RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERIODE 15 MEI-21 JULI 2023
Anatomi Definisi • Intususepsi adalah penyebab paling sering dari obstruksi usus pada bayi dan balita. Ini adalah invaginasi yang didapat dari usus proksimal (intususeptum) ke usus distal Epidemiologi • Intususepsi idiopatik dapat terjadi di semua usia • Kejadian intususepsi sebanyak 1-4 dari 2000 bayi dan anak-anak • 75% kasus terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan, 90% pada anak- anak dalam usia 3 tahun, > 40% pada anak usia 3-9 bulan • Sering terjadi pada bayi dengan gizi yang baik dan sehat • 2/3 lebih banyak terjadi pada bayi laki-laki • Insidensi tertinggi pada bayi usia 4-9 bulan Manifestasi klinis • Gejala yang timbul nyeri perut intermiten dan kram akibat dari feses dan massa yang teraba. • sakit pada perut menyebabkan kaku dan menarik kaki ke atas • BAB yang awalnya normal/sedikit bisa berhenti sumbatan distensi abdomen • Feses berdarah Patofisiologi • Setiap kejadian intususepsi memiliki patologi anatomi seperti berikut: • intususepsi berkembang dengan prograde usus peristaltik, usus invaginasi proksimal (intussusceptum) membawa mesenteriumnya ke usus penerima distal (intussuscipiens). Pembuluh mesenterika yang angulasi, diperas, dan terkompresi di antara lapisan intususeptum edema lokal yang intens pada intussusceptum kompresi vena, kongesti, dan stasis menyebabkan keluarnya lendir dan darah dari engorged intussusceptum, red currant jelly stool (BAB berdarah) Patogenesis Temuan klinis dan Pemeriksaan fisik • Intususepsi harus dicurigai dengan salah satu dari dua gejala klasik (nyeri perut atau muntah) atau dua gejala klasik, tanda-tanda (massa perut atau perdarahan dubur) • Diagnosis dapat ditegakan 24 jam setelah gejala • Bayi dengan Riwayat sakit perut dan kram harus dicurigai • Gejala klasik intususepsi pediatrik adalah nyeri perut yang parah, kolik, dan intermiten secara tiba-tiba, yang membuat bayi menarik kakinya. • Nyeri hanya beberapa menit bayi akan diam, pucat, berkeringat aktivitas normal • Muntah sering terjadi pada bayi muntah empedu bisa terjadi pada intususepsi tertunda Temuan klinis dan Pemeriksaan fisik • Massa abdomen berbentuk sosis melengkung di kuadran kanan atas bisa meluas ke kiri sepanjang usus besar • Saat palpasi, massa teraba sedikit lunak • Prolaps dari intussusceptum keluar rektum mungkin merupakan tanda serius dan dapat disalahartikan sebagai prolaps rektal • Perdarahan dubur merupakan tanda terakhir teksttur darah seperti lender dan seperti jeli kismis • Demam, takikardi, hipotensi sudah terjadi bakteremia dan perforasi usus Diagnosis • Laboratorium Tidak ada laboratorium khusus untuk membantu diagnosis intususepsi Pada keadaan usus iskemik leukositosis, asidosis, elektrolit memburuk Diagnosis • Radiografi perut 50% diagnosis intususepsi dapat dicurigai melalui radiografi perut rata dan tegak. Kelainan seperti massa perut, distribusi gas dan tinja abnormal, air- fluid level pada obstruksi usus dapat terlihat dengan pemeriksaan ini. Diagnosis • USG Evaluasi perut menngunakan USG dinilai kurang karena kurangnya radiasi dan kemampuan identifikasi lead point patologis. • Karakteristik yang ditemukan disebut lesi “target” atau “donat” rings of low and high echogenicity yang merepresentasikan gambaran dinding usus dan lemak mesenterika pada intususepsi bidang melintang • Pada potongan membujur akan terlihat gambaran “pseudokidney” CT dan MRI • Temuan CT yang khas adalah target sign atau doughnut sign • Radiografi atau pengobatan operatif harus didasarkan pada temuan klinis pada pasien simtomatik • Laparoskopi merupakan sarana yang baik untuk evaluasi pasien jika diperlukan intervensi pembedahan Tatalaksana Nonoperative Pengobatan Pada pasien stabil, intususepsi dapat diobati dengan steroid sebelum, Bersama, dan atau setelah upaya reduksi radiologi Reduksi Radiologi Hidrostatik atau enema pneumatic harus dicoba pada semua anak tanpa peritonitis. Kontraindikasi dilakukan reduksi radiologi jika menemukan bukti klinis dehidrasi, syok, peritonitis, atau gambaran peritonitis. • Pneumatic air enema • ujung enema dimasukan dalam rectum anak anak posisi tengkurap udara dengan cepat dipompa kedalam usus besar dengan pengamatan fluoroskopi setelah intususepsi ditemukan reduksi diikuti fluoroskopi • Udara seharusnya mengalir bebas dari seccum ke loop usus kecil distal • Menjaga tekanan udara dibawah 120 mmHg untuk menghindari resiko perforasi • Hydrostatic Barium Enema • Barium tidak lagi menjadi media kontras cair pilihan karena risiko barium peritonitis, infeksi, dan adhesi ketika perforasi terjadi selama enema. • Tipikal dari barium ini, bentuk bulat pada kolom barium tiba-tiba menjadi cekung dan membentuk meniskus di sekitar kepala intususepsi ketika intususepsi dipindahkan, meniskus akan mendatar • Intususepsi lebih longgar daripada intususcipiens barium merembes diantara keduanya adanya gambaran ”coiled spring” • Operative management • Laparoskopi Kontraindikasi dilakukan laparoskopi: - Hemodinamik tidak stabil - Peritonitis - Distensi usus parah penggunaan tiga rongga perut: satu di daerah pusar, dengan dua port lain di sepanjang sisi kiri perut Komplikasi • Perforasi usus, setelah dilakukan reduksi enema • Infeksi Prognosis • Kebanyakan intususepsi berulang dalam waktu 6 bulan dari episode awal • Intususepsi berulang dapat terjadi pada 20% kasus • Kekambuhan lebih kecil kemungkinan setelah reduksi atau reseksi Kesimpulan • Intususepsi merupakan penyebab umum nyeri perut dan obstruksi gastrointestinal pada anak dan bayi • Gejala klasik yang ditemukan adalah sakit perut, muntah, perdaragan dubur