pencemaran?

1.3 TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.


(1) Mendeskripsikan Pencemaran Air
(2) Mendeskripsikan penyebab dan akibat pencemaran air
(3) Mendeskripsikan usaha mengatasi pencemaran air bagi kehidupan manusia
(4) Mendeskripsikan proses pengolahan air Buangan untuk Mengatasi Pencemaran
(5) Mendeskripsikan dampak pencemaran air
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pencemaran Air

Definisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan


dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988 Tentang penerapan baku
mutu lingkungan adalah : masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy atau
komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau
proses alam, sehingga kualaitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya (pasal 1).
Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunan/peruntukkannya
digolongkan menjadi:

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai bahan baku air untuk diolah
sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industry dan listrik Negara.

Menurut definisi pencemaran air tersebut di atas bila suatu sumber air yang
termasuk dalam katagori A, misalnya sebuah sumur penduduk kemudian mengalami
pencemaran dalam bentuk rembesan limbah cair dari suatu industry maka katagori sumur
tadi bukan lagi golongan A tapi sudah turun menjadi golongan B karena air tadi sudah
tidak dapat digunakan langsung sebagai air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Dengan demikian sumur tersebut menjadi kurang berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.
B. Penyebab dan akibat pencemaran air
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya penyebab
pencemaran air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah (sampah) pemukiman
atau limbah rumah tangga.Limbah pemukiman mengandung limbah domestik yang
berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik yaitu
sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri contoh: sisa sayuran, buah-
buahan, dan daun-daunan. Sampah anorganik ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non
biodegrable) contoh: kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet,
dan kulit.Selain sampah organik dan anorganik, deterjen merupakan limbah pemukiman
yang paling potensial mencemari air. Kenyatannya pada saat ini hampir semua rumah
tangga menggunakan deterjen.
Penyebab lainnya juga berasal dari limbah industri. Industri membuang berbagai
macam polutan ke dalam air antara lain: logam berat, toksin,minyak, nutrien, dan
padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh
pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya
kandungan O2 yang terlarut. Ada dua cara yang digunakan untuk menentukan kadar
oksigen dalam air, secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD
(Biochemical Oxygen Demand)secara biologi. Makin besar harga BODsemakin tinggi
pula tingkat pencemarannya. (sentra-edukasi, 2010).

Air limbah tersebut memiliki harga BOD yang tingi, sehingga dapat diketahui
bahwa air tersebut telah tercemar limbah berat.Selain diakibatkan oleh limbah
pemukiman (rumah tangga) sumber atau penyebab pencemaran air juga disebabkan oleh
limbah pertanian dan di beberapa tempat tertentu diakibatkan oleh limbah pertambangan.

Akibat dari pencemaran air :


Jika air disekitar lingkungan masyarakat tercemar, dapat mengakibatkan

1 kekurangan sumberdaya air


2 menjadi sumber penyakit
3 terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati
Limbah yang terus-menerus meningkat, akan mengakibatkan air semakin
tercemar dan akan sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih karena air yang
tercemar akan meresap ke dalam tanah. Air tanah tersebut merupakan sumber dari air
sumur di rumah masyarakat, dan apabila masyarakat mengkonsumsi air tersebut akan
mengakibatkan penyakit. Air yang tercemar tidak hanya masuk dalam tanah, tetapi juga
mengalir pada sungai bahkan laut dan mengakibatkan terganggunya lingkungan hidup,
ekosistem, dan keanekaragaman hayati

C. Dampak pencemaran air

Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem
sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb. Di badan air, sungai dan
danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian telah menyebabkan pertumbuhan
tanaman air yang di luar kendali yang disebut eutrofikasi (eutrofication). Ledakan
pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang seharusnya digunakan bersama oleh
seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati,
dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan aktivitas
bakteri akan menurun. Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori
(KLH,2004)

 dampak terhadap kehidupan biota air


 dampak terhadap kualitas air tanah
 dampak terhadap kesehatan
 dampak terhadap estetika lingkungan

D. Usaha Mengatasi Pencemaran Air bagi Kehidupan Manusia

Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan mulai dari pengenalan dan


pengertian yang baik oleh perilaku masyarakat.Menurut Prawirohartono (2000)
“perubahan perilaku masyarakat secara alami, ekosistem air dapat melakukan
‘rehabilitasi’ apabila terjadi pencemaran terhadap badan air”. Kemampuan ini ada
batasnya. Oleh karena itu, sehendaknya ada upaya untuk pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha
preventif, misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah industri ke sungai.
Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan sembarang tempat hendaknya diberantas
dengan memberlakukan peraturan-peraturan yang diterapkan di lingkungan masing-
masing secara konsekuen. Sampah-sampah hendaknya dibuang pada tempat yang telah
ditentukan.Masyarakat di sekitar sungai hendaknya mengetahui pemanfaatan sungai agar
sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan tempat mandi-
cuci-kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya dipantau
pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman.
Banyak tindakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai cara
penanggulangan pencemaran air.
(1) tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dan lain sebagainya.
(2) tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil, dan sepeda
motor
(3) tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai
tempat kakus
(4) tidak minum air dari sungai, danau, atau sumur, tanpa dimasak dahulu
(5) sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi
sumber mata air agar tidak tercemar.
(6) mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan penanaman
pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam jumlah
banyak. Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara massal.
Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal.
“Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata. Pohon
sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin banyak
pula sumber-sumber air potensial di bawahnya”. Menurut (Anneahira, 2005)

E. Proses Pengolahan Air Buangan untuk Mengatasi Pencemaran


Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septictank di
daerah atau lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap sepuluh
rumah disediakan satu WC umum. Upaya demikian baik untuk lingkungan, bersahabat,
murah, dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air sumur atau air tanah.Selain
itu, hendaknya sudah mulai diupayakan pembuatan kolam pengolahan air buangan (air
cucian, air kamar mandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah tersebut tidak
langsung dialirkan ke selokan atausungai.
Untuk limbah industri upaya penanggulangan pencemaran air dengan cara
mengalirkan air yang tercemar ke dalam beberapa kolam, kemudian dibersihkan, baik
secara mekanis (pengadukan), kimiawi (diberi zat kimia tertentu) maupun biologis (diberi
bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk
menguji kebersihan air dari polutan yang berbahaya. Menurut Hidayat (2008:15) “agar
dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip pengendalian limbah
secara cermat dan terpadu baik di dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention)
serta setelah proses produksi (end-pipe pollution prevention)”.
F. Dampak Pencemaran Air
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem
sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb. Di badan air, sungai dan
danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian telah menyebabkan pertumbuhan
tanaman air yang di luar kendali yang disebut eutrofikasi (eutrofication). Ledakan
pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang seharusnya digunakan bersama oleh
seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati,
dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan aktivitas
bakteri akan menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH, 2004)
– dampak terhadap kehidupan biota air
– dampak terhadap kualitas air tanah
– dampak terhadap kesehatan
– dampak terhadap estetika lingkungan
G. Sumber Pencemaran Air

Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat


dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung.
Sumber langsungmeliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga
dan sebagainya.Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari
tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan (Pencemaran Ling. Online, 2003). Pada
dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan
pertanian. Tanah dan air tanah mengandung sisa dari aktivitas pertanian misalnya pupuk
dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu
pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.

H. Komponen pencemaran air

Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat
kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke
badan air atau air tanah. Sebagai contoh adalah pestisida yang biasa digunakan di
pertanian, industri atau rumah tangga, detergen yang biasa digunakan di rumah tangga
atau PCBs yang biasa digunakan pada alat-alat elektronik. Erat kaitannya dengan masalah
indikator pencemaran air, ternyata komponen pencemaran air turut menentukan
bagaimana indikator tersebut terjadi. Menurut Wardhana (1995)

komponen pencemaran air yang berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman)
dan pertanian dapat dikelompokkan sebagai bahan buangan:
1. padat
2. organik dan olahan bahan makanan
3. Anorganik

I. Sumber Pencemaran dan Jenis-Jenis Bahan Pencemar

Setelah Perang Dunia II telah terjadi pertumbuhan yang mengejutkan dalam dunia
industry yang menggunakan bahan-bahan kimia sintetik. Banyak dari bahan-bahan kimia
ini telah menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan air. Seperti limpasan (run off)
dari pestisida dan herbisida yang berasal dari pertanian atau perkebunan dan buangan
limbah industry ke permukaan air. Yang lebih serius lagi adalah terjadinya rembesan ke
dalam air tanah dari bahan-bahan pencemar yang berasal dari penampungan limbah kimia
dan “landfills”, kolam penampungan atau kolam pengolahan limbah dan fasilitas-fasilitas
lainnya.
Untuk mempelajari lebih jauh dari pencemaran air dan sumber-sumbernya perlu
mengetahui siklus dari bahan pencemar dalam lingkungan. Bahan pencemar air secara
umum dapat diklasifikasikan seperti terlihat dalam table 1. Tidak semua perairan
mengandung bahan pencemar yang sama atau semua bahan pencemar seperti terlihat
pada table 1 karena terjadinya pencemaran ditentukan oleh banyak faktor.

Tabel 1. Klasifikasi Umum dari Bahan Pencemar Air

JENIS BAHAN PENCEMAR PENGARUHNYA


Unsur-unsur renik Kesehatan, biota akuatik
Senyawa organo logam Transport logam
Polutan anorganik Toksisitas, biota akuatik
Asbestos Kesehatan manusia
Hara-ganggang Eutrofikasi
Radionuklida Toksisitas
Asiditas, alkalinitas, salinitas tinggi Kualitas air, kehidupan akuatik
Zat pencemar organic renik Toksisitas
Pestisida Toksisitas, biota akuatik, satwa liar
PCB Kesehatan manusia
Karsinogen Penyebab kanker
Limbah minyak Satwa liar, estetik
Pathogen Kesehatan
Detergen Introfikasi, estetik
Sedimen Kualitas air, estetik
Rasa, bau dan warna Estetik
J. Unsur-Unsur Renik Dalam Air

Istilah unsur-unsur renik dalam air (trace element) merujuk pada unsur-unsur
yang terdapat pada konsentrasi yang sangat rendah dalam suatu system. Unsur renik yang
sangat penting yang dapat ditemui dalam perairan alami terdapat dalam table 2.
Table 2. Sumber dan Efek dari Unsur-Unsur Renik Dalam Perairan Alami
Batas USPHS
Unsur Sumber Efek / Pengaruh *)
(mg/L)
Cadmium Buangan industri, Menukar seng secara 0,01
limbah pertambangan, biokimia, tekanan
pengelasan logam, darah tinggi, merusak
pipa-pipa air. ginjal-jaringan
testikuler dan sel-sela
darah merah, toksisitas
terhadap biota akuatik
Arsen Hasil samping Toksik, karsinogenik -
pertambangan,
bilangan kimia.
Berilium Batubara, tanaga nuklir Toksisitas akut dan Tidak diberikan
dan industri ruang karsinogenik
angkasa
Boron Batubara,, detergen, Toksik terhadap 1,0
limbah industri beberapa tanaman
Khrom Pengelasan logam, zat Unsure renik pokok, 0,05
aditif pada neraca air karsinogenik sebagai
sebagai Cr (VI) Cr (VI)
Tembaga Pengelasan logam, Unsure renik pokok, 1,0
limbah industri dan tidak terlalu toksik
domestic, terhadap hewan, toksik
penambangan, terhadap tanaman dan
pencucian mineral. ganggang dalam
konsentrasi sedang.
Fluor (ion Sumber-sumber mencegah kerusakan 0,8 – 17
fluoride) geologi alam, limbah gigi pada kira-kira 1 (Tergantung
industri, zat aditif pada mg/L dan pada suhu)
air. pembentukan karat
gigi/kerusakan gigi
pada kira-kira 5 mg/L
dalam air
Yodium Limbah industri, air Mencegah gondok, Tidak diberikan
(ion iodide) laut, industri air laut, natrium pokok Hb,
besi karat logam, limbah tidak selalu toksik,
industri, saluran merusak perabotan
tambang atom kamar mandi dan
pakaian
Mangan Pertambangan, limbah Relative tidak toksik 0,05
industri, saluran terhadap hewan, toksik
tambang atom, kerja terhadap tanaman pada
mikroba terhadap konsentrasi tinggi,
mineral Mn pada pH perkaratan perabotan
rendah kamar mandi dan
pakaian
Merkuri Limbah industri, Toksisitas akut dan Tidak di
industri pestisida, kronik. berikan
batubara dan
pertambangan
Molibder Limbah industri, Kemungkin racun pada Tidak diberikan
sumber alam hewan, penting untuk
tanaman
Selenium Sumber geologi alami, Penting pada 0,01
belerang, batubara konsentrasi rendah,
toksik pada konsentrasi
tinggi dan
kemiungkinan
karsinogenik
Perak Sumber geologi alami, Menyebabkan kulit 0,05
penambangan, las berwarna biru abu-abu,
listrik, buangan merusak membrane
prosesing film, mucous dan mata
disinfeksi air

Dari table 2 beberapa unsur renik dikenal sebagai hara untuk tanaman dan nutrisi
untuk hewan. Dalam table tersebut banyak unsure yang merupakan unsure pokok pada
konsentrasi rendah dan toksik pada konsentrasi yang lebih tinggi. Hal ini merupakan
fenomena dari beberapa zat dalam lingkungan perairan.
Beberapa dari unsure logam berat merupakan logam yang paling berbahaya dari
unsure-unsur zat pencemar. Seperti Timbal (Pb), Kadmium (Cd) dan Merkuri (Hg),
kebanyakan dari logam-logam tersebut mempunyai afinitas yang sangat besar terhadap
belerang. Logam-logam ini menyerang ikatan-ikatan belerang dalam enzim-enzim
sehingga enzim yang bersangkutan menjadi tidak berfungsi. Gugus-gugu protein, asam
karboksilat dan amino juga diserang oleh logam-logam berat. Ion-ion Cd, Cu dan Hg (II)
terikat pada sel-sel membrane yang menyebabkan terhambatnya proses-proses transport
melalui dinding sel. Logam-logam berat juga dapat mengendapkan fosfat organic atau
mengkatalisis pengurainya.
Unsur-unsur yang terdapat pada garis batas antara logam dan bukan logam yaitu
metalloid, beberapa diantaranya merupakan zat pencemar air yang berbahaya. Arsen
(As), Selenium (Se) dan Antimon (Sb) merupakan contoh-contoh penting yang
pengaruhnya seperti pada table 2.
 Arsen, Kadmium, Timbal dan Merkuri Bahan Pencemar Sangat Berbahaya di
Perairan

Arsen telah dikenal sebagai zat kiimia yang sangat berbahaya. Keracunan arsen
yang akut dapat berasal dari makanan yang jumlahnya lebih dari 100 mg unsure tersebut.
Keracunan kronis dapat terjadi melalui makanan dalam jumlah arsen yang sedikit dalam
periode waktu yang lama. Dari bermacam-macam kejadian diketahui bahwa arsen
bersifat karsinogenik.
Dalam kerak bumi, As terdapat pada konsentrasi rata-rata 2 – 5 ppm. Pembakaran
bahan bakar fosil terutama batu bara, mengeluarkan sejumlah arsen ke Lingkungan,
dimana sebagian besar akan masuk ke dalam perairan alami. Arsen terdapat di alam
bersama-sama dengan mineral fosfat dan dilepaskan ke lingkungan bersama-sama dengan
senyawa fosfor. Beberapa pestisida mengandung senyawa arsen yang sangat toksik.
Sumber utama lain dari arsen adalah hasil akhir penambangan logam. Arsen yang
dihasilkan sebagai hasil ikatan dari pertambangan tembaga, emas dan limbah
terakumulasi sebagai limbah.
Lapisan permukaan air yang bersifat aerobic mengandung cadmium terlarut
dalam konsentrasi relative tinggi terutama dalam bentuk ion CaCl+. Dilapisan tengah
perairan dimana kondisinya anaerob airnya hanya sedikit mengandung cadmium karena
terjadinya proses reduksi oleh mikroba yang mereduksi sulfat menjadi sulfida yang
kemudian mengendapkan CaCl+ menjadi CdS

 Timbal

terdapat dalam air dengan bilangan oksidasi +2 dan dikeluarkan oleh sejumlah
industry dan pertambangan. Timbal yang berasal dari bahan bakar bertimbal merupakan
sumber utama dari timbale di atmosfer dan daratan yang kemudian dapat masuk ke
perairan alami. Timbal yang berasal dari batuan kapur dan galena (PbS) merupakan
sumber timbal pada perairan alami.
Daya racun timbal yang akut pada perairan alami menyebabkan kerusakan hebat
pada ginjal, system reproduksi, hati dan otak serta system syaraf sentral dan bisa
menyebabkan kematian. Pengaruh proses pelapisan kertas-kertas timbale atau cat-cat
dengan kandungan timbal tinggi diperkirakan telah menyebabkan hambatan
perkembangan mental pada anak.
Timbal digunakan sebagai bahan untuk solder dan untuk penyambung pipa air,
sehingga air untuk rumah tinggi kemungkinan dapat kontak dengan timbal. Air yang
tersimpan dalam alat-alat yang terbuat dari hasil pematrian untuk jangka waktu lama
dapat mengakumulasi sejumlah timbal yang sangat tinggi.

 Merkuri atau raksa

merupakan alih bahasa dari bahasa Latin “Hydragyrum” yang berarti perak cair,
dilambangkan Hg. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, merkuri berarti
mudah menguap. Merkuri adalah logam cair yang berwarna putih keperakan pada suhu
biasa dan mempunyai rapatan 13,534 g/ml pada suhu 25 0C. Merkuri adalah unsur
dengan nomor atom 80, berat atom 200,5 g. Titik lebur -34,87 0C, titik didih 358,58 0C
dan masuk dalam golongan IIB dalam periodik unsur memiliki dua valensi yaitu Hg+
sama dengan ion merkuro dan Hg++ sama dengan ion merkuri. Secara alami Hg
dihasilkan dari biji Sinabar, HgS, yang mengandung unsur Hg antara 0,1 % - 4 %.

HgS + O2  Hg + SO2

Gambar 2. Reaksi Pembentukan Hg

Kadar merkuri dalam sungai dan danau berkisar 0,08 – 0,12 ppb. Secara alamiah
merkuri ini juga terlepas dan berasosiasi dengan air sungai. Sumber alami merkuri yang
paling umum adalah HgS. Selain itu, mineral sulfida misalnya sphelarit (ZnS),
chalcophyrite (CuFeS) dan galena (PbS) juga mengandung Hg. HgS sukar larut dalam
air, namun pelapukan bermacam-macam batuan dan erosi tanah dapat melepaskan Hg ke
dalam lingkungan. Merkuri terdapat di lingkungan sebagai senyawa anorganik melalui
oksidasi dan kemudian menjadi unsur Hg kembali lewat proses reduksi. Merkuri
anorganik dapat menjadi merkuri organik melalui kerja bakteri anaerobik tertentu
misalnya Metil kobalamin dan senyawa ini secara lambat berdegradasi menjadi merkuri
anorganik.

Beberapa jenis aktifitas manusia dapat meningkatkan kadar merkuri dalam


lingkungan antara lain adalah pertambangan, peleburan (untuk menghasilkan logam dari
bijih tambang sulfidanya), pembakaran bahan bakar fosil dan produksi baja, semen serta
fosfat.

 Sianida dan Bahan Anorganik Lainnya Dalam Air

Sianida merupakan suatu senyawa yang secara kimia sangat bersifat toksik dan
berada dalam air dalam bentuk Hidrogen Sianida (HCN). Sianida dapat ditemukan secara
alamiah seperti pada tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan sianida terikat pada
glukosa (gula) yang disebut amygdalin.

 Amonia

merupakan produk utama dari penguraian limbah nitrogen organic yang


keberadaannya menunjukkan bahwa sudah pasti terjadi pencemaran oleh senyawa
tersebut. Ammonia kadang-kadang ditambahkan ke dalam bahan air untuk minum atau
sumber air dengan pH rendah yang kemudian akan bereaksi dengan klor untuk
menyediakan sisa klor (pada proses penjernihan air minum). Ketika pKa dari ion
ammonium, NH4+, kebanyakan dari ammonia dalam air terdapat sebagai NH4+ daripada
NH3.

 Hydrogen Sulfida

H2S, dihasilkan dari proses pembusukan bahan-bahan organic yang mengandung


belerang oleh bakteri anaerob, juga sebagai hasil reduksi dengan kondisi anaerob
terhadap sulfat oleh mikroorganisme dan sebagai salah satu bahan pencemar gas yang
dikeluarkan dari air panas bumi. Biahan-bahan pencemar dari industry kimia, pabrik
kertas, pabrik tekstil dan penyamakan kulit dapat mengandung H2S yang merupakan
asam lemak dengan harga pKa (1)= 6,99 dan pKa (2)= 12,92. Ion S-2 tidak pernah
ditemukan dalam perairan alami yang bersifat normal.ion sulfide mempunyai afinitas
yang menakjubkan dengan banyak logam berat dan pengendapan dari logam-logam
sulfide seringkali menyertai terbentuknya H2S.
 Karbon Dioksida

bebas, CO2, seringkali terdapat dalam air konsentrasi tinggi sehubungan dengan
terjadinya pembusukan bahan-bahan organic, CO2 digunakan untuk “melunakkan” air,
pada proses rekarbonisasi dalam pengolahan air. Kandungan CO2 yang cukup tinggi air
akan bersifat korosif dan akan membahayakan kehidupan akuatik.

 Ion Nitrit, NO2- terdapat dalam air sebagai “an intermediate Oxidation State” dari
nitrogen. Kadang kala nitrit ditambahkan pada beberapa proses industry untuk
mencegah terjadinya korosi. Jarang terdapat pada air minum pada konsentrasi lebih
dari 0,1 mg/L
 Ion Sulfit, SO3-2 ditemukan dalam beberapa air limbah industry. Natrium sulfit biasa
ditambahkan “to Boiler feed waters” sebagai perangkap oksigen:

2 SO3-2 + O2 2SO4-2

Bila pKa (1) dari asam belerang 1,76 dan pKa (2) = 7,20 sulfit terdapat sebagai
HSO3- atau SO3-2 dalam perairan alami tergantung pada pH. Perlu dicatat bahwa hidrazin,
N2H4, juga dapat berfungsi sebagai perangkap oksigen.

K. Bahan Pencemar Organik

Seperti terlihat pada table 3 dibawah ini, buangan domestic , komersian , proses
pembuatan makanan dan industry merupakan sumber yang mengandung bahan polutan
dengan kandungan yang cukup banyak, termasuk jenis bahan pencemar organic.
Beberapa dari bahan pencemar ini, terutama zat-zat yang membutuhkan oksigen seperti :
minyak, gemuk dan beberapa padatan dikeluarkan dari proses pengolahan air primer dan
sekunder. Bahan pencemar lainnya seperti garam-garam, logam-logam berat dan bahan-
bahan organic yang tahan urai dapat dihilangkan dengan efisiensi.
Table 4. beberapa komponen primer air buangan dari system buangan air kota

Komponen Sumber Potensial Efek Dalam Air


Zat-zat yang Bahan-bahan organic terutama Mengurangi oksigen
membutuhkan feces. terlarut
oksigen
Buangan industri, produk-
Bahan organic yang produk rumah tangga Toksik terhadap
tidak terdegradasi kehidupan akuatik
Buangan manusia dan
Virus dan detergen buangan rumah tangga Menyebabkan penyakit
estetika, menghambat
penghilangan minyak,
toksik terhadap kehidupan
Merusak proses pembuatan akuatik
Minyak dan lemak makanan dan limbah industri
Estetika dan berbahaya
Detergen kehidupam akuatik.
Fosfat
Buangan manusia, pelunakan Nutrisi bagi ganggang
Garam-garam air, limbah industri
Meningkatnya salinitas
Limbah industri, lab. Kimia,
Logam Berat, Agen beberapa detergen, limbah
chelat dan Padatan industri Toksisitas, pelarutan
logam berat dan
transportasinya, estetika,
berbahaya bagi kehidupan
akuatik.
Masalah besar lainnya dari lingkungan air limbah adalah terbentuknya banyak
lumpur dari proses pengolahan air limbah. Lumpur yang dihasilkan ini mengandung
bahan-bahan organic yang mengalami penguraian perlahan-lahan, bahan organic tidak
terdegradasi dan logam-logam berat jumlah lumpur yang dihasilkan makin meningkait.
Hal ini disebabkan setiap industry diwajibkan untuk mengolah air limbahnya berarti
lumpur yang dihasilkan dari proses pengolahan air akan makin bertambah banyak sesuai
dengan semakin banyaknya industry yang didirikan.

 Pestisida Di Dalam Air

Pestisida merupakan penyebab pencemaran lingkungan yang utama, baik untuk


pencemaran tanah, udara dan air. Banyak pestisida sangat beracun seperti DDT (sekarang
sudah tidak boleh digunakan dan diproduksi) dan menjadi lebih tinggi konsentrasinya di
dalam rantai makanan.
Makhluk hidup terutama manusia banyak menarik keuntungan dari adanya
pestisida. Suatu kenyataan tanpa pestisida, bidang pertanian tidak akan menghasilkan
produk yang sesuai dengan yang diperkirakan. Dari pengalaman sejarah masa lalu,
keracunan tanaman pertanian oleh hama dan penyakit telah menyebabkan kelaparan
penduduk di dunia dalam jumlah yang sangat besar. Oleh karena itu pestisida akan terus
digunakan, yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah harus dicari pestisida yang lebih
aman dan lebih mudah terurai dalam lingkungan setelah digunakan.
Pestisida dapat digolongkan sebagai herbisida, insektisida dan fungisida.
Herbisida, meskipun sangat beracun tarhadap tanaman yang peka, umumnya tidak
menghambat pertumbuhan microbial bila digunakan pada konsentrasi yang diinginkan.
Herbisida digunakan untuk mematikan tanaman yang tidak diinginkan. Insektisida,
biasanya tidak membahayakan mikroorganisme meskipun penggunaannya dengan
kondisi yang lebih tinggi dari herbisida. Fungisida digunakan untuk membasmi
cendawan-cendawan berbahaya.
 Insektisida dan fungisida

merupakan pestisida yang paling penting karena penggunaannya yang dekat


sebelum atau sesudah panen sehingga dapat menyebabkan asupan terhadap bahan
makanan. Potensi adanya sejumlah besar pestisida masuk kedalam perairan bisa secara
langsung seperti kegiatan membasmi nyamuk dan serangga lainnya, atau yang tidak
langsung terutama berasal dari saluran pertanian.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1 Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya penyebab pencemaran
air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah (sampah) pemukiman atau limbah
rumah tangga. Selain itu pencemaran air juga disebabkan dari limbah industri yang
dibuang sembarangan di sungai, selokan, laut, dan lain-lain. Hal itu mengakibatkan
terjadinya bencana banjir, erosi, tanah longsor, dan lain-lain.
2 Upaya penanggulangan pencemaran air dimulai dari pengertian yang baik dan perubahan
dari masyarakat. Dimulai dengan tidak membuang sampah rumah tangga sembarangan di
sungai sampai pada pengertian untuk mengolah sampah agar tidak mencemari air. Selain
hal itu, pennggulangan pencemaran air dengan cara penanaman pohon dapat mencegah
longsor dan dapat menyerap banyak air bersih.

B. Saran

Bagi masyarakat dan industri-industri besar, hendaknya memperhatikan limbah yang


mencemari sungai, danau, laut dan rwa. Selain itu, sebaiknya mengunakan cara pengolahan
air buangan untuk mengolah limbah menjadi air bersih yang dapat bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Rochyatun, Edward, dan A. Rozak. 1999. Kandungan Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn, Ni, Cr, Mn, dan Fe

dalam Air Laut dan Sedimen di Perairan Kalimantan Timur.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Perairan.

Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai