PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan secara berkesinambungan telah dimulai sejak
dicantumkannya rencana pembangunan lima tahun pada tahun 1969. Tujuan
umum pembangunan Kesehatan Nasional adalah tercapainya mutu dan
lingkungan hidup yang optimal bagi setiap penduduk, serta tercapainya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, meliputi kesehatan badaniah, rohania, sosial,
dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Tujuan
tersebut telah diwujudkan secara nyata dengan adanya berbagai pelayanan
kesehatan yang berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan tersebut dapat diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta
(Suara Merdeka, 2011).
Industri farmasi merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
memang peranan penting dalam pengadaan obat yang bermutu. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi mempunyai kontribusi yang signifikan pada
pengembangan
produk-produk
inovasi
baru
pada
industri
farmasi.
pada
PT.Novell
BAB II
TINJAUAN UMUM PT NOVEL
2.1 PENGERTIAN INDUSTRI FARMASI
Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan
untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Pembuatan obat adalah
seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat, yang meliputi pengadaan bahan
awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu, dan pemastian
mutu sampai diperoleh obat untuk didistribusikan (Anonim, 2010).
Menurut
peraturan
mentri
kesehatan
republik
Indonesia
nomor
Setiap pendirian Industri Farmasi wajib memperoleh izin industri farmasi dari
d. memiliki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang apoteker Warga Negara Indonesia
masing-masing sebagai penanggung jawab pemastian mutu, produksi, dan pengawasan
mutu. e. komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak langsung
dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang kefarmasian.
Untuk memperoleh izin industri farmasi diperlukan persetujuan prinsip Dalam
hal permohonan persetujuan prinsip dilakukan oleh industri Penanaman Modal Asing
atau Penanaman Modal Dalam Negeri, pemohon harus memperoleh Surat Persetujuan
Penanaman Modal dari instansi yang menyelenggarakan urusan penanaman modal
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan diberikan oleh Direktur Jenderal
setelah pemohon memperoleh persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) dari
Kepala Badan.
Dalam hal permohonan persetujuan prinsip telah diberikan, pemohon dapat
langsung melakukan persiapan, pembangunan, pengadaan, pemasangan, dan instalasi
peralatan, termasuk produksi percobaan dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Industri Farmasi mempunyai fungs:
pembuatan obat dan bahan obat.
pendidikan dan pelatihan.
penelitian dan pengembangan.
Cara pembuatan obat yang baik yang di singkat CPOB adalah pembuatan obat
yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan
persyaratan dan tujuan penggunaannya.
Surat pernyataan komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau
tidak langsung dalam pelanggaran perundang-undangan di bidang kefarmasian.
2.2.2 Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
Industri farmasi merupakan industri yang memproduksi obat yang amandan
berkualitas. Untuk menjamin mutu obat yang berkualitas, maka industri farmasi
melakukan seluruh aspek rangkaian kegiatan produksinya denganmenerapkan Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). CPOB merupakan pedoman yang harus diterapkan
dalam seluruh rangkaian proses di industri farmasi dalam pembuatan obat jadi, sesuai
dengan keputusan Menteri KesehatanRI No. 43/Menkes/SK/II/1988 tentang Cara
Pembuatan Obat yang Baik.
Pedoman CPOB bertujuan untuk menghasilkan produk obat yang senantiasa
memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan sesuai dengantujuan penggunaannya.
CPOB dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan mengadakan pengawasan baik
sebelum, selama, dan sesudah proses produksiberlangsung untuk memastikan mutu
produk obat agar memenuhi standart yangtelah ditetapkan. Jadi CPOB adalah suatu
konsep yang ditetapkan dalam industri farmasi mengenai langkah-langkah atau prosedur
yang dilakukan dalam suatuindustri farmasi untuk menjamin mutu obat yang diproduksi
dengan menerapkan
Good Manufacturing Practices dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatanproduksi,
sehingga obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutuyang ditentukan
sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Perkembangan yang sangat pesat dalam teknologi farmasi menyebabkan perubahanperubahan yang sangat cepat pula dalam konsep dan persyaratan CPOB. Konsep CPOB
bersifat dinamis yang memerlukan penyesuaian dari waktu ke waktu mengikuti
perkembangan teknologi dibidang farmasi.
Pedoman CPOB merupakan suatu pedoman bagi industri farmasi mengenaisemua
aspek-aspek dalam suatu industri farmasi untuk menjamin mutu obat jadi Pedoman
CPOB tahun 2006, meliputi 12 aspek antara lain: ketentuan umum, personalia,
bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene, produksi,pengawasan mutu,
inspeksi diri, penanganan terhadap keluhan dan penarikankembali obat dan obat
kembalian, dokumentasi, pembuatan dan analisa berdasarkan kontrak, kulifikasi dan
validasi.
1. Manajemen Mutu
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) menyangkut seluruh aspek produksi
dan pengendalian mutu, bertujuan untuk menjamin bahwaproduk obat yang dibuat
senantiasa
memenuhi
persyaratan
mutu
yangtelah
disesuaikan
dengan
tujuan penggunaannya.
Dalam ketentuan umum, ada beberapa landasan yang pentinguntuk diperhatikan yaitu :
a. Pengawasan menyeluruh pada proses pembuatan obat untuk menjamin bahwa
konsumen menerima obat yang bermutu tinggi.
b. Mutu obat tergantung pada bahan awal, proses pembuatan danpengawasan mutu,
bangunan, peralatan yang digunakan, danpersonalia.
c. Untuk menjamin mutu suatu obat jadi tidak boleh hanya mengandalkan pada
suatu pengujian tertentu saja, melainkan semuaobat hendaknya dibuat dalam
kondisi terkendali dan terpadu dengan cermat.
d. CPOB merupakan pedoman yang dibuat untuk memastikan agarsifat dan mutu
obat yang dihasilkan sesuai dengan syarat bahwa standarmutu obat yang telah
ditentukan tetap tercapai.
2. Personalia
Personalia karyawan semua tingkatan harus memiliki pengetahuan, ketrampilan
dan kemampuan sesuai tugasnya. Karyawan memiliki kesehatan mental dan fisik yang
baik sehingga mampumelaksanakan tugasnya secara professional dan sebagaimana
mestinya. Karyawan mempunyai sikap dan kesadaran yang tinggi untuk mewujudkan
CPOB.
Struktur organisasi harus sedemikian rupa sehingga bagianproduksi dan pengawasan
mutu dipimpin oleh orang yang berlainan dan tidak saling bertanggung jawab terhadap
yang lain. Masing-masing harus diberi wewenang penuh dan sarana yang cukup yang
diperlukan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara efektif.
Manajer produksi seorang apoteker yang cakap, terlatih dan memiliki
pengalaman praktis yang memadai dibidang industri farmasi dan keterampilan dalam
kepemimpinan sehingga memungkinkan melaksanakan tugas secara profesional.
Manajer produksi memiliki wewenang dan tanggung jawab khusus penuh untuk
mengelola produksiobat. Manajer pengawasan mutu seorang apoteker yang cakap,
silang, penumpukan debu atau kotoran dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu
obat.
Rancangan bangunan hendaklah dibuat sehingga kegiatan yang berhubungan
langsung dengan daerah luar sarananya dikelomokkan. Tata letak ruang hendaklah
dikaji sejak tahap perencanaan konstruksi bangunan demi keefektifan semua kegiatan,
kelancaran arus kerja, komunikasi dan pengawasan serta untuk menghindari
ketidakteraturan.
4. Peralatan
Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan kontruksi yang
tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan tempat agar
mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets ke bets dan untuk memudahkan
pembersihan perawatan.
Peralatan sebelum digunakan hendaklah dikualifikasi dan penempatannya juga
harus disesuaikan dengan alur produksi sehingga dapat memperlancar jalannya produksi
dan dapat mencegah terjadinya kontaminasi silang. Setiap peralatan yang digunakan
dikalibrasi secara berkala, sehingga hasil pengukurannya dapat di pertanggung
jawabkan.
5. Sanitasi dan hygiene
Tingkat sanitasi dan hygiene yang tinggi hendaknya di terapkan dalam setiap
aspek pembuatan obat. Ruang lingkuup sanitasi dan hygiene meliputi personalia,
bangunan, peralatan, perlengkapan, bahan produksi wadahnya dan segala sesuatu yang
6. Produksi
Untuk menjaga mutu obat yang dihasilkan, maka setiap tahap dalam proses
produksi selalu dilakukan pengawasan mutu In Process Control (IPC). Setiap
penerimaan bahan awal baik bahan baku dan bahan kemas terlebih dahulu diperiksa dan
disesuaikan dengan spesifikasinya. Bahan- distribusi, Penarikan kembali dilakukan
apabila ditemukan adanya produk yang tidak memenuhi syarat kualitas atau atas dasar
pertimbangan adanya efek samping yang tidak diperhitungkan dan merugikan
kesehatan.
7. Dokumentasi
Semua kegiatan yang berkaitan dengan proses produksi obat harus
didokumentasikan. Sistem dokumentasi yang baik dapat menggambarkan riwayat
lengkap dari suatu bets obat (batch record), sehingga memungkinkan untuk penelusuran
kembali bila terjadi masalah pada produk tersebut. bahan tersebut harus selalu disertai
dengan Certificate of Analisis (CA) yang dapat disesuaikan dengan hasil pemeriksaan.
8. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu produk dilaksanakan secara ketat oleh bagian Quality Control
(QC) dan juga dilakukan oleh In Process Control pada setiap proses produksi. Retain
sample atau sample pertinggal disimpan dibagian Quality Assurance (QA) pada
temperatur kamar. Retain sample berguna untuk menangani apabila ada keluhan produk
di kemudian hari, sebagai acuan produk untuk setiap bets.
9.
Obat Kembalian
Penarikan kembali obat jadi dapat berupa penarikan kembali satu atau beberapa
bets atau seluruh obat jadi tertentu, dari semua mata rantai pemetaan (Mapping) industri
farmasi melalui penerapan CPOB. Pemetaan industri farmasi yang di tetapkan oleh
BPOM yang diimplementasikan dalam CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) untuk
industri farmasi merupakan persyaratan bagi industri farmasi untuk melaksanakan
kegiatan produksi.
Prinsip dasar pemetaan (mapping) penerapan CPOB industri farmasi adalah
pemetaan tingkat kemampuan industri farmasi dalam penerapan standar CPOB yang
dinamis menggunakan standar checklist, yang merupakan usaha pemerintah dalam
rangka untuk meningkatkan pemenuhan terhadap standar dan persyaratan CPOB yang
dinamis dan penerapannya konsisten, sehingga masyarakat memperoleh produk obat
yang berkualitas dan aman.
Langkah-langkah dalam pemetaan meliputi :
1. Persiapan
Kajian data penerapan CPOB
2. Penyusunan alat pemetaan
Identifikasi komponen persyaratan CPOB global
Penyusunan checklist pemetaan industri farmasi
Penyusunan SOP, yaitu mekanisme pemetaan dan tim pemetaan.
3. Penyamaan persepsi
Sosialisasi prinsip dasar program pemetaan industri farmasi
Sosialisasi checklist pemetaan industri farmasi
Pemetaan Kewenangan QA/QC
Sistem manajemen mutu merupakan sistem untuk menjamin bahwa bahan-bahan
yang digunakan dan dihasilkan oleh perusahaan, baik berupa bahan baku, bahan kemas,
produk ruahan dan produk jadi telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Pada dasarnya, kegiatan pengawasan mutu dilakukan oleh bagian QC yang
meliputi pemeriksaan yang luas, tidak hanya pemeriksaan terhadap bahan dan produk,
tetapi juga meliputi pemeriksaan kualitas air, kualitas ruangan, kualitas limbah, kualitas
kesehatan lingkungan kerja dan pemeriksaan terhadap proses-proses penunjang
produksi lainnya. Sedangkan pemastian mutu dilakukan oleh bagian QA yang meliputi
pemastian mutu bahan baku, bahan kemas, pemastian mutu produksi, pemastian mutu
mikrobiologi, dan pemastian mutu produk jadi.
Pemetaan Pengendalian Perubahan
Pengendalian perubahan dimaksudkan untuk mengetahui perubahan yang terjadi
baik perubahan proses, formula, alat/mesin, metode analisis, kondisi bahan awal (bahan
baku
dan
bahan
kemasan),
maupun
perubahan-perubahan
lain
yang
mempengaruhi kualitas atau mutu produk secara langsung maupun tidak langsung.
dapat
trend analisis oleh QA/QC, dan QA/QC mempunyai tanggung jawab untuk memberikan
persetujuan/penandatanganan akhir terhadap laporan penyimpangan.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS PT. NOVELL PHARMACEUTICAL LABORATORIES
3.1 SEJARAH SINGKAT
PT.Novell merupakan perusahaan farmasi yang didirikan sejak tahun 1998. PT.
Novell menggunakan pabrik yang sebelumnya merupakan milik PT. Burroughs
Wellcome. Kata novell berasal dari bahasa Inggris yang berarti sesuatu yang baru
segar dan inovatif. PT. Novell memiliki pabrik di Gunung Putri, Bogor dan kantor pusat
di Jalan Pos Pengumben Raya No. 8, Jakarta Barat.
Pabrik PT. Novell seluas 19.601 m2 berlokasi di Jalan Wanaherang No.35, Tlajung
Udik, Gunung Putri, Bogor memiliki fasilitas produksi untuk sediaan solid, sediaan cair,
injeksi steril dan sofgel. Fasilitas produksi untuk sediaan mengalami perluasan pada
tahun 2003. Fasilitas untuk sediaan injeksi steril dibangun pada tahun 2003. Pada bulan
Desember 2008, fasilitas untuk produksi sediaan sofgel dibangun. Saat ini PT. Novell
sedang melakukan perluasan dan penambahan bangunan untuk fasilitas produksi
sediaan steril volume besar dan sediaan solid steril. PT. Novell hingga saat ini belum
memiliki fasilitas untuk antibiotic betalaktam, hormon seks, dan sitotoksik.
PT. Novell memulai kiprahnya memproduksi obat pada tahun 1999 berupa sediaan
tablet dan sirup. Pada Mei 2000, PT. Novell mulai melakukan produksi tablet salut dan
kapsul keras. Pada Februari 2004, PT. Novell mulai meluncurkan produk steril dan
larutan topical. Hingga saat ini, terhitung PT. Novell telah menghasilkan lebih dari 359
produk. PT.Novell memiliki dedikasi tinggi untuk pengembangan obat dan selalu
berusaha menjaga kualitas tinggi dan produk yang dihasilkan. Disamping memproduksi
obat-obat berkualitas tinggi untuk pasar local, PT. Novell juga berupaya untuk
meningkatkan cadangan devisa Republik Indonesia dengan melakukan ekspor produkproduknya. Hal ini terbukti dengan diperolehnya sertifikasi TGA dari Australia pada
bulan Mei 2007 untuk sediaan solid non-steril (granul, serbuk, tablet dan kapsul keras).
Kemudian pada April 2009, Australia melalukan reaudit pada PT. Novell sehingga PT.
Novell mendapat sertifikasi TGA untuk sediaan solid non steril, sediaan steril, dan
sediaan cair oral. Sebelumnya pada Februari 2004 PT. Novell mendapatkan sertifikasi
dari Republik Yemen untuk sediaan solid tablet dan kapsul non- betalaktam dan sediaan
injeksi cair non-betalaktam. Pada tahun 2009, PT. Novell juga memperoleh sertifikasi
dari Gulf Country Cooperation (GCC) . Pada Februari 2009, BPOM Turki melakukan
audit pada PT. Novell dan Maret 2009 dilakukan audit oleh BPOM Jerman. Manfaat
dari audit dan sertifikasi dari negara lain adalah PT. Novell dapat melakukan ekspor ke
negara-negara yang tercakup dalam otoritas badan pengaudit tersebut.
Saat ini, PT. Novell sedang mengupayakan proyek perizinan ekspor ke negara
Inggris, Jerman, Sudan, dan Uganda. PT. Novell memiliki anak perusahaan yang
berlokasi di Semarang, yaitu PT. Etercon Pharmaceutical Laboratories. Fasilitas
prosuksi yang dimiliki PT. Etercon adalah untuk sediaan solid antiviral, sediaan solid
non-steril, sediaan solid betalaktam, dan sediaan semisolid untuk pemasaran dan
distribusi produk-produknya, PT. Novell melakukan kerja sama dengan berbagai
distributor di antaranya AMS (Antar Mitra Sembada), Calista Prima, Asri Medikatama
dan Kimia Farma.
3.2.3 Kebudayaan
Selain mengembangkan produk sendiri, Novell secara aktif mencari produk baru
melalui kemitraan dengan perusahaan-perusahaan multinasional lain untuk memasarkan
produk baru mereka yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan tren internasional
terhadap perdagangan bebas dan mengurangi pengeluaran kesehatan, Novell adalah
memposisikan diri sebagai salah satu penyedia seluruh dunia untuk produk farmasi yang
berkualitas kepada pasien internasional dan mitra.
3.2.4 Kedudukan Fungsi dan Peran
Suatu perusahaan memiliki beberapa dapartemen yang saling bekerjasama
dapat berjalan baik PT. Novell memiliki beberapa departemen, antara lain :
1.
Departemen General Affair (GA)
Departemen
GA
memiliki
tanggungjawab
mengurus
fasilitas
dan
2.
3.
Departemen Manufaktur
Departemen manufaktur di PT. Novell dibagi kembali menjadi beberapa sub
departemen yang secara keseluruhan dipimpin oleh seseorang direktur manufaktur.
4. Sub- Departemen Product Development (PD)
Departemen
PD
adalah
departemen
yang
bertanggungjawab
pabrik. Lalu ditentukan pemasok yang sesuai untuk item yang disebutkan OR
dengan cara membandingkan minimal 3 pemasok yang telah terkualifikasi dengan
dasar mutu pertimbangan harga, waktu tenggang (lead time), ketepatan pengiriman,
jumlah minimum pemesanan (minimum quality), syarat pembayaran (term of
payment), serta kelengkapan dokumen pendukung.
Selanjutnya departemen purchansing membuat surat pesanan (Purchase
Order/PO) kepada pemasok yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut. Jumlah pesanan dalam PO dicetak rangkap 3 yaitu untuk pemasok,
sebagai arsip departemen pembelian, dan dikirim ke bagian keuangan untuk
keperluan penagihan. Terdapat 9 karyawan di departemen ini, di mana 5 orang di
antaranya adalah apoteker.
6.
Sub-Departemen Production Planning and Inventory Control (PPIC)
Departemen PPIC merupakan salah satu departemen yang berperan besar
terhadap pengaturan jalannya produksi di pabrik PT. Novell. PPIC dan gudang.
Tugas PPIC adalah mengatur jadwal dan jumlah pemesanan bahan baku dan bahan
kemas untuk keperluan produksi. Tugas gudang adalah menyimpan produk ruahan
dan produk jadi, serta mengontrol stok barang yang disimpan di gudang. Terdapat
46 karyawan di departemen ini, di mana 2 orang di antaranya adalah apoteker.
7. Sub- Departemen Produksi
Dalam melakukan suatu proses produksi, diperlukan suatu perencanaan yang
sangat baik agar semua proses di departemen produksi dapat berjalan dengan
efektif dan efisien. Terhadap 133 karyawan di departemen ini, di mana 7 orang di
antaranya adalah apoteker.
8. Sub-Departemen Pengawasan Mutu (Quality Control/QC)
Departemen QC di PT. Novell dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
pengembangan metode analisis Analytical Development (AD) dan bagian
pengawasan mutu untuk keperluan rutin In Process Control (IPC) ditentukan oleh
11.
masalah pajak.
Departemen Management Information System (MIS)
Departemen MIS mengatur management informasi dan pengelolahan data
perusahaan. Informasi manajemen sistem dibagi menjadi dua, yaitu hardware dan
software. Bekerjasama dengan petugas keamanan data, petugas MIS mendapatkan
prosedur dan standar untuk akses ke fasilitas pengelolahan data perusahaan.
12.
b)
c)
dan K3).
Pelatihan CPOB dilakukan oleh departemen QA.
On-the job training
Pelatihan mengenai deskripsi pekerjaan serta SOP dan SOI departemen
tertentu.
Development training, misalnya melalui seminar-seminar.
Departemen ini tidak memiliki karyawan apteker.
3.2.5 Lokasi PT. Novell Pharmaceutical Laboratories
Kantor pusat (Head office) PT. Novell Pharmaceutical Laboratories berada di
Jalan Limo 40, Permata Hijau, Senayan, Jakarta; sedangkan pabriknya berlokasi di Jalan
Wanaherang 35, Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor,
Provinsi Jawa Barat, Kode Pos 16962. Pabrik diperkirakan berada 30 km sebelah
tenggara dari Jakarta yang termasuk daerah industri.
3.3
PRODUK
UNGGULAN
PT.
NOVELL
PHARMACEUTICAL
LABORATORIES
3.3.1 Produk
Secara garis besar produk-produk PT. Novell dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Produk-produk yang Dikembangkan dan Diproduksi oleh PT. Novell :
a. Produk Branded Ethical
Contoh produk Branded Ethical PT. Novell adalah Civell, Lavores,
Novalles, Omevell, Lanvell, Ryvel, Folerin dan sebagainya.
b. Produk Generic Ethical
Contoh produk Generic Ethical PT. Novell adalah Piroxicam,
Ciprofloxacin, Omeprazole, Cetirizine, Loratadin, Pravastatin dan
sebagainya,
c. Produk Over The Counter (OTC)
Contoh produk OTC PT. Novell adalah Nufator, MIPI dan sebagainya.
3.3.2 Produk-produk yang dikembangkan oleh PT. Novell, tetapi diproduksi di
Perusahaan Pemberian Jasa Toll Manufacturing
a. Produk Branded Etichal-Toll
Contoh produk Branded Etichal-Toll adalah Nixaven (Pt.Prafa), Nixaven DS
(PT. Prafa), dan sebagainya.
b. Produk Generic Etical-Toll
Contoh produk Generic Etical-Toll adalah Cefixime (PT. Prafa)
c. Produk OTC-Toll
Contoh produk OTC-Toll adalah Pharolit (PT. Pharos)
3.3.3 Produk-produk Impor
Sesuai dengan Permenkes No. 1010 Tahun 2008 dan ketersediaan fasilitas di PT.
Novell, maka PT. Novell masih mengimpor produk darah, produk biologi dan produk
antikanker, misalnya:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
h)
minimum.
c) Kedua belah pihak menandatangani perjanjian kerahasiaan yang akan
diikuti oleh perjanjian kontrak manufaktur
tingkat biaya yang efisien serta mutu obat yang efektif untuk penyakit tersebut dan
aman bagi penggunanya. Dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan obatobatan lainnya dan akan menyalurkan produk-produk principal lain.
PT. Novell menyediakan jasa pelayanan yang mencakup consumer health
product, branded ethical, generic, lisensi, supplier obat-obatan, kesehatan dan
consumer goods.
Dalam operasionalnya, PT. Novell didukung dengan fasilitas perusahaan induk
yang besar dan peralatan yang efisien. Adapun saluran pasar dari PT. Novell
diantaranya apotek, rumah sakit/instansi pemerintah, toko obat, modern market, grosir,
toko jamu, dan toko kosmetik.
3.5 PENGAMATAN LAPANGAN
Pabrik sebelumnya dioperasikan dan dimiliki oleh perusahaan multinasional, itu
sesuai dengan Good Manufacturing Practice (GMP) yang ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia dan masih dioperasikan oleh kelompok yang sangat
berpengalaman apoteker. Pabrik meliputi area seluas 2 hektar dan dilengkapi dengan
semua persyaratan GMP standar untuk mesin produksi dan dikendalikan dengan metode
kontrol kualitas yang ketat.
Novell telah selesai perluasan pabrik pada bulan Juli 2003. Pabrik baru ini
dibangun berdasarkan standar Australia TGA dan erat diawasi oleh sebuah perusahaan
rekayasa Australia. Pabrik baru ini mampu menghasilkan produk steril (cair dan bubuk)
serta dosis oral standar lainnya seperti tablet dan kapsul.
Zone Category
Medium Filter
HEPA Filter
White
80 - 85 %
99.99 %
White
> 50 times
80 - 85 %
99.99 %
Semi White
> 30 times
80 - 85 %
99.99 %
Grey
> 15 times
90 - 95 %
sejalan Sirkulasi pipa: SS 316 L, Tutup sistem loop, Alva Laval (ASME BPE), 100%
orbital dilas, tes Boroscopic,> 30% uji X-Ray . Velocity> 2 m / s, sirkulasi suhu 80 oC.
Validasi: IQ, OQ, output.
Sirkulasi pipa: sistem close loop, SS 316 L pipa (Ra <0,4, Alva Laval ASME BPE),
100% orbital dilas. miring> 0,5% Kualifikasi: IQ, OQ, keluaran validasi uap.
Sterilization Method
Input: Zona C dengan pintu ganda; Output: zona B, dengan pintu interlock
a. Oven: Lytzen; jenis kelas 100 pada ruang, dengan kapasitas: 1.000 L untuk
sterilisasi dan depyrogenation; sistem kontrol: Lytcon 2.
b. Autoclave: Getinge dengan kapasitas: 1.000 L untuk sterilisasi uap, sistem
kontrol: PACS 2000.
8.
pembilasan akhir dan dilengkapi dengan 0,22 m penyaring untuk pengeringan. Validasi
IQ, OQ dan proses pencucian.
Salah satu proses penting dalam produksi steril mengisi cairan ke dalam botol /
ampul. Untuk memastikan kualitas produk, Bausch & Stroebel mengisi ampul / vial
adalah mesin disukai. Proses ini exeuted di ruang kelas yang memenuhi syarat B dan di
bawah Laminar Air Flow. menggunakan 0,45 filter pada gas untuk pembakaran ampul ampul menutup kepala.
10.
Production Output
Berikut ini adalah kemampuan Novell dalam beberapa persiapan:
Single layer: 100.000 tab/hour
Automatic blistering
2.100 blister/hour
Automatic stripping
840 strip/hour
6.000 ampoule-vial/hour
Autoclave
1.000 L
1.00 L
100 L
3.000 ampoule/hour
BAB IV
PEMBAHASAN
PT. Novell merupakan perusahaan farmasi yang telah mengikuti persyaratan
CPOB dan PP No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian, dimana dijelaskan
bahwa industri farmasi harus memiliki minimal tiga orang apoteker sebagai
penanggungjawab masing-masing pada bidang pemastian mutu, produksi dan
pengawasan mutu. PT. Novell memiliki lebih dari seratus orang apoteker yang tersebar
diberbagai departemen yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dengan
tidak mengurangi hakekat dari pendidikan profesi apoteker yang didapatkan.
Apoteker yang bekerja di pabrik PT. Novell memiliki tanggungjawab langsung
terhadap proses pembuatan produk, mulai dari formulasi, validasi, pengawasan mutu
sampai dengan produksi. Sedangkan apoteker yang bekerja di kantor pusat memiliki
tanggungjawab terhadap perencanaan produk mulai dari perencanaan usulan produk,
inovasi produk, pendaftaran obat jadi sampai produk dipasarkan. Hal ini dilakukan
untuk mengembangkan dan memajukan bisnis perusahaan PT. Novell yang memiliki
apoteker maka apoteker apoteker tersebut memiliki tugas dan fungsi masing-masing
yang saling berkaitan dengan tujuan yang sama yaitu untuk menciptakan produk
kesehatan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
PT. Novell berusaha menghasilkan produk-produk kesehatan yang memenuhi
persyaratan kualitas, khasiat, dan keamanan. Pengembangan produk di PT. Novell
dibagi menjadi tiga, yaitu produk yang dikembangkan dan diproduksi oleh PT. Novell
produk-produk impor dan produk yang dikembangkan oleh PT. Novell tetapi
diproduksi di perusahaan yang berbeda atas dasar kerjasama kontrak.
Pengembangan produk juga dapat dilakukan terhadap produk yang telah
beredar. Seiring dengan kemajuan teknologi dan ketatnya persaingan usaha di bidang
kefarmasian maka bentuk sediaan farmasi juga mengalami evolusi.
Departemen PD bekerja sama dengan departemen purchasing kemudian
melakukan pengadaan bahan baku aktif dan bahan baku tambahan. Jika bahan sudah
pernah digunakan sebelumnya dan tersedia di gudang, maka apoteker PD dapat
mengajukan formulir permintaan material kepada bagian gudang. Departemen
purchasing, QC, QA, bersama-sama dengan departemen PD melakukan evaluasi
pemasok bahan baku. Departemen PD terutama memberikan saran dalam hal yang
berkaitan dengan kesesuaian dan kompatibilitas bahan dalam formula.
Setelah dilakukan pemeriksaan bahan baku dan bahan baku aktif, serta telah
memenuhi persyaratan QC, maka dapat dilakukan orientasi formula percobaan.
Orientasi formula percobaan merupakan perbuatan formula berdasarkan hasil studi
literature. Beberapa formula dibuat agar diperoleh formula yang terbaik dan untuk
memudahkan evaluasi, maka dibuat table formula.
Peserta kunjungan industri di PT. Novell mendapatkan banyak pelajaran dan
hal-hal yang sebelumnya belum pernah di ketahui
pengembangan produk baru dan analisis-analisisnya serta peran dan fungsi apoteker
dan asisten apoteker dalam setiap departemen di industri farmasi. Diharapkan setelah
kunjungan ini, kami mampu menjalankan tugas dan peran yang sesuai dengan kriteria
yang dibutuhkan oleh industri farmasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pengamatan kami selama melakukan kunjungan industri farmasi di PT.
Novell, dapat disimpulkan bahwa:
1. Apoteker PT. Novell dapat menempati posisi-posisi Business Development
Executive, product development, Quality control, Quality assurance,
marketing, produksi, dan product planning dan inventory control. Apoteker
dalam setiap departemen bekerjasama sesuai dengan tugas dan fungsinya
masing-masing untuk menciptakan dan mengembangkan berbagai produk
obat, nutrisi, dan suplemen kesehatan yang berkualitas dalam upaya
2.
5.2 Saran
Setelah melakukan kunjungan industri farmasi di PT. Novell, peserta
menyarankan :
1.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2003). Peraturan Kepala
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor: HK.00.05.3.1950
Tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat. Jakarta: Badan Pengawasan
Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2006). Keputusan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.00.05.3.002.7
Tahun 2006. Jakarta: Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2009). Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik (edisi 2009). Jakarta: 2006.
Merdeka.
(2011).
Pelayanan
Kesehatan
Minim.