Anda di halaman 1dari 38

Saluran Cerna

Bagian Bawah

Date: September 2, 2021


Kelompok 5

1. Anggi Ayu Emiliana (P1337431120013)


2. Karla Ardis Haryanto (P1337431120016)
3. Della Tifani Roviah (P1337431120022)
4. Diana Nuriyanti (P1337431120028)
5. Nabila Mutiara Puspitasari (P1337431120041)
6. Amelia Nur Rizki (P1337431120043)
7. Essa Bima Ardiansyah (P1337431120046)
8. Aulia Cahya Amartha (P1337431120047)
Perdarahan Saluran Cerna Bagian
Bawah

Penyakit yang menyebabkab


perdarahan pada SCBB

Apa yang akan


dibahas?
Diet Penyakit SCBB

01
APA ITU SCBB?
Saluran pencernaan bawah dimulai dari bagian tengah usus kecil,
memanjang ke seluruh usus besar hingga anus. Kondisi umum yang
terkait dengan saluran pencernaan bawah termasuk penyakit divertikula,
polip, sindrom iritasi usus besar (IBS), kanker atau penyakit Crohn.
Perdarahan saluran cerna bagian bawah (SCBB) adalah semua
perdarahan saluran cerna di bawah ligamentum Treitz, suatu otot polos
yang memanjang dari perbatasan duodenum-jejunum hingga diafragma
kiri.
Insiden perdarahan SCBB sekitar seperlima dari perdarahan saluran
cerna bagian atas (SCBA).
02
Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah

Gambaran Klinis
Maroon stool adalah darah yang berwarna merah hati
Hematoskezia adalah: darah segar yang keluar lewat (kadang bercampur dengan melena) yang biasanya
anus/rektum. Sumber perdarahan pada umumnya berasal dari berasal dari perdarahan di kolon bagian kanan (ileo-
anus, rektum, atau kolon bagian kiri , tetapi juga dapat berasal caecal) atau juga dapat dari SCBA/usus kecil bila
dari usus kecil atau saluran cerna bagian atas bila perdarahan waktu transit usus cepat.
tersebut berlangsung masif dan masa transit usus yang cepat.

Melena adalah buang air besar atau feses yang berwarna


hitam seperti kopi (bubuk kopi) atau seperti ter (aspal),
berbau busuk dan hal ini ini dapat terjadi. perubahan ini
dapat terjadi akibat kontak hemoglobin dengan asam
lambung atau akibat degradasi darah oleh bakteri
usus. 03
Penyebab
1. Lokasi lesi sumber perdarahan pada kasus dengan hematoskezia (sebagai tanda yang paling umum untuk
SCBB): 74% berada di kolon, 11% berasal dari SCBA, 9% usus kecil, dan 6% tidak diketahui sumbernya
2. Perdarahan akut dan hebat pada umumnya disebabkan oleh angiodisplasia dan divertikulosis.
3. Sedangkan yang kronik intermiten disebabkan oleh hemoroid dan keganasan kolon.
4. Etiologi perdarahan SCBB yang harus dipertimbangkan dan cukup sering dihadapi di Indonesia adalah
perdarahan di usus kecil pada demam tifoid.

Penatalaksanaan
Perdarahan SCBB tentunya akan bervariasi tergantung pada :
A. Penyebab atau lesi sumber perdarahan,
B. Dampak hemodinamik yang telah terjadi pada waktu masuk rumah sakit,
C. Pola perdarahan yang bersifat akut atau telah berlangsung lama/kronik.

04
Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Fisik
• Segera nilai tanda vital, terutama ada tidaknya renjatan atau hipotensi postural (Tilt test).
• Colok dubur untuk menilai sifat darah yang keluar dan ada tidaknya kelainan pada anus
(hemoroid interna, tumor rektum).
• Pemeriksaan fisis abdomen untuk menilai ada tidaknya rasa nyeri tekan (iskemia mesenterial),
rangsang peritoneal (divertikulitis), massa intraabdomen (tumor kolon, amuboma, penyakit
Crohn).
• Pemeriksaan sistemik lainnya: adanya artritis (inflammatory bowel disease), demam (kolitis
infeksi), gizi buruk (kanker), penyakit jantung koroner (kolitis iskemia).

05
06
2. Pemeriksaan Laboratorium
• Segera harus dinilai adalah kadar hemoglobin, hematokrit, trombosit, dan kalau sarana lengkap waktu
protrombin.
• Laboratorium lain sesuai indikasi. Penilaian hasil laboratorium harus disesuaikan dengan keadaan klinis
yang ada.
• Penilaian kadar hemoglobin dan hematokrit, misalnya pada perdarahan akut dan masif, akan berdampak
pada kebijakan pilihan jenis darah yang akan diberikan pada proses resusitasi.

3. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan ini sangat tergantung pada keadaan klinis pasien waktu masuk rumah sakit,
penyebab atau lesi sumber perdarahan, perjalanan penyakit pasien
• Secara teori, modalitas sarana pemeriksaan anoskopi, sigmoidoskopi, kolonoskopi,
enteroskopi, barium enema (colon in loop),
• Pemeriksaan penunjang ini akan berbeda pelaksanaannya dan akan berbeda hasil yang
diharapkan dicapai bila menghadapi kasus akut/emergensi atau kasus kronik/elektif.
Terapi pada keadaan akut :
a.Resusitasi : plasma ekspander, whole blood, PRC, pasang NGT
b.Medikamentosa : vasopresin, somatostatin, dan okreotid
c.Endoskopi terapeutik : kauterisasi, polipektomi
d.Radiologi Interkonvensional : injeksi intraarterial vasopressin
Surgical bedah

07
Penyakit yang Menyababkan
Perdarahan Saluran Cerna
Bawah

08
Divertikular

Penyakit diverticular adalah peradangan atau infeksi yang


terjadi pada divertikula, yaitu kantug-kantung yang terbentuk
di sepanjang saluran percernaan, terutama di usus besar
(kolon). Divertikula bukanlah jaringan organ yang sudah ada dari
lahir. Divertikula umumnya terbentuk pada orang berusia 40 tahun
ke atas karena dinding ususnya sudah melemah, serta pada orang-
orang yang jarang mengonsumsi makanan berserat, seperti sayur
dan buah.

09
10

ETIOLOGI

Terjadinya divertikula dikaitkan dengan diet yang rendah serat dan tinggi
lemak, tekanan intraluminal yang tinggi, serta tekanan yang tinggi dari
dinding saluran cerna.
11

PATOGENESIS

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, terjadi 2 macam divertiluka, yaitu yang true dan yang false
(pseudodivertikula). Pada kolon lebih sering terjadi pseudodivertikula. Tempat paling sering untuk
terjadinya divertikula adalah di colon sigmiod, karena pada lokasi ini terdapat tekanan yang cukup
tinggi jika dibandingkan dengan lokasi yang lainnya
12

Tanda dan
Gejala • Nyeri pada perut, yang bertambah parah sesaat setelah makan atau ketika
bergerak
• Sembelit, diare, atau keduanya
• Perut kembung atau perut terasa dipenuhi gas
• Tinja mengandung darah
Jika divertikula sudah mengalami peradangan atau infeksi, penderita dapat
mengalami gejala divertikulitis, seperti:
• Demam
• Nyeri perut yang semakin parah dan berkelanjutan
• Mual dan muntah
• Tinja mengandung darah dan lendir
• Perdarahan pada dubur
13

DIAGNOSIS PENYAKIT
• Anamnesis → Nyeri abdomen pada left lower quadrant, demam, mual, muntah, konstipasi.
• Pemeriksaan Fisik → Pada kasus yang ringan terdapat nyeri tekan pada left lower quadrant.
Kemudian pada kasus yang berat dapat dijumpai adanya tanda-tanda peritonitis ataupun syok
septik
• Pemeriksaan Penunjang → Untuk pasien dengan perdarahan yang ringan-sedang, dapat
dilakukan colonoscopy untuk menentukan lokasi perdarahan diverticula. Untuk perdarahan yang
berat dengan pasien yang stabil dapat dilakukan angiografi.
PENATALAKSANAAN
PENYAKIT
• Mengubah gaya hidup pasien, membiasakan diet tinggi serat dan menghindari diet kacang-kacangan
ataupun popcorn karena dikhawatirkan dapat menyebabkan obstruksi pada daerah divertikula.
• Diberikan antibiotik dan mengistirahatkan bowel. Antibiotik yang dapat diberikan adalah
trimethoprim/sulfamethoxazole atau ciprofloxacin dan metronidazole yang mentargetkan bakteri batang
gram negatif dan bakteri anaerob.

• Pemberian ampicillin jika regimen sebelumnya tidak menunjukkan efek.

14
15

POLIP
Polip usus adalah benjolan kecil
yang tumbuh pada bagian
dalam usus besar (kolon).
Kebanyakan polip usus tidak
berbahaya, namun beberapa
jenis polip usus
dapat berkembang menjadi
kanker usus besar.
16

ETIOLOGI
Berasal dari epitel mukosa dan merupakan neoplasma jinak terbanyak di
kolon dan rectum. Polip dapat dibagi menjadi 3 jenis

Polip Juvenile Polip Hyperplastic Polip Adenomatosa


17

Tanda dan
Gejala
▪ Perubahan frekuensi buang air besar
▪ Perubahan warna feses
▪ Nyeri perut
▪ Anemia akibat kekurangan zat besi
18

DIAGNOSIS PENYAKIT
• Anamnesis
• Colok dubur
• Dapat dilakukan
sigmoidoskopi/kolonoskopi
PENATALAKSANAAN
PENYAKIT
• Dapat dilakukan kolonoskopi + pembuangan massa
polip jika gagal dapat dilakukan laparatomi
• Reseksi bedah.

19
SINDROM IRITASI USUS BESAR 20

(IRRITABLE BOWL SYNDROME – IBS)

Sindrom iritasi usus besar (IBS)


adalah gangguan kronis yang
memengaruhi kolon (usus besar).
Ini memengaruhi fungsi normal
kolon, dan menyebabkan
ketidaknyamanan serta rasa nyeri,
perubahan kebiasaan buang air
besar (sembelit atau diare), gas,
dan kembung.
21

ETIOLOGI
Belum diketahui dengan pasti penyebab dari radang kolon
ini.

Faktor Psikis Infeksi Faktor Imunologi


22

PATOGENESIS

Proses radang mulai di rektum sebagai radang yang


difus, naik ke bagian proksimal dan seluruh kolon dapat
terkena. Ada infiltrasi sel-sel polimorf, sel plasma dan
eosinofil ke lamina propria, ada edema dan pelebaran
vaskuler, kelenjar-kelanjar ikut meradang dan terjadi
abses-abses di kripta-kripta Lieberkuhn.
23

Tanda dan
Gejala • Perubahan pada feses Anda (butir kecil keras atau feses
lembek)
• Perubahan kebiasaan buang air besar Anda (diare atau
sembelit)
• Perasaan bahwa usus Anda tidak kosong sepenuhnya
• Adanya lendir di feses
• Gas berlebih dan kembung
• Mengalami nyeri atau kram di perut
DIAGNOSIS PENYAKIT
• Pemeriksaan radiologis
• Sigmoido-kolonoskopi

24
25

PENATALAKSANAAN
PENYAKIT
• Diit
Makanan sebaiknya mengandung banyak serat, akan tetapi tidak
pedas atau banyak mengandung lemak.
• Obat-obat
Obat antibiotik hanya diperlukan jika ada infeksi sekunder dengan
kuman-kuman.
26

PENYAKIT CROHN

Penyakit Crohn adalah penyakit radang kronis


(jangka panjang) yang terutama menyerang usus
kecil dan besar. Orang dengan riwayat keluarga atau
gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus
besar mungkin lebih rentan terhadap kondisi
tersebut.
ETIOLOGI
Terdapat faktor-faktor auto-imun. Mungkin juga disebabkan oleh suatu
RNA Virus kecil, tetapi belum ada kepastian. Tidak jelas apakah faktor
genetik mempunyai peranan.

27
PATOGENESIS
Yang paling sering terkena ialah bagian ileum terminalis dan caecum. Biasanya
yang terkena pada beberapa segmen-segmen yang terpisah-pisah (skip lesions).
Bagian-bagian diantaranya yang terkena penyakit, secara makroskopis
kelihatan normal, akan tetapi secara histologi dan biokemis kelainan-kelainan
terdapat di seluruh usus.

28
Tanda dan
Gejala Gejala umum penyakit Crohn meliputi:
• Penurunan berat badan

• Nyeri perut
• Diare

• Kram

29
30

DIAGNOSIS PENYAKIT
• Pemeriksaan jasmani dan anamnesa perlu dilakukan dengan
teliti. Pemeriksaan laboratorium rutin perlu.
• LED dan C-reactive protein biasanya meninggi dan kadar albumin dan kalium
dalam darah rendah.
• Tinja harus diperiksa untuk mengetahui adanya darah atau penyebab lain dari
radang usus.
• Pemeriksaan radiologis jangan hanya terbatas pada kolon saja bila kemungkinan
penyakit Crohn ada.
31

PENATALAKSANAAN
PENYAKIT
• Diit
makanan sebaiknya lunak, tidak merangsang, rendah lemak dan tinggi serat. Dahulu dianjurkan rendah serat,
akan tetapi kemudian ternyata bahwa tinggi serat lebih baik. Rendah serat hanya diberikan bila ada steatorea
atau ada striktura

• Obat-obat
Kortikosteroid baik pada penyakit yang aktif. Dosis sama dengan colitis ulserosa.
32

Diet Penyakit Saluran Cerna


Bagian Bawah
33

• Penyakit Usus Inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan usus
besar dengan gejala diare, disertai darah, lender, nyeri abdomen, berat badan
berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatorea
(adanya lemak dalam feses).
• Penyakit ini dapat berupa Kolitis Ulseratif dan Chron’s Disease.
• Sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan Makanan Cair, Lunak, Biasa,
atau Diet Rendah Sisa Rendah dengan modifikasi Rendah Laktosa atau
menggunakan lemak trigliserida rantai sedang.
Tujuan Diet

• Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.


• Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.
• Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut.
• Mengistirahatkan usus pada masa akut.

34
Syarat diet usus inflamatorik 35

1. Pada fase akut dipuasakan dan diberi makanan secara parenteral saja
2. Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap,mulai dari bentuk cair (per oral
maupun enteral), kemudian meningkat menjadi diet sisa rendah dan serat rendah.

3. Bila gejala hilang dapat diberikan makanan biasa.

4. Kebutuhan gizinya yaitu energi dan protein tinggi, kemudian suplemen vitamin dan mineral
seperti folat, vitamin B12, zat besi, dang seng

5. Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dan mengandung asam lemak rantai sedang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai