Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

INTUSUSEPSI

Disusun oleh : Astridya Nabilah


Definisi
• Intususepsi merupakan salah satu kegawatdaruratan yang umum pada anak dimana adanya suatu
proses dimana suatu segmen usus bagian proksimal masuk ke dalam lumen usus bagian distalnya
 obstruksi usus & dapat menjadi strangulasi yang kemudian dapat mengalami komplikasi yang
berujung pada sepsis hingga kematian.

• Intususepsi sering ditemukan pada anak dan agak jarang ditemukan pada usia muda hingga
dewasa. Pada anak intususepsi ini bersifat idiopatik.
Etiologi
• Idiopatik : Intususepsi idiopatik memiliki etiologi yang belum
jelas, telah diamati serangan rinitis atau infeksi saluran nafas
sering kali mendahului terjadinya intususepsi.

• Kausal : diverticulum Meckel, polip usus, leiomioma,


leiosarkoma, hemangioma, lymphoma dan duplikasi usus.
Epidemiologi
• Perkiraan insidensi akurat dari intususepsi tidak tersedia untuk sebagian besar negara
berkembang, demikian juga di banyak negara maju. Di Asia dalam hal ini Taiwan dan Cina,
dilaporkan insidens dari intususepsi adalah 0,77 per 1000 kelahiran hidup.

• Di India, angka kejadiannya dilaporkan berkisar 1,9-54,4 per tahun. Tidak ada data yang
menyebutkan tentang insidensi per kelahiran hidup. Di Malaysia lebih kurang 10,4 bayi dan
anak dirawat di RS Umum Kuala Lumpur karena intususepsi per tahun.

• Di Indonesia, angka kejadian intususepsi di RS wilayah pedesaan dan perkotaan didapatkan


angka yang berbeda, yaitu masing-masing 5,8 dan 17,2 per tahun. Irish (2011) menyebutkan
insiden intususepsi adalah 1,5-4 kasus per 1000 kelahiran hidup.

• Intususepsi umumnya ditemukan pada anak-anak di bawah 1 tahun dan frekuensinya


menurun dengan bertambahnya usia anak. Di Asia, insiden puncak antara usia 4-8 bulan.
Patogenesis
Faktor risiko
• Penyakit ini sering terjadi pada umur 2-12 bulan, dimana pada
saat itu terjadi perubahan diet makanan dari cair ke padat,
perubahan pemberian makanan ini dicurigai sebagai penyebab
terjadi intususepsi. Intususepsi kadang-kadang terjadi
setelah/selama enteritis akut,  dicurigai akibat peningkatan
peristaltik usus.
Macam macam invaginasi
Gejala klinis

• Nyeri perut

• Muntah

• BAB berledir dan berdarah (red currant jelly stool)

• Kembung dan perut membesar  jika terus menerus : gejala muntah, feses,
dengan demam tinggi, asidosis, dan terganggunya aliran pembuluh darah arteri
 nekrosis usus, gangren, perforasi, peritonitis umum, syok kematian.
(red currant jelly stool)
Criteria major dan minor intususepsi

The Brighton Collaboration Intussuseption Working Group


The Brighton Collaboration Intussuseption Working Group
Diagnosis

Laboratorium

• Sebagai besar proses dari progresivitas, akan didapatkan abnormalitas elektrolit


yang berhubungan dengan dehidrasi, anemia dan atau peningkatan jumlah leukosit
(leukositosis >10.000/mm3).
Pencitraan
Foto polos abdomen

• Didapatkan distribusi udara di dalam usus tidak merata, usus terdesak ke

kiri atas, bila telah lanjut terlihat tanda-tanda obstruksi usus dengan

gambaran air fluid level. Dapat terlihat free air bila terjadi perforasi.

Barium enema

• Dikerjakan untuk tujuan diagnosis dan terapi, untuk diagnosis

dikerjakan bila gejala-gejala klinik meragukan.  gambaran cupping,

coiled spring appearance.


UltrasonografiAbdomen

• Tampak konfigurasi usus berbentuk ‘target’ yang terdiri dari dua cincin

echogenisitas rendah yang dipisahkan oleh cincin hiperekoik, tidak ada

gerakan pada donat tersebut dan ketebalan tepi lebih dari 0,6 cm,

Ketebalan tepi luar lebih dari 1,6 cm menunjukkan perlunya intervensi

pembedahan. Pada tampilan logitudinal tampak pseudokidney sign yang

timbul sebagai tumpukan lapisan hipoekoik dan hiperekoik.

CT Scan

• gambaran klasik seperti pada USG yaitu target sign. Intususepsi temporer

dari usus halus dapat terlihat pada CT maupun USG  tidak signifikan
Diagnosis banding
• Gastroenteritis, bila diikuti dengan intususepsi dapat ditandai jika dijumpai

perubahan rasa sakit, muntah dan perdarahan.

• Divertikulum Meckel, dengan perdarahan, biasanya tidak ada rasa nyeri.

• Disentri amoeba, disini diare mengandung lendir dan darah, serta adanya

obstipasi, bila disentri berat disertai adanya nyeri di perut, tenesmus dan demam.

• Enterokolitis, tidak dijumpai adanya nyeri di perut yang hebat.

• Prolapsus recti atau Rectal prolaps, dimana biasanya terjadi berulang kali dan

pada colok dubur didapati hubungan antara mukosa dengan kulit perianal,

sedangkan pada intususepsi didapati adanya celah.


Tatalaksana non operatif

• Reposisi hidrostatik

• Reposisi pneumostatik
Tatalaksana operatif

• Jika reposisi konservatif tidak berhasil dilakukan, terpaksa diadakan reposisi


operatif, saat operasi dicoba dilakukan reposisi manual dengan mendorong
invaginatum ke arah sudut ileosekal, dorongan dilakukan dengan hati hati tanpa
tarikan dari bagian proksimal.
Komplikasi

• Dehidrasi dan aspirasi dari muntahan yang terjadi selama berlangsungnya gejala.

• Iskemia dan nekrosis usus dapat menyebabkan perforasi dan sepsis.

• Nekrosis yang signifikan pada usus dapat menyebabkan komplikasi yang


berhubungan dengan “short bowel syndrome”.
Prognosis

• Mortalitas secara signifikan lebih tinggi pada bayi yang ditangani 48 jam setelah
timbulnya gejala daripada bayi yang ditangani dalam waktu 24 jam setelah onset
pertama. Angka rekurensi dari intususepsi untuk reduksi nonoperatif dan operatif
masing-masing rata-rata 5% dan 1-4%.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai