Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH

SPESIALIT OBAT OBAT ANTI INFLAMASI

OLEH :

MALLA (1906003)

IMELDA PATA’DUNGAN (1906008)

ERWINIATI MANGOSA’ (1906023)

NATALIA PATANDUK (1906024)

RIZKYAMALIA (1906025)

JUNITA KARATUAN (1906007)

LITAYANTI PAMASI (1906009)

FEBRIANTI DOTI (1906014)

FEBRIANI MANGALLO (1906015)

DELPI MALLUN (1906012)

DESIANTI PARIU’ (1906013)

YENI CHRISTINE P. (1906016)

SAMSUL ALAM S. (1906004)

PERA SUMULE (1906026)

YAYASAN NAFIRI INDONESIA

PROGRAM STUDI D-3 FARMASI

AKADEMI FARMASI TORAJA

TANA TORAJA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”Obat
Antiinflamasi” ini tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa tidak ada suatu hal yang sempurna. Sama
halnya dengan hasil penyusunan makalah ini, oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari pembaca sangat penyusun harapkan guna peningkatan
kualitas dalam penyusunan tugas selanjutnya.

Terima kasih atas segala partisipasi semua pihak yang mendukung


tersusunnya makalah ini. Atas segala kekurangan dan kesalahannya kami mohon
maaf.

.
Tana Toraja, 22 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ............................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................ 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 4
1.3 TUJUAN .................................................................................................. 4
BAB II.............................................................................................................. 5
2.1 DEFENISI INFLAMASI ....................................................................... 5
2.2 MEKANISME INFLAMASI ................................................................. 5
2.3 OBAT-OBAT INFLAMASI .................................................................. 6
2.3.1 Obat Antiinflamasi Kostikosteroid ................................................ 6
2.3.2 Obat Antiinflamasi Steroid .......................................................... 37
BAB III .......................................................................................................... 50
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51

iii
1 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Peradangan adalah respon normal, pelindung terhadap cedera jaringanyang


disebabkan oleh trauma fisik, bahan kimia berbahaya, atau agenmikrobiologi.
Peradangan adalah upaya tubuh untuk menonaktifkan ataumenghancurkan
organisme yang menyerang, menghilangkan iritasi, danmengatur tahap untuk
memperbaiki jaringan. Ketika penyembuhan selesai, prosesperadangan biasanya
berkurang.
Ada gambaran tertentu dari proses inflamasi yang umumnya disepakati
menjadi ciri khas. Ini termasuk fenestration dari microvasculature, kebocoran
unsur-unsur dari darah ke dalam ruang interstisial, dan migrasi leukosit
ke jaringan yang meradang. Pada tingkat makroskopik, ini biasanya disertai oleh
tanda-tanda klinis seperti eritema, edema, hiperalgesia, dan nyeri.
Inflamasi dipicu oleh pelepasan mediator kimia dari jaringan yang terlukadan
sel yang bermigrasi. Termasuk diantaranya adalah amina (histamin, 5-
hidroksitriptamin (5-HT), lipid (prostaglandin, leukotrien, PAF), peptida kecil
(bradikinin) dan peptida yang lebih besar (sitokin). Varietas besarmediator kimia
dapat menjelaskan mengapa obat yang berbeda efektif dalam mengobati satu dari
bentuk inflamasi tetapi tidak untuk yang lainnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa yang dimaksud dengan inflamsi?
b. Apa yang dimaksud dengan non steroid?
c. Apa yang dimaksud dengan kortikosteroid?
d. Apa saja obat obat antiinflamasi?

1.3 TUJUAN
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan inflamasi?
b. Mengetahui apa yang dimaksud dengan non steroid?
c. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kortikosteriod?
d. Mengetahui apa apa saja obat antiinflamasi?

4
2 BAB II
ISI

2.1 DEFENISI INFLAMASI

Inflamasi adalah respon cedera jaringan dan infeksi ketika proses inflamasi
berlangsung terjadi reaksi vaskuler dimana cairan, elemen elemen dalam darah
,sel darah putih, dan mediator kimia berkumpul pada tempat cedera jaringan.
Penyakit ini ditandai dengan munculnya warna kemerahan, bengkak, nyeri dan
disertai panas. Antiinflamasi adalah usaha tubuh menginaktivasi atau merusak
organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan dan mengatur perbaikan
derajat.

2.2 MEKANISME INFLAMASI


a. Perubahan vaskular
Respon vaskular pada tempat terjadinya cedera merupakan suatu yang
mendasar untuk reaksi inflamasi akut. Perubahan ini meliputi perubahan ali
ran darah dan permeabilitas pembuluh darah. Perubahan aliran darah karena
terjadi dilatasi arteri lokal sehingga terjadi pertambahan aliran darah
(hypermia) yang disusul dengan perlambatan aliran darah. Akibatnya bagian
tersebut menjadi merah dan panas. Sel darah putih akan berkumpul di
sepanjang dinding pembuluh darah dengan cara menempel. Dinding pembuluh
menjadi longgar susunannya sehingga memungkinkan sel darah putih keluar
melalui dinding pembuluh. Sel darah putih bertindak sebagai sistem
pertahanan untuk menghadapi serangan benda-benda asing.
b. Pembentukan cairan inflamasi
Peningkatan permeabilitas pembuluh darah disertai dengan keluarnya sel
darah putih dan protein plasma ke dalam jaringan disebut eksudasi. Cairan
inilah yang menjadi dasar terjadinya pembengkakan. Pembengkakan
menyebabkan terjadinya tegangan dan tekanan pada sel syaraf sehingga
menimbulkan rasa sakit (Mansjoer, 1999).

5
2.3 OBAT-OBAT INFLAMASI
Obat antiinflamasi adalah golongan obat yang memiliki aktivitas menekan atau
mengurangi peradangan. Berdasarkan mekanisme kerjanya obat antiinflamasi
terbagi menjadi dua golongan. Golongan pertama adalah golongan obat
antiinflamasi steroid. Obat antiinflamasi yang kedua yaitu golongan obat
antiinflamasi nonsteroid.

2.3.1 Obat Antiinflamasi Kostikosteroid


Obat antiinflamasi golongan steroida bekerja menghambat sintesis
prostaglandin dengan cara menghambat enzim fosfolipase, sehingga fosfolipid
yang berada pada membran sel tidak dapat diubah menjadi asam arakidonat.
Akibatnya prostaglandin tidak akan terbentuk dan efek inflamasi tidak ada. (Tan,
dan Rahardja, 2007).

No. Nama zat aktif Bentuk sediaan Kekuatan sediaan


1 Fludrokortison Botol 10ml drops 1 mg

Dosis : dewasa, 4-5tts sehari 3-4x; anak, sehari 3-4x 2-3tts


Aturan konsumsi : 3-4x sehari
Indikasi : Addison’s disease Sindrom adrenogenital
Kontra indikasi :
 Infeksi sistemin yang tidak terkontrol antibiotik
 Hipersensitif terhadap Fludrocortisone
Efek samping :
 Hipertensi
 Busung
 Pembesaran jantung
 Gagal jantung kongestif
 Alkalosis hipokalemi
Perhatian :
 Hipertensi
 Gangguan hati
 Diabetes Mellitus

6
 Gangguan di gastrointestinal, seperti diverkulitis, ulkus peptik, ulukus kolitis,
anastomoses intestinal, abses atau infeksi lain
Keamanan ibu hamil :
 Kategori A
Aman untuk janin seperti vitamin C asam folat, vit B6, parasetamol, zinc, dan
sebagainya.
 Kategori B
Cukup aman untuk janin seperti amoksisilin, ampisilin, azitromisin, bisakodil,
cefadroksil, cefepim, cefixim, cefotaxim, ceftriaxon,
 Kategori C
Dapat beresiko, digunakan jika perlu. Obat dianjurkan hanya jika manfaat yang
diperoleh oleh ibu atau janin melebihi resiko yang mungkin tim bul pada janin.
Contohnya albendazol, allopurinol, aspirin, amitriptilin, kalsitriol, kalsium laktat,
kloramfe nikol,
 Kategori D
Ada bukti positif dari resiko, digunakan jika darurat. Pengunaan obat diperlukan untuk
mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius dimana obat yang lebih
aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan. Contohnya alprazolam, amikasin,
amiodaron, carbamazepin, klordiaz epoksid, diazepam, kanamisin, fenitoin, asam
valproat, dan sebagainya.
 Kategori X
Kontraindikasi dan sangat berbahaya bagi janin, conhnya (amlodipi atorvastatin),
atorvastatin, (kafein + ergotamin), (desogestrel + etinil es tradiol), ergometrin, estradol,
miso prostol, oksitosin, simvastatin, warfarin.

7
Nama merk dagang Produsen Harga
Otopraf Prafa Rp65.000

No Nama zat aktif Bentuk sediaan Kekuatan sediaan

2 Kortikosteron Tablet, sirup, 1 mg


inhaler, injeksi,
krim, lotion, gel

Dosis : Dewasa: 5-60 mg per hari dibagi menjadi 2-4 kali pemberian. Dosis
pemeliharaan adalah 2,5-15 mg per hari. Anak-anak (mulai usia usia 1 bulan): Dosis
awal adalah 1-2 mg/kgBB, satu kali per hari.

Aturan konsumsi : 3-4 kali per 24 jam

Indikasi : pengobatan lokal inflamasi (jangka pendek).

Kontra indikasi : penderita hipersensitif terhadap salah satu komponen sediaan; infeksi
herpes simpleks akut dan penyakit virus lainnya pada kornea dan konjungtiva,
tuberkulosis pada mata, penyakit jamur pada mata, trakoma, infeksi purulent akut pada

mata; otitis eksterna disertai perforasi membran pada telinga.

Efek samping :

 Penumpukan lemak di pipi (moon face)

8
 Rentan terkena infeksi
 Meningkatnya tekanan darah atau hipertensi
 Meningkatnya kadar gula darah
 Mempercepat timbulnya katarak
 Tukak (ulkus) pada lambung atau duodenum
 Masalah kulit
 Pelemahan fungsi otot
 Perubahan mood dan perilaku.

Perhatian :

 Ibu hamil, ibu menyusui, atau wanita yang sedang merencanakan untuk hamil,
disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter sebelum menggunakan obat
kortikosteroid.
 Jika telah digunakan untuk jangka panjang, obat jangan dihentikan secara tiba-
tiba.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Keamanan ibu hamil : Sebaiknya ibu hamil tidak mengkonsumsi obat resep dokter dan
obat tradisional (obat alternative) dalam waktu bersamaan tanpa berkonsultasi dengan
tenaga medis atau dokter yang merawat Anda. Jangan lupa selalu menginformasikan
pada dokter atau bidan yang merawat, bahwa ibu dalam kondisi hamil atau menyusui.

9
Nama merk dagang Produsen Harga

Betametason Kimia farma Rp. 38.700

Dexamethasone

Fluocinolone

No. Kondisi Patologis Nama Zat Aktif Golongan Mekanisme Kerja


1. Peradangan,reaksi Deksametason Obat Dexamethasone dapat
alergi dan kortikosteroid melewati membran sel
penyakit autoimun dan berikatan dengan
reseptor glukokortikoid di
sitoplasma. Kompleks
antara dexamethasone
dan reseptor
glukokortikoid ini dapat
berikatan dengan DNA
sehingga terjadi
modifikasi transkripsi dan
sintesis protein.
Akibatnya, infiltrasi
leukosit terhambat,
mediator inflamasi
terganggu, dan edema
jaringan berkurang.

No. Nama Zat Aktif Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan


1. Deksametason Tetes mata 06 ml
Tablet 0,5 mg / Tablet
Sirup 60 ml/sirup
Injeksi 5mg/ml(Ampul 1ml)

10
Pembahasan Obat-Obatan

(Jenis Sediaan) (Nama Zat Aktif) (Kekuatan Sediaan)

Indikasi : Mengatasi peradangan, reaksi alergi, dan penyakit autoium

Dosis : Penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk dokter. Untuk
mengatasi peradangan dan penyakit autoimun pada orang dewasa dosis
awal 0,5 – 9 mg/hari. Dosis maksimal 1,5 mmg/hari dan untuk anak –
anak dosis awal 0,02 – 0.3 mg/kgBB/hari, dibagi kedalam 3 – 4
konsumsi. Dosis tidak akan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan
respon pasien.Untuk mengatasi sakit mata untuk orang dewasa 4 – 6
kali/hari. Dosis dexamethasone dalam bentuk injeksi atau suntik
ditentukan oleh dokter. Dexamethasone dapat diberikan melalui
suntikan ke dalam pembuluh darah. Khusus untuk radang sendi,
dexamethasone dapat disuntikan langsung ke sendi yang sedang
meradang.

Aturan konsumsi : Untuk deksametasone tablet dan sirup diminum sesudah makan,

Kontraindikasi : Kontraindikasi dexamethasone adalah pada kasus hipersensitivitas,


infeksi akut yang tidak diobati, dan adanya infeksi jamur. Penggunaan
pada pasien tuberkulosis juga perlu berhati-hati karena dapat membuat
infeksi aktif kembali. Sementara itu, peringatan penggunaan
dexamethasone adalah pada pasien dengan ulkus peptikum

Perhatian : Harus dengan resep dokter.Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.
pada pasien yang dilaporkan hipersensitif terhadap obat ini atau
kortikosteroid lainnya.

Efek Samping : Beberapa efek samping dexamethasone yang dapat dialami


penggunanya adalah Nafsu makan meningka, Berat badan bertambah, Perubahan siklus
menstruasi, Gangguan tidur, Pusing, Sakit kepala, Sakit perut

11
Keamanan Ibu Hamil dan menyusui : Kategori C: Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada
studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap
janin.Dexamethasone dapat terserap ke dalam ASI, jadi tidak boleh
digunakan selama menyusui kecuali atas anjuran dokter.

Gambaran sediaan

(Gambar) (Gambar)

Tampak Depan Tampak Samping

Nama merek dagang Produsen Harga


Dextaf Kimia farma Rp. 206.150
Dexamethasone
Cortidex
Dexaharsen
Tobroson
Cendo Xitrol
Dexaton

12
Exitrol
Dextaco
Dextamine

No Kondisi Patologis Nama Zat Aktif Golongan Mekanisme Kerja

1. Peradangan dan Obat Triamicinolone dengan cara


alergi Triamcinolone kortikosteroid menekan sistem pertahanan tubuh
yang bekerja secara berlebih dan
Cytokine yang dapat
menimbulkan peradangan.

No. Nama Zat Aktif Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan


1. Tablet 4 mg/tablet

Triamcinolone Krim 0,1%


semprot hidung 55 mokirogram

Pembahasan Obat-Obatan

(Jenis Sediaan) (Nama Zat Aktif) (Kekuatan Sediaan)

Indikasi : Triamcinolone adalah obat untuk meredakan peradangan. Obat ini juga bisa
digunakan untuk mengurangi keluhan akibat alergi. Triamcinolone memiliki
berbagai bentuk sediaan yang bisa digunakan untuk meredakan peradangan
pada hidung, kulit, sendi, atau pun rongga mulut.

Dosis : Alergi, radang kulit bukan akibat infeksi (dermatitis), atau kondisi peradangan
lain

Jenis sediaan tablet:

13
 Dewasa: 4–48 mg per hari, tergantung tingkat keparahan penyakit. Dapat
disesuaikan kembali berdasarkan kondisi pasien.
 Anak-anak: Dosis disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit dan respon
pasien.

Jenis sediaan topikal (salep dan krim):

 Dewasa dan anak-anak: 2–4 kali sehari, dioleskan tipis-tipis pada area yang
akan diobati.

Radang sendi (arthritis) dan reumathoid arthritis

Jenis sediaan tablet:

 Dewasa: 4–48 mg per hari, tergantung tingkat keparahan penyakit. Dapat


disesuaikan kembali berdasarkan kondisi pasien.
 Anak-anak: Dosis disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit dan respon
pasien.

Luka di mulut

Jenis sediaan salep mulut 0,1%:

 Dewasa dan Anak-anak: 1 titik kecil dioleskan di luka 2–3 kali sehari setelah
makan atau sebelum tidur.

Aturan konsumsi : 2 – 3 kali sehari

Kontraindikasi : Triamcinolone adalah obat untuk meredakan peradangan. Obat


ini juga bisa digunakan untuk mengurangi keluhan akibat alergi.
Triamcinolone memiliki berbagai bentuk sediaan yang bisa
digunakan untuk meredakan peradangan pada hidung, kulit,
sendi, atau pun rongga mulut.

14
Perhatian : Jangan menggunakan triamcinolone jika Anda alergi terhadap obat ini. Beri
tahu dokter jika Anda pernah mengalami reaksi alergi setelah menggunakan obat
golongan kortikosteroid. Beri tahu dokter Anda sedang menderita ITP (idiopathic
thrombocyitopenic purpura), psikosis, penyakit infeksi, termasuk TBC,
malaria, mikosis, atau herpes. Beri tahu dokter tentang riwayat kesehatan Anda,
termasuk jika pernah atau sedang menderita penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit
tiroid, gagal jantung, hipertensi, diabetes, osteoporosis, gangguan otot, glaukoma atau
katarak, gangguan pencernaan, atau depresi. Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil,
menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan. Beri tahu dokter jika Anda sedang
menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal tertentu. Segera temui dokter jika
Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan triamcinolone.

Efek Samping : Penggunaan triamcinolone dapat menimbulkan beberapa efek samping.


Berikut ini adalah efek samping triamcinolone berdasarkan jenis sediaannya:

1. Triamcinolone Suntik dan Tablet

Penggunaan triamcinolone suntik dan tablet dapat menyebabkan beberapa efek samping
berikut ini:

 Gangguan tidur
 Perubahan suasana hati
 Jerawat
 Kulit kering
 Penipisan kulit
 Memar
 Luka lama sembuh
 Keringat berlebih
 Pusing dan sakit kepala
 Mual
 Sakit perut
 Lemah otot
 Gangguan penglihatan

15
 Tinja berdarah atau berwarna gelap
 Muntah darah
 Kadar kalium rendah (hipokalemia)
 Tekanan darah tinggi

2.3.1.1 2. Triamcinolone Topikal (Krim dan Salep)

Penggunaan triamcinolone topikal dapat menyebabkan beberapa efek samping, antara


lain:

 Iritasi pada bagian yang diobati


 Muncul kerak di sekitar akar rambut
 Kulit sekitar mulut gatal atau memerah
 Stretch mark
 Jerawat
 Penipisan kulit
 Perubahan warna kulit

2.3.1.2 3. Triamcinolone Semprot Hidung

Berikut ini adalah efek samping yang dapat disebabkan oleh penggunaan triamcinolone
semprot hidung:

 Iritasi pada hidung atau tenggorokan


 Gejala-gejala flu
 Sakit kepala
 Batuk atau bersin-bersin

Keamanan Ibu Hamil : Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin
manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya,
misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.

16
Triamcinolone belum diketahui terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang
menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Gambaran sediaan

(Gambar) (Gambar)

Tampak Depan Tampak Samping

Nama merek dagang Produsen Harga


Amtocort, Rp 10.600 - Rp 11.000
Bufacomb, Dexa medika
Cincort,
Econazine,
Etacinolone,
Flamicort,
Genalog,
Kenacort,
Kenalog in Orabase,
Ketricin,
Krim Pi Kang Shuang,
Konicort,

17
Lonacort,
Nasacort AQ,
Opicort,
Omenacort,
Tremacort,
Triamcort-A,
Triamcort,
Triamcinolone,
Triamcinolone Acetonide,
Triacilon,
Trilac,
Trinolon,
Rafacort,
Sinocort,
Ziloven

Judul:

Pendahuluan:

Deskripsikan secara ringkas terkait:

1. sistem anatomi-fisiologis

2. patologis

3. obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi penyakit yang terkait dengan sistem
tersebut.

Gunakan gambar sebagai pendukung, jika diperlukan

Obat yang digunakan

No. Kondisi Nama Zat Aktif Golongan Mekanisme Kerja


Patologis
2. Sakit kepala, Ibuprofen Obat Ibuprofen bekerja dengan
sakit gigi, antiinflamasi cara menghalangi tubuh
demam, sakit nonsteroid memproduksi prostaglandin,
punggung, (NSAID) yaitu senyawa yang

18
radang sendi, menyebabkan peradangan
kram menstruasi, dan rasa sakit. Sebagai
dan cedera dampaknya, nyeri dan
ringan. peradangan menjadi
berkurang. Selain mengatasi
nyeri dan peradangan,
ibuprofen juga digunakan
sebagai obat penurun panas.

No. Nama Zat Aktif Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan


1. Ibuprofen Tablet 200 mg / Tablet
Kaplet 400 mg / Tablet
Sirup 100 mg / 5 mL
Syrup

Pembahasan Obat-Obatan

(Jenis Sediaan) (Nama Zat Aktif) (Kekuatan Sediaan)

Indikasi : Mengobati sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, rasa sakit pada saat haid,
rasa sakit/nyeri setelah operasi.

Dosis : Penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk dokter. Dosis
dewasa, untuk analgesik: 3 - 4 kali sehari 200-400 mg. Untuk rematik
tulang, sendi dan non sendi, trauma otoT dan tulang/sendi: 3 - 4 kali
sehari 400 mg. Pada permulaan pemakaian sebaiknya menggunakan
dosis minimum yang efektif, yaitu 400 mg 3 kali sehari.

Aturan konsumsi : 4-6 jam/Sesudah makan

Kontraindikasi : Penderita dengan ulkus peptikum (tukak lambung dan duodenum)


yang berat dan aktif. Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap
Ibuprofen dan obat anti inflamasi non steroid lain. Penderita sindroma
polip hidung, angioedema dan penderita dimana bila menggunakan
aspirin atau obat anti inflamasi non steroid akan timbul gejala asma,
rinitis atau urtikaria. Kehamilan tiga bulan terakhir.

Perhatian : Harus dengan resep dokter.Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.
Penggunaan hati-hati pada penderita lupus eritematosus sistemik dan
gangguan fungsi hati dan ginjal. Hati-hati pada penderita asma, penderita
yang pernah menderita penyakit gagal jantung.

Efek Samping : Mual, muntah, diare, konstipasi, nyeri kambung, ruam kulit, sakit
kepala, pusing.

19
Keamanan Ibu Hamil : Kategori C: Belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat
hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi
besarnya risiko terhadap janin.Pada trimester 3 dan menjelang
persalinan Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin
manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar
daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam
jiwa. Ibuprofen dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang
menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter.

Gambaran sediaan

(Gambar) (Gambar)

Tampak Depan Tampak Samping

Nama merek dagang Produsen Harga


Ibuprofen, Novapharin Rp. 47.000
Intrafen,
Neo Rheumacyl,
Oskadon SP,
Bodrex Extra,
Bodrexin IBP,
Procold Obat Sakit
Kepala,
Paramex Nyeri Otot,
Novaxifen,
Arbupon,

20
Proris.

Judul:

Pendahuluan:

Deskripsikan secara ringkas terkait:

1. sistem anatomi-fisiologis

2. patologis

3. obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi penyakit yang terkait dengan sistem
tersebut.

Gunakan gambar sebagai pendukung, jika diperlukan

Obat yang digunakan

No Kondisi Patologis Nama Zat Aktif Golongan Mekanisme Kerja

1. Penderita Aspirin Obat Obat ini bekerja dengan cara


penyakit jantung Antiinflamasi menghambat agregasi trombosit
koroner, seranga Nonsteroid / sehingga dapat menghambat
n Antikoagulan, pembentukan trombus
jantung, penyaki Antiplatelet (penggumpalan darah yang
t arteri perifer, dan terbentuk pada dinding pembuluh
atau stroke Fibrinolitik, darah) yang sering ditemukan
Analgesik pada pembuluh darah arteri.

No. Nama Zat Aktif Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan


1. Aspirin Tablet 100 mg

Pembahasan Obat-Obatan

(Jenis Sediaan) (Nama Zat Aktif) (Kekuatan Sediaan)

Indikasi :Mencegah penggumpalan darah, menghilangkan rasa sakit,meredakan


pembengkakan, menurunkan demam dan mencegah penyakit jantung.

21
Dosis : Dosis aspirin atau acetosal berbeda-beda, tergantung pada penyakit yang
dialami dan usia penderita. Berikut adalah pembagian dosisnya:
 Untuk mengatasi serangan jantung
Dewasa: 160-325 mg beberapa menit setelah gejala.
 Untuk mengatasi stroke
Dewasa: 160-325 mg selama 48 jam setelah terkena stroke, diikuti dengan
81-100 mg per hari.
 Untuk mencegah serangan jantung dan stroke
Dewasa: 81-325 mg/hari.
 Untuk pemasangan ring jantung (stent)
Dewasa: 162-325 mg sebelum prosedur pemasangan ring, diikuti dengan 81-
325 mg/hari setelah prosedur dilakukan.
 Untuk mengatasi demam dan nyeri
Dewasa: 325-650 mg setiap 4 jam sekali atau 975 mg setiap 6 jam sekali,
atau 500-1000 mg setiap 4-6 jam. Maksimal 4 g/hari selama 10 hari.
Aturan konsumsi : 4-6 jam setelah makan.

Kontraindikasi : Kontraindikasi penggunaan aspirin (asam asetilsalisilat) adalah pada


pasien dengan gangguan lambung, gangguan perdarahan, dan
gangguan ginjal.

Perhatian : HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Hati-hati penggunaan obat ini pada
pasien dengan: Gangguan ginjal atau hati moderate. Penderita dispepsia
atau lesi pada mukosa gastrointestinal atau tukak lambung aktif. Gangguan
asma atau alergi, anemia, dehidrasi, menoragia, hipertensi tidak terkontrol,
defisiensi G6PD, tirotoksikosis. Pasien yang menjalani prosedur
pembedahan. Wanita hamil dan/atau menyusui. Anak di bawah usia 12
tahun. Kategori Kehamilan: Kategori D: Terbukti berisiko terhadap janin
(pada trimester ketiga). Meski demikian, obat masih dapat digunakan jika
obat diperlukan untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa, atau
penyakit serius, dimana obat yang lebih aman tidak dapat digunakan atau
tidak efektif.

Efek Samping : Nyeri perut dan mulas dapat terjadi setelah mengonsumsi aspirin. Anda
bisa konsultasi dengan dokter mengenai efek samping yang Anda rasakan.
Efek samping lain yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi aspirin:

 Gangguan saluran pencernaan


 Waktu perdarahan berkepanjangan
 Rinitis
 Ruam kulit
 Angioedema (pembengkakan pada area kulit)

22
Obat ini juga dapat menyebabkan perdarahan serius di perut atau
saluran pencernaan. Jika Anda merasakan efek samping tersebut, segera
cari pertolongan medis.
Keamanan Ibu Hamil : Kategori C: Belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat
hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi
besarnya risiko terhadap janin.
Trimester ketiga: Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko
terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh
mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi
yang mengancam jiwa.Aspirin dapat terserap ke dalam ASI, jadi
konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai risiko dan
manfaat mengonsumsi aspirin saat menyusui.

Gambaran sediaan

(Gambar) (Gambar)

Tampak Depan Tampak Samping

Nama merek dagang Produsen Harga


Astika, Ikapharmindo Putramas Rp 5.000 - Rp 12.400
Acetosal,
Aptor,
Ascardia,
Aspirin,
Miniaspi

23
Diclofenac

No. Kondisi Patologis Nama Zat Golongan Mekanisme Kerja


Aktif
1 Meredakan nyeri Diclofenac Obat antiinflamasi Cara kerja Natrium diclofenac
dan peradangan nonsteroid adalah dengan menghambat kerja
enzim siklooksigenase (COX).
Enzim ini berfungsi untuk
membantu pembentukan
prostaglandin saat terjadinya luka
dan menyebabkan rasa sakit dan
peradangan. Dengan menghalangi
kerja enzim COX, prostaglandin
lebih sedikit diproduksi, yang
berarti rasa sakit dan peradangan
akan mereda.

No. Nama Zat Aktif Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan


1. Diclofenac Tablet 25 mg, 50 mg
 Supositoria  25 mg, 50 mg, 75 mg

Pembahasan Obat-Obatan

Natrium diklofenat tablet 50 mg


Indikasi :
Meredakan nyeri dan mengurangi inflamasi pada pasien Rematoid Atritis akut dan
kronis, nyeri pada tulang, spondilitis ankilosa.

Dosis :

Dewasa dan Anak diatas 12 tahun : 1 tablet, 2 sampai 3 kali per hari.

Aturan pemakaian :
Sesudah makan

24
Perhatian:

 Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap diclofenac
(termasuk semua bentuk garamnya), riwayat reaksi alergi (bronkospasme, shock,
rhinitis, urtikaria) setelah penggunaan aspirin atau NSAID lainnya (misalnya,
ibuprofen, celecoxib).

 Pasien yang akan atau telah menjalani operasi by-pass jantung sebaiknya jangan
menggunakan obat ini.

 Obat ini juga dikontraindikasikan untuk pasien yang memiliki masalah ginjal, hati,
atau radang / tukak pada lambung atau usus.

 Kontraindikasi untuk pasien yang sedang hamil terutama di 3 bulan terakhir.

 NSAID termasuk Natrium diclofenac tidak boleh diberikan untuk penderita demam
berdarah, karena menginduksi kebocoran kapiler dan gagal jantung.

 Jangan diberikan untuk penderita penyakit jantung iskemik, penyakit arteri perifer,
penyakit cerebrovascular, dan gagal jantung kongestif.

Kontrakindikasi :

Penderita yang hipersensitif terhadap diklofenac atau yang menderita asma, urtikaria
atau pada pemberian aspirin atau NASIA lain. Penderita tukak lambung.

Efek Samping :

Radang lambung, tukak lambung, nyeri perut, mual, pusing, konstipasi, nyeri dada,
peningkatan risiko terkena serangan jantung dan stroke.
Keamanan Ibu Hamil :
Kategori C (FDA) untuk usia gestasi <30 minggu: studi reproduksi pada hewan
menunjukkan efek buruk pada fetus, namun belum ada cukup bukti ilmiah pada fetus
manusia.
Kategori D (FDA) untuk usia gestasi >30 minggu: terdapat bukti positif mengenai risiko
terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar
dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.

25
Gambaran sediaan

Tanpak dari depan Tampak Samping

Nama merek dagang Produsen Harga


Cataflam Novartis Rp. 67.500

Fenavel Novell Rp. 3.500

Natrium Diklofenak Kimia Farma Rp. 15.500

26
Naproxen

No. Kondisi Patologis Nama Zat Aktif Golongan Mekanisme Kerja


1 Nyeri dan radang Naproksen Antiinflamasi Menghambat produksi senyawa
pada reumatoid nonsteroid (OAINS) prostaglandin dalam tubuh,
artritis yakni senyawa yang dilepaskan
tubuh yang menyebabkan reaksi
peradangan seperti nyeri.

No. Nama Zat Aktif Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan


1. Naproksen Tablet 500 mg

Pembahasan Obat-Obatan

Naproxen tablet 500 mg


Indikasi :
Nyeri dan radang pada reumatoid artritis (termasuk juvenil arthritis) dan gangguan
otot skelet lainnya; dismenorea; gout akut.

Dosis :

Dewasa: Dosis awal 500 mg, kemudian 250 mg setiap 6-8 jam per hari. Dosis
maksimal hari pertama 1250 mg dan 1000 mg hari-hari berikutnya. Lansia: Tidak
bisa dipastikan, harus sesuai petunjuk dokter. Anak-anak (Juvenile idiopathic
arthritis): >5 tahun 10 mg/kg berat badan, 2 kali sehari setiap 12 jam. Dosis
maksimal 1000 mg

Perhatian:

 Pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular atau faktor risiko untuk


penyakit kardiovaskular.

 Riwayat perdarahan GI atau ulkus peptikum, retensi cairan atau gagal jantung.

 Gangguan ginjal dan hati.

 Kehamilan dan menyusui

Kontrakindikasi:

27
Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis seperti:
 Hipersensitivitas terhadap naproxen, aspirin atau NSAID lainnya.
 Pengobatan nyeri perioperatif dalam pengaturan operasi CABG.
 Riwayat asma, urtikaria, reaksi tipe alergi.
 Gangguan ginjal berat

Efek Samping :

 Pusing

 Mual dan muntah

 Sakit perut

 Pandangan kabur

 Diare atau konstipasi


Keamanan Ibu Hamil :
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping
terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya
boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin. Naproxen dapat diserap ke dalam ASI. Bagi ibu menyusui,
disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum
mengonsumsi obat ini

Gambaran sediaan

28
Tanpak dari depan Tampak
Samping

Nama merek dagang Produsen Harga


Xenifar PT. Murni Aik Sukses Rp. 16.500

Alif 500 PT.Tampo Rp. 27.500

29
No Kondisi Patologis Nama Zat Golongan Mekanisme Kerja
Aktif
1 Meredakan nyeri dan Celecoxib Antiinflamasi Bekerja dengan menghambat
bengkak pada kondisi, nonsteroid (OAINS) enzim cyclooxygenase-2 (COX-2)
seperti rheumatoid jenis COX-2 inhibitor. yang bertugas memproduksi
arthritis, osteoarthritis, a prostaglandin. Penurunan kadar
nkylosing spondylitis, prostaglandin akan berdampak
atau nyeri saat pada berkurangnya rasa nyeri dan
menstruasi. bengkak akibat peradangan.

No. Nama Zat Aktif Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan


1. Celecoxib Kapsul 100 mg, 200 mg

Pembahasan Obat-Obatan

Celecobix kapsul 100 mg


Indikasi :

 Untuk mengobati rasa sakit dan peradangan akibat osteoarthritis, rheumatoid


arthritis, ankylosing spondylitis, nyeri akut pada orang dewasa, nyeri haid, dan
arthritis juvenile rheumatoid pada anak usia ≥ 2 tahun.

 Sebagai pereda nyeri pasca operasi, celebrex (celecoxib) memiliki efektivitas


yang hampir sama dengan ibuprofen.

 Celecoxib memiliki efek samping pada saluran pencernaan yang lebih kecil
dibandingkan NSAID non selektif. Hal ini membuat obat ini dipilih untuk
penggunaan obat pereda nyeri pada orang yang membutuhkan obat secara
teratur dan jangka panjang. Pada penggunaan jangka pendek dan untuk orang-
orang yang tidak terlalu rentan terhadap efek samping pada saluran
pencernaan, penggunaan celecoxib tidak memberikan kelebihan dibandingkan
obat-obat NSAID lain. Kecuali jika pasien memiliki reaksi alergi terhadap obat
NSAID tertentu.

30
 Celecoxib digunakan dalam pengobatan polip turun-temurun di usus besar dan
dubur, tetapi tidak diketahui apakah itu menurunkan tingkat kanker, sehingga
bukan obat pilihan yang baik untuk tujuan ini.

Dosis :
 Osteoarthritis dan ankylosing spondylitis: 200 mg diberikan sebanyak 1
kali/hari atau 100 mg diberikan sebanyak 2 kali/hari.
 Rheumatoid arthritis: 100-200 mg diberikan sebanyak 2 kali/hari.
 Nyeri akut: Dosis awal 400 mg/hari dapat ditambah 200 mg/hari, jika
diperlukan. Pada hari berikutnya 200 mg/hari diberikan sebanyak 2
kali/hari. Maksimal pemberian 7 hari

Perhatian:

 Jangan menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki fungsi hati dan ginjal
yang buruk, sedang atau pernah memiliki sakit jantung.

 Celebrex (celecoxib) sebaiknya digunakan setelah makan atau bersama


makanan atau susu

 Jika pasien menderita hipertensi tekanan darah harus dipantau selama


pengobatan.

 Karena NSAID dapat menyebabkan retensi cairan dan edema, perhatian harus
diberikan pada pasien dengan gagal jantung atau yang sudah pernah mengalami
retensi cairan.

 Pasien harus cukup terhidrasi (cukup cairan) sebelum menggunakan celebrex


(celecoxib).

 Celebrex (celecoxib) dapat menyebabkan pusing atau mengantuk, yang akan


lebih buruk jika pasien juga mengkonsumsi alkohol. Jangan mengemudi atau
menyalakan mesin selama pemakaian obat.

 Penggunaan pada pasien lanjut usia harus lebih hati-hati karena mereka lebih
sensitif terhadap efek obat ini, terutama perdarahan perut dan masalah ginjal.

 Jumlahnya dalam air susu ibu (ASI) terlalu kecil untuk menimbulkan efek yang
membahayakan, namun lebih baik dihindari kecuali sangat dibutuhkan

31
Kontraindikasi:

 Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap


celecoxib.

 Pasien yang telah menunjukkan reaksi alergi pada sulfonamid, sebaiknya


tidak menggunakan obat ini.

 Pasien yang akan atau telah menjalani operasi by-pass jantung sebaiknya
jangan menggunakan celebrex (celecoxib) atau NSAID lainnya.

 Tidak boleh diberikan kepada pasien yang menderita asma, urtikaria, atau
reaksi alergi lain terhadap aspirin atau NSAID lainnya.

 Tidak boleh dikombinasikan dengan NSAID lain atau obat-


obat kortikosteroid, karena bisa meningkatkan resiko perdarahan saluran
pencernaan.

 Seperti NSAID lainnya, mulai dari 30 minggu kehamilan, celebrex


(celecoxib) harus dihindari karena dapat menyebabkan penutupan dini duktus
arteriosus.

Efek Samping :

 Pusing
 Perut kembung
 Sakit maag
 Mual
 Muntah
 Diare atau sembelit

Keamanan Ibu Hamil :

Kategori D pada usia kehamilan ≥30 minggu:


Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat
yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi
situasi yang mengancam jiwa. Celecoxib dapat terserap ke dalam ASI. Jangan
menggunakan obat ini ketika sedang menyusui tanpa berkonsultasi dengan dokter

32
Gambaran sediaan

Tanpak dari depan Tampak


Samping

Nama merek dagang Produsen Harga


Celebrex100 MG Pfizer Rp. 132.500

Rp132.588

Novexib 200 mg Novell Rp. 270.000

33
Etoricobix

No Kondisi Patologis Nama Zat Golongan Mekanisme Kerja


Aktif
1 Meredakan nyeri dan Etoricobix Obat antiinflamasi Bekerja dengan cara menghambat
pembengkakan pada nonsteroid (OAINS) enzim yang
penderita osteoarthritis, memproduksi prostaglandin, yaitu
rheumatoid arthritis, senyawa yang dilepas tubuh ketika
ankylosing mengalami cedera dan
spondylitis, atau radang menyebabkan peradangan.
sendi akibat penyakit
asam urat.

No. Nama Zat Aktif Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan


1. Etoricobix Tablet salut selaput 90 mg.120 mg

Pembahasan Obat-Obatan

Etoricobix tablet 120 mg


Indikasi :
Berfungsi untuk meredakan nyeri dan pembengkakan pada penderita osteoarthritis,
rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis, atau radang sendi akibat penyakit asam
urat.

Dosis :

 Kondisi: Ankylosing spondylitis dan rheumatoid arthritis


Dosis: 60–90 mg, sekali sehari.

 Kondisi: Osteoarthritis
Dosis: 30–60 mg, sekali sehari.

34
 Kondisi: Radang sendi akut akibat penyakit asam urat
Dosis: 120 mg, sekali sehari, dengan durasi pengobatan maksimal 8 hari.

 Kondisi: Nyeri dan peradangan setelah operasi gigi


Dosis: 90 mg, sekali sehari, dengan durasi pengobatan maksimal 3 hari.

Perhatian:

 Gangguan hati ringan sampai sedang


 Gagal jantung
 Hipertensi
 Kehamilan

Kontraindikasi:

 Hipersensitivitas terhadap etoricoxib


 Ulkus/perdarahan gastrointestinal aktif
 Gagal jantung sedang sampai berat
 Penyakit jantung iskemik
 Penyakit serebrovaskular
 Hipertensi tidak terkontrol
 Riwayat alergi terhadap aspirin, NSAID, dan COX-2 inhibitor
 Gangguan ginjal dan hati
 Ibu menyusui
 Anak di bawah 16 tahun

Efek Samping :
 Mual
 Muntah
 Esofagitis
 Nyeri perut
 Sakit maag
 Diare

35
 Konstipasi
 Pembengkakan pada tungkai, pergelangan, dan telapak kaki
 Hipertensi
 Pusing
 Sariawan
Keamanan Ibu Hamil :
Kategori N: Belum dikategorikan.Bagi ibu hamil dan ibu menyusui, jangan menggunakan
etoricoxib tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Gambar

Tanpak dari depan Tampak Samping

36
Nama merek dagang Produsen Harga
Etoricobix 120 mg Novell Rp. 95.000

Arcoxia 60 mg MSD Rp. 477.000

Etorvel 60 mg Novell Rp. 8.000

2.3.2 Obat Antiinflamasi Steroid

No Kondisi Nama Zat Golongan Mekanisme Kerja


Patologis Aktif
1. meredakan Asam Obat Asam mefenamat mengikat
nyeri ringan mefenamat antiinflamasi reseptor prostaglandin sintetase
hingga nonsteroid COX-1 dan COX-2
sehinggamenghambat sintesis
prostaglandin. Prostaglandin
berperan sebagai mediator
utama peradangan,oleh karena
dihambat maka nyeri akan
berkurang atau hilang.

No. Nama Zat Aktif Bentuk Sediaan Kekuatan


Sediaan

37
Asam mefenamat Tablet 200mg dan
500mg
Sirup 50mg/5ml

Pembahasan Obat-Obatan
Indikasi :
Obat ini digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang seperti sakit kepala, sakit gigi,
nyeri haid, nyeri akibat trauma, nyeri pada otot dan nyeri sesudah operasi.
Dosis;
Dosis dewasa dan anak usia lebih dari 14 tahun : Dosis awal 500 mg, kemudian dilanjutkan 250
mg tiap 6 jam, sesuai dengan kebutuhan.

Aturan pakai :
Diberikan sesudah makan atau bersama dengan makan

Kontraindikasi ;
Pasien yang hipersensitif terhadap asam mefenamat. Penderita yang dengan aspirin mengalami
bronkospasme, alergi rhinitis dan urtikaria. Penderita dengan tukak lambung dan usus. Penderita
dengan gangguan ginjal yang berat
Perhatian :
HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Pasien dengan gangguan atau faktor resiko
kardiovaskular, gangguan hati dan ginjal, ibu hamil dan menyusui. Kategori Kehamilan : C
Efek Samping :
 Hilang nafsu makan
 Sariawan
 ual dan muntah
 Sakit maag
 Diare
 Gangguan pencernaan
 Ruam pada kulit
 Sakit kepala

38
 Kelelahan dan mengantuk
 Tinnitus
Lihat lebih lanjut mengenai:
 Dismenore
 Nyeri Sendi
 Pseudogout

Keamanan Ibu Hamil :


Asam mefenamat ditetapkan untuk kategori kehamilan C oleh FDA. Karena non steroidal anti-
inflammatory drugs (NSAID) diketahui menyebabkan penutupan dini ductus
arteriosus, penggunaan asam mefenamat pada akhir kehamilan tidak dianjurkan. Maka, asam mef
enamattidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui
Gambaran sediaan

( Gambar) (gambar)

39
Tampak depan Tamapak
samping

Nama merk dagang Produsen Harga


Postan Pfizer Rp 8.500
Tifestan forte Balatif Rp 3.000
Mefinal 250 SAMBE Rp 5.800-10.000

40
N Kondisi Patologis Nama Zat Golonga Mekanisme
o Aktif n Kerja
1. Indometha Obat
Mengatasi nyeri dan peradangan sedang cin Anti- Indometasin
sampai berat pada kasus reumatik dan inflamasi diabsorbsi
gangguan muskuloskeletal akut Nonstero melalui
id pemberian
(OAINS) secara oral,
indometasin
terikat pada
protein
plasma.
Metabolisme
nya terjaga
dihati dan
dieksresikan
dalam bentuk
asal maupun
metabolit
melalui urin
dan empedu.
Wktu paruh
plasma kira-
kira 2-4jam.

No. Nama Zat Aktif Bentuk Sediaan Kekuatan


Sediaan
Indomethacin kapsul, 25mg
suppositoria

41
salep
10%

Pembahasan Obat-Obatan
Indikasi :
nyeri dan peradangan sedang sampai berat pada kasus reumatik dan gangguan
muskuloskeletal akut lainnya; gout akut; dismenorea, penutupan duktus arteriosus
Dosis ;
Tujuan: Meredakan nyeri pada akibat gangguan otot dan sendi
Sediaan: Obat minum (kapsul)
 Dewasa: 25 mg, 2–3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 150–200 mg
per hari
Sediaan: Obat suppositoria
 Dewasa: 100 mg, 1 kali sehari, dimasukkan ke dalam anus pada malam hari. Jika
diperlukan, dosis dapat diulang kembali pada pagi hari
Tujuan: Mengobati nyeri haid (dismenore)
Sediaan: Obat minum
 Dewasa: 75 mg per hari
Tujuan: Meredakan nyeri pada penyakit asam urat (gout)
Sediaan: Obat minum
Dewasa: 150–200 mg per hari dibagi ke dalam beberapa dosis
Tujuan: Mencegah pengecilan pupil (miosis) saat operasi mata
Sediaan: Obat tetes mata
 Dewasa: 4 tetes, 1 hari sebelum operasi dan 3 jam sebelum operasi
Tujuan: Mencegah nyeri setelah operasi mata (photorefractive keractetomy)
Sediaan: Obat tetes mata
 Dewasa: 1 tetes 4 kali sehari, selama beberapa hari

Aturan pakai :

42
Gunakan indometacin sesuai dengan saran dokter dan baca informasi pada kemasan.
Indomethacin dalam bentuk kapsul sebaiknya ditelan bulat-bulat pada saat atau setelah
makan untuk mencegah timbulnya efek samping, seperti gangguan pencernaan.

Kontraindikasi ;
1. Pasien yang hipersensitif terhadap obat ini
2. Asma
3. Urtikaria
4. Pasien yang memiliki riwayat alergi dengan obat NSAID
Perhatian :
 Depresi mental atau gangguan kejiwaan lainnya
 Infeksi yang cukup terkontrol.
 Gangguan hati dan ginjal
 Kehamilan dan menyusui
Konsumsi obat ini tidak disarankan jika mempunyai kondisi medis, seperti:
 Hipersensitivitas
 Neonatus dengan penyakit jantung kongenital.
Efek Samping
Saluran cerna berupa abdomen, diare,pendarahan lambung dan pankreatitis. Sakit
kepala, depresi dan rasa bingung. Indometasin juga menyebabkan agranulositosis,
anemia aplastik dan trombositopenia.
Keamanan Ibu Hamil :
Kategori C untuk usia kehamilan ≤30 minggu:Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol
pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya
risiko terhadap janin.
Kategori D untuk usia kehamilan ≥30 minggu:
Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang
diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang
mengancam jiwa.

43
Indomethacin dapat terserap ke dalam ASI. Jangan menggunakan obat ini tanpa
berkonsultasi dengan dokter.

Gambaran sediaan (
Gambar)
(Gambar)

Tampak Depan
Tampak Samping

Nama merk dagang Produsen Harga


Dialon PT.Elsai indonesia Rp67.300

No Nama zat aktif Bentuk sediaan Kekuatan sediaan


1 Prednison Tablet dan kaplet 5mg

Pembahasan obat-obatan

44
(Jenis sediaan) (Nama zat aktif) (kekuatan sediaan)

Tablet prednison 5mg

Indikasi :Prednison adalah obat untuk mengurangi peradangan


pada alergi,penyakit autoimun,penyakit persendiaan dan
otot,serta penyakit kulit.

Dosis :Dewasa :1-4 tablet sehari atau menurut petunjuk dokter

Aturan Konsumsi :3x sehari

Kontraindikasi :Penderita hipersensitif terhadap obat ini. Peptic


uler,active tuberculosis, osteoporosis, gangguan saraf,
gangguan ginjal, jantung dan infeksi fungsi sistematik.

Perhatian :Harus dengan resep dokter.

Efek samping :Mual,muntah,mulas,keringat berlebih,jerawat,sulit tidur,


penurunan nafsu makan.

Keamanan ibu hamil : Kategori C : studi pada binatang percobaan


memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin,
namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Gambaran sediaan

Nama merk dagang Produsen Harga


Inflason PT.BERLICO MULIA Rp.50.000
FARMA

45
Nama zat aktif Bentuk sediaan Kekuatan sediaan
Prednisolon Tablet,krim,salep,tetes 5mg
mata,salep
mata,suppositoria

Pembahasan obat-obatan

(jenis sediaan (nama zat aktif) (kekuatan sediaan)

Tablet Prednisolon 5mg

Indikasi :Prednisolon adalah obat yang kortikosteroid yang digunakan


untuk mengatasi sejumlah kondisi,seperti penyakit autoimun
(misalnuya:sarkoidosis, lupus), asma, radang usus (misalnya:
penyakit Chron,kolitis ulseratif), penyakit otot dan persendian,
alergi, serta sebagian jenis kanker.

Dosis : 5mg

Aturan konsumsi :3xsehari

Kontraindikasi :Infeksi sistemik(kecuali kalau diberikan pengobatan microbial


spesifik),hindari pemberian vaksin virus hidup pada pemberian
dosis imunosupresif (respon serum antibodi berkurang)

Perhatian :Beritahukan dokter anda mengenai riwayat penyakit anda


sebelumnya,terutama bila anda mimiliki riwayat atau kondisi
berikut :

 Pa sien dengan hipotiroidisme


 Sirosis
 Supresi adrenal dan infeksi
 Kulit rusak atau terinfeksi (hati-hati pada pemakaian
topikal)
 Tidak untuk diterapkan di area yang luas di bawah
dressing oklusif
 Dapat menyebabkan retardasi pertumbuhan ireversibel,
glaukoma, dan perforasi kornea.

Efek samping :Peningkatan berat badan,radang kerongkongan (esofagus)


menstruasi tidak teratur, rentan terkena infeksi, insomnia,
kejang,vertigo,urtikaria dan pembesaran organ hati

Keamanan ibu hamil: Kategori C:Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan efek
buruk terhadap janin dan tidak ditemukan studi yang memadai

46
pada manusia. Namun, mengingat efektifitasnya, penggunaannya
dapat dipertimbangkan pada wanita hamil sekalipun berisiko.

Gambaran sediaan

Nama merk dagang Produsen Harga


Lupred 5 PT.Pratapa Nirmala Rp.3.777
Nama zat aktif Bentuk sediaan Kekuatan sediaan
Kartison Tablet, Salep, Kream 0,75 mg
Lotion serta suntik

Pembahasan obat-obatan

(Jenis sediaan) (Nama zat aktif) (Kekuatan sediaan)

Indikasi :

untuk mengobati kondisi seperti artritis, gangguan darah,


hormon,sistem imun, reaksi alergi, kondisi-kondisi kulit dan mata
tertentu, masalah pernapasan, dan kanker-kanker tertentu.

Dosis :

dosis orang dewasa 25 mg hingga 300 mg per hari oral atau IM,
terbagi

dalam 1 hingga 2 dosis

Aturan komsumsi :

47
3 – 4 kali sehari

Kontraindikasi :

Hipersensitivitas; infeksi serius (kecuali syok septik atau


meningitis tuberkulosis); vaksin virus.

a. Hipersensitivitas

b. infeksi serius (kecuali syok septik atau meningitis


tuberkulosis)

Perhatian :

a. Gagal jantung kongestif, supresi/infeksi adrenal, perforasi


kornea, riwayat miopati steroid, riwayat hipertensi , diabetes
melitus, epilepsi, glaukoma, hipotiroidisme, gagal hati,
ulserasi peptikum, gangguan afektif berat gangguan ginjal
b. Anak-anak dan remaja, lanjut usia.
c. Miastenia gravis, terapi berkepanjangan (>5 hari), sirosis,
osteoporosis, gangguan tromboemboli.
d. Kehamilan dan menyusui.

Efek samping :

 Insomnia
 Gugup
 Nafsu makan meningkat
 Gangguan pencernaan
 Hirsutisme
 Diabetes mellitus
 Artralgia
 Katarak
 Glaukoma

48
 Epistaksis
 Alkalosis
 Sindrom Cushing
 Delirium
 Edema
 Euforia
 Patah tulang
 Halusinasi
 Reaksi hipersensitivitas
 Hipertensi
 Hipokalemia
 Pengecilan otot
 Myalgia
 Osteoporosis
 Pankreatitis
 Tukak lambung
 Hipofisis-adrenal
 Pseudotumor cerebri
 Psikosis
 Kejang
 Atrofi kulit
 Esofagitis ulseratif

Keamanan ibu hamil :

Terbukti menimbulkan resiko terhadap janin manusia, tetapi


besarnya manfaat yang diperoleh jika digunakan pada wanita
hamil dapat dipertimbangkan.

Mekanisme kerja :

Menguranggi respon pertahanan alami tubuh untuk meredahkan

49
Gejala pembengkakan dan reaksi alergi

Tampak Depan tampak samping

Nama merk dagang Produsen harga


Cortone acetate Generik Rp35.000

Gabar Sediaan

(Gambar) (Gambar)

Nama zat aktif Bentuk sediaan Kekuatan sediaan


Metilprednisolon ablet, kablet, 4 mg

Pembahasan obat-obatan

50
(Jenis sediaan) (Nama zat aktif) (kekuatan sediaan)

Indikasi :

di gunakan dalam penanganan penyakit paru obstruksi kronik,


croup, radang sendi, lupus, psoriasis, colitis ulcerosa, lalergi,
gangguan fungsi kelenjar endokrin, gangguan lain pada kulit,
mata, paru, lambung, sistem saraf dan juga sel darah.

Dosis :

Dosis dewasa: 2-60 mg per hari, terbagi menjadi 1-4 kali


pemberian, tergantung jenis penyakit yang sedang diobati.
Dosis anak-anak ; 0,5-1,7 mg/kgBB per hari. Pemberian obat
dilakukan tiap 6-12 jam
Aturan komsumsi :

Dewasa dan anak ≥12 tahun : sehari 4-48 mg sebagai dosis


tunggal atau dosis bagi, tergantung jenis dan berat ringannya

Kontraindikasi :

Pny. Virus akut serta peradangan jamur sistematik, tukak duo


denum dan peptik, osteoporosis para, pasien sedang di imunisasi,
bayi prematur, pasien hipersensitif terhadap komponen obat.

Perhatian :

 Hindari menggunakan obat ini jika Anda sedang menderita


infeksi jamur.
 Harap berhati-hati menggunakan obat ini jika Anda sedang
menderita diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati,
penyakit jantung, osteoporosis, hipotiroidisme, glaukoma,
katarak, dan TBC.
 Beri tahu dokter jika Anda pernah menderita peradangan usus,
gangguan pembekuan darah, depresi, psikosis, dan kejang.

51
 Hindari melakukan vaksinasi selama Anda menjalani pengobatan
dengan methylprednisolone. Beberapa jenis vaksin, seperti vaksin
MMR, vaksin polio, dan vaksin influenza, dapat berkurang
efektivitasnya selama Anda mengonsumsi obat ini.
 Beri tahu dokter jika akan menjalani operasi dalam waktu dekat.
Dokter dapat menyesuaikan dosis methylprednisolone hingga
meminta Anda untuk menghentikan konsumsi
methylprednisolone untuk sementara.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.

Efek samping :

 Lebih mudah terkena infeksi


 Naiknya kadar gula dalam darah
 Mual dan muntah
 Sakit kepala
 Nafsu makan menurun
 Sulit tidur
 Keringat berlebih
 Sakit maag
 Nyeri otot
 Gangguan emosi dan suasana hati, seperti mudah marah.

Keamanan ibu hamil :

Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping


terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan
melebihi besarnya risiko terhadap janin. Methylprednisolone dapat
terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan
menggunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter.

52
Mekanisme kerja :

dengan menekan sistem imun, sehingga tubuh tidak melepas senyawa


kimia yang memicu terjadinya peradangan. Selain lupus dan multiple
sclerosis, beberapa penyakit lain yang dapat menyebabkan reaksi
peradangan adalah rheumatoid arthritis, psoriasis, kolitis ulseratif, dan
Crohn's disease.

Tampak Depan Tampak


Samping

Nama merk dagang Produsen Harga


Grason Grahafarma Rp 85.000

Gambar Sediaan

(Gambar) (Gambar)

53
3 BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

AINS (Anti Inflamasi Non Steroid) adalah suatu golongan obat yang
memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), anti piretik (penurun panas), dan
anti inflamasi (anti radang).Obat ini mempunyai sifat mampu mengurangi
nyeri, demam dengan inflamasi, dan yang disertai dengan gangguan
inflamasi nyeri lainnya.AINS menghambat enzim cyclooxygenase (COX)
sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu. Ibuprofen,
aspirin, naproxen, diclofenac, celecoxib, eterocoxib, indomethacin, asam
mefenamat, piroxicam, meloxicam, ketoprofen, dan dexketoprofen.
Obat kortikosteroid adalah suatu kelompok hormone steroid yang
dihasilkan dibagian korteks kelenjar adrenal sebagai tanggapan atas
hormone adrenokortikotropik (ACTH) yang dilepaskan oleh kelenjar
hipofisis,atau atas angiotensin II. Hidrokortison ,kortison ,kortikosteron
,fludkosteron ,metilprednisolon, prednisone, triamisolon, parametason,
betametason, dan deksametason.

50
DAFTAR PUSTAKA

Priyanto, 2010. Farmakologi Dasar. Leskonfi. Jakarta.

Tjay, T.H,. dan Kirana, R,. 2008. Obat-obat Penting. PT Gramedia. Jakarta.

51

Anda mungkin juga menyukai