Anda di halaman 1dari 15

UNDESCENDED TESTIS (UDT

Pembimbing :
Dr. MARS DWI TJAHJO, Sp. U

Oleh :
DWI VERAYATI ERICH SAMUEL S. MIKE YULIA FANDRI

PENDAHULUAN

Undescendcus

testis

(UDT)

atau

biasa

disebut

Kriptorkismus

merupakan kelainan bawaan genitalia yang paling sering ditemukan pada anak laki-laki. Sepertiga kasus anak-anak dengan UDT adalah bilateral sedangkan dua-pertiganya adalah unilateral. Insiden UDT terkait erat dengan umur kehamilan, dan maturasi bayi. Insiden meningkat pada bayi yang lahir prematur dan menurun pada bayi-bayi yang dilahirkan cukup bulan. Peningkatan umur bayi akan diikuti

dengan penurunan insiden UDT.

DEFINISI
Undescended testis (UDT) adalah suatu kondisi dimana testis tidak

dijumpai pada tempat yang semestinya yaitu di dalam skrotum. Dalam


hal ini mungkin testis tidak mampu mencapai skrotum tetapi masih berada pada jalurnya yang normal, keadaan ini disebut kriptorkismus,

atau pada proses desensus, testis tersesat (keluar) dari jalurnya yang
normal, keadaan ini disebut sebagai testis ektopik.

ETIOLOGI

Mekanisme terjadinya UDT berhubungan dengan banyak faktor (multifaktorial) yaitu : 1. Perbedaaan pertumbuhan relatif tubuh terhadap funikulus spermatikus atau gubernakulum 2. peningkatan tekanan abdomen 3. faktor hormonal: testosteron, MIS, and extrinsic estrogen, 4. Perkembangan epididimis, 5. Perlekatan gubernakular 6. Genito femoral nerve/calcitonin gene-related peptide (CGRP), 7. Sekunder pasca-operasi inguinal yang menyebabkan jaringan ikat.
.

PATOGENESIS
Suhu di dalam rongga abdomen kurang lebih 1-20C lebih tinggi daripada suhu di dalam skrotum, sehingga testis abdominal selalu mendapatkan suhu yang lebih tinggi daripada testis normal; hal ini mengakibatkan kerusakan sel-sel germinal testis. Pada usia 2 tahun, sebanyak 1/5 bagian dari sel-sel germinal testis telah mengalami kerusakan, sedangkan pada usia 3 tahun hanya 1/3 sel-sel germinal yang masih normal. Kerusakan ini makin lama makin progresif dan akhirnya testis menjadi mengecil. Karena selsel Leydig sebagai penghasil hormon androgen tidak ikut rusak, maka potensi potensi seksual tidak mengalami gangguan. Akibat lain yang ditimbulkan dari letak testis yang tidak berada di skrotum adalah mudah terpluntir (torsio), mudah terkena trauma, dan lebih mudah mengalami degenerasi maligna.

Klasifikasi

UDT dikelompokkan menjadi 3 tipe: 1. UDT sesungguhnya (true undescended): testis mengalami penurunan parsial melalui jalur yang normal, tetapi terhenti. Dibedakan menjadi teraba (palpable) dan tidak teraba (impalpable).

2. Testis ektopik: testis mengalami penurunan di luar jalur penurunan yang normal.
3. Testis retractile: testis dapat diraba/dibawa ke-dasar skrotum tetapi akibat refleks kremaster yang berlebihan dapat kembali segera kekanalis inguinalis, bukan termasuk UDT yang sebenarnya.

DIAGNOSIS
Diagnosis UDT dapat ditegakkan dengan : 1.Anamnesa 2.Pemeriksaan Fisik 3.Pemeriksaan Penunjang

1. Anamnesa yang ditanyakan :

Pernahkah testisnya diperiksa, diraba sebelumnya di

skrotum.
Riwayat keluarga tentang UDT, infertilitas, kelainan bawaan genitalia, dan kematian neonatal. tentang prematuritas penderita, penggunaan obatobatan saat ibu hamil, riwayat operasi inguinal.

2. Pemeriksaan Fisik
Penentuan Lokasi Testis Pemeriksaan testis pada anak harus dilakukan dengan tangan yang hangat pada posisi duduk dengan tungkai dilipat atau dalam keadaan rileks pada posisi tidur. Dengan 2 tangan yang hangat dan akan lebih baik bila menggunakan jelly atau sabun, dimulai dari SIAS menyusuri kanalis inguinalis ke-arah medial dan skrotum. Bila teraba testis harus dicoba untuk diarahkan keskrotum, dengan kombinasi menyapu dan menarik terkadang testis dapat didorong ke-dalam skrotum.

otot-otot cremaster diharapkan akan mengalami fatigue; bila testis dapat bertahan di dalam skrotum, menunjukkan testis yang retractile

sedangkan pada UDT akan segera kembali begitu testis dilepas.


Tentukan lokasi, ukuran dan tekstur testis.

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Radiologi ( USG, CT-Scan, MRI )

Laparoskopi

DIAGNOSIS BANDING
1.Retraktil testis 2.Ektopik testis

KOMPLIKASI
1. Neoplasma
2. Infertilitas 3. Torsi testis 4. Hernia inguinalis

PENATALAKSANAAN
1. TERAPI HORMONAL Hormon yang diberikan : Human Chorio Gonadotropic Hormone Luteinizing-Hormone-Releasing-Hormone Gonadotropin releasing hormone (GnRH) 2. TERAPI BEDAH

Orchiopexy

EFEK SAMPING TERAPI HORMONAL


Bertambahnya volume testis Pembesaran penis Meningkatnya rugocity skrotum

Kadang-kadang pertumbuhan rambut pubis

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai