Bagian Bawah
01
APA ITU SCBB?
Saluran pencernaan bawah dimulai dari bagian tengah usus kecil,
memanjang ke seluruh usus besar hingga anus. Kondisi umum yang
terkait dengan saluran pencernaan bawah termasuk penyakit divertikula,
polip, sindrom iritasi usus besar (IBS), kanker atau penyakit Crohn.
Perdarahan saluran cerna bagian bawah (SCBB) adalah semua
perdarahan saluran cerna di bawah ligamentum Treitz, suatu otot polos
yang memanjang dari perbatasan duodenum-jejunum hingga diafragma
kiri.
Insiden perdarahan SCBB sekitar seperlima dari perdarahan saluran
cerna bagian atas (SCBA).
02
Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah
Gambaran Klinis
Maroon stool adalah darah yang berwarna merah hati
Hematoskezia adalah: darah segar yang keluar lewat (kadang bercampur dengan melena) yang biasanya
anus/rektum. Sumber perdarahan pada umumnya berasal dari berasal dari perdarahan di kolon bagian kanan (ileo-
anus, rektum, atau kolon bagian kiri , tetapi juga dapat berasal caecal) atau juga dapat dari SCBA/usus kecil bila
dari usus kecil atau saluran cerna bagian atas bila perdarahan waktu transit usus cepat.
tersebut berlangsung masif dan masa transit usus yang cepat.
Penatalaksanaan
Perdarahan SCBB tentunya akan bervariasi tergantung pada :
A. Penyebab atau lesi sumber perdarahan,
B. Dampak hemodinamik yang telah terjadi pada waktu masuk rumah sakit,
C. Pola perdarahan yang bersifat akut atau telah berlangsung lama/kronik.
04
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik
• Segera nilai tanda vital, terutama ada tidaknya renjatan atau hipotensi postural (Tilt test).
• Colok dubur untuk menilai sifat darah yang keluar dan ada tidaknya kelainan pada anus
(hemoroid interna, tumor rektum).
• Pemeriksaan fisis abdomen untuk menilai ada tidaknya rasa nyeri tekan (iskemia mesenterial),
rangsang peritoneal (divertikulitis), massa intraabdomen (tumor kolon, amuboma, penyakit
Crohn).
• Pemeriksaan sistemik lainnya: adanya artritis (inflammatory bowel disease), demam (kolitis
infeksi), gizi buruk (kanker), penyakit jantung koroner (kolitis iskemia).
05
06
2. Pemeriksaan Laboratorium
• Segera harus dinilai adalah kadar hemoglobin, hematokrit, trombosit, dan kalau sarana lengkap waktu
protrombin.
• Laboratorium lain sesuai indikasi. Penilaian hasil laboratorium harus disesuaikan dengan keadaan klinis
yang ada.
• Penilaian kadar hemoglobin dan hematokrit, misalnya pada perdarahan akut dan masif, akan berdampak
pada kebijakan pilihan jenis darah yang akan diberikan pada proses resusitasi.
3. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan ini sangat tergantung pada keadaan klinis pasien waktu masuk rumah sakit,
penyebab atau lesi sumber perdarahan, perjalanan penyakit pasien
• Secara teori, modalitas sarana pemeriksaan anoskopi, sigmoidoskopi, kolonoskopi,
enteroskopi, barium enema (colon in loop),
• Pemeriksaan penunjang ini akan berbeda pelaksanaannya dan akan berbeda hasil yang
diharapkan dicapai bila menghadapi kasus akut/emergensi atau kasus kronik/elektif.
Terapi pada keadaan akut :
a.Resusitasi : plasma ekspander, whole blood, PRC, pasang NGT
b.Medikamentosa : vasopresin, somatostatin, dan okreotid
c.Endoskopi terapeutik : kauterisasi, polipektomi
d.Radiologi Interkonvensional : injeksi intraarterial vasopressin
Surgical bedah
07
Penyakit yang Menyababkan
Perdarahan Saluran Cerna
Bawah
08
Divertikular
09
10
ETIOLOGI
Terjadinya divertikula dikaitkan dengan diet yang rendah serat dan tinggi
lemak, tekanan intraluminal yang tinggi, serta tekanan yang tinggi dari
dinding saluran cerna.
11
PATOGENESIS
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, terjadi 2 macam divertiluka, yaitu yang true dan yang false
(pseudodivertikula). Pada kolon lebih sering terjadi pseudodivertikula. Tempat paling sering untuk
terjadinya divertikula adalah di colon sigmiod, karena pada lokasi ini terdapat tekanan yang cukup
tinggi jika dibandingkan dengan lokasi yang lainnya
12
Tanda dan
Gejala • Nyeri pada perut, yang bertambah parah sesaat setelah makan atau ketika
bergerak
• Sembelit, diare, atau keduanya
• Perut kembung atau perut terasa dipenuhi gas
• Tinja mengandung darah
Jika divertikula sudah mengalami peradangan atau infeksi, penderita dapat
mengalami gejala divertikulitis, seperti:
• Demam
• Nyeri perut yang semakin parah dan berkelanjutan
• Mual dan muntah
• Tinja mengandung darah dan lendir
• Perdarahan pada dubur
13
DIAGNOSIS PENYAKIT
• Anamnesis → Nyeri abdomen pada left lower quadrant, demam, mual, muntah, konstipasi.
• Pemeriksaan Fisik → Pada kasus yang ringan terdapat nyeri tekan pada left lower quadrant.
Kemudian pada kasus yang berat dapat dijumpai adanya tanda-tanda peritonitis ataupun syok
septik
• Pemeriksaan Penunjang → Untuk pasien dengan perdarahan yang ringan-sedang, dapat
dilakukan colonoscopy untuk menentukan lokasi perdarahan diverticula. Untuk perdarahan yang
berat dengan pasien yang stabil dapat dilakukan angiografi.
PENATALAKSANAAN
PENYAKIT
• Mengubah gaya hidup pasien, membiasakan diet tinggi serat dan menghindari diet kacang-kacangan
ataupun popcorn karena dikhawatirkan dapat menyebabkan obstruksi pada daerah divertikula.
• Diberikan antibiotik dan mengistirahatkan bowel. Antibiotik yang dapat diberikan adalah
trimethoprim/sulfamethoxazole atau ciprofloxacin dan metronidazole yang mentargetkan bakteri batang
gram negatif dan bakteri anaerob.
14
15
POLIP
Polip usus adalah benjolan kecil
yang tumbuh pada bagian
dalam usus besar (kolon).
Kebanyakan polip usus tidak
berbahaya, namun beberapa
jenis polip usus
dapat berkembang menjadi
kanker usus besar.
16
ETIOLOGI
Berasal dari epitel mukosa dan merupakan neoplasma jinak terbanyak di
kolon dan rectum. Polip dapat dibagi menjadi 3 jenis
Tanda dan
Gejala
▪ Perubahan frekuensi buang air besar
▪ Perubahan warna feses
▪ Nyeri perut
▪ Anemia akibat kekurangan zat besi
18
DIAGNOSIS PENYAKIT
• Anamnesis
• Colok dubur
• Dapat dilakukan
sigmoidoskopi/kolonoskopi
PENATALAKSANAAN
PENYAKIT
• Dapat dilakukan kolonoskopi + pembuangan massa
polip jika gagal dapat dilakukan laparatomi
• Reseksi bedah.
19
SINDROM IRITASI USUS BESAR 20
ETIOLOGI
Belum diketahui dengan pasti penyebab dari radang kolon
ini.
PATOGENESIS
Tanda dan
Gejala • Perubahan pada feses Anda (butir kecil keras atau feses
lembek)
• Perubahan kebiasaan buang air besar Anda (diare atau
sembelit)
• Perasaan bahwa usus Anda tidak kosong sepenuhnya
• Adanya lendir di feses
• Gas berlebih dan kembung
• Mengalami nyeri atau kram di perut
DIAGNOSIS PENYAKIT
• Pemeriksaan radiologis
• Sigmoido-kolonoskopi
24
25
PENATALAKSANAAN
PENYAKIT
• Diit
Makanan sebaiknya mengandung banyak serat, akan tetapi tidak
pedas atau banyak mengandung lemak.
• Obat-obat
Obat antibiotik hanya diperlukan jika ada infeksi sekunder dengan
kuman-kuman.
26
PENYAKIT CROHN
27
PATOGENESIS
Yang paling sering terkena ialah bagian ileum terminalis dan caecum. Biasanya
yang terkena pada beberapa segmen-segmen yang terpisah-pisah (skip lesions).
Bagian-bagian diantaranya yang terkena penyakit, secara makroskopis
kelihatan normal, akan tetapi secara histologi dan biokemis kelainan-kelainan
terdapat di seluruh usus.
28
Tanda dan
Gejala Gejala umum penyakit Crohn meliputi:
• Penurunan berat badan
• Nyeri perut
• Diare
• Kram
29
30
DIAGNOSIS PENYAKIT
• Pemeriksaan jasmani dan anamnesa perlu dilakukan dengan
teliti. Pemeriksaan laboratorium rutin perlu.
• LED dan C-reactive protein biasanya meninggi dan kadar albumin dan kalium
dalam darah rendah.
• Tinja harus diperiksa untuk mengetahui adanya darah atau penyebab lain dari
radang usus.
• Pemeriksaan radiologis jangan hanya terbatas pada kolon saja bila kemungkinan
penyakit Crohn ada.
31
PENATALAKSANAAN
PENYAKIT
• Diit
makanan sebaiknya lunak, tidak merangsang, rendah lemak dan tinggi serat. Dahulu dianjurkan rendah serat,
akan tetapi kemudian ternyata bahwa tinggi serat lebih baik. Rendah serat hanya diberikan bila ada steatorea
atau ada striktura
• Obat-obat
Kortikosteroid baik pada penyakit yang aktif. Dosis sama dengan colitis ulserosa.
32
• Penyakit Usus Inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan usus
besar dengan gejala diare, disertai darah, lender, nyeri abdomen, berat badan
berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatorea
(adanya lemak dalam feses).
• Penyakit ini dapat berupa Kolitis Ulseratif dan Chron’s Disease.
• Sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan Makanan Cair, Lunak, Biasa,
atau Diet Rendah Sisa Rendah dengan modifikasi Rendah Laktosa atau
menggunakan lemak trigliserida rantai sedang.
Tujuan Diet
34
Syarat diet usus inflamatorik 35
1. Pada fase akut dipuasakan dan diberi makanan secara parenteral saja
2. Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap,mulai dari bentuk cair (per oral
maupun enteral), kemudian meningkat menjadi diet sisa rendah dan serat rendah.
4. Kebutuhan gizinya yaitu energi dan protein tinggi, kemudian suplemen vitamin dan mineral
seperti folat, vitamin B12, zat besi, dang seng
5. Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dan mengandung asam lemak rantai sedang
TERIMA KASIH