Anda di halaman 1dari 41

INVAGINASI & INTUSUSEPSI

CHICILIA WINDIA TW
PRIA ADHI YAKSA

INTUSUSEPSI

Definisi Intususepsi
Intususepsi adalah proses dimana suatu segmen

usus bagian proksimal masuk ke dalam lumen usus


bagian distalnya sehingga menyebabkan obstruksi
usus dan dapat berakhir dengan strangulasi.
Umumnya bagian yang proksimal (intususeptum)
masuk ke bagian distal (intussussipien).

Epidemiologi Intususepsi
Di Indonesia, angka kejadian intususepsi di RS

wilayah pedesaan dan perkotaan didapatkan angka


yang berbeda, yaitu masing-masing 5,8 dan 17,2 per
tahun.
Anak usia kurang dari 1 tahun dengan puncak usia 48 bulan
: = 9 : 1 (Asia)
Kejadian musiman dengan puncak pada musim
semi, musim panas, dan pertengahan musim dingin

Etiologi Intususepsi

Idiopatik

Kausal

Idiopatik
Penyakit ini sering didahului oleh infeksi
saluran pernapasan atas
Wilayah ileokolika memiliki konsentrasi
tertinggi dari kelenjar getah bening di
mesenterium,

Pembesaran KGB sering dijumpai pada


pasien yang memerlukan operasi

Kausal
inverted Meckels diverticulum
polip usus
Leimioma
Leimiosarkoma
Hemangioma
blue rubber blep nevi
Lymphoma
Duplikasi usus

Patogenesis

Patogenesis

Pembuluh darah mesenterium dari bagian yang

terjepit
mengakibatkan
gangguan venous
return sehingga terjadi kongesti, oedem, hiperfungsi
goblet sel serta laserasi mukosa usus. Hal inilah yang
mendasari terjadinya salah satu manifestasi klinis
intususepsi yaitu BAB darah lendir yang disebut
juga red currant jelly stool.

Faktor-faktor yang dihubungkan dengan terjadinya intususepsi

Terjadi perubahan diet makanan dari cair ke padat

(usia 3-12 bulan)


Rotavirus yang menyebabkan gastroenteritis akut.

Jenis Intusepsi
Suwandi J.Wijayanto E. di Semarang selama 3 tahun

(1981-1983) pada pengamatannya mendapatkan


jenis intususepsi sebagai berikut: Ileo-ileal 25%, ileocolica 22,5%, ileo-ileo-colica 50% dan colo-colica
22,5%.

Gejala
Anak/bayi tiba-tiba menangis kesakitan, kedua kaki

terangkat keatas, penderita tampak kejang dan pucat


menahan sakit, serangan berlangsung beberapa
menit.
Lama serangan 2-3 menit, berulang dengan jarak 1520 menit.
Muntah berisi cairan makanan
Sesudah beberapa kali serangan, anak lelah
kemudian tidur, sampai datang serangan kembali.

Gejala
Defekasi

feses biasa kemudian berubah feses


bercampur darah dan lendir.
Kemudian defekasi hanya darah segar dan lendir
Red currant jelly stool dijumpai sesudah 6-8 jam
serangan sakit yg pertama kali.

Jika sumbatan blm total perut belum kembung dan

tidak tegang teraba gumpalan usus, massa tumor


curved sausage pada perut kanan atas, bawah/ tengah,
kiri bawah.
Tumor lebih mudah teraba saat terdapat peristaltik,
sedangkan perut kanan bawah kosong dances sign
akibat caecum dan kolon naik keatas ikut proses
intusepsi.

18-24 jam serangan sakit pertama , partial sumbatan total.


Dijumpai tanda obstruksi (perut kembung dengan gambaran

peristaltik usus yang jelas, muntah warna hijau dan


dehidrasi)
Perut kembung massa tumor tdk teraba defekasi darah
dan lendir jika berlanjut akan muntah feses, demam
tinggi, asidosis, toksis, & terganggu aliran arteri.
Pada segmen yang terlibat menyebabkan nekrosis usus,
gangren, perforasi, peritonitis umum, shock dan
kematian.

Pemeriksaan RT
Tonus sphincter melemah, mungkin invaginat dapat

diraba berupa massa seperti portio


Bila jari ditarik, keluar darah bercampur lendir

Diagnosis (trias)
Nyeri perut yang datangnya secara tiba-tiba, nyeri

bersifat hilang timbul. Nyeri menghilang selama 1020 menit, kemudian timbul lagi serangan baru.
Teraba massa tumor di perut bentuk curved

sausage pada bagian kanan atas, kanan bawah, atas


tengah, kiri bawah atau kiri atas.
Buang air besar campur darah dan lendir yang

disebut red currant jelly stool.

The Brighton Collaboration Intussuseption Working Group

Kriteria mayor

Kriteria minor

1. Bukti obstruksi usus


1. Bayi laki-laki kurang dari 1
2. Gambaran invaginasi usus
tahun.
(USG/CT Scan)
2. Nyeri abdomen.
3. Red currant jelly
3. Muntah.
4. Lethargy.
5. Pucat.
6. Syok hipovolemi.
7. Foto
abdomen
yang
menunjukkan
abnormalitas
tidak spesifik.

Pengelompokkan tingkat pembuktian berdasarkan The


Brighton Collaboration Intussuseption Working Group
Level 1 Definite (ditemukannya satu kriteria di bawah ini)

Kriteria Pembedahan Invaginasi usus yang ditemukan saat


pembedahan

Kriteria Radiologi Air enema atau liquid contrast


enema menunjukkan invaginasi dengan manifestasi spesifik yang
bisa dibuktikan dapat direduksi oleh enema tersebut.

Kriteria Autopsi Invagination dari usus

Pengelompokkan tingkat pembuktian berdasarkan The


Brighton Collaboration Intussuseption Working Group
Level 2 Probable (salah satu kriteria di bawah)

Dua kriteria mayor

Satu kriteria mayor dan tiga kriteria minor

Level 3 Possible

Empat atau lebih kriteria minor

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan

lab : didapatkan abnormalitas


elektrolit yang berhubungan dengan dehidrasi,
anemia dan atau peningkatan jumlah leukosit
(leukositosis >10.000/mm3).

Pemeriksaan radiologi
Foto polos abdomen
Didapatkan distribusi udara

di dalam usus tidak merata,


usus terdesak ke kiri atas,
bila telah lanjut terlihat
tanda-tanda obstruksi usus
dengan gambaran air fluid
level. Dapat terlihat free
air bila terjadi perforasi

Gambaran foto polos abd. Anak usia 3 thn dgn intusepsi caecum (a). Posisi
supinasi memperlihatkan gambaran gas usus non obstruktif. Colon ascendens dan
caecum sulit diidentifikasi dgn pasti (b). Posisi decubitus memperlihatkan colon
ascendens lebih jelas (tanda panah). Setelah dikonfirmasi dgn barium enema,
anak ini diketahui mengalami intususepsi caecal.

Barium enema
Dikerjakan

untuk tujuan
diagnosis dan terapi, untuk
diagnosis dikerjakan bila
gejala-gejala
klinik
meragukan. Pada barium
enema
akan
tampak
gambarancupping,
coiled
spring appearance

USG Abdomen
Pada tampilan transversal USG, tampak konfigurasi

usus berbentuk target atau donat yang terdiri dari


dua cincin echogenisitas rendah yang dipisahkan
oleh cincin hiperekoik, tidak ada gerakan pada donat
tersebut dan ketebalan tepi lebih dari 0,6 cm.
Ketebalan tepi luar lebih dari 1,6 cm menunjukkan
perlunya intervensi pembedahan.
Pada tampilan logitudinal tampak pseudokidney
signyang timbul sebagai tumpukan lapisan
hipoekoik dan hiperekoik.

CT Scan
Intususepsi

yang digambarkan pada CT scan


merupakan gambaran klasik seperti pada USG
yaitu target sign. Intususepsi temporer dari usus
halus dapat terlihat pada CT maupun USG, dimana
sebagian besar kasus ini secara klinis tidak signifikan

Diagnosa Banding
Gastroenteritis, bila diikuti dengan intususepsi dapat ditandai jika

dijumpai perubahan rasa sakit, muntah dan perdarahan.


Divertikulum Meckel, dengan perdarahan, biasanya tidak ada rasa nyeri.
Disentri amoeba, disini diare mengandung lendir dan darah, serta adanya

obstipasi, bila disentri berat disertai adanya nyeri di perut, tenesmus dan
demam.
Enterokolitis, tidak dijumpai adanya nyeri di perut yang hebat.
Prolapsus recti atau Rectal prolaps, dimana biasanya terjadi berulang kali

dan pada colok dubur didapati hubungan antara mukosa dengan kulit
perianal, sedangkan pada intususepsi didapati adanya celah.

Penatalaksanaan
NGT
Rehidrasi cairan
Catater urine
Lab darah lengkap dan elektrolit

Tindakan non operative


HydrostaticReduction
Masukkan kateter yang telah dilubrikasi ke dalam

rectum dan difiksasi kuat diantara pertengahan


bokong.
Pengembangan balon kateter kebanyakan dihindari

oleh para radiologis sehubungan dengan risiko


perforasi dan obstruksi loop tertutup

Tindakan non operative


HydrostaticReduction
Pelaksanaannya memperhatikan Rule of three yang terdiri atas:

(1) reduksi hidrostatik dilakukan setinggi 3 kaki di atas pasien; (2)


tidak boleh lebih dari 3 kali percobaan; (3) tiap percobaan masingmasing
tidak
boleh
lebih
dari
3
menit.
Pengisian dari usus dipantau dengan fluoroskopi dan tekanan

hidrostatik konstan dipertahankan sepanjang reduksi berlangsung.


Reduksi hidrostatik telah sempurna jika media kontras mengalir

bebas melalui katup ileocaecal ke ileum terminal. Reduksi berhasil


pada rentang 45-95% dengan kasus tanpa komplikasi.

Tindakan non operative


Pneumatic Reduction
Sebuah kateter yang telah dilubrikasi ditempatkan

ke dalam rectum dan direkatkan dengan kuat.


Sebuah manometer dan manset tekanan darah

dihubungkan dengan kateter, dan udara dinaikkan


perlahan hingga mencapai tekanan 70-80 mmHg
(maksimum 120 mmHg) dan diikuti dengan
fluoroskopi. Kolum udara akan berhenti pada bagian
intususepsi, dan dilakukan sebuah foto polos.

Tindakan non operative


Pneumatic Reduction
Jika tidak terdapat intususepsi atau reduksinya berhasil, udara

akan teramati melewati usus kecil dengan cepat. Foto lain


selanjutnya dibuat pada sesi ini, dan udara akan dikeluarkan
duluan sebelum kateter dilepas.
Untuk melengkapi prosedur ini, foto post reduksi (supine

dandecubitus/upright views) harus dilakukan untuk


mengkonfirmasi ketiadaan udara bebas.
Reduksi yang sulit membutuhkan beberapa usaha lebih.

Penggunaan glucagon (0.5 mg/kg) untuk memfasilitasi relaksasi


dari usus memiliki hasil yang beragam dan tidak rutin dikerjakan.

Tindakan operatif
Apabila

diagnosis
intususepsi
yang
telah
dikonfirmasi oleh x-ray, mengalami kegagalan
dengan terapi reduksi hidrostatik maupun
pneumatik, ataupun ada bukti nyata akan peritonitis
difusa, maka penanganan operatif harus segera
dilakukan

Tindakan operatif

Tindakan operatif

Komplikasi
Obstruksi usus
Dehidrasi
Aspirasi dari emesis
Iskemia dan nekrosis usus
Perforasi, sepsis
Short bowel syndrome

Prognosis
Mortalitas secara signifikan lebih tinggi (lebih dari

sepuluh kali lipat dalam kebanyakan studi) pada bayi


yang ditangani 48 jam setelah timbulnya gejala
daripada bayi yang ditangani dalam waktu 24 jam
setelah onset pertama(8). Angka rekurensi dari
intususepsi untuk reduksi nonoperatif dan operatif
masing-masing rata-rata 5% dan 1-4%

Anda mungkin juga menyukai